, Bangkalan - Jika sebuah nama adalah doa, Bahri Asyik termasuk orang yang menjalani hidup sesuai makna dalam namanya.
Meski untuk makan hari ini harus dicari hari ini, pria 45 tahun ini menjalani semua itu dengan asyik. Dan agar tetap asyik di saat sulit, kata Bahri, kuncinya ada dalam hati. Hati yang ringan katanya, memudahkan siapa pun menemukan kejenakaan dalam setiap kesulitan.
Menjadi pengangguran dengan 7 orang anak, memaksa Bahri menjadi sosok ayah yang panjang akal.
Advertisement
Baca Juga
Pernah suatu kali, anak bungsunya merengek minta jajan, sementara tak sereceh pun uang di sakunya. Ia robek secarik kertas dan menuliskan sesuatu.
"Ini bawa ke warung, pasti kamu dapat jajan" kata Bahri.
"Mana bisa, kertas jadi jajan," jawab si anak tak percaya.
"Percayalah sama bapak, sana ke warung,"
Berbekal kertas itu, si anak bergegas ke warung dekat rumah. Sejurus kemudian dia pulang dengan senyum mengembang, tentu dengan aneka jajan di genggaman. "Bapak hebat," kata si anak.
Rupanya di kertas itu, Bahri menuliskan kalimat ini ke pemilik warung. "Tolong berikan dulu anak saya jajan, saya belum punya uang, kasihan dia".
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Hidup Jenaka
Di Pakong, sebuah desa tandus padat penduduk di Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, tempat kini Bahri tinggal. Pria 42 tahun ini amat populer hingga ke desa tetangga.
Ketika namanya disebutkan, yang meluncur dari mulut orang-orang yang kenal adalah kisah sesosok pria dengan hati yang lempeng dan jalan hidupnya yang jenaka.
Ahmat misalnya bercerita, Bahri pernah jadi bahan tertawaan warga sekampung karena berjalan di tempat umum hanya mengenakan kolor di siang bolong. Rupanya, semua pakaian yang dipakai, mulai dari kopiah, baju dan sarung sold out alias laku terjual hari itu.
"Anda pasti tak akan mampu melakukan apa yang dilakukan Bahri," kata teman Bahri itu. Ketika diingatkan lagi insiden itu Bahri hanya cekikikan tiada henti.
Bahri mengibaratkan badannya seumpama sebuah manekin berjalan. Maka pakaian yang ia pakai adalah pajangan. Bila ada yang tertarik dan cocok harga Bahri tak akan berfikir dua kali untuk melegonya.
"Saya kalau ingin jual barang, harus saya pakai. Kalau gak dipakai, susah laku," katanya.
Semenjak insiden kolor itu, Bahri selalu mengenakan baju berlapis saat ke luar rumah. Agar kalau ada yang laku, masih ada pakaian untuk menutupi badannya. "Agar istri dan anak-anak saya gak malu," tuturnya.
Advertisement
Berdamai dengan Takdir
Dalam lubuk hatinya, Bahri ingin bekerja seperti orang kebanyakan. Aneka usaha sudah ia coba namun gagal semua. Maka dia memilih berdamai dengan takdir, mungkin profesi marketing yang out of the box itu sudah menjadi suratan hidupnya.
Bahri tak butuh modal. Stok dagangan ia dapat lewat hibah. Rupanya, teman-teman sepesantren Bahri, banyak yang sukses. Ada yang berbisnis, jadi politisi sebagian jadi pejabat pemda. Dari merekalah Bahri mendapat baju, sarung, sandal hingga jam tangan second berkualitas sehingga masih laik pakai dan berharga mahal.
Dan para temannya pun mafhum belaka, semua pemberian itu suatu saat pasti akan dijual oleh Bahri demi membiayai sekolah ke 7 anaknya, dan juga agar tungku dapurnya tetap ngebul.
"Banyak juga, orang meminta barangnya saya yang jualkan karena dijual sendiri tak laku," ungkap Bahri.
Dan agaknya, para pelanggan mau membeli barang yang ditawarkan Bahri, kebanyakan bukan karena butuh melainkan karena iba dengan kondisi ekonomi keluarga Bahri.
Konon, Kepala Desa Pakong sampai menjadi kolektor jam tangan dengan jumlah 25 buah dan semuanya dibelinya dari Bahri.
"Di rumah, tiba-tiba ada sound aktif. rupanya itu punya Bahri, ditawarkan ke ibu saya. Sama ibu dibeli walau tak butuh. Kasihan lihat Bahri katanya," tutur Zuhud, karib Bahri.
Pandai Membaca Peluang
Di luar hidupnya yang serba bondo nekat itu, Bahri memang seorang yang pandai membaca peluang. Pertemuan saya dengan Bahri adalah sebuah ketidaksengajaan.
Kebetulan Saya ke Desa Pakong untuk ziarah ke makam seorang ulama Bujuk Mukiman, salah satu penyebar Islam di sana dan masih keturunan Sunan Cendana Kwanyar.
Di sebuah bengkel, di seberang makam. Teman yang mengantar saya, menyapa seseorang di bengkel itu. Dialah Bahri. Yang kemudian menawarkan diri mengantar ke pusara Bujuk Mukiman.
Selesai berdoa, kami Mengobrol sejenak. Saya kagum padanya karena tahu seluk beluk Kiai Mukiman. Katanya, dia tahu karena punya buku sejarah para bujuk di Madura. Dan sudah hatam membacanya. Kalimat berikut ini yang tak saya duga sama sekali: “kalau sampean mau, saya jual bukunya, cuma 25 ribu.”
"Sebenarnya harga aslinya 40 ribu, tapi karena ada bekas terbakar obat nyamuk, 25 ribu saja," ujar Bahri.
"Kalau mau, saya ambil di rumah," kata saya sambil mengangguk.
Tak lama berselang dia sudah nongol di bengkel tadi dan jual beli terjadi. Ketika saya membuka sampul, di halaman pertama buku tertulis nama “Alwi Bahri”. Kata Bahri itu adalah nama anaknya, itu juga berarti, buku itu milik anaknya.
"Gak apa-apa, dia sudah mengerti, kalau buku tak ada di rumah, pasti dijual. Toh untuk bayar sekolahnya juga," jawab Bahri.
Advertisement
Sejuta Akal
Punya 7 orang anak - tiga di pesantren dan sisanya masih SD- tahun ajaran baru adalah 'neraka' bagi Bahri bila tak punya uang. Tapi ia tak pernah mau mengeluh di depan mereka.
Pernah suatu kali, saat tiba waktu anak-anaknya kembali ke pesantren dan tak punya uang. Bahri tetap berangkat. Di tengah jalan munculah ide, dia bawa anaknya pamit door to door ke semua warga di desa Pakong dan Alaskokon.
Tiap rumah yang diketuk memberi 10 atau 20 ribu sebagai sangu, setelah dihitung terkumpul total uang Rp3 juta, jumlah yang cukup untuk biaya ketiga anaknya balik ke pesantren.
"Karena semua orang dipamiti, berangkat jam 6 pagi, sampai ke pondok baru jam 6 sore," katanya sambil tertawa.
Untuk kebutuhan SPP bulanan, Bahri tak kehabisan akal bila sedang tak punya uang. Sebelum ke pesantren menjenguk anaknya, ia akan mampir ke rumah teman-teman sekolahnya yang kini jadi pejabat dan politisi itu.
Bila Bahri sudah muncul di pintu, mereka sudah tahu, dia sedang butuh biaya untuk anaknya dan hampir pasti selalu dibantu. "Paling mereka bilang, jangan sering-sering," katanya sambil tertawa bahagia.
Dan ketabahan Bahri itu berbuah. Anak-anaknya mayoritas punya suara merdu dan pandai qiroat. Di bulan-bulan tertentu dalam penanggalan hijriyah, undangan untuk mereka full. Dan saat momen itu tiba, Bahri pun alih profesi menjadi manager bagi anak-anaknya. Seorang diantaranya bahkan pernah juara MTQ tingkat provinsi.
"Kalau ada yang ngundang dan kebetulan kepepet uang. Honornya kadang saya minta duluan, padahal undangannya masih dua bulan lagi," kenang Bahri sambil tertawa dan terdengar geli sekali.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Terkini Lainnya
Titik Rahma, Barista Perempuan Asal Madura dan Cerita di Balik Secangkir Kopi
Cerita Bandit-Bandit Apes di Tangan Perempuan
Cerita Pencuri Baik Hati di Madura, Galau Lalu Menyerahkan Diri ke Polisi
Hidup Jenaka
Berdamai dengan Takdir
Pandai Membaca Peluang
Sejuta Akal
kisah bahri asyik
Hidup Santai
Bercanda
Bahri Asyik
Copa America 2024
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Hasil Copa America 2024: Uruguay Singkirkan Amerika Serikat, Panama Melenggang ke Perempat Final
Bermain Imbang Lawan Meksiko, Ekuador Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
Timnas Indonesia U-16
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia: Penghiburan Medali Perunggu
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Link Siaran Langsung Vietnam vs Indonesia di Vidio: Perebutan Peringkat 3 AFF U-16 2024
Ini Penyebab Kekalahan Lawan Australia Menurut Pelatih
Timnas Indonesia Gagal Pertahankan Gelar Piala AFF U-16, Nova Arianto Tetap Beri Apresiasi
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Dapat Kartu Merah dan Kebobolan 5 Gol, Garuda Nusantara Gagal ke Final
Judi Online
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Menko PMK Pastikan Pelaku Judi Online Dihukum Berat dan Tak Dapat Bansos
Puan Minta MKD Buka Daftar Anggota DPR yang Diduga Terlibat Judi Online
Dewan Pers Minta Kapolri-Kapolda Usut Kebakaran Rumah Wartawan di Karo
Pilkada 2024
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
Survei: Elektabilitas Helldy Agustian Tertinggi di Pilwalkot Cilegon
KPU RI Resmi Terbitkan Peraturan Anyar soal Batasan Usia Kepala Daerah, Ini Isinya
Puan Sebut PDIP Pertimbangkan Kaesang Maju Pilkada Jateng
Hasto PDIP: Coklit Ini Penting Dalam Menjamin Hak Konstitusional Warga
TOPIK POPULER
Populer
Bergelar Doktor di Usia 24 Tahun, Dr Maya Nabila Bagi Tips Sukses Menempuh Studi
Pingwen Handcraft, Kisah Sukses Usaha Rajut Ramah Lingkungan
BPS Catat Ada 3,85 Juta Penduduk Miskin di Jabar
6 Rekomendasi Kafe Dekat Kampus UNISBA Bandung
Ketika ODGJ Larikan Mobil Keluarga di Pekanbaru, Begini Jadinya
Marah Tak Disiapkan Makan Siang, Pria di NTT Tega Bunuh Istrinya
Warung Dekat Markas Polisi di Bone Bolango Bebas Jualan Miras, Ada Beking Oknum?
Peta Politik Pilgub Banten 2024, Airin-Andra Semakin Seru
Dico Ganinduto Jadi Top of Mind Versi LSI
Euro 2024
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
Bungkam Rumania 0-3, Belanda Raih Tiket Perempat Final Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Waspada Belanda, Turki Bikin Pelatih Austria Ralf Rangnick Menyesal Tak Bisa Lanjut di Euro 2024
Euro 2024: Sukses Hancurkan Rumania 3-0, Ronald Koeman Masih Punya Satu Penyesalan soal Permainan Belanda
Berita Terkini
Lawan Merek China, Ford Siapkan Mobil Listrik Rp 400 Jutaan
Harga Minyak Mentah Lengser dari Puncak Meski Perang Israel dan Hizbullah Memanas
4 Zodiak yang Suka Ragu dengan Hubungan Cintanya
Hizbullah: Kami Akan Berhenti Menyerang Israel Bila Gencatan Senjata Tercapai di Gaza
Jakarta Urutan Ketiga Destinasi Paling Bikin Stres di Dunia, Sandiaga Uno: Jangan Baper
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia: Penghiburan Medali Perunggu
IHSG Berpeluang Rawan Koreksi, Cermati Rekomendasi Saham Hari Ini 3 Juli 2024
Simak, Tips Agar Cat Rumah Tidak Cepat Pudar
Cara Menghitung Zakat Mal Menurut Islam, Simak Pula Syarat dan Ketentuannya
Aditya Zoni Akan Perjuangkan Hak Asuh Anak dalam Sidang Cerai dengan Yasmine Ow
Akun Facebook Saya Diretas, Ini Cara Memulihkan Akun yang Dihack
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
PKB Sebut PDIP Oke dengan Anies di Pilgub Jakarta, Tapi Masih Pertimbangkan Cawagub
Sarana Menara Nusantara Rampungkan Akuisisi 90 % Saham IBST
10 Smartphone Paling Ngebut di Bulan Juni 2024, Apa Saja?