, Samarinda - Puning (30) terlihat semringah. Tawanya lepas, tampak begitu bahagia saat diajak membahas soal tanah.
Ini memang topik obrolan warung kopi yang paling hangat di sekitar perbatasan Kecamatan Sepaku di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, di Kalimantan Timur saat ini.
Tanpa harus ditanya lebih lanjut, perempuan asal Makassar ini lancar menceritakan bagaimana akhirnya dua hari lalu ia dan suaminya ikut-ikutan membeli sebidang tanah di Desa Semoi Empat, Kecamatan Sepaku.
Advertisement
"Di Semoi Empat itu na, biar ja masih hutan, diamkan ja. Sehektare dulu ditawarkan Rp17 juta bapaknya endak mau beli, buat apa, masih hutan. Kemarin kita beli itu Rp30 juta sudah," kata Puning menceritakan kejadian beberapa hari sebelumnya saat ia dan suaminya membeli tanah di Desa Semoi Empat, Kecamatan Sepaku.
Pemilik warung kopi di ruas jalan Samboja-Sepaku yang tidak jauh dengan Kawasan Konservasi Satwa di Taman Hutan Raya Bukit Soeharto masuk di Kabupaten Kutai Kartanegara ini semakin lancar bercerita manakala Budiono (30) dan rekan-rekannya dari Desa Karang Jinawi, Kecamatan Sepaku tiba di sana.
Baca Juga
"Habis sudah tanah-tanah bersertifikat tuh, sold out, cuma beberapa hari ja," ujar Puning yang disambut gelak tawa Budiono dan rekan-rekannya.
Budiono lantas ikut menimpali perbincangan Puning dengan ANTARA yang membahas soal kehadiran “pemburu-pemburu” tanah di sekitar Desa Semoi Dua dan desa-desa lain di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, yang semakin ramai semenjak Presiden Joko Widodo mengumumkan lokasi calon ibu kota baru.
Mobil-mobil mewah hilir-mudik di perbatasan dua kabupaten itu, tujuannya tidak lain untuk menanyakan tanah yang hendak dijual.
Budiono yang merupakan anak dari transmigran gelombang terakhir asal Pacitan, Jawa Timur, yang mulai menempati desa di kecamatan paling jauh dari Ibu Kota Kabupaten Penajam Paser Utara itu pada 1993 juga berkelakar bahwa orang-orang desa di Sepaku banyak yang jadi orang kaya baru.
"Tadi tu na di samping kecamatan, orang transaksi tunai, bergepok-gepok itu uangnya," ujar Budiono. Meski tidak dapat mengkonfirmasi bahwa itu memang merupakan transaksi jual-beli tanah, namun ia menegaskan itu jelas bukan pemandangan jamak di Sepaku.
Fenomena jual-beli tanah ini diperkuat pernyataan Sekretaris Camat Sepaku Ahmad Bastian. Ahmad mengatakan hanya dalam beberapa hari sejak lokasi ibu kota baru diumumkan banyak sekali pihak perorangan maupun perusahaan mendatangi warga, menanyakan tanah yang hendak dijual.
Harga tanah melambung dengan cepat. Jika sebelumnya satu hektare lahan kosong dijual Rp17 juta hingga Rp25 juta, atau empat hektare seharga Rp70 juta, kini sudah ada yang berani membeli lahan bersertifikat dengan luas setengah hektare seharga Rp500 juta di sana.
Belum lama ada pula yang mencari tanah di Sepaku yang, menurut Ahmad, mengaku dari salah satu Grup Bisnis Manufaktur Unggas besar di Indonesia.
Sementara Armansyah (56), warga asli Sungai Merdeka di Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara mengaku baru saja dimarahi keponakannya yang kebetulan bekerja di Badan Pertanahan Nasional (BPN). Ini karena dia baru saja menjual satu kavling tanah ukuran 15x20 meter persegi di pinggir Jalan Sungai Merdeka-Samboja seharga Rp150 juta.
"Jangan lagi dijual," kata Arman mengikuti ucapan keponakannya.
Arman yang saat ditemui sedang menjadi mandor proyek jalan di dekat desanya mengaku masih memiliki sisa lahan seluas enam hektare di Sungai Merdeka. Tanah-tanah itu sebagian ditanami karet, kelapa sawit dan dijadikan kebun jagung.
Tanah-tanah warga di sana sekarang menjadi incaran para investor dan orang-orang kota dari Balikpapan, Samarinda, Bontang, Surabaya hingga Jakarta.
Lokasinya yang sangat dekat dengan salah satu Gerbang Tol (GT) Balikpapan-Samarinda kini bertambah strategis karena berada hanya sekitar 40 menit saja dari calon Ibu Kota Negara Republik Indonesia.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Dulu Hutan Belantara
![Pernah Tuntut Pemekaran, Kecamatan Sepaku Kini Bakal Jadi Ibu Kota Negara](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/qBgbsqrakHWa1jN_I8LoNhmWH5M=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2895672/original/022841500_1567045161-kot2.jpg)
Mayoritas penduduk di perbatasan Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara dan Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara merupakan transmigran dan pendatang.
Haji Lasmuin, warga Desa Semoi Dua, Kecamatan Sepaku yang kini menjabat sebagai Kepala Puskesmas Semoi II mengaku dirinya merupakan anak dari transmigran gelombang pertama dari Bojonegoro, Jawa Timur, yang tiba di lokasi itu pada 1971.
"Dulu ini masih hutan lebat. Hutan primerlah kira-kira. Kami ini istilahnya yang pertama buka lahannya. Cuma pakai parang menebang pohon-pohon besar itu lama sekali," ujar Lasmuin menceritakan kembali ingatan masa kecilnya sekitar 41 tahun lalu.
Para transmigran yang mendapat jatah tanah seluas dua hektare per kepala keluarga harus bekerja ekstra keras untuk membuka hutan agar bisa membangun rumah dan menggarap lahan, kata pria yang memperistri warga asli Paser itu.
Bukan hanya satwa liar, transmigran juga harus menghadapi penyakit malaria yang mewabah dengan sangat cepat di sana. Pernah di satu masa, menurut Lasmuin, populasi berkurang drastis setelah lebih dari 50 persen penduduk desanya meninggal karena terjangkit malaria.
"Dari saya SD sampai saya kerja di Dinas Kesehatan Sepaku, malaria masih ada. Baru sekitar tahun 1990-an malaria mulai menghilang. Kalaupun ada yang terjangkit, biasanya mereka yang bekerja di hutan-hutan Kalimantan lainnya, bukan terjangkit di sini," ujar dia.
Lain lagi cerita Haji Samiun Sapa (52), guru SD Negeri di Sepaku asal Way Riang, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Ia merantau ke Sepaku setelah tamat SMA pada 1985 dan menjadi guru honorer di sana.
Samuin yang sudah 34 tahun menjadi warga Sepaku mengatakan kondisi desanya tentu sudah berubah dibanding saat pertama tiba di sana. Dulu saat pertama datang satu-satunya akses jalan di jalur yang menghubungkan dua kabupaten tersebut hanya berupa jalan tanah dan hanya bisa dilalui satu mobil saja.
Babi hutan, rusa dan kancil masih banyak sekali berkeliaran hingga ke rumah-rumah warga. Orangutan pun masih cukup banyak terlihat di hutan-hutan sekitar desa, kata guru yang telah diangkat menjadi guru tetap 27 tahun silam itu.
Setelah berpuluh-puluh tahun hidup sebagai warga Sepaku, Samuin mengaku kini mempunyai beberapa sertifikat untuk delapan hektare tanah yang tersebar di kecamatan yang dalam hitungan kurang dari 10 tahun akan menjadi ibu kota negara baru itu.
Ia belum sempat menggarap semua lahan karena harus membagi waktu dengan tugas utamanya sebagai seorang pengajar, jadi baru sebagian saja yang ditanami karet dan sawit.
Advertisement
Reaksi Warga
![Thumbnail Ibu Kota Baru](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/PddLqS2r3jiNklfnanKee3D4Svo=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2896276/original/057136800_1567070081-Screen_Shot_2019-08-29_at_15.03.41.jpg)
Soal perasaannya setelah mendengar bahwa ibu kota negara akan pindah ke Kalimantan Timur, atau bahkan lebih dekat lagi, pindah ke Sepaku-Samboja ia menyatakan senang.
"Ya senang. Bukan kami yang mendatangi ibu kota, tetapi ibu kota yang mendatangi kami," ujar Samuin.
Sementara warga lainnya, Syamsiah (60), warga RT 26 Sungai Merdeka, Samboja, Kutai Kartanegara, justru mengaku tidak tahu soal berita pemindahan ibu kota negara ke daerahnya.
Ia tampak terkejut dan beberapa kali justru bertanya balik untuk memastikan jawaban yang didengarnya tidak salah. Bahwa benar Samboja-Sepaku menjadi lokasi perpindahan ibu kota negara yang baru menggantikan Jakarta.
"Beritanya di TV atau di hape? Saya enggak pernah nonton berita. Saya juga enggak punya hape untuk baca berita. Anak-anak juga enggak ada yang kasih tahu," tanya dia.
"Nanti orang Jakarta pindah sini, ya senang saja kan jadi ramai. Ambil saja singkong dari sini nak," ujar Syamsiah, nenek satu cucu berpenghasilan Rp50 ribu per hari menawarkan singkong-singkongnya seandainya nanti jadi bertetangga.
Lain pula dengan Bagus Anggoro (40), pendatang dari Kediri, Jawa Timur, yang membuka warung sayur di rumahnya di RT 04 Sungai Merdeka, Samboja, Kutai Kartanegara. Dirinya justru mengkhawatirkan jika anak-anak tidak lagi mau ke langgar untuk mengaji jika fasilitas hiburan lengkap turut dibangun di calon ibu kota baru nanti.
Bagus bahkan menyampaikan rasa khawatirnya jika ibu kota yang penuh dengan gemerlap dan hingar-bingar berpindah ke sana, seperti Alexis yang sudah tutup di Jakarta itu.
Sedangkan Abdurahim (50), orang Banjar yang sudah tujuh tahun terakhir membuka warung kecil di jalan lintas Sepaku-Samboja yang lokasinya tidak terlampau jauh dari KM 38 merasa senang akan “bertetangga” dengan Presiden Jokowi.
Ada harapan besar yang selama ini hanya dapat disimpannya rapat-rapat, yakni “merdeka” dari gelap. “Harapannya lampu bisa sampai, karena sekarang masih pakai genset,” ujar kakek dengan dua orang cucu ini.
Sementara mimpi lainnya dari mantan Kepala Desa Betung, Kecamatan Berangas, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan ini adalah berkunjung lagi ke istana kepresidenan. Karena sebagai kepala desa, pada 1992, Abdurahim mengaku sudah pernah diundang ke Istana Negara untuk bertemu Presiden Soeharto.
Sementara itu, Iqlima Putri Hanifah (11), Shifa Naizila Altaf (10) dan Dini Aulia (10) yang merupakan siswi SD Negeri 003 Sepaku tampak berhati-hati mengungkap perasaan mereka.
Shifa yang kini masih duduk di kelas 5 SD mengaku senang dan bangga jika nanti ibu kota negara republik ini benar-benar berpindah dan hanya akan berjarak “selemparan batu” dari tempat tinggalnya.
Sementara Putri menegaskan setuju jika ibu kota negara dipindah ke sana, asalkan pemerintah berjanji tidak akan menggusur mereka, warga asli yang sudah bertahun-tahun hidup di sana.
Putri juga meminta agar pemerintah memperbaharui dan melengkapi fasilitas sekolah mereka, selain juga memperbaiki jalan-jalan desa di Sepaku yang memang kondisinya saat ini rusak.
Saat ANTARA melontarkan pertanyaan terakhir kepada ketiganya, apakah mereka siap menjadi warga Ibu Kota Negara Republik Indonesia. Semua serempak menjawab,”Siap!”
Saksikan video pilihan berikut ini:
Baru saja ditetapkan jadi ibu kota baru Indonesia, sejumlah kalangan mulai lakukan jual beli lahan di Sepaku, Kutai Kartanegara.
Terkini Lainnya
Pakar Linguistik Unpad Minta Gubernur Ganjar dan Emil Duduk Bareng, Ada Apa?
Merasa Ditipu Korlap Aksi, Ratusan Massa Demo di Papua Menyesal Berbuat Anarkistis
Cekcok Suami Istri di Mamuju Berujung 117 Kios Terbakar
Dulu Hutan Belantara
Reaksi Warga
Kalimantan
Ibu Kota Baru
Respon Warga soal Ibu Kota Baru
Harga Tanah
Jual beli tanah
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Copa America 2024: Laga Brasil Melawan Kolombia Berakhir Tanpa Pemenang
Hasil Copa America 2024: Kolombia Jadi Juara Grup Usai Tahan Imbang Brasil, Kosta Rika Tekuk Paraguay
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Timnas Indonesia U-16
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Timnas U-16 Indonesia Vs Vietnam: Nova Arianto Yakin Garuda Muda Bisa Bangkit
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Rabu 3 Juli Pukul 15.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Judi Online
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Menko PMK Pastikan Pelaku Judi Online Dihukum Berat dan Tak Dapat Bansos
Pilkada 2024
PDIP: Mantan Panglima TNI Andika Perkasa Lebih Cocok Jadi Bakal Cagub daripada Wagub di Pilkada Jakarta 2024
Pilkada 2024, Burhanuddin Didukung Maju Jadi Cabup Bombana
PKPU soal Syarat Eks Napi Koruptor Maju Pilkada Harus dengan Catatan
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
Survei: Elektabilitas Helldy Agustian Tertinggi di Pilwalkot Cilegon
TOPIK POPULER
Populer
Perjuangan Pustakawan Hery Ciptakan Inovasi Bangun Minat Baca di Parepare
Geger Penemuan Benda Diduga Granat di Jambi
Catat, 6 Kuliner Nikmat Restoran Sunda di Bandung
Siapa Brain Cipher, Peretas yang Klaim Jadi Pembobol PDNS 2?
Bupati Bandung Bertemu Ipar Raffi Ahmad, Ada Kerja Sama Politik?
Kembali Digelar, Alternativa Film Project Ajak Sineas Muda Indonesia Berkompetisi
Warung Dekat Markas Polisi di Bone Bolango Bebas Jualan Miras, Ada Beking Oknum?
Sineas Gorontalo dan Maluku Merapat, Fesbul Buka Pendaftaran untuk Seleksi Lokus 6
Tenang Harap Bersabar, Anime Kaiju No. 8 Umumkan Game Pertamanya
Euro 2024
Daftar Tim 8 Besar Euro 2024 Beserta Ranking Masing-masing, Cek di Sini
Di Istanbul, Suporter Sambut Meriah Kemenangan Turki atas Austria
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
Bungkam Rumania 0-3, Belanda Raih Tiket Perempat Final Euro 2024
Berita Terkini
115 Penerbangan Jet Komersial Korea Selatan Terganggu Balon Sampah Korut, 10.000 Penumpang Pesawat Terdampak
Saksikan Mega Series Magic 5, di Indosiar Rabu 3 Juli 2024, via Live Streaming Pukul 17.30 WIB
Kemenag: 81 Ribu Lebih Jemaah Haji Tiba di Tanah Air
Firli Bahuri Tersandung Kasus Lagi, Polda Metro Usut soal Larangan Pimpinan KPK Bertemu Pihak Berperkara
PKB Yakin Sandiaga Sangat Siap Lawan Ridwan Kamil di Pilkada Jawa Barat
Pakai Baterai Lokal, Intip Keunggulan Mobil Listrik Hyundai Kona Electric
MIND ID Genggam Saham Mayoritas Vale Indonesia, Dapat Hak Beli Bijih Nikel Mulai 2026
Prudential Akui Lebih dari 2,5 Juta Data Nasabah dan Karyawan Disusupi Hacker
Incar Blok Migas Baru, Pertamina Internasional EP Buka Kantor Cabang di Dubai
Media Italia Bikin Heboh Bursa Transfer, Sebut Manchester United Bakal Tukar Rasmus Hojlund demi Victor Osimhen
Peringatan 3 Juli, Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia
Menikah Tidak Didampingi Ayah, Ini 6 Potret Kebersamaan Dea Sahirah dan Ibunda
Thariq Halilintar Dicibir Perkara Gelar Haji, Atta Halilintar Iba: Anggap Cobaan dan Penghapus Dosa
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Fenomena Remaja Jompo, Ketika Nyeri Sendi Menghantui Generasi Muda Kurang Aktif