, Ponorogo - Batik yang biasanya dibuat menggunakan canting dan malam, kini dirombak total oleh Guntur Sasono. Warga Jalan Kartini, Desa Carat, Kecamatan Kauman, Ponorogo itu menggantikan dua peralatan khas membatik dengan kuas. Produknya, ia namakan batik lukis.
Guntur bertutur, penciptaan batik lukis berawal dari tugasnya sebagai guru seni rupa pada 2009 lalu untuk membuat batik. Ia lalu belajar batik secara otodidak. Namun karena ingin terobosan baru, ia menciptakan batik lukis.
Baca Juga
Fakta Unik Reog Ponorogo, Warisan Budaya Asal Jawa Timur
Seorang Haji dari Ponorogo Meninggal Dunia di Jeddah Sesaat Sebelum Pulang ke Tanah Air
VIDEO: Pria di Ponorogo Habisi Kakak karena Masalah Tebang Pohon
"Batik lukis ini one design one product. Jadi, tidak ada yang bisa meniru bahkan saya sendiri juga tidak bisa," tuturnya saat ditemui , Selasa, 31 Oktober 2017.
Advertisement
Menurutnya, batik lukis karyanya tidak dibuatkan pola lebih dulu tetapi langsung dieksekusi di atas kain katun begitu ada inspirasi. Pemilihan kain katun ini disebabkan kain jenis ini mudah menyerap warna dibandingkan kain jenis lain.
"Untuk satu kali, pembuatan batik lukis membutuhkan waktu minimal satu bulan," ucapnya.
Untuk membuat satu batik lukis, ia harus menunggu kering dulu lukis awalnya baru ditimpa lukisan berikutnya. Seperti itu terus berulang hingga selesai. Saat ini, Guntur mengerjakan dua tipe batik lukis untuk fesyen dan lukisan.
"Fesyen biasanya butuh 2,4 meter kain, kalau lukisan sesuai permintaan saja," katanya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Berharga Jutaan
![Batik Lukis Ponorogo, Tanpa Canting dan Malam](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/uYaLjU9BaQWhcGCn6beA8ZW5fKQ=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1757812/original/018712000_1509544041-IMG-20171030-WA0011.jpg)
Alumni Universitas Negeri Surabaya ini menambahkan untuk satu batik lukis jenis fesyen, Guntur mematok harga Rp 1 juta hingga belasan juta. Sedangkan untuk batik lukisan, ia mematok harga mulai Rp 5 juta hingga puluhan juta.
"Tergantung tingkat kesulitannya seperti apa, baru bisa mematok harga," tuturnya.
Ia mengaku lebih menekuni seni lukis kontemporer dibandingkan seni lukis klasik. Baginya kontemporer lebih mudah diaplikasikan dan banyak ide.
"Berbeda kalau satu aliran, kalau bosan ya tidak berkarya," ucapnya.
Batik kontemporer, lanjutnya, lebih mudah diterima kalangan muda terutama pelajar yang ingin mendalami batik. Melalui batik kontemporer, siswa yang memiliki bakat menggambar lebih mudah menyalurkannya.
"Kadang siswa saya ajak membatik, dia menggambar garis, nanti saya tambahi, kan seru," katanya.
Guru seni rupa di SMAN 1 Kauman ini juga sering mengikuti pameran di Surabaya, Madiun, Ngawi, Yogyakarta, dan Ponorogo sendiri. Namun, ia lebih sering pameran ke Surabaya, karena pangsa pasar lebih terbuka lebar di sana.
"Saya sering dapat pesanan dari Surabaya, paling laris di sana," ujarnya.
Advertisement
Gaya Membatik Malaysia
Sementara itu, dilansir dari Star2, Senin, 16 Oktober 2017, pengerajin batik juga dapat ditemukan di negara tetangga Malaysia. Di negara ini, batik tradisional mereka dinamakan dengan batik terap atau batik cap. Batik terap merupakan batik yang menggunakan blok cap untuk menghasilkan berbagai motif yang diinginkan.
Haniza Hisham, seorang pengrajin batik terap mengungkapkan bahwa, setidaknya ia memerlukan waktu lebih kurang sekitar lima hari untuk membuat selembar kain batik dengan menggunakan metode tradisional terap atau canting.
Pada hari pertama, kain polos dicuci dengan menggunakan tangan untuk menghilangkan kotoran yang ada. Setelah itu, kain tersebut dikeringkan di bawah sinar matahari. Kemudian kain direnggangkan secara rata pada sebuah alas sebelum proses membatik dimulai.
Di hari kedua dan ketiga, kain yang sudah kering tadi dicap dengan blok batik terap menggunakan lilin atau dilukis dengan tangan menggunakan canting. Pada proses inilah dibutuhkan kesabaran, ketekukan dan kecermatan agar hasil gambar sempurna. Selain itu juga dibutuhkan kecepatan tangan karena proses pembuatan dilakukan dengan menggunakan lilin panas.
Pada hari keempat, kain yang sudah dicap atau dilukis tadi, akan dicelupkan ke dalam pewarna. Tahap terakhir di hari kelima adalah merebus kain batik. Kain lilin tadi dicelupkan ke dalam air mendidih dan diaduk perlahan untuk melonggarkan lilin. Setelah beberapa menit, kain diangkat lalu dicuci dengan menggunakan air hingga bersih untuk menghilangkan kelebihan zat warna dan lilin.
Setelah semuanya dipastikan bersih, kain kemudian digantung hingga kering di tempat yang teduh.
Terkini Lainnya
Fakta Unik Reog Ponorogo, Warisan Budaya Asal Jawa Timur
Seorang Haji dari Ponorogo Meninggal Dunia di Jeddah Sesaat Sebelum Pulang ke Tanah Air
VIDEO: Pria di Ponorogo Habisi Kakak karena Masalah Tebang Pohon
Berharga Jutaan
Gaya Membatik Malaysia
Batik Lukis
Batik
Ponorogo
Rekomendasi
Seorang Haji dari Ponorogo Meninggal Dunia di Jeddah Sesaat Sebelum Pulang ke Tanah Air
Polres Ponorogo Tetapkan 4 Tersangka Baru Kasus Pembunuhan yang Direkayasa Kecelakaan Lalu Lintas
Sejarah Kesenian Reog, Kali Pertama Dipentaskan pada 1920
Mesum di Toilet Masjid, Sejoli di Ponorogo di Gelandang ke Kantor Polisi
276 Kepala Desa di Ponorogo Segara Dapat Surat Keputusan Perpanjangan Jabatan
21 Pesantren Jaringan Gontor Gelar Shalat Idul Adha Serentak pada Minggu Pagi
Polres Ponorogo Bentuk Satgas Selidiki Penyebab Kelangkaan Gas Elpiji Subsidi
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Faldo Maldini Pamitan ke Jokowi Sebelum Maju Pilkada Tangerang
Pilkada Sulteng 2024, PKS Beri Surat Rekomendasi untuk Pasangan Anwar-Reny
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
Puan Respons Wacana Duet Anies-Andika di Pilkada Jakarta 2024: Menarik
TOPIK POPULER
Populer
Cerita Inspiratif Rahmawati Menyulap ‘Gudang Buku’ Jadi Perpustakaan Keren di Aceh
Baifern Pimchanok dan Nine Naphat Resmi Putus Usai Pacaran 2 Tahun
Aktivitas Kawasan Gedebage Bandung Meningkat, Alasan Pemprov Jabar Rencana Buka Kembali 2 Gerbang Tol
Pemprov Jabar Perkuat Kapasitas SDM dan Infrastruktur Guna Mengantisipasi Serangan Siber
PT KA Bandung Ubah Jadwal 3 Perjalanan Kereta Api Mulai Juli 2024
Promosikan Situs Judi Online, Polisi Tangkap Konten Kreator di Sulawesi Selatan
Gempa Magnitudo 4,8 Terasa di Sinabang Aceh
Mengenal Rawon Kalkulator, Kuliner Unik dan Enak di Surabaya
Buntut Video Viral, Polisi Sita Bendera Bintang Kejora dari Asrama Mahasiswa Papua di Makassar
Lagu Tema Film 'My Hero Academia The Movie 4: You’re Next' Karya Vaundy
Euro 2024
Hasil Euro 2024: Pedri Cedera, Spanyol Permalukan Jerman 2-1 untuk Tiket Semifinal
Dapatkan Link Live Streaming Perempat Final Euro 2024 Portugal vs Prancis, Tayang Sesaat Lagi
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Link Live Streaming Euro 2024 Spanyol vs Jerman, Sebentar Lagi Tanding
Link Live Streaming Euro 2024 Portugal vs Prancis, Sabtu 6 Juli Pukul 02.00 WIB
Berita Terkini
Sepasang Kekasih Jadi Korban Pembegalan di Depok
Mengenal Bubur Ayam Mang H Oyo, Kuliner Legendaris di Bandung
5 Galaksi Satelit Bima Sakti
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Sabtu 6 Juli 2024
Sahroni DPR Puji Kinerja Kejagung yang Terus Membaik
Siswi SMK di Lampung Diperkosa dan Dibunuh Pamannya, Berawal dari Tumpangan Saat Pulang Sekolah
Bahaya Minum Obat Pereda Nyeri Migrain Secara Berlebihan, Begini Anjuran Dokter Syaraf
Hasil Euro 2024: Pedri Cedera, Spanyol Permalukan Jerman 2-1 untuk Tiket Semifinal
Dapatkan Link Live Streaming Perempat Final Euro 2024 Portugal vs Prancis, Tayang Sesaat Lagi
Jangan Sampai Terlewat! Ini Amalan Terbaik Malam 1 Suro, Perspektif Islam
10 Hiu Prasejarah yang Luar Biasa, Bentuknya Sangat Aneh
Pemkot Tangerang Siap Gelar Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis
Polisi Gagalkan Peredaran 7.200 Botol Oli Palsu Asal Tangerang di Bandar Lampung
Ilmuwan Temukan Perubahan Iklim Buat Jamur Lebih Beracun untuk Manusia
13 Hewan Purba Tertua di Dunia yang Masih Hidup Sampai Sekarang