uefau17.com

Ternyata, Self Talk Negatif Bisa Memacu Semangat! - On Off

, Jakarta Self-talk negatif, atau monolog dalam diri yang terlalu kritis, dapat menghalangi Anda untuk mencapai tujuan dan menciptakan siklus pesimisme.

Mengatakan pada diri sendiri bahwa kita tidak cukup pintar atau produktif untuk mencapai pencapaian tertentu sering kali dapat menjadi “ramalan yang terwujud dengan sendirinya”, kata neuropsikolog dan profesor di Pepperdine University, Judy Ho.

Namun, sejumlah 'tamparan' dapat memacu perubahan positif.

“Saya pikir self-talk negatif dapat memotivasi jika dilakukan dengan cara yang dapat membantu Anda untuk memperbaiki diri,” katanya sebagaimana yang dikutip dari CNBC, Sabtu (1/6/2024).

'Rasa Malu Hanya Membuat Anda Ingin Meringkuk dan Merasa Buruk Tentang Diri Sendiri'

Kritik pada diri sendiri dapat menjadi penyemangat jika hal itu menginspirasi perubahan dalam diri Anda. Namun, hal ini akan menjadi racun jika Anda mulai mengaitkan kesalahan yang Anda buat dengan kurangnya kemampuan atau ambisi.

“Pembicaraan diri yang negatif yang menggunakan pernyataan absolut seperti, ‘Saya selalu bodoh atau saya selalu diabaikan di ruangan,’ menciptakan rasa malu,” kata Ho. “Dan rasa malu tidak mendorong untuk bertindak. Rasa malu hanya membuat Anda ingin masuk ke dalam diri dan merasa buruk tentang diri sendiri.”

Katakanlah Anda melewatkan tenggat waktu dalam sebuah proyek. Mengatakan pada diri sendiri bahwa Anda malas tidak akan membantu mengelola waktu dengan lebih baik di masa depan. Lebih baik untuk merefleksikan kesalahan ini sebagai sebuah kesalahan yang bisa dipelajari dan diperbaiki di masa depan.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cara Mematahkan Self-talk yang Membuat Anda Pesimis

Untuk mematahkan kebiasaan self-talk negatif, Anda harus menyadari apa yang memicu rasa pesimis Anda dan bagaimana cara menjauhkan diri dari pikiran yang didorong oleh rasa cemas. Tiga langkah ini direkomendasikan oleh Ho untuk dapat diikuti:

Pertanyakan pikiran Anda: Tanyakan pada diri sendiri bukti apa yang mendukung pikiran negatif Anda, dan bukti apa yang bertentangan dengannya. Tuliskan temuan Anda dalam dua kolom dan bandingkan. Seringkali, kata Ho, ada lebih banyak bukti yang menentang daripada yang mendukung kritik Anda.

Latihlah proses berpikir yang lebih seimbang: Anda bisa mengakui apa yang Anda harapkan berjalan berbeda hari ini, sekaligus menyebutkan apa yang sudah Anda lakukan dengan baik.

Mungkin Anda tidak menyelesaikan semua tugas yang ada di daftar tugas Anda. Daripada mengulang-ulang kritik terhadap etos kerja Anda di dalam kepala, katakan pada diri sendiri: “Ya, saya tidak menyelesaikannya dengan baik: “Ya, saya tidak menyelesaikan banyak hal hari ini seperti yang saya inginkan, tetapi saya menyelesaikan tiga hal yang paling menyita waktu.”

Beri label pada perasaan Anda sebagai “pikiran batin": Buat jarak antara Anda dan pikiran batin dengan mengingatkan diri sendiri bahwa tidak semua cerita yang kita katakan pada diri sendiri adalah benar. “Hal ini mengubah hubungan dengan pikiran tersebut karena pada dasarnya Anda mengatakan, ‘Saya hanya memiliki pikiran dan itu tidak harus benar,’” kata Ho.

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat