, Jakarta - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) menuntut penyelesaian kasus kematian Akseyna Ahad Dori, mahasiswa Fakultas MIPA UI yang tidak kunjung menemui titik terang. Orangtua Akseyna, Mardoto angkat bicara.
Mardoto mengapresiasi langkah-langkah yang diambil oleh BEM UI. Menurut dia, keluarga pun berharap kasus ini segera tuntas.
Baca Juga
"Saya apresiasi karena mereka mahasiswa di bawahnya Akseyna, jadi mereka melihat kasus ini sebagai persoalan yang mestinya diselesaikan. Itu harapan saya juga begitu sama dengan mereka," kata Mardoto saat dihubungi, Minggu (2/4/2023).
Advertisement
Mardoto menerangkan, sejak awal kematian Akseyna Ahad Dori dipastikan akibat dibunuh bukan bunuh diri. Dia berharap, penyidik segera menemukan siapa pembunuh putranya.
"Kalau pembunuhan pasti ada pelakunya," ujar dia.
Di sisi lain Mardoto juga mendesak pihak Universitas Indonesia membentuk tim investigasi secara internal. Bukan tanpa sebab, korbannya adalah mahsiswa aktif UI, Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Danau Kenanga UI, terduga pelaku orang dekat yang tidak jauh dari lingkungan pergaulan anaknya.
"Jadi wajar kalau UI bentuk tim untuk itu tapi ini tidak mau," ujar dia.
Mardoto pun ungkit pernyataan pihak UI yang siap membantu penyelidikan. Menurut dia, hal itu hanya sebatas kata-kata saja. Buktinya, waktu keluarga mengirim surat resmi permintaan pembentukan tim internal jusrru ditolak.
"Jadi itu apa artinya. Sebenarnya gak sinkron katanya dari dulu mau membantu membuka. Kalau mau bantu bentuk tim investigasi internal itu kan sejalan malah membantu pihak kepolisian, menunjukkan niat baik dari UI," ujar dia.
Kematian Akseyna Ahad Dori, mahasiswa jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Indonesia, dikabarkan terkait komunitas Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) di kalangan mahasiswa UI.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
BEM UI Gelar Peringatan Kematian Akseyna
![Akseyna](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/alydX5SuauAMN02chMOjJlEBpXQ=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/898507/original/053826100_1434011101-1175626_188548931327660_1478521205_n.jpg)
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) menggelar peringatan kematian Ace, sapaan akrab Akseyna. Ace ditemukan tewas di danau yang letaknya tak jauh dari gedung Rektorat UI pada 26 Maret 2015.
Ketua BEM UI Melki Sedek Huang mengatakan, kasus Ace adalah kasus kemanusiaan yang tak kunjung selesai di UI. Bahkan kasus tersebut menjadi bola panas.
"Ketika kami coba untuk menanyakan ke UI, UI selalu bilang bahwa sekarang teman-teman menuntut pada kepolisian," kata Melki, Jumat (31/3/2023).
Mereka meminta agar seluruh aparat penegak hukum yang terlibat untuk segera menyelesaikan karena fakta-fakta sudah ada, alat bukti sudah dikumpulkan dan puluhan orang sudah diwawancara untuk masuk dalam kasus penyelidikan dan penyidikan.
"Sehingga bagi kami seharusnya sudah tidak ada lagi halangan untuk kita kemudian bisa mencari fakta-fakta dan kejelasan baru soal kasus Akseyna," ujar dia.
Advertisement
Teka-Teki Kematian Akseyna
![Ayah Mahasiswa Tewas di Danau UI](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/EHYxuFWfHtKfZtrxPnyVyKLGFQo=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/854229/original/078380800_1429241917-Ayah-Mahasiswa-UI.jpg)
Seorang pria ditemukan mengambang di Danau Kenanga, Univesitas Indonesia pada 26 Maret 2015. Saat ditemukan, mengenakan baju hitam lengan panjang dan tas cokelat. Adapun di dalam tasnya terdapat lima batu konblok.
Identitas kemudian diketahui adalah Akseyna Ahad Dori mahasiswa Srata Satu UI Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) jurusan Biologi angkatan 2013.
Polisi awalnya menduga Ace, Sapaan Akrab Aksyena Ahad Dori meninggal akibat bunuh diri. Kesimpulan itu didapat setelah pemeriksaan 15 saksi diperkuat dengan sepucuk surat bertulisan, "Will not return for eternity, please don't search for existence, my apologies for everything" di kamar kos Aksyena. Surat itu diserahkan oleh orangtua Aksyena, Mardoto ke Polisi.
Mardoto mengaku mendapatkan surat itu dari Jibril, teman Aksyena pada Senin 30 Maret 2015 sekitar pukul Sekitar Pukul 16.00 WIB di Gedung Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Indonesia. Penyerahan “surat” itu disaksikan oleh dua pengajar jurusan Biologi.
Keluarga Yakin Surat Tak Ditulis Akseyna
Mardoto meyakini surat itu bukanlah tulisan anaknya. Ia mengaku telah mencermati tulisan di surat itu. Keluarga menilai ada beberapa kejanggalan di “surat” tersebut.
Pertama, pada kata for. Ada tiga kata for di “surat” tersebut dan ketiganya memiliki bentuk berbeda. Kedua, tulisan existence dan beberapa kata lain memiliki bentuk serta kemiringan huruf sangat menyolok perbedaannya dengan huruf-huruf pada kata-kata yang lain juga.
Ketiga, jarak spasi antar satu kata dengan kata lainnya berbeda-beda dan tidak beraturan. Keempat, tanda tangan di “surat” tersebut sangat tidak mirip dengan tanda tangan Ace di KTP yang reguler maupun yang e-KTP.
Kelima, tata bahasa “surat” dalam bahasa Inggris itu tidak beraturan. Keluarga mengenal Ace memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik karena sudah terbiasa membaca jurnal ilmiah berbahasa Inggris, novel-novel bahasa Inggris dan menonton film-film berbahasa Inggris tanpa subtitle, bahkan sewaktu di SMP saja sudah memperoleh TOEFL 433.
Mardoto juga mengungkit kondisi kamar Akseyna selama empat hari sejak jenazah ditemukan di Danau Kenanga Universitas Indonesia pada Kamis, 26 Maret 2015 tak lagi steril. Beberapa teman korban mendatangi kamar Aksyena berapa kali. Bahkan, ada teman Ace yang masuk ke dalam kamar Ace dan menginap di kamar tersebut pada Minggu malam, 29 Maret 2015.
Padahal, tidak ada satu pun pihak keluarga yang pernah meminta atau menyuruh siapapun untuk masuk bahkan menginap di kamar Aksyena.
Hal itu diketahui setelah ibunda Ace berhasil menghubungi handphone Ace pada Minggu malam, 29 Maret 2015. Saat itu Ibu Ace sempat bicara dengan seseorang yang mengaku sebagai teman Ace.
"Yang bersangkutan menyebutkan bahwa ia berada di dalam kamar Ace. Keberadaan yang bersangkutan di kamar Ace dilakukannya bukan karena permintaan dari orangtua," ujar dia.
Menurut Mardoto, dengan banyaknya orang yang telah masuk ke kamar Ace, tidak ada seorangpun yang dapat menjamin bahwa diantara orang-orang tersebut tidak melakukan sesuatu.
Apalagi saat polisi tiba, kamar sudah dalam kondisi berantakan. Handphone dan laptop milik Ace sudah diakses dan diotak-atik, koper berisi barang-barang dan baju juga telah terbuka, buku-buku dan perlengkapan lain di meja belajar sudah berserakan.
"Kondisi ini memungkinkan banyak hal terjadi di dalam kamar Ace, termasuk kemungkinan berubahnya bentuk, letak, dan kondisi barang-barang yang seharusnya bisa menjadi barang bukti, termasuk pemunculan surat itu, "terang dia.
Polisi Pastikan Akseyna Dibunuh
![Ungkap Kematian Akseyna di Danau UI, Polisi Gunakan Alat Canggih](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/BoZiR6wM50z0VJI4lU28yRP4Xk8=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/899088/original/091894600_1434066731-Olah-TKP_2_.jpg)
Senada, Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya yang saat itu dijabat Kombes Pol Krishna Murti juga mencurigai surat tak seluruhnya dituliskan Akseyna.
Pernyataan itu sekaligus menepis dugaan Ace bunuh diri. Dari hasil penyelidikan, Akseyna dipastikan tewas karena dibunuh. Krishna lalu menyampaikan analisisnya.
Menurut dia, pelaku membawa tubuh Akseyna yang pingsan dengan cara menyeretnya ke tepi danau. Setelah itu, ditenggelamkan dengan cara memasukkan batu ke dalam tas yang diikatkan ke tubuhnya sebagai pemberat.
"Ada sepatu korban saat ia ditemukan. Bagian ujung belakang sepatunya robek dua-duanya, kiri dan kanan. Kemungkinan analisa kami korban diseret masuk ke dalam danau," kata Krishna di Mapolda Metro Jaya, Kamis 4 Juni 2015.
Selain itu, ditemukannya sejumlah luka lebam di bagian wajah Ace mengindikasikan dia dianiaya hingga tidak sadarkan diri, sebelum akhirnya diseret dan ditenggelamkan.
"Ada luka yaitu bibir lebam, telinga dan kepala juga lebam yang mengindikasikan terjadi penganiayaan sebelum pembunuhan terjadi," sambung Krishna.
Dia menambahkan, malam saat Akseyna ditenggelamkan, situasi danau UI tidak ramai oleh pemancing seperti hari-hari biasa. Ini karena Kota Depok diguyur hujan deras sepanjang malam. Kondisi sepi tersebut dimanfaatkan pelaku untuk menghabisi nyawa pemuda asal Yogyakarta itu.
Dia menjelaskan, kedalaman Danau Kenangan UI hanya 1,65 meter dari permukaan sehingga tidak logis jika Akseyna sengaja menenggelamkan diri di tempat dangkal. Seandainya benar ia berniat bunuh diri, ia masih memiliki kesempatan untuk menyelamatkan diri jika berubah pikiran.
Terkini Lainnya
Polisi Ungkap Kendala Usut Kematian Akseyna, Begini Respons Keluarga
Top 3 News: Usai Viral Soal Iringan Presiden Jokowi, Istana Sebut Ambulans Tak Boleh Dihambat
8 Tahun Berlalu, Polisi Kembali Usut Kasus Kematian Mahasiswa UI Akseyna Ahad Dori
BEM UI Gelar Peringatan Kematian Akseyna
Teka-Teki Kematian Akseyna
Keluarga Yakin Surat Tak Ditulis Akseyna
Polisi Pastikan Akseyna Dibunuh
Akseyna Ahad Dori
BEM UI
Mahasiswa UI
Universitas Indonesia
Rekomendasi
Top 3 News: Usai Viral Soal Iringan Presiden Jokowi, Istana Sebut Ambulans Tak Boleh Dihambat
8 Tahun Berlalu, Polisi Kembali Usut Kasus Kematian Mahasiswa UI Akseyna Ahad Dori
Euro 2024
Jadwal Lengkap Pertandingan 8 Besar Euro 2024
Terkesan Penampilannya di Euro 2024, Real Madrid Ingin Datangkan Rekan Setim Jude Bellingham
Top 3: Pola Makan Nabati Bisa Perlambat Perkembangan Kanker Prostat
Top 3 Berita Bola: Timnas Belanda Lolos ke Perempat Final Euro 2024, Ronald Koeman Malah Menyesal
Swiss Percaya Diri Jinakkan Tim Tiga Singa Inggris
Infografis Jadwal Euro 2024 dan Copa America 2024 Fase Final: Perempat Final, Semifinal, Final
Copa America 2024
Jadwal Siaran Langsung Argentina vs Ekuador di Perempat Final Copa America 2024 di Vidio
Prediksi Copa America 2024 Argentina vs Ekuador: Semuanya Memihak Tim Tango
Timnas Ekuador Siap Berjuang Mati-matian di Perempat Final Copa America 2024
Copa America 2024 Argentina Vs Ekuador: Tim Tanggo Didukung Rekor Apik
Infografis Jadwal Euro 2024 dan Copa America 2024 Fase Final: Perempat Final, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Kata Sekjen PKS soal Kaesang Disodorkan Jokowi untuk Maju di Pilkada Jakarta 2024
Survei Warna Research Center: Tingkat Elektabilitas Hendy Siswanto dan Faida Tinggi Jelang Pilkada Jember 2024
Respons Jokowi soal Kabar Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024, Benarkah Sodorkan ke Parpol?
Ridwan Kamil Dianggap Masih Kuat di Pilkada Jawa Barat, Bawa Untung Buat Golkar
Bobby Nasution Terima Pinangan PKB Jadi Bakal Cagub di Pilkada Sumut 2024, Cari Cawagub Perempuan
Survei Indikator: Ridwan Kamil Ungguli Dedi Mulyadi dan Ilham Habibie di Pilkada Jabar
TOPIK POPULER
Populer
Cuaca Hari Ini Kamis 4 Juli 2024: Pagi Jabodetabek Langitnya Mayoritas Bakal Berawan
Kronologi Kasus Asusila Hasyim Asy'ari hingga Dipecat Sebagai Ketua KPU
Kokohkan Ideologi, BPIP Beri Pembekalan Pancasila ke Penerima LPDP
Gempa Hari Ini Kamis 4 Juli 2024: Terjadi di Duruka Sultra, Berkekuatan Magnitudo 2,8
Tingkatkan Profesionalitas, Ratusan Guru di Sukamara Kalteng Dilatih Implementasikan Kurikulum Merdeka
Korban Pelecehan Seksual Akan Pidanakan Ketua KPU Hasyim Asy'ari
Indonesia Maju Expo dan Forum 2024 Resmi Dibuka, Kemendagri Dukung Penggunaan Produk Dalam Negeri
Kunjungan ke Sulsel, Jokowi Akan Beri Bantuan Pompa Air dan Cek Pelayanan BPJS
Ketua KPU
7 Respons Berbagai Pihak Mulai Parpol, KPU, hingga Jokowi Usai DKPP RI Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari
Jokowi Sebut Keppres Pemberhentian Hasyim Asy'ari dari Ketua KPU Masih Diproses
DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari, Jokowi Pastikan Pilkada 2024 Jujur dan Adil
Hormati Putusan DKPP Pecat Ketua KPU RI, Jokowi Pastikan Pilkada Serentak Berjalan Baik
Gantikan Hasyim Asy’ari, Intip Kekayaan Plt Ketua KPU Mochammad Afifuddin
Berita Terkini
Asosiasi Sebut Zonasi Penjualan Rokok Potensi Gerus Pendapatan 9 Juta Pedagang
Gunung Ibu Meletus Lagi Kamis Malam 4 Juli 2024, Semburkan Abu Vulkanik 3.000 Meter
Gerindra Dukung Maidi Duet dengan Ketua PSI Bagus Panuntun pada Pilkada Kota Madiun 2024
Marselino Ferdinan Pastikan Tetap di Eropa Musim Depan, Masih Rahasiakan Klub Barunya
Dewi Motik Tebarkan Motivasi untuk Pelaku UMKM Tangsel Agar Bisa Go International
Top 3 Berita Hari Ini: Berat Badan Turun 10 Kg dalam 2 Bulan, Mo Sidik Ungkap Pantangan Makanannya dari Gorengan sampai Santan
Energi Terbarukan Setrum Smelter Nikel Merah Putih di Kolaka
Gibran Rakabuming Raka Blusukan 'Belanja Masalah' Bareng Raffi Ahmad di Jakarta
Kualat Bawa Kabur Motor Ustaz, TNI Gadungan di Lampung Dicokok Polisi
Maria Husnun Mendobrak Tradisi: Perpustakaan Kampus Bukan Tempat Eksklusif
Mau Sebar Susu Gratis, Pengamat Sebut Prabowo Mesti Genjot Populasi Sapi Perah di Indonesia
Seberapa Buruknya Perang Nuklir, Ancaman Nyata Kiamat?
Sering Diremehkan Orang Lain? Hindari 8 Sikap Menyebalkan Ini
Jangan Lewatkan Sinetron Di Antara Dua Cinta di SCTV Episode Kamis 4 Juli 2024 Pukul 21.30 WIB, Simak Sinopsisnya
Begini Modus Sindikat Narkoba Transaksi di Parkiran RS Fatmawati, 45 Bungkus Sabu Disita