, Jakarta - Tepat hari ini, 22 Juni 2021, Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta merayakan Hari Ulang Tahunnya (HUT) yang ke-494. Usia yang tak lagi muda seharusnya membuat kota yang dulu bernama Sunda Kelapa ini menjadi lebih matang.
Namun, di usianya yang hampir 5 abad, Jakarta masih saja dihadapkan dengan persoalan-persoalan klasik seperti kemiskinan, kriminalitas, kemacetan, hingga banjir. Persoalan itu semakin diperparah dengan adanya bencana nonalam pandemi Covid-19 yang juga melanda sebagian besar belahan dunia.
Baca Juga
Hampir 1,5 tahun energi Jakarta difokuskan pada pengendalian pandemi Covid-19. Alih-alih berhasil, Jakarta justru mendapatkan kado pahit jelang hari ulang tahunnya, yakni rekor penambahan kasus Covid-19 harian mencapai 5.582 pasien pada Minggu 20 Juni 2021.
Advertisement
Angka tersebut merupakan penambahan kasus harian tertinggi sejak virus Corona ditemukan di Jakarta. Ironisnya, kondisi itu terjadi setelah beberapa waktu lalu DKI Jakarta sempat berhasil keluar dari kategori zona merah risiko penularan Covid-19.
Pengamat Perkotaan dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna menuturkan, penambahan usia pada sebuah kota berbeda dengan menuanya umur manusia.
Menurut dia, bertambahnya usia kota seharusnya selaras dengan peningkatan kemampuan yang dimiliki.
"Artinya, kota itu mampu semakin dinamis, sistem pelayanan transportasi semakin cepat, semakin mudah, nyaman, dan murah. Teknologi smart city semakin unggul, jadi kota yang maju, betul-betul dalam konteks kota yang makin matang dengan pengalaman, makin banyak melakukan terobosan untuk mengatasi masalah yang dihadapi," katanya saat dihubungi , Selasa (22/6/2021).
Yang terjadi saat ini, Jakarta justru masih terjebak dengan persoalan masa lalu yang belum sepenuhnya berhasil ditangani. Beberapa persoalan klasik yang belum terselesaikan antara lain banjir, kemacetan, kebakaran, krisis air bersih, hingga pengelolaan sampah.
"Satu yang paling berat untuk Jakarta ini adalah membangun warganya. Kalau membangun fisiknya oke itu bisa dilakukan, tapi membangun warga Jakarta menjadi warga yang berkota. Kita ini belum menjadi kota, masih berkota artinya menuju menjadi orang kota," ujar Yayat.
Dia menilai Jakarta tidak akan maju jika warganya masih berwatak katrok, tidak disiplin, suka buang sampah sembarangan, dan gemar melanggar aturan-aturan lainnya. Problem Jakarta, kata dia, selalu ketika warganya berusaha maju ada sebagian yang justru bergerak mundur.
Yayat mencontohkan, ketika Pemprov DKI mendukung aktivitas bersepeda dengan berbagai fasilitas infrastruktur yang memadai, justru tidak dimanfaatkan dengan baik. Masih banyak orang yang bersepeda tidak pada jalurnya.
"Masih suka-suka lah itu, artinya PR terbesar buat Jakarta adalah bukan hanya pada persoalan pembangunan fisik, tapi bagaimana membangun orang-orangnya ini. Jadi Jakarta yang berubah bukan sekedar kota yang menjadi maju, tapi bagaimana warganya berpikir maju juga," tutur dia.
Selain pandemi Covid-19, persoalan yang perlu menjadi fokus saat ini adalah transportasi umum karena menyangkut mobilitas masyarakat. Menurut Yayat, transportasi publik di Jakarta masih belum terintegrasi. Terbukti masih banyak warga yang beraktivitas menggunakan mobil pribadi.
Persoalan lain yang tidak bisa dikesampingkan yakni terkait pengelolaan sampah dan limbah, sanitasi, air bersih, hingga polusi. Menurut Yayat, Jakarta betul-betul mengalami krisis ketersediaan air bersih yang layak konsumsi, sebab belum semua warga terfasilitasi PAM. Masih banyak warga Jakarta yang memanfaatkan air tanah.
Eksploitasi air tanah secara besar-besaran membuat Jakarta terus mengalami penurunan permukaan tanah, sementara laut semakin tinggi. "Maka dikhawatirkan Jakarta bakal tenggelam di tahun 2050."
Permasalahan-permasahalan di Jakarta datang begitu cepat, berbanding terbalik dengan kemampuan mengatasinya. Ibaratnya, permasahalan yang muncul di Jakarta bisa dihitung dengan deret ukur 5, 10, 15, 25, dan seterusnya. Sementara kemampuan penanganannya hanya berderet 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya.
"Kita (kemampuan penanganannya) baru sampai 5, masalahnya sudah sampai 25, seperti menghadapi Covid-19 ini lah. Jakarta tuh babak belur gara-gara covid dan itu menunjukkan masalahnya itu cepat banget dibandingkan dengan kemampuan kita mengatasi masalah itu," ujar Yayat.
![Infografis Jakarta Bangkit di HUT Ke-494 DKI](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/46vKt-8RhKUkT_0R_2Fb_wK_H24=/640x853/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3490043/original/054096300_1624367768-rev.jpg)
Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahadiansyah menyoroti kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menangani pandemi Covid-19, tidak konsisten. Belum lagi peraturan yang dibuat kerap tidak sesuai dengan implementasinya di lapangan.
Menurut dia, penanganan Covid-19 di Jakarta lebih fokus kepada dampak ekonominya, seperti soal daya beli masyarakat, konsumsi rumah tangga, hingga penyelamatan pelaku usaha. Sehingga penanganan kesehatan yang meliputi penularan sebagai sumber utama menjadi kurang tertangani.
"Jadi hal-hal yang menurut saya merupakan komplementer dan bukan yang utama, karena sumber utamanya kan di penularan covidnya itu, kesehatannya," kata Trubus saat dihubungi , Selasa (22/6/2021).
Meski begitu, dia menilai, mengembalikan kebijakan menjadi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti dulu di awal pandemi, kurang tepat. Di samping itu, kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang saat ini berlaku juga dinilai tidak efektif.
"Perlu ada evaluasi lagi dari PP 21/2020 yang merupakan turunan mengenai PSBB. Sudah saatnya itu dievaluasi, karena kebijakan mengikuti varian baru, dengan penanganan yang ada saat ini tidak korelatif," tuturnya.
Selain pandemi, persoalan lain yang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) besar DKI Jakarta adalah kemacetan lalu lintas dan bencana banjir. Penanganan dua persoalan klasik itu dinilai tidak semakin baik.
"Yang dulu enggak banjir sekarang jadi banjir, artinya meluas banjirnya karena penanganannya tidak dilakukan secara komprehensif dan lebih baik. Misal bagaimana masyarakat yang tinggal di bantaran sungai dan tempat kumuh itu dicarikan solusi, ternyata sekian puluh tahun tidak banyak berubah," kata Trubus.
Masalah permukiman padat penduduk di Ibu Kota juga masih menjadi PR besar Pemprov DKI Jakarta. Trubus menyoroti persoalan di kawasan padat penduduk rawan dilanda kebakaran. Bahkan tingkat fatalitasnya tinggi lantaran petugas pemadam kerap kesulitan mengakses ke titik api.
"Misal di Kramat pernah terjadi kebakaran hebat dan masyarakat bingung keluar dari mana, sebab tinggal di pemukiman padat penduduk rumah mereka penuh, orang banyak yang meninggal, dan itu berulang-ulang," ucapnya.
Namun begitu, Trubus enggan menyebut Jakarta di bawah kepemimpinan Anies Baswedan mengalami kemunduran. Sebab Jakarta era Anies masih menorehkan sejumlah prestasi, salah satunya mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam tata kelola keuangan.
Kendati dia memberikan banyak catatan kritis kepemimpinan Anies dalam empat tahun terakhir menakhodai Jakarta. Pertama, dalam hal penataan kota, Anies dinilai hanya fokus mempercantik kawasan protokol, yakni Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman.
Trubus juga mempertanyakan soal tindak lanjut Formula E yang hingga kini belum jelas, padahal DKI telah menggelontorkan dana hampir Rp 1 trilun untuk gelaran berskala internasional itu. Dia khawatir Formula E bisa jadi bom waktu seperti proyek pengadaan lahan rumah DP 0 rupiah di Munjul.
"Kemudian juga soal reklamasi katanya ditutup, tapi ada yang masih jalan," ujarnya.
Dari sektor birokrasi, dia menyoroti banyaknya jabatan yang diemban pelaksana tugas (Plt) lantaran minimnya minat aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan DKI Jakarta mengikuti lelang jabatan. "Kemudian kenapa TGUPP malah jadi gemuk dengan peran yang overlaping dengan orang-orang Pemprov," kata Trubus.
"Jadi saya lihat, ini bukan gagal tapi enggak optimal. Seperti Sekda sekarang, seperti tidak bertaji apa-apa, beda dengan Pak Syaifullah," dia menandaskan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
DKI Jakarta merayakan hari jadinya ke-494, Selasa (22/6/2021). Seperti tahun sebelumnya, kegiatan yang khas dengan perayaan Jakarta, seperti Pekan Raya Jakarta (PRJ) Kemayoran ditiadakan karena pandemi Corona Covid-19.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kembali ke PSBB Ketat
![Ondel-Ondel Raksasa di TIM](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/kvQoEbW1uP2QMDv6R0nxKtd4MEo=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3489516/original/077158700_1624341994-20210621-Ondel-Ondel-Raksasa-di-TIM-AFP-1.jpg)
Pakar Epidemiologi dari Universitas Airlangga, Windhu Purnomo menuturkan, penanganan Covid-19 di DKI Jakarta relatif lebih baik ketimbang daerah-daerah lain. Meski lonjakan kasus tinggi, dalam hal keep finding, DKI adalah yang terbaik karena upaya testing-nya sudah jauh di atas batas minimal Badan Kesehatan Dunia (WHO).
"Sedangkan di provinsi lain sangat jarang mencapai batas minimum itu. Ya sekali-kali pernah, tapi yang banyak enggak pernah. Malah jauh di bawah batas minimum WHO per minggu yang harusnya seperseribu jumlah penduduk per minggu," kata Windhu saat dihubungi , Selasa (22/6/2021).
Kini yang jadi PR Pemprov DKI Jakarta adalah treatment setelah ditemukan banyak kasus positif lewat upaya testing dan tracing yang masif. Dia pun mengapresiasi langkah pemerintah yang terus menambah fasilitas isolasi bagi warga yang terpapar virus Corona.
Dia berharap, pemerintah tidak mengizinkan warganya melakukan isolasi mandiri, terlebih jika tempat tinggalnya tidak memadai. Sebab isolasi mandiri di rumah berpotensi menciptakan klaster keluarga apabila tidak dilakukan dengan disiplin.
"Makanya yang diperlukan harusnya ruang-ruang isolasi itu memang difasilitasi oleh pemerintah daerah. Saya kira banyak yang bisa dipakai untuk ruang-ruang isolasi kan. Misalnya asrama-asrama yang tidak terpakai, atau kampus, mumpung belajar masih di rumah bisa dipakai untuk ruang-ruang isolasi," ucap Windhu.
"Karena temuan kasus kalau tanpa diimbangi isolasi yang banyak ya sama saja. Tujuan penemuan kasus kan agar sebanyak mungkin kasus yang positif bisa diputus penularannya," sambungnya.
Dia juga mengkritisi keputusan pemerintah pusat yang tidak menarik rem darurat, padahal lonjakan kasus Covid-19 terjadi di banyak daerah, termasuk Jakarta. Menurut dia, seharusnya pemerintah kembali menerapkan PSBB ketat pada daerah zona merah seperti di awal pandemi.
"Kalau kita mau jujur, sudah berbulan-bulan PPKM Mikro kan gagal, artinya tidak efektif. Loh kok malah masih dipertebal. Padahal yang paling penting adalah membatasi mobilitas antarwilayah. Daerah yang berisiko tinggi itu tidak membanjiri daerah lainnya. Jadi harusnya PSBB paling rendah itu ya di tingkat kabupaten/kota atau sekalian di tingkat provinsi," kata Windhu.
Kendati begitu, seharusnya, Pemprov DKI Jakarta berani mengambil kebijakan tegas mengembalikan PSBB ketat sebagai upaya memutus laju penularan Covid-19. Dia menilai meningkatnya kasus Covid-19 di Jakarta selain karena adanya varian baru, juga tingginya mobilitas warga.
"Kan PR-nya penularan, ya jangan sampai penularan meluas, ya PSBB ketat. Daerah kan boleh tidak mesti sama persis dengan yang diminta pusat yaitu PPKM Mikro. Memang PSBB mesti atas persetujuan menteri, saya kira Menteri Kesehatan kita bagus ya," tutur Windhu.
Dia mengingatkan, Indonesia cukup berpengalaman menghadapi wabah dan kejadian luar biasa, seperti difteri. Bahkan Indonesia pernah melalui pandemi flu spanyol pada 1918 silam.
"Yang dilakukan semuanya sama, kalau ada wabah penyakit menular yang dikerjakan pertama kali adalah mencari kasusnya. Kalau Anda enggak bisa mencari kasusnya, Anda tidak akan pernah mengendalikan wabah itu," katanya.
"Kenapa kasus itu harus dicari? Karena kasus itu penular, selain itu kalau enggak ditemukan dia bisa mati. Jadi dua, menyelamatkan orangnya supaya dia tidak mati, kedua menyelamatkan orang lain supaya tidak ditulari oleh orang ini. Itu adalah prinsip di dalam penanganan pandemi. Keep finding, itu pakem di dalam ilmu kesehatan masyarakat. Gimana caranya buat menemukan kasus? Tracing, testing dan tracking," ujar Windhu menandaskan.
Advertisement
Jakarta Bangkit
![Tantangan Tingkat Pengangguran dan Kemiskinan](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/f6tYbItLWJRRw1cK-odFy0wEE7c=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3489657/original/008230800_1624346567-WhatsApp_Image_2021-06-22_at_13.28.18.jpeg)
"Jakarta Bangkit" menjadi tema peringatan hari jadi ke-494 DKI Jakarta, Selasa, 22 Juni 2021. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan berharap tema ini menjadi refleksi bagi seluruh warga Jakarta agar terus bangkit menghadapi kondisi sulit seperti pandemi Covid-19.
Saat memimpin upacara perayaan hari jadi Jakarta, Anies mengingatkan, setiap orang yang datang ke Jakarta sudah sadar tidak akan mudah tinggal di Ibu Kota. Namun, semua kesulitan bisa dihadapi dengan kesiapan mental.
Secara perlahan, kata Anies, orang-orang dengan bekal hidup terbatas mampu terus bertahan di Jakarta atas tekad tangguh yang mereka miliki.
"Kota ini menjadi saksi ratusan ribu jutaan orang datang dengan bekal ala kadarnya dan di kota ini kesempatan dibuka, sehingga bekal itu telah menjadi kemajuan, terjadi perubahan pada kondisi ekonominya," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu kembali mengingatkan, warga Jakarta memiliki karakter khas, yaitu keluar dari zona nyaman untuk menghadapi segala tantangan dan terus bangkit.
Untuk itu, belajar dari sejarah masyarakat berbondong-bondong datang ke Jakarta dengan modal ala kadarnya, Anies optimistis masa pandemi Covid-19 yang sulit saat ini akan mampu dihadapi warga.
"Ini adalah generasi ulet, generasi ini adalah generasi yang sanggup untuk menghadapi tantangan. Allah mentakdirkan angkatan ini menjadi angkatan yang siap menghadapi pandemi," ucap Anies.
Lebih lanjut, Anies pun percaya Jakarta akan menjadi lebih baik bagi semua individu yang ada di dalamnya. Dia mengatakan, hal ini dapat terlihat saat pandemi Covid-19 yang tengah dilewati.
"Jakarta akan menjadi kota yang terbaik, lebih baik, Jakarta menjadi kota yang lebih ramah kepada semua, Jakarta menjadi kota yang lebih berketahanan warganya, merasakan kebahagiaan," katanya.
Anies yakin, Jakarta adalah kota yang selalu dalam keberkahan Allah dalam segala situasi. Terlebih pada pandemi Covid-19 ini yang harus tetap dijalani dengan ikhlas.
"Ini adalah sebuah masa yang tidak mudah, ini adalah masa yang penuh tantangan, ini masa yang sering disebut sulit, tapi Insyaallah kita jalani ini dengan keikhlasan," kata Anies Baswedan penuh optimisme.
Anies mendorong agar warga Jakarta bisa terus menjalani hidup di tengah pandemi dengan komitmen yang tinggi dan tanggung jawab penuh untuk saling melindungi. Salah satunya dengan serius disiplin menegakkan protokol kesehatan.
"Tanggung jawab pada diri kita masing-masing adalah untuk meneruskan sejarah umat manusia di kota ini meneruskan sejarah orang-orang tangguh di kota ini meneruskan sejarah gemilang dari generasi ke generasi sebelumnya demi masa depan yang lebih baik," kata Anies menandasi.
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi menilai, peringatan HUT ke-494 DKI Jakarta bukanlah suatu prosesi seremonial semata. Menurut dia, peringatan tahunan ini harus bisa menjadi momentum untuk introspeksi dan mengevaluasi sejumlah hal yang telah dilakukan.
"Kita melihat dan mengkomparasikannya dengan tingkat kemajuan yang telah dicapai, sekaligus memproyeksikan pencapaian yang harus diwujudkan ke depan," kata Prasetio saat rapat Rapat Paripurna DPRD Provinsi DKI Jakarta di Balai Kota, Selasa (22/6/2021).
Prasetio melanjutkan, momentum HUT Jakarta merupakan tanggung jawab bersama dari penyelenggara ekskutif dan legislatif, dalam hal ini adalah pemerintahan daerah, mulai dari Gubernur dan Wakil Gubernur beserta jajaran pemerintah daerah dan DPRD Provinsi DKI Jakarta.
"Hal ini untuk dapat mewujudkan sinergi penyelenggaraan pemerintahan," kata dia.
Dia meyakini, tema Jakarta Bangkit pada HUT ke-494 ini akan menandakan upaya Jakarta bersama segenap warganya, yaitu mulai dari menata perekonomian, kehidupan sosial, dan pembangunan berkelanjutan.
"Untuk mendukung hal tersebut perlu menata perekonomian dengan melakukan percepatan penyediaan dan perbaikan sarana dan prasarana infrastruktur strategis, Dirgahayu Kota Jakarta," tandas Prasetio.
Terkini Lainnya
Kerugian Negara Akibat Korupsi Bansos Jokowi Naik Jadi Rp250 Miliar
Sinyal Restrukturisasi Kredit Covid-19 Diperpanjang, Simak Deretan Saham Menarik Pekan Ini 1-5 Juli 2024
25,27 Juta Orang Indonesia Masih Miskin hingga Maret 2024, Lebih Rendah Sebelum COVID-19
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kembali ke PSBB Ketat
Jakarta Bangkit
Jakarta
HUT Jakarta
COVID-19
Hut DKI Jakarta
HUT ke-494 DKI Jakarta
DKI Jakarta
Headline
Headline News
Rekomendasi
Sinyal Restrukturisasi Kredit Covid-19 Diperpanjang, Simak Deretan Saham Menarik Pekan Ini 1-5 Juli 2024
25,27 Juta Orang Indonesia Masih Miskin hingga Maret 2024, Lebih Rendah Sebelum COVID-19
Judi Online Cari Mangsa, Literasi Digital Senjata Penangkalnya
Bansos Jokowi Dikorupsi Rp125 Miliar, KPK: Isi Beras, Minyak Goreng, Biskuit
Begini Modus Pelaku Korupsi Banpres Covid-19 Rugikan Negara Rp125 Miliar
Gejala Covid Varian Baru, Waspadai Penyebarannya
OPINI: Dari Mana Asal-Usul Pandemi? Belajar dari Pengalaman COVID-19
Kasus Covid Indonesia Mulai Meroket Lagi, Pneumonia Jadi Biang Keroknya
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Copa America 2024: Laga Brasil Melawan Kolombia Berakhir Tanpa Pemenang
Hasil Copa America 2024: Kolombia Jadi Juara Grup Usai Tahan Imbang Brasil, Kosta Rika Tekuk Paraguay
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Timnas Indonesia U-16
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Timnas U-16 Indonesia Vs Vietnam: Nova Arianto Yakin Garuda Muda Bisa Bangkit
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Rabu 3 Juli Pukul 15.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Judi Online
Muhammadiyah: Judi Online Harus Diberantas
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Pilkada 2024
Bawaslu Ungkap Potensi Kerawanan Pilkada Jakarta, Heru Budi: Akan Dianalisis
PDIP: Mantan Panglima TNI Andika Perkasa Lebih Cocok Jadi Bakal Cagub daripada Wagub di Pilkada Jakarta 2024
Pilkada 2024, Burhanuddin Didukung Maju Jadi Cabup Bombana
PKPU soal Syarat Eks Napi Koruptor Maju Pilkada Harus dengan Catatan
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
TOPIK POPULER
Populer
KY Jamin Tindaklanjuti Laporan Masyarakat Terkait Pelanggaran Etik Hakim
Putu Rudana BKSAP: Pariwisata Berkelanjutan Harus Terus Digaungkan
Firli Bahuri Tersandung Kasus Lagi, Polda Metro Usut soal Larangan Pimpinan KPK Bertemu Pihak Berperkara
Menko PMK Dukung Mahasiswa Pakai Pinjol untuk Bayar Kuliah: Asal Resmi
Kasus Korupsi Emas Budi Said, Kejagung Periksa Pejabat KPPBC Pabean Juanda
Polisi Ungkap Pembunuh Istri di Pulogadung Jaktim Karyawan PT KAI
Kasus Dugaan Penipuan Like Video YouTube, Polisi Buru 2 Orang di Luar Negeri
Tekan Angka Backlog, Dinas PUPR Kaltim Siapkan Regulasi Kebijakan Pembiayaan Perumahan MBR Lewat DAD
Euro 2024
Manchester United Naksir Bintang Turki di Euro 2024, Harganya Masih Murah Meriah
Daftar Tim 8 Besar Euro 2024 Beserta Ranking Masing-masing, Cek di Sini
Di Istanbul, Suporter Sambut Meriah Kemenangan Turki atas Austria
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
Berita Terkini
Heru Budi Sebut Gibran Sudah Kantongi Izin untuk Blusukan di Jakarta
Wanita Korban Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari Buka Suara: Saya Bertahan, Terus Perjuangkan Keadilan
Berperan Aktif Berantas Narkotika, Pemkot Cilegon Terima Penghargaan P4GN dari BNN Banten
Target Buka 1.000 Kamar, Hotel Marriott International Sasar IKN
Israel Serang Gaza Selatan Termasuk Khan Younis Sehari Usai Perintah Evakuasi, 8 Warga Sipil Tewas
Australia, Selandia Baru, dan China Berebut Pengaruh di Pasifik
Erick Thohir Rombak Susunan Direksi Perhutani, Ini Daftar Terbarunya
Prambanan Jazz Festival 2024 Hadirkan Beragam Kolaborasi dan Program Berkelanjutan
DKPP Berhentikan Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Bawaslu Ungkap Potensi Kerawanan Pilkada Jakarta, Heru Budi: Akan Dianalisis
Mobil Terbakar di Dekat Pospol Cut Meutia Jakpus
Minimal Saldo Mandiri Cukup Rendah dan Bervariasi, Mulai dari 5 Ribu Rupiah
Proyek Jalan Trans Papua Hubungkan Mamberamo-Elelim Dimulai, Cita-Cita Pemerintah Era Soeharto Terwujud
Dealer Ini Sumbang 30 Persen Penjualan MG di Indonesia
Studi: Pola Makan Nabati Bisa Perlambat Perkembangan Kanker Prostat