, Jakarta - Belum lama ini viral di media sosial dan ramai pemberitaan soal pengeroyokan bos rental mobil yang terjadi di Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Bos rental mobil itu diberitakan meninggal dunia dan tiga orang rekannya mengalami luka-luka hingga harus dirawat di rumah sakit. Kejadian yang terekam pada sebuah video amatir tersebut viral dan menjadi buah bibir banyak warganet.
Sejumlah orang menuding bahwa kawasan tersebut adalah 'sarang' pencuri dan penadah mobil curian dan warga yang memprovokasi dianggap bagian dari komplotan tersebut. Namun, bagaimana bisa satu wilayah menormalisasi kriminalitas semacam itu?
Baca Juga
Seorang alumnus jurusan Kriminologi Universitas Indonesia membahasnya dari perspektif ilmu kriminologi. Ia mengatakan bahwa sama seperti kebaikan yang bisa diajarkan, kejahatan pun bisa disebarkan lewat cara yang sama, bahkan menjadi budaya yang diwariskan.
Advertisement
"Di kriminologi, kami mempelajari kejahatan itu bukan cuma sebab ada niat pelakunya… bukan hanya karena ada kesempatan. Tapi juga kejahatan bisa menjadi subkebudayaan yg diwariskan. Hal inilah yg dijelaskan melalui Cultural Transmission Theory atau teori transmisi kultural," tulis M. Ridha Intifadha di akun Twitter atau X-miliknya @RidhaIntifadha pada 11 Juni 2024.
Ia menjelaskan bahwa kejadian di Pati tersebut bisa dianggap sesuatu yang biasa karena telah menjadi ide kolektif bagi masyarakatnya, sama seperti norma-norma yang dianut masyarakat, bedanya mereka menurunkan perilaku yang berseberangan dengan kebiasaan baik.
"Di sisi lain, norma di masyarakat itu bisa berbeda satu sama lain. Suatu norma yang dianggap normal/wajar di komunitas/masyarakat tertentu, bisa menjadi penyimpangan di masyarakat lain. Begitu pun sebaliknya," tulis Ridha.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Perilaku Buruk Bisa Diwariskan dan Dianggap Normal
Ridha memakai teori dari Sutherland bernama asosiasi diferensial. Singkatnya, teori ini menjelaskan bahwa "bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan seseorang dalam kelompok masyarakat tertentu, ia akan semakin mendalamin dan menginternalisasi budaya kelompok tersebut," tulisnya.
Artinya, jika kamu ikut dalam kelompok tertentu atau terlahir di suatu kelompok masyarakat, semakin lama kamu akan makin terbiasa dengan norma-norma yang mereka anut. Norma tersebut tidak peduli baik atau buruk.
"Catatan penting adalah setiap kelompok masyarakat itu punya subkultur kejahatannya masing-masing. Nah, Sutherland mencatat proses belajar kejahatan secara sosiologis sangat terkait dengan hubungan sosial, frekuensi, intensitas, dan makna asosiasi," sebut Ridha.
Curhatan warganet soal banyaknya pencuri mobil dari satu kecamatan di Pati dan warga sekitar yang sudah berkomplot untuk menyembunyikannya memperlihatkan kalau mereka sudah menganggap kejahatan tersebut hal yang biasa. Dari luar, ini adalah suatu tindakan yang dianggap tidak normal, namun karena frekuensi dan intensitas mereka berkumpul dengan kelompok kriminal tersebut, membuat mereka mengadopsi kejahatan tersebut sebagai bagian dari kebiasaan, baik yang ikut tergabung maupun yang hanya bertindak sebagai penonton.
Advertisement
Proses Seseorang Belajar Kejahatan
Dalam utas tersebut juga dituliskan bagaimana proses seseorang untuk belajar kejahatan. Sutherland yang mencetuskan teori tersebut merumuskannya dalam sembilan tahapan.
"Pada tahap pertama: Tingkah Laku Jahat itu dipelajari. Mereka yang tidak pernah "dilatih" untuk jahat, tidak akan menghasilkan tingkah laku kejahatan. Pada tahap kedua: kejahatan dipelajari ketika berinteraksi dengan orang-orang lain dalam proses komunikasi," tulis Ridha.
Selanjutnya, pada tahapan ketiga, seseorang akan belajar tingkah laku jahat ketika ia mulai berinteraksi dalam ranah pribadi dalam kelompok tersebut. Selanjutnya, ia akan mulai mempelajari tingkah laku jahat tersebut lewat proses, meliputi, motivasi yang khas, dorongan, rasionalisasi, dan memberikan sikap terhadap norma kelompoknya.
"Pada tahap kelima: motivasi yang khas dan dorongan tadi dipelajari ketika individu dihadapkan pada kondisi bahwa adanya aturan tingkah laku tunduk hukum harus ditaati dan aturan tingkah laku yang lebih condong pada pelanggaran hukum. Pada tahap keenam: seseorang menjadi jahat karena pengaruh 'aturan tingkah laku yg condong melanggar hukum' lebih kuat daripada 'pengaruh aturan tingkah laku yang tunduk hukum'," sebut Ridha, yang artinya pada tahap ini seseorang sudah mulai merasionalisasi perilaku-perilaku melanggar hukum.
Pada tahap ketujuh, kedekatan seseorang dengan kelompok yang tidak taat peraturan akan mempengaruhi caranya berpikir soal peraturan. Selanjutnya, ia mulai belajar dari kelompoknya soal cara dan kejahatan. Terakhir, perilaku jahat tadi sudah tidak memiliki batas antar perilaku jahat dan tidak jahat.
Kejahatan yang Diajarkan Bisa Direhabilitasi
Namun, sesuai dengan teori kriminologi, pelaku kejahatan bisa direhabilitasi dengan menghapus 'pelajaran kejahatan' yang pernah didapatnya.
"Penjahat itu bisa dipulihkan dengan proses yang sama dalam mempelajari kebaikan," tulis Ridha.
Kenyatannya, proses belajar menjadi "jahat" tersebut akan terus terjaga sebagai upaya mempertahankan subkebudayaan kriminal. Hal ini akan terus berlanjut dan berjalan kalau tanpa intervensi dari orang di luar kelompoknya.
"Coba bayangkan ada intervensi di tengah proses pembelajaran tadi. Misal: hukum yg tegas saat ada orang yang melanggar, lalu menjadi contoh bagi kelompok masyarakat lainnya Masyarakat hrs memperoleh rasionalisasi kenapa harus taat hukum, memperoleh sesuatu secara baik/halal, dsb," tambah Ridha.
Ridha mengingatkan bahwa, dalam teori Sutherland, kejahatan ini tidak terbatas sebagai penyakit sosial yang berkaitan dengan faktor ekonomi, keluarga, dan pendidikan. Perilaku kejahatan ini juga bisa dilakukan oleh seseorang dan organisasi atau kelompok terdidik yang dianggap punya daya pikir rasional. Itu mengapa tercetus konsep White Collar Criminal atau penjahat berkerah putih.
Terkini Lainnya
Polisi Minta Warga Sukolilo Pati Taat Hukum, Jangan Sampai Dicap Negatif
Berkaca Kasus Bos Rental Mobil Tewas Dikeroyok di Pati, Ini Kata Mabes Polri
Desa Sumbersoko Sukolilo Pati Berubah Nama di Google Maps Usai Tragedi Pengeroyokan, Ditandai Penadah Kendaraan Rental
Perilaku Buruk Bisa Diwariskan dan Dianggap Normal
Proses Seseorang Belajar Kejahatan
Kejahatan yang Diajarkan Bisa Direhabilitasi
pati
Pengeroyokan
kriminologi
Kebudayaan
Bos Rental Mobil
Sukolilo
Rekomendasi
Berkaca Kasus Bos Rental Mobil Tewas Dikeroyok di Pati, Ini Kata Mabes Polri
Desa Sumbersoko Sukolilo Pati Berubah Nama di Google Maps Usai Tragedi Pengeroyokan, Ditandai Penadah Kendaraan Rental
Mobil Milik Bos Rental BS Diamankan di Polres Jaktim, Ternyata Plat Nomor Sudah Diganti
Top 3 News: Polisi Duga Penyewa Mobil Milik Bos Rental yang Tewas di Pati Pakai Identitas Palsu
Mobil Milik Bos Rental Tewas di Pati Sudah Dibawa ke Jakarta, Pemegang Terakhir Jadi Tersangka
Teyeng Wakatobi Mengaku Tak Terlibat Pengeroyokan Bos Rental Mobil
Selebgram Teyeng Wakatobi Minta Maaf Buntut Video Viral di Lokasi Pengeroyokan Bos Rental Mobil
Polisi Periksa Selebgram Teyeng Wakatobi Buntut Video Viral di Lokasi Pengeroyokan Bos Rental Mobil
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024: Gol Lautaro Martinez Pastikan Argentina Lolos ke Perempat Final
Hasil Copa America 2024: Gol Martinez Pastikan Kemenangan Argentina atas Chile
Erik ten Hag Membuat Permintaan Khusus pada Manchester United Buat Rekrut Pemain Ini
Hasil Copa America 2024: Kanada Unggul Tipis Atas Peru
Link Live Streaming Copa America 2024 Chile vs Argentina, Sebentar Lagi Tayang di Vidio
Timnas Indonesia U-16
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Top 3 Berita Bola: Timnas Indonesia U-16 Sikat Filipina, Manchester United Gaet Pemain Denmark Lagi
Kalahkan Filipina, Coach Nova: Timnas Indonesia U-16 Kurang Kreatif, Untung Punya Keunggulan Fisik
Daftar Negara Tersukses Sepanjang Sejarah Piala AFF U-16, Indonesia Peringkat Berapa?
Hasil Piala AFF U-16 2024 Filipina vs Indonesia: Kerja Keras, Garuda Nusantara Amankan 3 Poin
Hasil Piala AFF U-16 2024 Filipina vs Indonesia: Garuda Nusantara Belum Cetak Gol
Judi Online
Bos PPATK Punya Data Lengkap Pejabat yang Main Judi Online, Siap Buka-bukaan
Duh, Ternyata Ada Karyawan Kominfo yang Ikut Judi Online
Cegah Judi Online, Wali Kota Tangsel Sidak Ponsel Milik Pegawai
PPATK: 1.000 Lebih Anggota DPR dan DPRD Terlibat Judi Online, Nilai Transaksi Capai Rp25 Miliar
Hoaks Promosi Website Judi Catut Nama Tokoh Terkenal, Simak Daftarnya
1.000 Anggota DPR-DPRD Terlibat Judi Online, Segini Nilai Transaksinya
Haji 2024
Bacaan Doa Menyambut Kepulangan Jemaah Haji 2024 yang Diajarkan Nabi
Data Terkini Jemaah Haji Indonesia 2024 Meninggal di Tanah Suci
Puluhan Ribu Jemaah Haji Pulang ke Indonesia Lewat Bandara Soetta hingga 21 Juli 2024
Jemaah Haji Indonesia Tersasar sampai Tidak Makan 2 Hari, Dibantu Muthawif Malaysia Kembali ke Hotel
Mengapa Ada Larangan Keluar Rumah Sepulang Haji? Ini Penjelasannya
Benarkah Bid’ah jika Berkunjung ke Orang yang Pulang Haji? Buya Yahya Ungkap Fadhilahnya
TOPIK POPULER
Populer
Potret Wisuda Atta Halilintar Lulus SMA di Usia 29 Tahun: Tidak Ada Kata Terlambat
Barcelona Ingin Jadi Zona Bebas Airbnb, Wisatawan Dilarang Sewa Apartemen Mulai 2028
Siapkan Pernikahan, Aaliyah Massaid Mulai Mencicil Perabotan Rumah dengan Belanja Online
Iseng Taruh Tokek di Piring Sushi, Mahasiswa Taiwan Terancam Dihukum Kampus dan Dituntut Ganti Rugi Restoran
Mamat Alkatiri Resmi Nikahi Nafha Firah,Tampil Beda Pakai Baju Arab dan Bugis
Investigasi Ungkap Mobil Hind Rajab Si Bocah Palestina Viral Dihujani 335 Peluru Tentara Israel
3 Resep Praktis Donat Labu yang Empuk dan Anti-bantat, Tak Perlu Antre Berjam-jam
Ridwan Kamil Ngamuk ke Maskapai Penerbangan Belanda KLM Gara-Gara Kopernya Tidak Kunjung Sampai
Top 3 Berita Hari Ini : Jemaah Haji Indonesia Tersasar sampai Tidak Makan 2 Hari, Dibantu Muthawif Malaysia Kembali ke Hotel
Digitalisasi Perizinan Event Dijanjikan Bikin Harga Tiket Konser Lebih Murah
Euro 2024
Didier Deschamps: Meski Cetak Gol, Mbappé Menganggap Topeng 'Rumit'
Ronald Koeman Murka Belanda Dikalahkan Austria di Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Republik Ceko vs Turki: Mencari Pendamping Portugal
Prediksi Euro 2024 Ukraina vs Belgia: Laga Hidup Mati Kevin De Bruyne dan Kolega
Jelang Ukraina Vs Belgia: Kemenangan Jadi Harga Mati bagi The Red Devils
Prediksi Euro 2024 Georgia vs Portugal: Berharap Belas Kasihan Cristiano Ronaldo Cs
Berita Terkini
Batuk Tak Sembuh-Sembuh hingga Berminggu-minggu? Waspadai 10 Jenis Penyakit Ini
Antisipasi Potensi Kekeringan, Jokowi Tinjau Pompanisasi di Kotawaringin Timur
Potret Pemain Mermaid in Love Jadi Bridesmaid Beby Tsabina, Persahabatan Terjaga
Armada Baru Scoot, Embraer E190-E2 Mulai Jelajahi Langit Sibu Sarawak
Saksikan Sinetron My Heart di SCTV Episode Rabu 26 Juni 2024 Pukul 17.00 WIB, Simak Sinopsisnya
Andalkan 3 Model, Penjualan Suzuki Naik 22 Persen pada Mei 2024
Sejarah Taiwan, Hong Kong, Macau Punya Pemerintahan Terpisah dari Tiongkok
7 Potret Rafathar dan Gempi Saat Latihan Tenis Bareng, Terlihat Lucu dan Malu-Malu Bikin Gemes
Kondisi Kenya Pasca Unjuk Rasa Tolak Kenaikan Pajak
Tari Kluwung Etan Pukau Penonton Saat Pembukaan ASEAN University Games 2024 di GOR Unesa
Didier Deschamps: Meski Cetak Gol, Mbappé Menganggap Topeng 'Rumit'
Bos PPATK Punya Data Lengkap Pejabat yang Main Judi Online, Siap Buka-bukaan
Sudah Selesaikan Pendidikan di Sekolah Lansia, Kakek Nenek di Semarang Jalani Wisuda
Hadi Tjahjanto Minta TNI Polri dan BIN Antisipasi Konflik Sebelum Pilkada 2024
BEI Ungkap Tantangan Capai Target 2024, Apa Saja?