uefau17.com

Viral Video Mi Instan Indonesia Jadi Penyelamat Warga Gaza di Tengah Serangan Israel: Tidak Ada Roti Selama 2 Hari - Lifestyle

, Jakarta - Dampak serangan militer Israel terus dilaporkan dari Gaza. Rumah sakit disebut penuh, sementara pasokan obat-obatan kian terbatas, ketersediaan bahan makanan pokok pun tidak lebih baik. Di tengah krisis, mi instan Indonesia muncul sebagai "pilihan terbaik."

Setidaknya itulah yang dibagikan pengguna X, dulunya Twitter, @Hind_Gaza, Rabu, 1 November 2023. Memperlihatkan mi instan cup dari merek Indomie, pemilik akun yang mengaku sebagai jurnalis Palestina yang berbasis di Jalur Gaza itu menulis dalam bahasa Inggris yang artinya, "Kami kehabisan roti selama dua hari sekarang."

"Mi instan jadi pilihan terbaik saat ini," imbuhnya. Kicauannya itu pun ditanggapi banyak warganet, termasuk dari Indonesia. Beberapa langsung menandai akun Indofood sebagai produsen Indomie untuk memberi bantuan pasokan makanan pada para warga Gaza.

"Mimin @indofood support indomie dong ke Gaza buat makanan darurat," kata salah satu warganet, yang disambung pengguna lain, "@indofood bantu kirimin min butuh banget di sana." "Bismillah @indofood bisa bantu kirim ke Gaza nggak? In syaa Allaah nanti kita yang beli," timpal yang lain.

Ada juga yang berkomentar, "Ayo @indofood kirimkan bantuan produk makananmu ke Palestina. Aku janji bakalan beli produkmu seumur hidup karena memang secinta itu sama Indomie. Tolong @indofood kirimkan bantuan untuk mereka secepatnya. 🥺🙏🏻"

Salah satu warganet bahkan memberi tips makan Indomie tanpa dimasak. "Alhamdulillah setidaknya ada itu. Semoga Anda menyukainya, terlepas dari situasinya. Kalau kepepet, (tapi saya harap tidak 😭) rasanya tetap oke saat tidak direbus: hamburkan mi, masukkan semua bumbu kering (tambahkan yang lain sesuai selera) dan kocok sampai rata," paparnya.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perbatasan Dibuka untuk Pertama Kali

Warga negara asing dan orang Palestina yang terluka telah diizinkan meninggalkan Gaza untuk pertama kalinya sejak perang Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober 2023. Mereka mulai menyeberang dari Gaza ke Mesir, kata para pejabat dan media Mesir, lapor CNN, dikutip Kamis (2/11/2023).

Sebanyak 81 warga Palestina yang terluka parah diperkirakan memasuki Mesir pada Rabu, 1 November 2023, puluhan di antaranya telah tiba dan menjalani perawatan di beberapa rumah sakit di seluruh Mesir, menurut seorang jurnalis CNN di lapangan. Juru bicara Kementerian Kesehatan Mesir mengatakan "Mereka tiba satu per satu."

Lebih dari 360 pemegang paspor asing juga meninggalkan Gaza melalui perbatasan Rafah, kata seorang pejabat pemerintah Mesir, yang berbicara tanpa menyebut nama, karena mereka tidak berwenang berbicara pada media.

Pejabat itu mengatakan, puluhan orang kini dalam perjalanan ke Kairo, di mana beberapa di antaranya akan mengejar penerbangan kembali ke negara asal mereka. Di antara mereka adalah warga negara Austria, Inggris, Yordania, Arab Saudi, Italia, dan Jepang, kata pejabat itu.

 

3 dari 4 halaman

Menyeberang ke Mesir

Setidaknya dua orang Amerika juga telah memasuki Mesir, menurut anggota keluarga dan kelompok bantuan. Beberapa warga Prancis pun telah meninggalkan Gaza, kata pejabat pemerintah.

Sebanyak 22 staf internasional Doctors Without Borders juga pergi dari Gaza, dan tim medis baru siap memasuki wilayah kantong Palestina itu "jika situasinya memungkinkan," kata badan amal tersebut pada Rabu.

Warga Palestina yang terluka dan berkewarganegaraan ganda adalah orang-orang non-sandera pertama yang diizinkan keluar dari daerah kantong tersebut. Ini merupakan terobosan signifikan setelah serangan udara Israel di wilayah padat penduduk yang menewaskan ribuan orang dan memicu aksi kemanusiaan berlangsung berminggu-minggu.

Menurut pejabat Mesir, 491 warga negara asing terdaftar untuk tiba di Mesir kemarin, Rabu. Namun, 130 sisanya tidak berhasil melintasi perbatasan atau menolak menyeberang tanpa keluarga mereka, yang namanya tidak ada dalam daftar.

Keluarnya mereka menyusul kesepakatan yang ditengahi Qatar antara Israel, Hamas, dan Mesir, berkoordinasi dengan AS, yang akan memungkinkan pembebasan warga negara asing dan warga sipil yang terluka parah dari Gaza, menurut seorang sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut.

4 dari 4 halaman

Skala Tragedi di Jalur Gaza

Perjanjian tersebut terpisah dari negosiasi penyanderaan, tambah sumber itu. Rekaman dari tempat kejadian pada Rabu menunjukkan kerumunan ambulans di sisi penyeberangan Gaza, sementara gambar menunjukkan keluarga menunggu di perbatasan dengan membawa koper.

Sejumlah pejabat dari konsulat asing juga berdiri di sisi wilayah Mesir, kata seorang pejabat perbatasan Mesir pada CNN di penyeberangan tersebut. Sementara, kepala badan pengungsi Palestina di PBB menyeberang ke Gaza untuk bertemu staf di lapangan.

Sekembalinya ke Mesir, ia menggambarkan skala tragedi tersebut sebagai sesuatu yang "belum pernah terjadi sebelumnya." Philippe Lazzarini, komisaris jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), menyebut perjalanan tersebut merupakan "ssalah satu hari paling menyedihkan dalam pekerjaan kemanusiaan saya."

Ia menggambarkan kondisi kehidupan yang tidak sehat. "Air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar hampir habis di Gaza," katanya. "Semua orang hanya meminta air dan makanan. Alih-alih berada di sekolah, belajar, anak-anak malah meminta seteguk air dan sepotong roti."

"Itu sangat menyayat hati. Yang terpenting, orang-orang meminta gencatan senjata. Mereka ingin tragedi ini berakhir," tandasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat