uefau17.com

Jumlah Kunjungan Wisman Capai 2 Juta dalam 2 Bulan Terakhir, Kemenparekraf Optimistis Target Batas Atas Tercapai - Lifestyle

, Jakarta - Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia semakin meningkat setelah pandemi Covid-19 berlalu. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bahkan optimistis target kunjungan wisman dapat melampaui target batas atas pada 2023 yaitu sejumlah 8,5 juta orang.

Rasa optimis itu dianggap realistis bila melihat jumlah kunjungan wisman pada Januari sampai Juli 2023 yang telah melampaui batas bawah, yakni 6,3 juta orang.

Badan Pusat Statistik mendata total kunjungan wisman naik sekitar 196 persen dibandingkan tahun 2022 dalam periode yang sama. Total kunjungan wisman sepanjang 2022 adalah 5,88 juta orang. Perinciannya, kunjungan wisman pada Januari-Juli 2022 sejumlah 2,12 juta orang.

Sementara itu kunjungan wisman pada lima bulan terakhir tahun lalu mencapai 5,88 juta orang. Yang membuat Kemenpaekraf lebih optimis lagi, jumlah wisman pada dua bulan terakhir mencapai satu juta orang pada tiap bulannya.

"Selama dua bulan terakhir ini angka kunjungan berada di atas 1 juta orang. Kami optimistis jumlah kunjungan Wisman 2023 bisa di atas batas atas," kata Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secara hybrid, Senin (25/9/2023).

"Pertumbuhan sebanyak 1 juta orang wisman per bulan tersebut terjadi pada Agustus dan September 2023. Dengan demikian, total Wisman pada Januari sampai September 2023 ini mencapai 8,3 juta orang. Ini yang membuat kita optimistis jumlah wisman bisa mencapai batas atas," tambahnya.

Kemenparekraf mencatat lima pasar utama wisman per Juli 2023 adalah Malaysia, Australia, Singapura, China, dan Timor Leste. Data tersebut senada dengan catatan BPS yang menempatkan Malaysia di posisi tertinggi.

BPS mendata kunjungan wisman dari Malaysia telah tumbuh 93,42 persen secara tahunan pada Januari-Juli 2023 menjadi 1,03 juta orang. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada wisman asal Singapura yaitu sebanyak 338,17 persen menjadi 777.900 orang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tingkat Hunian Hotel

Di samping itu, tingkat hunian kamar hotel berbintang per Juli 2023 ada di posisi 54,63%. Capaian tersebut naik dari posisi Juli 2022 di level 49,77%, atau Juli 2021 sebesar 22,38%, maupun Juli 2020 yang hanya 28,07%.

Secara total, tingkat penghunian kamar secara nasional di semua jenis hotel pada Juli 2023 mencapai 80,37 persen. Tingkat penghunian kamar terbesar terjadi di Bali atau hingga 103,2 persen, sedangkan terendah di DI Aceh atau hanya 55,18 persen.

Menurut BPS, mayoritas wisman yang berkunjung ke Indonesia pada Juli 2023 menggunakan moda angkutan udara, yaitu sebanyak 821,26 ribu kunjungan. Jumlahnya setara 73,13% dari total kunjungan wisman pada bulan tersebut.

Kemudian ada 124,22 ribu kunjungan wisman melalui moda angkutan laut (11,06%), dan moda angkutan darat 21,11 ribu kunjungan (1,88%). Sementara, kunjungan wisman ke Indonesia yang melalui pintu perbatasan sebanyak 156,34 ribu kunjungan (13,92%).

Beberapa bulan lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dari bulan Januari - Juni 2023. Jumlahnya naik 250,33 persen bila dibandingkan Januari - Juni 2022. Sampai Juni tahun ini, jumlah kunjungan wisman mencapai 5,19 juta. Dari jumlah tersebut penyumbang terbanyak bukan turis China tapi turis Singapura yaitu 16,41 persen.

3 dari 4 halaman

Jumlah Wisman China Masih Sedikit

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mendapatkan temuan menarik yaitu jumlah kunjungan turis India ke Indonesia meningkat. Jumlahnya mencaai sekitar 450 ribu orang. Jumlah turis India mencapai 6,48 persen, unggul tipis dari China yang bertengger di angka 5,88 persen.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, turis asal China tentu termasuk pasar yang sangat potensial, tapi hal itu tersendat sejak pandemi melanda sampai saat ini. Sandiaga Uno mengakui saat ini masih sulit mengajak turis China karena kebijakan internal di negara mereka, seperti masih ada pembatasan untuk berkunjung ke luar negeri.

Menparekraf memperkirakan jumlah kunjungan wisman asal China ke Indonesia baru akan pulih di atas tahun 2025. Sebelum pandemi Covid-19, jumlah kunjungan turis China tercatat mencapai 1 juta kunjungan di semester I/2019.

"Kita memprediksi [pemulihan kunjungan wisman] di atas 2025 untuk China," jelas Sandiaga dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secara hybrid di Kantor Pusat Kemenparekraf, Senin, 7 Agustus 2023. Pada tahun ini pemerintah menargetkan jumlah kunjungan wisman asal China sebanyak 235.000 kunjungan.

4 dari 4 halaman

Warga China Masih Enggan ke Luar Negeri

Sandiaga mengungkapkan target tersebut sudah terlampaui karena BPS mencatat, kunjungan wisman asal China ke Indonesia sebanyak 297.624 kunjungan sepanjang Januari-Juni 2023. Namun jumlah itu termasuk sedikit dibandingkan saat sebelum pandemic.

Pada 2019, kunjungan wisman China pada semester I/2019 tercatat sebanyak 1,04 juta kunjungan.Jika melihat distribusi kunjungan wisman menurut kebangsaan, China menempati posisi kelima pada Juni 2023 dengan total kunjungan sebanyak 62.500 kunjungan.

Posisi pertama di tempati oleh Singapura dengan 174.400 kunjungan, Malaysia 168.800 kunjungan, Australia 132.500 kunjungan, dan India sebanyak 68.900 kunjungan.

Menurut riset dari Moody’s Analytics, ada tiga alasan utama kenapa warga China masih enggan berlibur ke luar negeri yaitu biaya penerbangan internasional yang cukup mahal, jadwal penerbangan yang masih normal di mana nomor penerbangan internasional mengikuti level 2019, dan kecenderungan untuk berlibur di dalam negeri.

Sandiaga turut membenarkan riset tersebut, sebagai alasan masih rendahnya jumlah kunjungan wisman China ke Indonesia, apalagi secara mengejutkan jumlah wisman India melampaui Tiongkok, . Kemenparekraf sendiri berencana untuk menggenjot jumlah kunjungan wisman China. Di antaranya, dengan berfokus pada wisatawan berkualitas dan berkelanjutan di pasar-pasar utama seperti Shanghai, Beijing, dan Guangzhou.

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat