, Jakarta - Dengan segudang manfaat baik, konsumsi jamu telah mencatat sejarah panjang di Indonesia. Salah satu buktinya adalah eksistensi Babah Kuya, toko jamu legendaris di Bandung yang sudah ada sejak 1838.
Melansir laman Pemerintah Kota Bandung, Kamis, 27 April 2023, toko jamu ini didirikan seorang laki-laki dengan segudang pengetahuan tentang obat-obatan tradisional. Nama warung jamu ini diambil dari pendiri pertama yang kerap disapa Babah Kuya oleh masyarakat setempat.
Kini, hampir dua abad setelahnya, pengelolaan toko jamu di Jalan Pasar Barat No. 44, Kecamatan Andir ini sudah masuk generasi ke lima dari pendiri awal. Aroma jamu herbal nan khas akan tercium begitu pelanggan masuk ke toko tersebut.
Advertisement
Hendra Tanuwirja, pemilik generasi ke lima dari toko Babah Kuya, mengatakan bahwa di tokonya tersedia berbagai macam jamu herbal dari tanaman tradisional dengan harga berbeda-beda yang dipasok dari seluruh Indonesia.
"Di sini terdapat banyak jenis jamu, di antaranya yang berasal dari tanaman obat-obatan, seperti temulawak, kunyit, jahe, daun sirsak, dan lain-lain. Jamu dibanderol seharga mulai dari Rp10 ribu/ons sampai Rp200 ribu/ons," ucap Hendro, 6 Februari 2022.
Uniknya, pembeli juga bisa berkonsultasi langsung terkait penyakit yang dideritanya sehingga pelayan toko jamu dapat merekomendasikan jamu apa yang cocok untuk mengatasi penyakit tersebut. Warung jamu ini tidak memiliki cabang lain, alias hanya ada di kota Bandung.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Jamu Racikan Keluarga
![Toko Jamu Legendaris](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/HF8orl1BNe5QlisSQ2L60yO71gc=/640x640/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4407504/original/045838300_1682563879-51694809_282197699118209_6088059948046928672_n.jpg)
Melansir Good News from Indonesia, disebutkan bahwa seluruh resep jamu yang dijual di Babah Kuya merupakan racikan keluarga yang sudah diwariskan secara turun-temurun. Kendati demikian, ada juga resep jamu yang dikembangkan seiring berjalannya waktu, sehingga variannya terus bertambah.
Dari resep tersebut saja, toko ini memiliki ratusan resep jamu dan rempah-rempah yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pembeli. Untuk membuat racikan jamu, pemiliknya telah mengumpulkan berbagai buku referensi tentang rempah-rempah dari Belanda, Korea, bahkan China.
Selain membeli jamu, banyak juga pengunjung yang membeli rempah-rempah di Babah Kuya. Di toko ini bisa ditemukan banyak jenis rempah, seperti jahe merah, kayu manis China, binahong, delima putih, daun dewa, tanaman sambung nyawa, daun kitolot, daun murbai, jamur kayu, kulabet, cecenet, cabai Jawa, sambiloto, buah merah Papua, antanan, dan antehai. Sebagian besar rempah dan herbal di sini sudah dikeringkan. Sementara, ada juga rempah yang sudah digiling.
Advertisement
Bukti Eksistensi Jamu di Indonesia
![Ilustrasi](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/caPtp2YP8ew4fUtW_UmaeZRMQ-s=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4349808/original/089114600_1678196524-pexels-glaucio-guerra-1132599.jpg)
Menurut Prof Dr. Ir Murdijati Gardjito, seorang pakar kuliner yang juga Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Gadjah Mada (UGM), orang Indonesia sudah membuat jamu sejak ribuan tahun lalu. Hal itu terbukti dari gambar-gambar pada relief Candi Borobudur, juga penjelasan dalam naskah-naskah kuno tentang penyembuhan dan pengobatan orang sakit.
"Jamu ini termasuk kearifan lokal, pengetahuan asli Indonesia. Buktinya banyak sekali, salah satunya ada di relief Candi Borobudur yang berarti sudah ada dari abad ke-8, itu di masa dinasti Syailendra," ucap Murdijati saat dihubungi melalui sambungan telepon, 13 Maret 2020.
Ia menyambung, "Jadi di relief Karmawibhangga digambarkan ada orang yang kepalanya sakit dan dipijat orang, dengan orang lain memegang mangkok seperti ramuan. Relief lainnya menggambarkan orang sakit tersebut sembuh."
Pengetahuan tentang jamu, menurutnya, merupakan pengetahuan asli masyarakat Indonesia yang diwariskan dari generasi ke generasi, dikaji dari pengalaman, dan dipercaya memberikan manfaat yang berguna dalam menjaga kesehatan masyarakat. Menurut perempuan yang akrab disapa Bu Mur ini, bukti lainnya adalah Serat Centhini.
Jamu yang Tidak Hanya di Jawa
![Ilustrasi](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/erw-apF4G6PivfzX0oTe4Dd4DWI=/640x640/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4373869/original/078863100_1679973991-agnieszka-kowalczyk-obMdrL5pFWI-unsplash.jpg)
Di buku tersebut tercatat berbagai penyakit dan keluhan kesehatan dan obat untuk mengatasinya. Orang Jawa juga punya primbon Betaljemur Adamakna yang memuat mengenai jamu. Dari catatan pribadi juga banyak, katanya, bukan cuma masyarakat, tapi juga bangsawan seperti putri keraton maupun sultan.
Ditambah catatan orang China dan Belanda yang datang ke Indonesia dan mendokumentasikan jamu. Ini, sebutnya, semakin menguatkan bahwa jamu adalah produk asli Indonesia. Lalu, ada perempuan Belanda Jans Kloppenburg-Versteegh mengamati perilaku dalam kehidupan masyarakat Jawa yang menyembuhkan penyakit dengan memakai ramuan bahan tradisional dari tanaman dan hewan di lingkungan sekitar.
Ia mencatat lebih dari seribu jenis tanaman berkhasiat dan membuat buku dengan 1.467 resep pengobatan tradisional dengan bahan alami untuk berbagai macam penyakit seperti sakit kulit, sariawan, diare, ginjal, dan diabetes.
Selain itu, banyak juga kitab-kitab yang berisi tentang obat-obatan tradisional serta beberapa lontar di sejumlah wilayah Nusantara. "Ya memang lebih banyak di Jawa. Tapi jangan salah, selain ada jamu Jawa, ada (pula) jamu Madura, jamu Kalimantan, bahkan jamu Papua. Jamu ini sudah tersebar di seluruh Nusantara, dari Aceh sampai Papua," paparnya.
![Infografis Jamu Populer di Indonesia](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/s5JQM6gwvLGDNPvwf_C0FG-89Xc=/640x640/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4153166/original/080243500_1662776787-WhatsApp_Image_2022-09-10_at_09.21.05.jpeg)
Terkini Lainnya
Jamu Racikan Keluarga
Bukti Eksistensi Jamu di Indonesia
Jamu yang Tidak Hanya di Jawa
Babah Kuya
Warung Jamu Legendaris
Warung Jamu Legendaris di Bandung
Jamu
Jamu Indonesia
Jamu Nusantara
Ngejamu
Toko Jamu Legendaris di Bandung
Toko Jamu Legendaris
warung jamu
Toko Jamu
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Copa America 2024: Laga Brasil Melawan Kolombia Berakhir Tanpa Pemenang
Hasil Copa America 2024: Kolombia Jadi Juara Grup Usai Tahan Imbang Brasil, Kosta Rika Tekuk Paraguay
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Timnas Indonesia U-16
Timnas U-16 Indonesia Vs Vietnam: Nova Arianto Yakin Garuda Muda Bisa Bangkit
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Rabu 3 Juli Pukul 15.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Rekor Pertemuan Indonesia vs Vietnam di Piala AFF U-16, Kembali Adu Penalti?
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia: Penghiburan Medali Perunggu
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Link Siaran Langsung Vietnam vs Indonesia di Vidio: Perebutan Peringkat 3 AFF U-16 2024
Judi Online
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Menko PMK Pastikan Pelaku Judi Online Dihukum Berat dan Tak Dapat Bansos
Pilkada 2024
PDIP: Mantan Panglima TNI Andika Perkasa Lebih Cocok Jadi Bakal Cagub daripada Wagub di Pilkada Jakarta 2024
Pilkada 2024, Burhanuddin Didukung Maju Jadi Cabup Bombana
PKPU soal Syarat Eks Napi Koruptor Maju Pilkada Harus dengan Catatan
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
Survei: Elektabilitas Helldy Agustian Tertinggi di Pilwalkot Cilegon
TOPIK POPULER
Populer
Turis Thailand Boikot Perjalanan ke Korea Selatan, Kapok Ditolak Masuk Imigrasi dengan Alasan Tak Jelas
3 Resep Ayam Kukus Suwir yang Lezat supaya Tidak Selalu Makan Gorengan
Cara Mencairkan Daging Sapi yang Masih Membeku, Jangan Cuma Cepat tapi Harus Aman
Tips Merawat Rambut agar Tetap Kuat dan Sehat: Panduan Lengkap untuk Rambut Panjang Impian
Manisnya Kahiyang Ayu Berkebaya Janggan Dampingi Bobby Nasution di Perayaan HUT Kota Medan
Skandal Gaun Pengantin Putri Susan Sarandon, Dianggap Terlalu Ekspose Belahan Dada
Interaksi Paula Verhoeven dan Baim Wong di Acara Wisuda Kiano Jadi Sorotan
Kepala Desa di Wakatobi Dirujak Warganet karena Memprotes Aksi YouTuber Denmark Kristian Hansen Perbaiki Jembatan Rusak
Hijaukan Labuan Bajo, 18 Duta Besar Tanam Pohon Tabebuya di Bukit Parapuar
Euro 2024
Di Istanbul, Suporter Sambut Meriah Kemenangan Turki atas Austria
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
Bungkam Rumania 0-3, Belanda Raih Tiket Perempat Final Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Berita Terkini
Mangkrak 8 Tahun, Bahlil Jamin Pabrik Lotte Chemical Mulai Operasi Maret 2025
Cara Bawa Kambing Naik Motor, Trik Jitu Biar Ternak Tenang di Perjalanan
Viral di Swedia Jual Tanah Hanya Rp 1.548 per Meter
Dihadiri Ribuan Peserta, PERDOSKI Pecahkan Rekor MURI Pemeriksaan dan Pengobatan Scabies
Pengusaha Minta Dilibatkan Soal Bea Masuk Barang China 200%
Pengelola KFC Ambil Bagian Saham Jagonya Ayam Senilai Rp 160,42 Miliar
7 Status Nyeleneh Cowok Lagi Galau dan Patah Hati Ini Kocak Banget
Sahabat Putin di Uni Eropa Kunjungi Ukraina, Ada Apa?
Jokowi: Peretasan PDN Juga Terjadi di Negara Lain, Bukan Hanya Indonesia
KY Jamin Tindaklanjuti Laporan Masyarakat Terkait Pelanggaran Etik Hakim
Populasi Satwa Prioritas di Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi Terus Meningkat, Macan Tutul Ada 36 Ekor
Kata Sri Mulyani saat DPR Minta Roadmap Perkeretaapian Jadi Syarat PNM PT KAI dan INKA