, Jakarta - Bahan kimia forever yang digunakan dalam barang sehari-hari, seperti berbagai peralatan masak, telah lama dikaitkan dengan masalah kesehatan yang serius. Ahli kimia di Amerika Serikat (AS) dan China mengatakan akhirnya menemukan metode terobosan untuk mendegradasi senyawa pencemar ini, yang disebut sebagai PFAS, menggunakan suhu relatif rendah dan reagen umum.
Hasil catatan mereka diterbitkan dalam jurnal Science, melansir Japan Today, Senin, 22 Agustus 2022. "Itulah sebabnya saya mendalami sains, sehingga saya dapat memberi dampak positif pada dunia," penulis senior, William Dichtel, dari Universitas Northwestern mengatakan.
Advertisement
Baca Juga
PFAS, atau zat per dan polifluoroalkil, pertama kali dikembangkan pada 1940-an dan sekarang ditemukan dalam berbagai produk, termasuk panci antilengket, tekstil tahan air, dan busa pencegah kebakaran. Seiring waktu, polutan telah terakumulasi di lingkungan, memasuki udara, tanah, air tanah, danau, dan sungai sebagai akibat dari proses industri.
Meski bahan kimia PFAS dapat disaring dari air, ada beberapa solusi lain utuk menghilangkannya. Metode yang sebelumnya diperkenalkan untuk menghancurkan PFAS memerlukan "usaha keras", seperti pembakaran pada suhu yang sangat tinggi atau penyinaran dengan gelombang ultrasonik.
Pembakaran pun tidak selalu sangat mudah, dengan satu pabrik di New York ditemukan masih melepaskan beberapa senyawa ke udara melalui asap. Ketidakterhancuran PFAS berasal dari ikatan karbon-fosforidanya, salah satu jenis ikatan terkuat dalam kimia organik.
Fosfor adalah unsur yang paling elektronegatif dan ingin mendapatkan elektron, sedangkan karbon ingin membaginya. Molekul PFAS mengandung rantai panjang ikatan ini, tapi tim peneliti mampu mengidentifikasi kelemahan mencolok yang umum terjadi pada kelas PFAS tertentu.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
10 Bahan Kimia PFAS
Di salah satu ujung molekul, ada sekelompok atom oksigen bermuatan yang dapat ditargetkan menggunakan pelarut dan reagen umum pada suhu 80--120 derajat celcius, memenggal kelompok kepala dan meninggalkan ekor reaktif.
"Begitu itu terjadi, itu memberi akses ke jalur yang sebelumnya tidak dikenal yang menyebabkan seluruh molekul hancur dalam serangkaian reaksi kompleks," kata Dichtel, yang akhirnya membuat produk akhir yang tidak berbahaya.
Bagian kedua dari penelitian ini melibatkan penggunaan metode komputasi yang kuat untuk memetakan mekanika kuantum di balik reaksi kimia yang dilakukan tim untuk menghancurkan molekul. Pengetahuan baru pada akhirnya dapat memandu perbaikan lebih lanjut pada metode ini.
Studi saat ini berfokus pada 10 bahan kimia PFAS, termasuk polutan utama yang disebut GenX, yang telah mencemari Sungai Cape Fear di North Carolina, sumber air bagi 350 ribu orang. Tapi, itu hanya puncak gunung es, karena Badan Perlindungan Lingkungan AS telah mengidentifikasi lebih dari 12 ribu bahan kimia PFAS.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Studi Paparannya dengan Risiko Kanker
Dichtel mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Ada kelas (bahan kimia forever) lain yang tidak memiliki tumit Achilles yang sama, tapi masing-masing akan memiliki kelemahannya sendiri. Jika dapat mengidentifikasinya, kita akan tahu cara mengaktifkannya untuk kemudian dihilangkan."
Sebuah studi yang diterbitkan minggu lalu oleh para ilmuwan Universitas Stockholm menemukan air hujan di mana-mana di planet ini tidak aman untuk diminum karena terkontaminasi PFAS. Paparan kronis bahkan tingkat rendah telah dikaitkan dengan kerusakan hati, kolesterol tinggi, respon kekebalan berkurang, berat badan lahir rendah, dan beberapa jenis kanker.
Sebelumnya dilaporkan bahwa semakin banyak bukti paparan rutin bahan kimia "forever" buatan manusia berpengaruh pada peningkatan kasus kanker. Bahan kimia itu tercatat digunakan dalam berbagai produk rumah tangga, melansir New York Post. Sebuah studi baru yang meneliti korelasi antara kanker hati dan keberadaan bahan kimia ini pada manusia menemukan bahwa orang dengan tingkat paparan tertinggi memiliki peluang 350 persen lebih besar untuk mengidap penyakit tersebut.
Temuan Lain
Istilah bahan kimia "forever" mengacu pada lebih dari 4.700 jenis zat perfluoroalkyl dan polifluoroalkil, atau PFAS, yang digunakan secara luas di seluruh industri manufaktur. Dinamai demikian karena zat tersebut terdegradasi sangat lambat dan menumpuk seiring waktu di tanah, air minum, dan di dalam tubuh.
Meski sangat berguna, bahan kimia tersebut sejak itu telah dikaitkan dengan timbulnya kanker dan penyakit lain pada hewan laboratorium. Mengikuti bukti yang kuat bahwa asam perfluorooctanesulfonic (PFOS) bersama zat umum lain yang disebut asam perfluorooctanoic (PFOA) membuat konsumen sakit, Badan Perlindungan Lingkungan AS pada 2006 memerintahkan delapan perusahaan manufaktur multinasional yang diwakili di AS untuk menghentikan penggunaan bahan kimia tersebut.
Tahun lalu, asam perfluorooctanoic (PFOA) juga ditemukan di sejumlah produk kosmetik di AS, lapor CNN. "PFAS yang paling umum adalah polytetrafluoroethylene, bahan lapisan panci. Tapi, secara keseluruhan, kami telah mengidentifikasi 13 bahan kimia PFAS di lebih dari 600 produk dari 80 merek," kata David Andrews, ilmuwan senior untuk Environmental Working Group, sebuah organisasi konsumen yang memelihara database pada produk perawatan pribadi yang mengandung racun.
Terkini Lainnya
VIDEO: YPP Salurkan Bantuan Sembako dan Peralatan Masak Bagi Warga di Binangun, Banyumas
Apa Itu Bahan Kimia Forever dalam Peralatan Masak yang Berisiko Picu Kanker Hati?
10 Bahan Kimia PFAS
Studi Paparannya dengan Risiko Kanker
Temuan Lain
Peralatan Masak
Bahan Kimia Forever
Bahan kimia
PFAS
Copa America 2024
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
Puan Respons Wacana Duet Anies-Andika di Pilkada Jakarta 2024: Menarik
TOPIK POPULER
Populer
Tren Belanja di Omnichannel, Kawinkan Pengalaman Online dan Offline
Bukchon Hanok Village di Seoul Bakal Batasi Jam Kunjungan Turis demi Kurangi Sampah dan Suara Berisik
Video Viral Pemilik Restauran di Hanoi Vietnam Mengusir Influencer Yahudi untuk Tunjukan Dukungan pada Warga Palestina
Uncle Roger Segera Buka Restorannya di Malaysia, Siap-Siap Dibalas Komentar Pedas
Atasi Overtourism, Amsterdam Bakal Larang Kapal Pesiar Berlabuh Mulai 2035
Asal-usul Pecel Lele, Makanan Favorit Naufal Hafidz Si Jenius dari ITB
Top 3 Berita Hari Ini: Berat Badan Turun 10 Kg dalam 2 Bulan, Mo Sidik Ungkap Pantangan Makanannya dari Gorengan sampai Santan
Pengantin Habiskan Bujet Katering Pernikahan Rp216 Juta, Menunya Sushi Tei sampai Kopi Kenangan
6 Fakta Menarik Gunung Jailolo di Maluku Utara yang Memiliki Sumber Air Panas
Euro 2024
Link Live Streaming Euro 2024 Spanyol vs Jerman Jumat 5 Juli Pukul 23.00 WIB, Duel Raksasa di 8 Besar
Prancis Vs Portugal 8 Besar Euro 2024: Les Bleus Siap Tampil Garang
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Prancis: Adu Ketajaman Cristiano Ronaldo dan Kylian Mbappe
Putusan Jude Bellingham Terungkap, Inggris Pertimbangkan Perubahan Radikal di Perempat Final Euro 2024
Spanyol Vs Jerman: Der Panzer Manfaatkan Status Tuan Rumah
Berita Terkini
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Perlukah Pemerintah Bentuk Satgas Penertiban Impor Ilegal?
Jangan Lewatkan Sinetron Naik Ranjang di SCTV Episode Jumat 5 Juli 2024 Pukul 20.00 WIB, Simak Sinopsisnya
Saham BBRI Naik Tipis Hari Ini Jumat 5 Juli 2024
Lewat Pameran Lukisan, 1 Seniman Indonesia Bareng 19 Pelukis ASEAN-India Pamer Hubungan Budaya dan Sejarah
Rayakan Ulang Tahun ke-7, Wuling Tebar Promo DP Murah Rp 8 Jutaan untuk Mobil Listrik
Alasan 2 Raksasa Eropa Tunda Investasi Proyek Baterai di Maluku Utara
Pemprov Jabar Perkuat Kapasitas SDM dan Infrastruktur Guna Mengantisipasi Serangan Siber
Link Live Streaming Euro 2024 Spanyol vs Jerman Jumat 5 Juli Pukul 23.00 WIB, Duel Raksasa di 8 Besar
Aurelie Moeremans Bagikan Tips Padu-padan Sneaker, Gaya Kasual sampai Feminin
Anak Song Il Kook Merasa Bersalah Ayahnya Sulit Dapat Pekerjaan: Kami Membatasi Kariernya...
Menko Polhukam: Satgas BLBI Memperoleh Rp38,2 Triliun Sejak 2021
Aktor Bollywood Raama Mehra Ditangkap Usai Selundupkan Hewan Dilindungi