uefau17.com

Bisa Glamping di Rumah Hobbit di Area Resort Bergaya Jawa Tradisional di Malang - Lifestyle

, Jakarta - Rasanya tak habisnya mengulik wisata di Malang Raya. Mulai dari destinasi hingga akomodasi, semua menawarkan pengalaman beragam, seperti yang ditawarkan Shanaya Resort Malang. 

Berlokasi di kawasan Jalan Raya, Perum GPA, Malang, Jawa Timur, akomodasi ini sudah hadir sejak tiga tahun lalu. Saat itu, tempat menginap itu masih dikelola langsung pemilih. Baru pada 21 Januari 2022, Shanaya Resort Malang bernaung di bawa Tauzia Management yang juga bekerja sama dengan The Ascott Limited dalam manajemen hotel.

Kompleks resort yang menempati lahan seluas 16 hektare itu mengusung konsep Jawa traadisional. "Itu terlihat dari nuansanya, di sini memang banyak ukiran-ukiran dengan tradisionalnya. Apalagi match dengan konsep kita yaitu resort ya," kata Gitvy Fitria Marethasary, Marketing and Branding Manager Shanaya Resort Malang, kepada pada Kamis, 2 Juni 2022.

Tersedia dua jenis akomodasi yang bisa dipilih, yakni vila dan glamping. Ada tiga tipe vila yang dihadirkan, meliputi Kartanegara, Singhasari, dan Shanaya Royal, dengan harga kamar mulai dari Rp1,375 per malam. Dua tipe terakhir menyediakan fasilitas kolam renang di setiap unit.

Sementara, glamping terdiri dari tiga tipe, dimulai dari dua tempat tidur hingga empat tempat tidur. Kamarnya terletak di luar ruang agar makin dekat dengan alam. Harga glamping Ranggawuni dimulai dari Rp550 ribu. 

"Untuk glamping atau yang biasa disebut rumah hobbit juga bisa mengambil paket BBQ," kata Gitvy.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Minat Staycation

 

Lokasi Shanaya terbilang strategis. Resort itu hanya berjarak sekitar 10 menit saja ke exit tol Malang, begitu pula menuju Kota Batu dan Kota Malang. Dengan begitu, para tamu bisa mudah menjangkau destinasi wisata populer, seperti Jatim Park 1, 2, dan 3. Meski begitu, banyak pula yang datang ke resort sepenuhnya untuk staycation.

"Sekarang ini tamu mulai berubah menjadikan resort ini sebagai staycation, terlebih lagi akhir-akhir ini. Staycation itu sekarang sudah jadi kebutuhan wajib setiap orang," ujarnya. 

Berangkat dari itu, pengelola resort pun menyediakan fasilitas dan aktivitas pendukung. Di ruang terbuka, para tamu bisa jogging maupun bersepeda. Tersedia pula kolam renang untuk tamu bayi hingga dewasa. Di akhir pekan, anak-anak bisa mengikuti beragam kegiatan, mulai dari melukis, kelas memasak, menunggang kuda, hingga memainkan permainan tradisional. Jadwal untuk melukis dan menunggang kuda sudah tersedia rutin.

Tak ketinggalan adalah keberadaan Anusapati Restaurant yang diklaim rasanya sangat rumahan. "Kalau lagi kangen makanan nenek di desa, bisa banget makan di sana," kata dia.

Menu yang paling sering dipesan adalah ayam Shanaya dan iga lombok ijo. Begitu pula dengan pisang goreng tegal gondog yang bercita rasa tradisional. Rentang harganya antara Rp50 ribu hingga Rp150ribuan. "Masih normal segitu," ucap Gitvy.

 

3 dari 4 halaman

Hanya untuk Tamu

Gitvy mengatakan para tamu yang datang tak terbatas hanya dari warga lokal Malang, tetapi juga dari luar kota, seperti Jakarta dan Surabaya. Mayoritas mereka datang bersama keluarga, bertujuan untuk menikmati liburan akhir pekan, liburan sekolah, atau hanya sekadar melepas penat.

"Tujuan utamanya memang ke Malang dan resort," kata dia.

Seiring pelonggaran kewajiban bermasker dan mobilitas di masa pandemi, tingkat kunjungan pun ikut meningkat. Namun, Gitvy mengatakan para staf dan tamu nyatanya masih sering menggunakan masker mereka sekalipun banyak area terbuka dan di luar ruang. Protokol kesehatan dengan mengecek suhu dan mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer juga tetap diberlakukan.

"Para tamu sampai detik ini masih pakai masker, seperti staf dan karyawan. Masih juga ada anjuran dari Shanaya," kata dia. 

Protokol standar kebersihan di kamar juga terus diterapkan. Gitvy menyebut pihaknya masih sering mendesinfektasi kamar walau sudah ada pelonggaran dari pemerintah. "Jadi, ada habit yang sudah terbiasa dalam menerapkan protokol," ia menyebut.

 

4 dari 4 halaman

Belum Tersertifikasi CHSE

Gitvy mengaku mereka belum tersertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability). "Karena Shanaya ini kan masih baru ya, jadi baru opening di bulan Januari. Jadi, sekarang kita lagi proses verifikasi CHSE," ia beralasan.

Sementara, pelibatan masyarakat sekitar saat ini terbatas pada mempekerjakan warga sebagai tukang kebun untuk membantu membersihkan gulma di area tersebut. Begitu pula dengan pengelolaan kebersihan di sekitar resort. Sejauh ini, sampah yang dihasilkan di kawasan itu baru sebatas mengumpulkan saja, belum memilah, apalagi sampai menerapkan ekonomi sirkular.

"Kita masih concern dulu dengan opening. Tapi memang, kalau untuk mengarah ke ekonomi sirkular agar SDA dapat dipakai selama mungkin, pasti akan menuju ke arah sana," ucapnya. (Natalia Adinda)

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat