, Jakarta - Indonesia diberkati ulama-ulama alim sejak masa silam. Mulai dari zaman Walisongo, masa pra-kemerdekaan, hingga kekinian.
Adalah KH Sya'roni Ahmadi, seorang ulama Al-Qur'an asal Kudus, Jawa Tengah. Beliau mengalami masa penjajahan Belanda, Jepang, revolusi kemerdekaan, hingga geger PKI 1965.
Advertisement
Baca Juga
KH Sya'roni Ahmadi lahir pada zaman serba sulit, akhir 1920-an, beberapa riwayat lain secara resmi menyatakan beliau lahir pada 1931 di Kudus. Pada masa itu, represi kolonial sangat terasa lantaran dimulainya pergerakan kemerdekaan, termasuk dari kalangan santri.
Melansir blog talimulquranalasror, KH. Sya’roni Al-Hafidz terlahir dari keluarga santri. Sejak kecil beliau dikenal sebagai anak yang gandrung mengkaji agama, mulai dari al-Qur’an sampai tauhid, fikih, tasawuf dan sebagainya.
Meskipun berasal dari keluarga dari ekonomi pas-pasan, terbukti beliau rajin mengikuti pengajian-pengajian yang diadakan di kota Kudus dan sekitarnya. Sosok Sya’roni kecil termasuk anak yang cerdas dan rajin.
Cobaan dialami oleh Sya'roni kecil. Pada usia 8 tahun, beliau ditinggal oleh sang ibunda wafat. Sepeninggal ibunya Kyai Sya’roni di asuh oleh sang ayah.
Cobaan itu tak menyurutkan semangat Sya'roni kecil. Terbukti, pada usia 11 tahun, beliau telah hafal Kitab Alfiyah Ibnu Malik.
Simak Video Pilihan Ini:
Edan, Traktor Setan dengan Teknologi Remot Mampu Bajak 5 Hektar Sawah
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Hafal Al-Qur'an di Usia 14 Tahun
![Kh Sya'roni Ahmadi, ulama ahli Al-Qur'an mantan Mu'tasyar PBNU. (Foto: NU Online)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/sOTdDoyv7y16zDvEd_b_2x7pfTQ=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4731480/original/005417700_1706711998-KH_IMAM_SYA_RONI_AHMADI.jpg)
Kiai Sya'roni terus belajar dengan giat. Lagi-lagi cobaan kembali datang menghampiri. Kali ini, ayahnya meninggal saat Sya'roni berumur 13 tahun.
Namun hal itu juga tidak menjadi penghalang tekad Sya'roni. Pada usia 14 tahun, Sya'roni remaja hafal Al-Qur'an atau hafidz. Hebatnya, beliau hafal Al-Qur'an dalam kondisinya yang yatim piatu.
Pada tingkatan pendidikan formalnya, Sya’roni pernah melewati pendidikan di Madrasah Diniyah Mu’awanah di Madrasah Ma’ahid lama (pada masa KH. Muchit). Sedangkan pada pendidikan nonformalnya, beliau belajar banyak dari satu tempat ke tempat lain.
Untuk belajar al-Qur’an (menghafal al-Qur’an) utamanya Qira’ah Sab’ah beliau berguru kepada KH Arwani Amin Kudus yang mengasuh Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an. Beliau juga sempat berguru kepada KH. Turmudzi, KH. Asnawi, KH. Turaichan Adjuri dan lain-lain.
Kyai Sya’roni banyak dikenal sebagai sosok yang menguasai ilmu agama secara interdisipliner, dalam hal ini Kyai Sya’roni tidak hanya mahir dalam ilmu tafsir, tetapi juga dalam ushul al-fiqh, fikih, mantiq, balaghah dan sebagainya. Dalam hal al-Qur’an, beliau tidak hanya pandai membacanya namun juga pintar melagukannya bahkan beliau menjadi Dewan Musabaqah Tilawatil al-Qur’an (MTQ) tingkat nasional.
Advertisement
Keras Melawan PKI
![KH Sya'roni Ahmadi, ulama Al-Qur'an asal Kudus yang juga pernah menjabat Mustasyar PBNU. (Foto: NU Online)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/Okom1jGKcgk0E2XEu0MxDmbuKbI=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4732449/original/088329900_1706800171-KH_SYA_RONI_AKHMAD.jpg)
Setelah sekian lama bergumul dengan ilmu dan pengajian-pengajian, Kyai Sya’roni akhirnya menikah pada tahun 1962. Beliau menyunting seorang gadis bernama Afifah. Dari pernikahan itu beliau dianugerahi 8 anak putra, 2 anak laki-laki dan 6 anak perempuan.
Kyai Sya’roni mulai berdakwah di masyarakat dalam usianya yang sangat muda. Dalam melaksanakan Dakwah Islamiyah ini, Kyai Sya’roni menggunakan dua model. Pertama yakni model Dakwah di Masjid-masjid atau di sebuah rumah warga yang dijadikan tempat untuk mengaji; kedua adalah Pengajian Umum atau Tabligh Akbar.
Metode pertama ini biasanya dipakai dan dikonsumsi oleh masyarakat sekitar tempat tinggalnya. Pengajian yang dilakukan sudah ditetapkan jadwalnya dan proses pengajarannya pun dilakukan secara berkesinambungan. Sedang model kedua biasanya dipakai untuk berdakwah di luar daerah. Hal ini karena di samping masalah waktu yang tidak memungkinkan untuk berdakwah dengan model pertama juga terkadang karena permintaan dari penduduk setempat.
Dalam melakukan Dakwah Islamiyah, sekitar tahun 1960 sampai 1970-an, Kyai Sya’roni dikenal sebagai tokoh yang sangat keras. Apalagi saat itu adalah masa-masa meruyaknya ideologi komunisme yang dilancarkan PKI.
Gaya ini selalu dipakai Kyai Sya’roni dalam berbagai kesempatan karena keadaan waktu itu mengandaikan demikian. Baik ketika khutbah maupun pengajian umum atau tabligh akbar beliau selalu tampil dengan mengambil hukum yang tegas ketika dihadapkan pada suatu permasalahan yang terjadi dalam masyarakat (waqi’iyyah). Konon, gaya seperti ini sering dipakai KH. Turaikhan dalam berdakwah.
Kiai Kharismatik
![KH Sya'roni Ahmadi (Mustasyar PBNU) dengan KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur (Ketua Umum PBNU). (Foto: NU Online)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/X_aF0VeU_nT10gIp0h0WrgBdDeg=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4733369/original/099422400_1706893246-KH_SYA_RONI_DAN_GUS_DUR-talimulquranalasror.jpg)
Namun, sekitar periode 1980-an, Kyai Sya’roni mulai banting setir. Gaya dakwah yang selama ini dilakukan dengan nada keras dirubah total dengan memakai gaya yang melunak. Perubahan gaya dalam berdakwah ini dilakukan dengan pendekatan komparatif yakni merujuk kepada pergeseran masyarakat dari waktu ke waktu serta logika kebutuhan masyarakat yang tiap saat berubah. Karena masyarakat dari waktu ke waktu berubah maka metode berdakwah pun mesti berubah.
Kyai Sya’roni pada zaman penjajahan Belanda sempat terlibat dalam perang-perang gerilya dalam rangka pengusiran Belanda dari muka bumi Indonesia. Tahun 1965 yakni masa pemberontakan PKI Kyai Sya’roni juga merupakan salah seorang yang menjadi target operasi yang dilakukan oleh PKI.
Hal ini karena Kyai Sya’roni merupakan sosok yang rajin berkampanye dan membuat pengajian-pengajian. Kyai Sya’roni dengan tegas menolak ideologi komunisme PKI.
Dalam konteks kepartaian, pada tahun 1955-an Kyai Sya’roni merupakan sosok yang rajin berkampanye untuk Partai NU. Sampai dengan tahun 1970-an Kyai Sya’roni juga sering terlibat aktif dalam Partai NU sampai akhirnya NU mengambil keputusan kembali ke Khittah 1926 dalam Muktamar Situbondo tahun 1984. Dan beliau merupakan orang NU yang mendukung kembali khittah NU 1926. Adapun pasca khittah NU Kyai Sya’roni juga sempat terlibat di Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Namun beliau hanya bermain di belakang layar dan tidak berada di garis struktural kepartaian. Beliau cenderung mengambil posisi netral.
Langkah ini menjadikan Kyai Sya’roni mampu diterima oleh semua kalangan. Hubungan dengan Pemerintah Daerah yang waktu itu didominasi oleh Golkar tetap terjaga dengan baik. Ditambah lagi dengan pembawaan beliau yang lunak dan halus. Baliau juga sangat menghindari kepentingan Partai dalam setiap pengajian yang dilakukan. Kegiatan kultural Kyai Sya’roni pun tetap berjalan dengan baik. Bahkan beliau menjadi sosok yang disegani, baik oleh Pemerintah Daerah maupun kelompok-kelompok yang lain.
Ulama besar asal Kudus Jawa Tengah, KH Sya’roni Ahmadi, wafat pada Selasa pagi (27/4/2021. Beliau meninggalkan ilmu yang terus dikaji oleh generasi setelahnya.
Terkini Lainnya
Kiamat Diprediksi Terjadi Sebelum 1500 H, Benarkah? Ini Kata 3 Ustadz Terkemuka
Bolehkah Sholat Tahajud Digabung Sholat Hajat? Simak Penjelasan Buya Yahya
Buya Yahya soal Imam Mahdi Sebagai Tanda Kiamat, Ciri-Cirinya Berdasar Hadis
Simak Video Pilihan Ini:
Hafal Al-Qur'an di Usia 14 Tahun
Keras Melawan PKI
Kiai Kharismatik
KH Sya'roni Ahmadi
Ulama Al-Qur'an
Alfiyah Ibnu Malik
Kudus
Islam
Berita Islami
Al Quran
Hafidz
Ulama
Hafal Al-Quran
yatim piatu
Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Kolombia Jadi Juara Grup Usai Tahan Imbang Brasil, Kosta Rika Tekuk Paraguay
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Hasil Copa America 2024: Uruguay Singkirkan Amerika Serikat, Panama Melenggang ke Perempat Final
Timnas Indonesia U-16
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Rabu 3 Juli Pukul 03.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Rekor Pertemuan Indonesia vs Vietnam di Piala AFF U-16, Kembali Adu Penalti?
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia: Penghiburan Medali Perunggu
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Link Siaran Langsung Vietnam vs Indonesia di Vidio: Perebutan Peringkat 3 AFF U-16 2024
Ini Penyebab Kekalahan Lawan Australia Menurut Pelatih
Judi Online
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Menko PMK Pastikan Pelaku Judi Online Dihukum Berat dan Tak Dapat Bansos
Puan Minta MKD Buka Daftar Anggota DPR yang Diduga Terlibat Judi Online
Pilkada 2024
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
Survei: Elektabilitas Helldy Agustian Tertinggi di Pilwalkot Cilegon
KPU RI Resmi Terbitkan Peraturan Anyar soal Batasan Usia Kepala Daerah, Ini Isinya
Puan Sebut PDIP Pertimbangkan Kaesang Maju Pilkada Jateng
Hasto PDIP: Coklit Ini Penting Dalam Menjamin Hak Konstitusional Warga
TOPIK POPULER
Populer
Benarkah Syaikh Abdul Qadir al-Jilani Menentang Aqidah Asy'ariyah? Ini Kata Buya Yahya
Ini yang Harus Dilakukan di Tahun Baru Islam Menurut Ustadz Adi Hidayat
Bolehkah Mengusap Wajah setelah Sholat, Apa Hukumnya?
7 Pintu Surga Terbuka Sesuai Amal Ibadah, Kamu Pilih yang Mana?
25 Contoh Mata Lomba untuk Meriahkan Tahun Baru Islam 1446 Hijriah, Cekidot!
Buya Yahya Menyebut Tahun Baru Hijriyah Bukan Hari Raya, Kenapa?
Foto Syaikh Abdul Qadir al-Jilani yang Beredar Asli atau Khayalan? Ini Kata Buya Yahya dan Habib Hasan
Tubuh Sebenarnya Menolak Maksiat, Gus Baha Beberkan Fakta-faktanya
Top 3 Islami: Jadwal Puasa Sunnah di Bulan Juli 2024: Muharram, Tasu'a, Asyura, Ayyamul Bidh Lengkap Niat dan Tata Caranya
3 Doa Pembuka Pintu Rezeki Secepat Kilat dan Pelunas Utang dari Imam Nawawi
Euro 2024
Di Istanbul, Suporter Sambut Meriah Kemenangan Turki atas Austria
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
Bungkam Rumania 0-3, Belanda Raih Tiket Perempat Final Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Berita Terkini
Menkominfo Didesak Mundur Usai PDN Diretas, Jokowi: Sudah Dievaluasi
Viral! Naufal Hafidz Clash of Champions Raih IPK Sempurna 4.0 Berkat Pecel Lele GKPN
8 Potret Tulisan Spanduk Peringatan di Jalan Ini Nyeleneh Banget
Rusia Klaim Hancurkan 5 Jet Militer Ukraina di Pangkalan Udara, Kemampuan Kyiv Jaga Pesawat Bantuan Diragukan
Gibran: Tanya Kaesang Maju Pilkada Jakarta atau Jawa Tengah
Tiga Menteri dan Tiga Bupati Masuk Bursa Cagub Jatim 2024 dari PDIP, Siapa Mereka?
7 Makanan dan Minuman yang Tak Boleh Dikonsumsi Selama Penerbangan
Komisi XI DPR Setuju PMN BUMN dan Bank Tanah Tahun Anggaran 2024 Senilai Rp 28 Triliun, Simak Rinciannya
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Rabu 3 Juli Pukul 03.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Peneliti Jepang Temukan Obat Penyakit Ginjal untuk Kucing, Bisa Perpanjang Umur Anabul hingga 30 Tahun
Kitabisa Dukung Gerakan Tanam 3.000 Lamun untuk Maksimalkan Penyerapan Karbon
Yuk Jalan-Jalan Menikmati Sajian Festival Baso Aci Terbesar Se-Indonesia di Garut
Pemprov Jakarta Kenalkan Laman Khusus Disabilitas, Ada Informasi soal 8 Layanan Inklusif
Profil Xaviera Putri, Mahasiswi Indonesia di KAIST Curi Perhatian Usai Jadi Peserta Clash of Champions
Jokowi soal Tuduhan Cawe-Cawe di Pilkada 2024: Saya Bukan Ketua dan Pemilik Partai