, Jakarta Zoonosis adalah jenis penyakit yang ditularkan dari hewan kepada manusia. Penularan ini bisa berasal dari berbagai jenis hewan, baik hewan liar, hewan ternak, maupun hewan peliharaan domestik. Patogen yang menyebabkan zoonosis beragam, meliputi bakteri, virus, parasit, dan jamur.
Baca Juga
Advertisement
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa sekitar 6 dari 10 penyakit menular yang ada saat ini merupakan zoonosis. Lebih mengejutkan lagi, 3 dari 4 penyakit infeksi baru pada manusia bersumber dari hewan. Jumlah penyakit baru yang ditularkan dari hewan ke manusia terus bertambah setiap tahunnya. Saat ini, diperkirakan terdapat lebih dari 200 jenis penyakit zoonosis di dunia, menurut WHO (who.int).
Zoonosis bisa menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia. Tingginya persentase penyakit menular yang berasal dari hewan menunjukkan pentingnya pengawasan dan pengendalian penyakit di populasi hewan. Berikut ulasan lebih lanjut tentang zoonosis yang rangkum dari berbagai sumber, Jumat (7/6/2024).
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Penularan Zoonosis Dari Hewan ke Manusia
Penularan zoonosis dapat terjadi melalui berbagai cara, baik melalui kontak langsung maupun tidak langsung dengan hewan yang terinfeksi.
1. Kontak Langsung
Penularan zoonosis dapat terjadi ketika seseorang melakukan kontak fisik langsung dengan hewan yang terinfeksi atau dengan cairan tubuh hewan tersebut. Cairan tubuh ini dapat berupa, air liur, darah, urine, lendir dan kotoran.
Contoh penularan kontak langsung adalah gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi. Selain itu, gigitan serangga seperti kutu, tungau, dan nyamuk juga dapat menjadi media penularan zoonosis. Misalnya, nyamuk Anopheles dapat menularkan malaria dari hewan ke manusia.
2. Kontak Tidak Langsung
Penularan tidak langsung terjadi ketika seseorang menyentuh benda yang telah terkontaminasi oleh cairan tubuh hewan yang mengandung patogen (virus, bakteri, atau parasit). Contoh benda yang bisa menjadi media penularan antara lain, air tangki akuarium, wadah makanan dan minuman hewan, kandang hewan, tanah yang terkontaminasi, dan makanan hewan.
3. Konsumsi Makanan yang Terkontaminasi
Makanan yang terkontaminasi juga menjadi sumber penularan zoonosis. Beberapa contoh media penularan melalui makanan adalah, susu yang tidak dipasteurisasi, daging atau telur yang kurang matang, serta buah dan sayuran mentah yang terkontaminasi kotoran atau urine hewan yang terinfeksi
Makanan yang tidak higienis dapat menyebabkan penyakit pada manusia maupun hewan peliharaan. Kontaminasi ini bisa terjadi di rumah atau di tempat makan seperti restoran.
Hewan yang Berpotensi Menularkan Zoonosis
Berikut jenis hewan memiliki potensi untuk menularkan penyakit zoonosis kepada manusia.
- Nyamuk: Aedes aegypti dan Anopheles
- Unggas dan Burung: Ayam dan bebek
- Serangga: Tungau dan kutu
- Hewan Liar: Kelelawar, monyet, dan tikus
- Hewan Ternak: Sapi dan babi
- Hewan Peliharaan: Kucing dan anjing
- Hewan Air: Keong dan siput
Populasi Rentan dan Daerah Risiko Tinggi
Penyakit zoonosis dapat menyerang siapa saja, namun lebih umum terjadi di daerah dengan sanitasi buruk atau di daerah tropis. Daerah tropis, seperti Indonesia, memiliki populasi hewan dan serangga yang menjadi vektor penyakit zoonosis, seperti nyamuk yang lebih banyak ditemukan di daerah dengan curah hujan tinggi.
Kelompok orang yang lebih berisiko terkena infeksi zoonosis meliputi, bayi dan anak-anak, lansia, wanita hamil, serta orang dengan daya tahan tubuh lemah (misalnya pasien kanker, malnutrisi, atau ODHA).
Advertisement
Lingkungan dan Budaya Sebagai Pemicu Zoonosis
Zoonosis banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan budaya. Aktivitas manusia yang berinteraksi langsung dengan alam dan satwa liar sering kali menjadi pemicu utama munculnya penyakit zoonotik. Perubahan lingkungan akibat ulah manusia, seperti perambahan hutan, perubahan tata guna lahan untuk pertanian, industri, dan pemukiman, serta urbanisasi, berperan besar dalam meningkatkan risiko zoonosis.
Ketika hutan dirambah, habitat asli satwa liar terganggu, meningkatkan kemungkinan kontak antara manusia dan satwa liar. Contoh konkret adalah virus Hendra di Australia yang kemunculannya dipicu oleh fragmentasi hutan dan urbanisasi.
Sugiyono Saputra dari Pusat Riset Zoologi Terapan BRIN menjelaskan bahwa loncatan patogen dari hewan ke manusia (spillover) terjadi melalui interaksi langsung atau tidak langsung antara hewan pembawa patogen (reservoir alami) dengan hewan lainnya atau manusia. Patogen yang dibawa oleh satwa liar bisa ditransmisikan ke hewan ternak atau domestik, dan kemudian ke manusia, atau langsung dari satwa liar ke manusia.
Deforestasi, perburuan, dan perdagangan satwa liar meningkatkan risiko penularan penyakit. Ketika manusia semakin sering memasuki habitat satwa liar, mereka menjadi lebih rentan terhadap patogen yang dibawa oleh hewan tersebut.
Budaya dan kebiasaan setempat juga menjadi faktor penting dalam penyebaran zoonosis. Contohnya adalah HIV yang berasal dari Simian Immunodeficiency Virus (SIV) pada primata seperti simpanse, kera, gorila, dan monyet. Penularan virus ini ke manusia di Republik Kongo pada awal abad ke-20 terkait dengan kebiasaan mengonsumsi daging mentah primata serta maraknya perburuan dan perdagangan satwa liar. Mobilitas migran dan perdagangan seks juga turut mempercepat penyebaran HIV.
Praktik perdagangan satwa liar di pasar tradisional dan pasar burung Indonesia masih berlangsung. Satwa liar dijual untuk diambil dagingnya (bushmeat) atau dijadikan hewan peliharaan. Kebutuhan pangan, budaya, dan peningkatan populasi mendorong masyarakat untuk mengonsumsi daging satwa liar sebagai sumber protein alternatif. Pandji Wibawa Dhewantara dari BRIN menyatakan bahwa tanpa pengolahan dan pematangan yang baik, potensi infeksi zoonosis dari konsumsi daging satwa liar meningkat.
Sanitasi yang buruk dan rendahnya biosecurity, yaitu tindakan pencegahan agar patogen tidak bertransmisi ke manusia, juga meningkatkan risiko zoonosis. Lingkungan dengan sanitasi buruk menjadi tempat subur bagi patogen untuk berkembang biak dan menyebar. Oleh karena itu, peningkatan biosecurity dan kebersihan adalah langkah penting dalam mengurangi risiko infeksi zoonosis.
Macam-macam Penyakit Zoonosis
Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit yang tergolong sebagai zoonosis.
- Anthraks
- Cacingan: Misalnya infeksi cacing gelang (askariasis) dan cacing pita (taeniasis)
- Demam Berdarah
- Malaria
- Kaki Gajah (Filariasis)
- Flu Burung
- Chikungunya
- Pes
- Infeksi Bakteri Salmonella atau Demam Tifoid (Tifus/Tipes)
- Toksoplasmosis
- Rabies
- Leptospirosis
- Cacar Monyet
- Listeriosis
- Ebola
- Dermatofitosis: Seperti tinea corporis, tinea capitis, atau tinea barbae
Selain berbagai jenis penyakit di atas, masih ada banyak penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia. Sebagai contoh, penyakit COVID-19 yang kini sedang menjadi pandemi diduga berasal dari hewan liar seperti kelelawar. Virus Nipah dan virus Langya yang diprediksi berpotensi menjadi pandemi juga merupakan virus yang bersifat zoonotik atau dapat menular melalui hewan.
Advertisement
Cara Mencegah Penularan Zoonosis
Penyakit zoonosis, seperti demam berdarah, malaria, leptospirosis, rabies, dan kaki gajah, adalah beberapa contoh penyakit zoonosis yang endemik di Indonesia. Orang-orang yang tinggal dan bekerja di daerah peternakan, persawahan, atau ladang, serta yang berinteraksi dengan hewan di kebun binatang dan rumah, memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ini. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan penyakit zoonosis.
1. Mencuci Tangan
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir adalah langkah penting untuk mencegah penularan zoonosis. Ini harus dilakukan setelah berinteraksi dengan hewan atau berada di dekatnya, bahkan jika tidak menyentuh mereka. Jika sabun dan air tidak tersedia, penggunaan hand sanitizer dapat menjadi alternatif sementara, meskipun tidak membasmi semua jenis kuman. Oleh karena itu, tetap penting untuk mencuci tangan dengan sabun dan air bersih ketika memungkinkan.
2. Menjaga Kebersihan Rumah
Menjaga kebersihan rumah secara rutin adalah kunci untuk mencegah hewan penyebab zoonosis, seperti nyamuk dan tungau, bersarang di dalam rumah. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:,
- Melakukan 3M plus untuk mencegah gigitan nyamuk: menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air.
- Membersihkan tempat tidur dan sofa secara rutin serta mengganti dan mencuci seprai setidaknya seminggu sekali.
- Membersihkan kandang hewan peliharaan secara rutin dan membawa hewan peliharaan ke dokter hewan untuk pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi, seperti vaksin rabies.
3. Memilih Hewan Peliharaan yang Aman
Sebelum mengadopsi atau membeli hewan peliharaan, cari informasi sebanyak mungkin mengenai hewan tersebut. Anak-anak di bawah 5 tahun, lansia di atas 65 tahun, dan orang dengan daya tahan tubuh lemah sebaiknya membatasi kontak dengan hewan pengerat, reptil, amfibi, dan unggas. Hindari mendekatkan hewan peliharaan ini ke wajah karena mereka berisiko tinggi menyebarkan kuman, virus, atau parasit penyebab zoonosis.
4. Menjaga Kebersihan Makanan
Mencegah zoonosis juga melibatkan menjaga kebersihan makanan. Sebelum membeli daging, ikan, atau telur, pastikan bahwa makanan tersebut berasal dari hewan yang sehat dan dipelihara di peternakan yang bersih. Pastikan juga untuk memasaknya hingga benar-benar matang sebelum dikonsumsi.
5. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat secara umum sangat penting dalam pencegahan zoonosis. Ini termasuk menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri, serta menjaga kebugaran tubuh.
6. Segera Mencari Pertolongan Medis
Jika sering berinteraksi dengan hewan dan mengalami gejala-gejala penyakit zoonosis seperti demam, nyeri, sakit kepala, lemas, atau diare, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat mengurangi risiko penularan penyakit zoonosis dan melindungi kesehatan diri serta orang-orang di sekitar kita.
Terkini Lainnya
Cacar Monyet adalah Penyakit Disebabkan Virus Monkeypox, Simak Penyebab, Gejala, dan Bedanya dengan Cacar Air
Apa Itu Virus Hendra? Gejala, Penularan, dan Risikonya
Fakta Virus Marburg, Penyebab, Cara Menyebar, Gejala dan Pengobatannya
Penularan Zoonosis Dari Hewan ke Manusia
1. Kontak Langsung
2. Kontak Tidak Langsung
3. Konsumsi Makanan yang Terkontaminasi
Hewan yang Berpotensi Menularkan Zoonosis
Populasi Rentan dan Daerah Risiko Tinggi
Lingkungan dan Budaya Sebagai Pemicu Zoonosis
Macam-macam Penyakit Zoonosis
Cara Mencegah Penularan Zoonosis
1. Mencuci Tangan
2. Menjaga Kebersihan Rumah
3. Memilih Hewan Peliharaan yang Aman
4. Menjaga Kebersihan Makanan
5. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
6. Segera Mencari Pertolongan Medis
Mengenal Zoonosis
Zoonosis
penyakit dari hewan
Penularan penyakit dari Hewan
Jenis Zoonosis
Penularan Zoonosis Dari Hewan ke Manusia
Hewan yang Berpotensi Menularkan Zoonosis
Lingkungan dan Budaya Sebagai Pemicu Zoonosis
Macam-macam Penyakit Zoonosis
Cara Mencegah Penularan Zoonosis
content
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024: Lumat Kosta Rika, Kolombia Makin Dekat dengan Perempat Final
Link Live Streaming Copa America 2024 Paraguay vs Brasil, Sebentar Lagi Tanding di Vidio
Hasil Copa America 2024: Hajar Kosta Rika 3-0, Kolombia Selangkah Lagi ke Perempat Final
Link Live Streaming Copa America 2024 Paraguay vs Brasil di Indosiar dan Vidio, Sabtu 29 Juni Pukul 08.00 WIB
4 Negara Tersukses Sepanjang Sejarah Copa America, Plus Era Keemasan dan Pemain Legenda yang Menentukan Prestasi
Timnas Indonesia U-16
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Lupakan Euforia, Nova Arianto Minta Skuad Timnas U-16 Fokus di Semifinal Piala AFF U-16
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Pesta Gol, Garuda Nusantara Lolos ke Semifinal
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Sempat Tertinggal, Garuda Nusantara Unggul 4-1 di Babak Pertama
Dapatkan Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos, Sesaat Lagi Tayang di Indosiar dan Vidio
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos, Kamis 27 Juni Pukul 19.30 WIB: Tayang di Indosiar dan Vidio
Judi Online
Infografis PPATK Kuak 1.000 Orang di DPR dan DPRD Main Judi Online
MUI Ajak Masyarakat Dukung Polri Berantas Judi Online dan Pinjol
Soal Bandar Judi Online Terdeteksi di Indonesia, Kapolri: Penelusuran Sampai Titik Puncak
HEADLINE: PPATK Membongkar Ada 1.000 Anggota DPR dan DPRD Terlibat Judi Online, Siap Buka Data?
Judi Online Merebak, Begini Islam Memandang Hal Tersebut
Gara-Gara Judi Online dan Pinjol, Kasus Perceraian di Depok Meningkat
Pilkada 2024
Buka Mukerwil DPW PPP Kepri, Mardiono Sebut Akan Siapkan Calon Terbaik di Pilkada 2024
Aliansi Relawan Gibran Minta Presiden Terpilih Akomodir Anak Muda Masuk Kabinet Pemerintahan
Survei Pilkada Tana Tidung: Said Agil Unggul Tipis dari Petahana
Pengamat Nilai Program Pro Rakyat Sekda Majalengka Eman Suherman Bisa Raih Dukungan di Pilkada 2024
Jelang Pilkada Indramayu, Kelompok Petani Milenial Akui Kinerja Nina Agustina
Pj Gubernur Kalbar Imbau Masyarakat Waspadai Hoaks Jelang Pilkada 2024
TOPIK POPULER
Populer
Kelainan Aneh Rambut Tumbuh dalam Tenggorokan Perokok, Hilang Usai Dibakar
Cara Pemadanan NIK NPWP, Terakhir Tanggal 30 Juni
8 Potret Sarah Menzel Pakai Busana Senada dengan Keluarga Azriel Hermansyah
6 Potret Tangki Motor Nyeleneh Ini Bikin Petugas SPBU Tepuk Jidat
Punya Subscriber Terbanyak Di Indonesia, Ini Daftar 10 Youtubernya
7 Potret Paula Verhoeven dan Baim Wong di Acara Kelulusan Sekolah Kiano
Cara Cek NIK Sudah Jadi NPWP Secara Online, Begini Langkah-Langkahnya
10 Penyebab Nomor HP Diblokir WhatsApp, Simak Cara Mengatasinya
Rawa Belong, Pasar Bunga Terbesar di Asia Tenggara yang Kini Jadi Tempat Konten
Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Jerman vs Denmark: Tim Panser Ogah Menanggung Malu
Prediksi Euro 2024 Swiss vs Italia: Tidak Mudah Singkirkan Juara Bertahan
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Lolos dari Jalur Neraka di Babak Gugur Euro 2024, Bek Timnas Inggris Pantang Anggap Remeh Lawan
Meriahkan UEFA Euro 2024, EA Sports FC Mobile Gelar Exhibition dan Turnamen Seru di Sarinah
Berita Terkini
KPK Tidak Akan Banding untuk Bebani Uang Pengganti Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan
Infografis PPATK Kuak 1.000 Orang di DPR dan DPRD Main Judi Online
Steam Summer Sale 2024 Dimulai! Ratusan Game Populer Didiskon Besar-besaran
Mengenal Penyakit Hepatitis A hingga E dan Peluang Kesembuhannya
Prediksi Euro 2024 Jerman vs Denmark: Tim Panser Ogah Menanggung Malu
Saksikan Mentari TV Fest Ceria 2024 Tanggal 29 Juni Live Non Stop di VIDIO, Hadirkan Cipung dan Nagita
Siap-siap, Barang China Bakal Kena Bea Masuk hingga 200%
Kuasa Hukum Wina Natalia Ungkap Perceraian dengan Anji Belum Final, Masih Didoakan Balikan Lagi
Peluang Bonus Demografi di IKN Seolah Positif tapi Semu, Kepala BKKBN Jelaskan Alasannya
PPIH Fasilitasi Jemaah Haji Belum ke Masjidil Haram, Bisa Doa di Depan Ka’bah
Bansos Jokowi Dikorupsi Rp125 Miliar, KPK: Isi Beras, Minyak Goreng, Biskuit
6 Potret Kebersamaan Fuji dan Rebecca Klopper, Nge-gym dan Dinner Bareng
Berkelana ke Masa Depan nan Futuristik di Wonderlab, Bisa Ngobrol dengan Metahuman bak Bestie
Penasihat Coinbase Masuk Tim Kampanye Joe Biden di Pilpres AS