, Jakarta Pertanian perkotaan atau yang dikenal sebagai urban farming membawa berbagai manfaat bagi perempuan, baik dari segi ekonomi, sosial, kesehatan, maupun lingkungan. Manfaat inilah yang dirasakan para ibu di Kelompok Wanita Tani (KWT) Srikandi yang berada di Padukuhan Mrican, Kelurahan Depok, Kecamatan Caturtunggal, Sleman, DIY.
Hampir 10 tahun KWT Srikandi konsisten menggerakkan urban farming di kampungnya. Mrican sendiri merupakan daerah padat penduduk yang berada tak jauh dari jantung Kota Yogyakarta. Mrican juga diapit kampus-kampus perguruan tinggi seperti UNY, UGM, dan Sanata Dharma.
Baca Juga
Meski berada di tengah perkotaan, Padukuhan Mrican berhasil membuktikan bahwa mereka bisa menciptakan ketahanan pangannya sendiri. Sumarji, Kepala Dukuh Mrican menyebutkan, KWT Srikandi dibentuk untuk meningkatkan kapasitas para ibu di wilayahnya.
Advertisement
“Dulu, mayoritas perempuan di sini punya kegiatan mengasong. Mereka menjual makanan-makanan karena lokasinya memang dekat kos-kosan dan kampus,” ujar Sumarji saat ditemui di rumahnya, Sabtu (16/3/2024).
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Pertanian di tengah kota
Dari kondisi ini, Sumarji ingin warganya bisa menaikkan nilai jual. Tak hanya mengasong, ia ingin perempuan di wilayahnya bisa punya kegiatan yang memberdayakan.
“Saya mendapatkan arahan untuk membentuk dulu KWT karena tidak bisa perorangan atau tanpa ada satu bentuk kelompok,” ujarnya.
Saat itu, ia benar-benar buta akan pertanian. Latar belakangnya yang seorang marketing, dan wilayahnya merupakan perkotaan, membuatnya harus belajar kesana kemari untuk membangun sebuah KWT di lingkungan padat penduduk.
Advertisement
“Di sini memang gak ada sama sekali pertanian, gak ada. Terus saya akhirnya coba lah istilahnya memanfaatkan apa yang ada di sini. Karena ya ini pekarangan kecil, terus saya gunakan media tembok pada saat itu,” ceritanya.
Bermodal bibit tanaman sayur dari bibinya dan botol-botol bekas, Sumarji mulai bercocok tanam di rumahnya. Ia juga menawarkan bibit-bibit sayuran pada warga sekitar dan teman-temannya dengan harga rp5.000. Sumarji tak sendiri, ia diibantu sang istri, Nur Handayani yang kini menjadi ketua KWT Srikandi.
Tembok beranda rumahnya ia penuhi dengan sayur mayur. Saat itu, Sumarji berharap urban farming-nya bisa dicontoh ibu-ibu lain.
“Saya juga pengen membuka wawasan ibu-ibu. Bahwa namanya sayuran itu tidak cuma sayurnya yang memiliki nilai jual. Saya yakin tanamannya pasti akan memiliki nilai jual yang lebih karena menarik,” ujar Sumarji.
Untuk lebih menarik perhatian, Sumarji juga mencari bibit-bibit sayur yang unik. Ia sempat mengenalkan cabai paprika pada ibu-ibu.
Usaha Sumarji perlahan mulai membuahkan hasil. Pada 2014, ia dan sang istri behasil mengumpulkan 44 perempuan dari 25 RT yang ada di dukuh tersebut. Pada 26 Desember 2014, KWT Srikandi dikukuhkan.
Setelah terbentuk, KWT Srikandi mengajukan program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) pada pemerintah daerah. Dua tahun setelahnya, KWT Srikandi mendapat bantuan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Program ini mendorong KWT untuk mengembangkan pertanian perkotaan mulai dari pembibitan.
Menggunakan tanah kas desa, Sumarji akhirnya membuka sebuah demplot sederhana. Demplot ini nantinya akan menjadi tempat pembibitan dan urban farming KWT. Benih tanaman, pupuk, dan perlengkapan urban farming sudah disediakan oleh KRPL. Saat itu, KWT mulai menanam 33 macam jenis tanaman sayur dan buah.
Advertisement
Dukung kedaulatan pangan keluarga
Hingga kini, aktivitas urban farming KWT Srikandi masih terus berjalan. Hasil dari bertani bisa dinikmati langsung oleh anggota dan warga sekitar. Sumarji akhirnya berhasil membuktikan bahwa daerah perkotaan padat penduduk bisa memiliki usaha pertanian sendiri dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada.
“Di sini kami tanamkan bagaimana rasanya bersyukur. Apa yang kita miliki itu, ya kita maksimalkan,” imbuh Sumarji.
Nur Handayani, Ketua KWT Srikandi menyebutkan, sayur hasil bertani utamanya, dikonsumsi sendiri untuk para anggota. Sebagian baru dijual di warung makan seperti soto, penyetan, burjo, atau warteg. Keuntungannya pun hanya cukup diputar untuk operasional. Namun, adanya kegiatan urban farming yang dijalankan para perempuan di padukuhannya punya manfaat lebih dari sekadar nominal uang.
Advertisement
Selain dijual, hasil pertanian KWT Srikandi juga dibagikan gratis pada warga yang kurang mampu. Untuk mendukung pencegahan stunting, KWT juga membagikan sayur dan buah pada ibu hamil.
“Meskipun dari hasil itu tidak sesuai dengan harapan kami, tapi kita bisa berbagi dengan warga sekitar,” ujar Nur.
Selama menekuni urban farming, para ibu juga bisa menghemat uang belanja. Saat panen di demplot, ibu-ibu bisa membawa pulang hasil panen untuk dinikmati bersama keluarga. Para ibu pun bisa menjamin kualitas sayur dan buah, karena mereka sendiri yang menanamnya.
Karena semua sayuran di sini sehat. Mereka sadar dengan apa yang ditanam,” tambah Nur.
Nur menuturkan, pada akhirnya Urban farming memberi perempuan kesempatan untuk berperan dalam memastikan ketersediaan dan kualitas pangan untuk keluarga. Dengan begitu, urban farming yang dilakukan para ibu bisa mendukung ketahanan pangan keluarga.
Dorong perempuan lebih berdaya
Hadirnya urban farming di Mrican memberi perubahan tersendiri bagi para perempuan. Nur menyebutkan, perubahan paling terlihat adalah terbentuknya keberanian para ibu untuk berkembang dan berdaya.
“Sebelumnya mereka nggak pernah bersosialisasi. Akhirnya dengan ikut KWT, temannya jadi banyak. Membuka pikiran mereka menjadi luas,” ujar Nur.
Pola pikir untuk berkembang akhirnya terbentuk. Para ibu di Mrican akhirnya bisa lebih cerdas menghadapi situasi apapun. Pengetahuan dan jejaring juga terus masuk. Ini pada akhirnya bisa meningkatkan nilai para ibu, seperti apa yang diimpikan Sumarji.
Advertisement
“Yang mereka tidak tahu, jadi tahu. Yang mereka pikir itu masalah sulit dan tidak bisa dilakukan, ternyata bisa. Dan juga mereka punya akses lebih banyak pada relasi. Jadi, mereka mau usaha apa saja, referensinya tambah luas,” tambahnya.
Advertisement
BRI bantu KWT Srikandi lebih produktif
Kemajuan dan konsistensi KWT Srikandi dalam menjalankan urban farming, tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Selain dari pemerintah, KWT Srikandi juga mendapat dukungan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Nur bercerita, pada 2019 BRI sempat memberikan bantuan peningkatan kapasitas perempuan dalam bentuk pelatihan memasak dan alat-alatnya senilai rp10 juta. Bantuan ini kemudian dimanfaatkan anggota KWT untuk mengembangkan usaha-usaha yang sudah dijalankan sebelumnya.
Pada 2023, KWT Srikandi juga mendapat bantuan pembangunan demplot yang merupakan bagian dari program BRI Peduli Bertani di Kota atau BRInita. Bantuan ini lengkap dengan benih, pupuk, dan peralatan penunjangnya.
Advertisement
KWT Srikandi juga sering diajak mengikuti pameran yang diadakan oleh BRI. Biasanya KWT akan membawa aneka sayuran dan olahan turunannya. Melalui BRI, sebagian besar anggota KWT juga bisa mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan mudah.
“Jadi, ada BRI itu juga anggotanya kita tambah, pemasukan kita juga tambah, karena lebih tertata urban farming kita, pendampingannya juga lebih baik. Kemudian juga para dimudahkan mengajukan KUR-nya, ujar Nur.
BRI berdayakan perempuan perkotaan lewat urban farming
Regional CEO Bank Rakyat Indonesia (BRI) Yogyakarta, John Sarjono menyebutkan, urban farming kebanyakan digerakkan oleh perempuan. Ini yang membuat BRI berfokus pada pemberdayaannya.
“Kebetulan penggerak urban farming di perkotaan kebanyakan dari kelompok perempuan sehingga bantuan yang diberikan selama ini juga mempunyai tujuan meningkatkan pemberdayaan perempuan penggerak urban farming di perkotaan,” ujar John pada , Minggu (28/4/2024).
Dalam mendukung pemberdayaan perempuan di perkotaan, BRI punya program BRI Peduli Bertani di Kota atau BRInita. Program ini bertujuan mengoptimalkan lahan yang tersedia sehingga memberikan manfaat dari segi sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Advertisement
BRInita berfokus pada pengembangan kawasan dengan kepadatan penduduk yang tinggi menjadi area yang lebih baik dari sisi lingkungan dan kesehatan, serta memberdayakan masyarakat setempat. Program BRInita mencakup pembangunan sarana dan prasarana untuk urban farming, pelatihan dalam penanaman dan perawatan tanaman serta perikanan, pembentukan kelompok, dan penyediaan peralatan usaha.
“BRINita atau program BRI Peduli Bertani di Kota merupakan program BRI sebagai wujud nyata dan tanggung jawab sosial sebagai perbaikan dan pelestarian lingkungan di tengah kota dengan memanfaatkan lahan sempit di wilayah padat pemukiman,” tambah John.
John menyebutkan, selain memberikan bantuan berupa sarana dan prasarana infrastruktur, BRI juga memberikan pelatihan sesuai dengan kebutuhan dari KWT dalam menunjang kegiatan sosial dan ekonomi. Program ini pada akhirnya mendukung semua elemen masyarakat dalam meningkatkan perekonomian di dalam keluarga maupun komunitasnya.
Terkini Lainnya
BRI Bantu Tingkatkan Nilai Urban Farming di KWT Mentari, Tak Cuma Sekadar Bercocok Tanam
Angkat Urban Farming di Yogyakarta, BRI Dorong Perempuan Makin Tangguh dan Berdaya
Pertanian di tengah kota
Dukung kedaulatan pangan keluarga
Dorong perempuan lebih berdaya
BRI bantu KWT Srikandi lebih produktif
BRI berdayakan perempuan perkotaan lewat urban farming
Yogyakarta
BRI
Urban farming
Urban Farming Yogyakarta
KWT
BRInita
Rekomendasi
Angkat Urban Farming di Yogyakarta, BRI Dorong Perempuan Makin Tangguh dan Berdaya
Gempa Garut
Top 3 Islami: Gempa Garut dan Hadis Lindu sebagai Tanda Kiamat dalam Hadis
Kisah Rasulullah Tenangkan Gunung Uhud yang Bergetar karena Gempa Bumi
Gempa Garut: Sains dan Perspektif Islam, Benarkah Tanda Kiamat Sudah Dekat?
Dampak Gempa Magnitudo 6,2 di Garut: 113 Rumah Rusak dan Enam Korban Luka-Luka
VIDEO: Dampak Gempa M 6,2 di Garut, Sebanyak 113 Bangunan Rusak Ringan hingga Berat
BMKG Imbau Warga Cek Kondisi Bangunan Pasca Gempa Garut, Ini Alasannya
Liga Inggris
Saingi Manchester City, Mikel Arteta: Arsenal Siap Rebut Gelar Juara Liga Inggris
Sir Jim Ratcliffe Temui Agen Super, Bahas Strategi Transfer dan Minta Bantuan Carikan Pemain Baru
Kalahkan Nottingham Forest, Manchester City Tempel Ketat Posisi Arsenal
Menang Tipis atas Tottenham Hotspur, Arsenal Bertahan di Puncak Klasemen
6 Manajer Terbaik Arsenal Sepanjang Masa, Bawa Banyak Trofi ke London Utara
Hasil Liga Inggris Nottingham Forest vs Manchester City: Menang 2-0, Juara Bertahan Terus Pepet Arsenal
Thomas Cup
3 Kolektor Trofi Piala Thomas Terbanyak Sepanjang Sejarah: Indonesia Urutan Berapa?
Hasil Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Tersandung, Indonesia Tetap Hajar Thailand
Hasil Piala Thomas 2024: Hanya Kehilangan 1 Gim, Tim Putra Indonesia Sikat Inggris
Jadwal dan Link Siaran Langsung BWF Thomas & Uber Cup 2024 di Vidio
PP PBSI Rilis Skuad Indonesia untuk Piala Thomas dan Uber 2024, Ada Kejutan di Tim Putri
Thomas dan Uber Cup 2024: Hasil Drawing dan Link Streaming di Vidio
BRI Liga 1
Happy Ending Akhiri Kompetisi Kalahkan Persik, Persebaya Siapkan Kerangka Tim untuk Musim Depan
Timnas Indonesia Tembus Semifinal Piala Asia U-23 2024, PT LIB Susun 3 Opsi Jadwal Championship Series BRI Liga 1
Paul Munster Ingin Persebaya Akhiri Musim Kompetisi dengan Kebanggaan Menang Lawan Persik
Klasemen BRI Liga 1: Persaingan Tiket Championship Series dan Degradasi Menuju Klimaks
Hasil BRI Liga 1 RANS Nusantara vs Persija Jakarta: Macan Kemayoran Jerumuskan The Prestige Phoenix ke Zona Merah
Hasil BRI Liga 1: Hajar Persikabo, PSIS Masih Jaga Asa ke Championship Series
TOPIK POPULER
Populer
7 Langkah Mitigasi Gempa Ketika Berada di Dalam Gedung Bertingkat, Jangan Panik
6 Potret Kebersamaan Melly Lee dan Tama Kim, Sudah 4 Tahun Pacaran
100 Kata-Kata Semoga Bisa ke Tanah Suci yang Indah dan Menyentuh Hati
7 Potret Romantis Tama Kim Jadi Penari Latar Melly Lee, Cinlok di Panggung
160 Kata Bijak Bahasa Inggris Singkat, Berisi Pesan dengan Makna Mendalam
60 Kata-kata Sakit Hati Dibohongi, Ungkapan Kekecewaan yang Mendalam
New Desa BRILiaN 2024 Batch 1 Gandeng UNS Kembangkan Desa Lewat Kepemimpinan Kolaboratif
BRI Bantu Tingkatkan Nilai Urban Farming di KWT Mentari, Tak Cuma Sekadar Bercocok Tanam
7 Potret Maudy Ayunda dan Jesse Choi Pakai Baju India, Bak Pengantin
100 Kata Bijak Silaturahmi Berdasarkan Hadis Sahih, Jangan Remehkan Berkahnya
Piala Asia U-23 2024
Jadwal dan Hasil Piala Asia U-23 2024: Siapa Lolos ke Final?
Timnas Indonesia Hadapi Irak pada Perebutan Tempat Ketiga Piala Asia U-23 2024
Aksesori Mewah Nathan Tjoe-A-On Jadi Sorotan, Nilainya Disebut Bisa Bayar DP Rumah
Ekspresi Suporter Garuda Muda Saat Nonton Bareng Laga Timnas Indonesia U-23 Melawan Uzbekistan
Serunya Nobar Piala Asia U-23 di Pendopo Banyuwangi, Penonton Gratis Makan dan Minum
Takluk dari Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024, Ini Lawan Timnas Indonesia pada Perebutan Peringkat 3
Berita Terkini
Jadwal dan Hasil Piala Asia U-23 2024: Siapa Lolos ke Final?
Starlink Dapat Izin Beroperasi di Indonesia, Berapa Biaya Langganannya?
Lebih dari 100 Gerai KFC di Malaysia Ditutup Sementara Imbas Gerakan Boikot Produk Terafiliasi Israel
Laba XL Axiata Melambung 168% Sepanjang Kuartal I 2024
Top 3 Islami: Gempa Garut dan Hadis Lindu sebagai Tanda Kiamat dalam Hadis
Top 3: Penjelasan Bea Cukai soal Beli Sepatu Kena Bea Masuk
Cuaca Hari Ini Selasa 30 April 2024: Langit Cerah Berawan Payungi Pagi Jabodetabek
Dukung Industri Nikel di Indonesia, Mitsubishi Fuso Bangun Part Depo ke-19 di Morowali
Calon Perseorangan Wajib Kantongi 2 Juta KTP Dukungan untuk Maju di Pilkada Jatim 2024
Timnas Indonesia Hadapi Irak pada Perebutan Tempat Ketiga Piala Asia U-23 2024
Mau Investasi Kripto Jadi Maksimal? Ini Cara Jitunya
30 April 2019: Kaisar Akihito Turun Takhta, Pertama dalam 200 Tahun Sejarah Jepang
Menikmati Liburan Santai di Ranca Upas, Memiliki Pesona Alam Indah dan Udara yang Sejuk
Avian Kantongi Penjualan Rp 1,9 Triliun pada Kuartal I 2024
Ternyata Ini Perbedaan Antara Hemat dan Pelit