, Jakarta - Orang yang banyak bicara seringkali menjadi pusat perhatian dalam interaksi sosial. Mereka orang yang banyak bicara cenderung mengekspresikan diri dengan antusiasme dan percaya diri yang tinggi, seringkali tanpa memperhatikan waktu atau respons dari orang lain.
Baca Juga
Advertisement
Psikologi orang yang banyak bicara sering dikaitkan bahwa mereka tidak banyak ilmunya. Seperti ungkapan pribahasa "Tong kosong nyaring bunyinya" artinya orang yang bodoh biasanya banyak bualannya atau cakapnya. Lalu, "Air beriak tanda tak dalam" artinya orang yang terlalu banyak berbicara adalah orang yang tidak terlalu paham masalah pembicaraannya.
Menurut pandangan psikologi, perilaku ini bisa dikaitkan dengan berbagai faktor, termasuk kepribadian individu, pengalaman hidup, dan kondisi kesehatan mental yang mendasari. Oleh karena itu, penting untuk memahami psikologi orang yang banyak bicara agar dapat menghadapi interaksi sosial dengan lebih efektif dan membangun hubungan yang lebih seimbang.
Agar lebih paham, berikut ulas lebih mendalam tentang psikologi orang yang banyak bicara, penyebab, dan cara menghadapinya, Minggu (17/3/2024).
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Psikologi Orang yang Banyak Bicara
Orang yang banyak bicara sering kali menjadi pusat perhatian dalam interaksi sosial. Ketika berbicara, mereka cenderung mengekspresikan diri dengan mudah, bersemangat, dan penuh percaya diri. Menurut jurnal European Journal of Education Studies, ini dapat dikaitkan dengan kepribadian sanguin, di mana orang tersebut memiliki sifat yang ramah, optimis, dan mudah bergaul.
Namun, ketika berbicara melebihi batas, hal ini dapat menjadi menyebalkan bagi orang lain. Sebuah studi dari Pustaka Universitas Terbuka menunjukkan bahwa berbicara adalah salah satu bentuk ekspresi diri yang penting, tetapi ketika berlebihan, hal itu dapat memiliki dampak negatif terhadap interaksi sosial dan kesehatan mental.
Dari perspektif psikologi, orang yang banyak bicara cenderung memiliki kebutuhan yang kuat untuk diekspresikan. Mereka menggunakan berbicara sebagai cara untuk mengungkapkan diri, berbagi ide, atau bahkan mencari pengakuan. Namun, kecenderungan ini bisa berubah menjadi sifat yang egois dan kurang peka terhadap kebutuhan orang lain.
Advertisement
Menurut psikologi, orang yang banyak bicara perlu belajar untuk lebih mendengarkan dan memperhatikan reaksi orang lain terhadap pembicaraannya, sehingga interaksi sosial menjadi lebih seimbang dan saling menguntungkan.
Hal baik dari psikologi orang yang banyak bicara adalah kemampuan mereka untuk menyampaikan ide-ide dengan jelas dan menarik perhatian orang lain. Mereka sering kali menjadi komunikator yang baik dan dapat mempengaruhi orang lain dengan cara yang positif. Namun, sisi buruknya adalah kecenderungan untuk mendominasi percakapan dan kurangnya kesadaran terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain. Ini dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan interpersonal dan bahkan memicu konflik.
Advertisement
Penyebab Orang Banyak Bicara
Memahami psikologi orang yang banyak bicara bisa dari penyebabnya. Merangkum dari jurnal penelitian yang dipublikasikan Universitas Raden Fatah, Universitas Negeri Semarang, dan Universitas Muhammadiyah Surabaya ini sejumlah penyebab orang banyak bicara yang dimaksudkan:
1. Gangguan Kesehatan Mental
Orang yang banyak bicara kadang-kadang dapat mengalami gangguan kesehatan mental yang mendasari perilaku komunikatif mereka. Contohnya, individu yang menderita skizofrenia mungkin mengalami gangguan pemikiran yang menyebabkan mereka berbicara secara tak terkendali dan sulit memahami konteks sosial.
Gangguan kecemasan juga dapat menyebabkan seseorang berbicara terus-menerus sebagai mekanisme koping untuk mengatasi kecemasan internal mereka.
Advertisement
Gangguan kepribadian seperti kepribadian narsistik atau histrionik sering kali berkaitan dengan kebutuhan akan perhatian dan pengakuan, yang mungkin tercermin dalam perilaku berbicara yang berlebihan. Bagi individu dengan ADHD, impulsivitas sering kali menyebabkan mereka kesulitan mengontrol diri dalam berbicara dan memperhatikan batasan waktu dalam percakapan.
Untuk menghadapi hal ini, penting untuk melakukan evaluasi kesehatan mental oleh profesional terkait dan menyediakan perawatan yang sesuai, seperti terapi perilaku kognitif atau pengelolaan medis yang dibutuhkan.
2. Gangguan Berbicara Psikogenik
Gangguan berbicara psikogenik sebenarnya merupakan ekspresi dari gangguan mental yang mendasarinya. Ini bisa termasuk variasi dalam cara berbicara yang normal, seperti gangguan aliran pikiran yang mempengaruhi struktur atau konten pembicaraan.
Individu dengan gangguan ini mungkin mengekspresikan diri dengan cara yang terkesan tidak biasa atau bermakna ganda, yang sulit dipahami oleh orang lain. Dalam menghadapi gangguan ini, pendekatan terapeutik yang komprehensif perlu memperhatikan kedua aspek gangguan mental dan gangguan berbicara yang muncul.
3. Memiliki Kemahiran dalam Bahasa
Kemampuan seseorang dalam berbicara dan menggunakan bahasa dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik melibatkan kondisi bawaan sejak lahir, seperti gangguan perkembangan bahasa yang dapat menghasilkan pola bicara yang tidak biasa.
Faktor ekstrinsik meliputi lingkungan sosial dan pengalaman belajar, seperti kurangnya model berbicara yang baik atau kurangnya kesempatan untuk berlatih keterampilan berbicara. Dalam menghadapi kesulitan ini, intervensi yang melibatkan terapi wicara atau program pelatihan keterampilan komunikasi dapat membantu individu mengatasi hambatan-hambatan dalam kemampuan berbicara mereka.
4. Tidak Mampu Menjadi Pendengar yang Baik
Orang yang banyak bicara mungkin juga mengalami kesulitan menjadi pendengar yang baik. Mereka cenderung mendominasi percakapan dan kurang memperhatikan respons dan kebutuhan orang lain. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakseimbangan dalam interaksi sosial dan membuat orang lain merasa diabaikan atau tidak dihargai.
Advertisement
Untuk menghadapi tantangan ini, latihan kesadaran diri dan keterampilan mendengarkan aktif dapat membantu individu memahami pentingnya memberikan ruang bagi orang lain untuk berbicara dan merasa didengar.
Faktor-faktor seperti usia, status gizi, jenis kelamin, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan sosial ekonomi juga dapat memengaruhi perkembangan bahasa pada anak. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan stimulus bahasa dan interaksi sosial cenderung mengembangkan kemampuan berbicara yang lebih baik.
Namun, faktor-faktor tersebut juga dapat menjadi hambatan bagi perkembangan bahasa jika tidak dikelola dengan baik. Mendukung anak-anak dalam lingkungan yang kaya akan bahasa dan memberikan interaksi yang memadai dapat membantu memaksimalkan potensi perkembangan bahasa mereka.
Advertisement
Cara Menghadapi Orang yang Banyak Bicara
- Dengarkan dengan Sabar: Ketika berinteraksi dengan orang yang banyak bicara, penting untuk mendengarkan dengan sabar. Biarkan mereka mengekspresikan diri tanpa mengganggu atau memotong pembicaraan mereka. Ini akan menunjukkan bahwa Anda menghargai apa yang mereka katakan dan memberi mereka kesempatan untuk berbagi.
- Berikan Umpan Balik dengan Bijak: Jika Anda merasa pembicaraan menjadi terlalu dominan atau melebihi batas, berikan umpan balik secara bijak. Misalnya, Anda bisa mengatakan dengan sopan bahwa Anda ingin berbagi juga atau ingin mendengarkan pendapat orang lain dalam percakapan tersebut. Hindari memberikan umpan balik yang menyinggung atau mengkritik secara langsung.
- Ajukan Pertanyaan yang Mendalam: Bantu orang yang banyak bicara untuk merasa didengar dengan mengajukan pertanyaan yang mendalam tentang topik yang sedang dibicarakan. Ini tidak hanya akan memperluas wawasan Anda, tetapi juga memberi mereka kesempatan untuk merasa dihargai dan terlibat dalam percakapan yang lebih mendalam.
- Tetap Tenang dan Terbuka: Jangan tergesa-gesa atau terganggu saat berhadapan dengan orang yang banyak bicara. Tetap tenang dan terbuka, bahkan jika Anda merasa terbebani oleh banyaknya informasi yang disampaikan. Tunjukkan sikap yang ramah dan terbuka untuk membangun hubungan yang baik.
- Tetapkan Batas yang Jelas: Jika pembicaraan menjadi terlalu dominan atau tidak produktif, penting untuk menetapkan batas yang jelas. Misalnya, Anda bisa mengatakan dengan sopan bahwa Anda memiliki kewajiban atau waktu yang terbatas untuk berbicara saat ini. Tetaplah teguh pada batas-batas tersebut tanpa mengabaikan kebutuhan atau perasaan orang yang banyak bicara.
- Latih Keterampilan Komunikasi: Jika Anda merasa kesulitan dalam menghadapi orang yang banyak bicara, Anda dapat mencari bantuan dari profesional atau bergabung dalam program pelatihan keterampilan komunikasi. Ini akan membantu Anda mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam berinteraksi dengan orang yang memiliki gaya komunikasi yang dominan.
Terkini Lainnya
Gambar Pemandangan Alam Hijau dan Maknanya dalam Psikologi
Psikologi Orang yang Tidak Punya Teman, Penyebab, Ciri, dan Bahayanya
10 Cara Melupakan Seseorang Menurut Psikolog, Ketahui Penyebab Sulit Melakukannya
Psikologi Orang yang Banyak Bicara
Penyebab Orang Banyak Bicara
1. Gangguan Kesehatan Mental
2. Gangguan Berbicara Psikogenik
3. Memiliki Kemahiran dalam Bahasa
4. Tidak Mampu Menjadi Pendengar yang Baik
Cara Menghadapi Orang yang Banyak Bicara
Psikologi Orang yang Banyak Bicara
Penyebab Orang Banyak Bicara
banyak bicara
Konten Menarik
psikologi.
Joko pinurbo
Top 3 Tekno: Jadwal MPL ID S13 2024 hingga Ucapan Dukacita Warganet untuk Joko Pinurbo Bikin Penasaran
Mengenang Joko Pinurbo, Sebut Gus Dur Ibu Kota Bagi Kaum Teraniaya dalam Puisi Berjudul Durrahman
Belasungkawa Najwa Shihab Setelah Joko Pinurbo Meninggal, Hatinya Luluh oleh Sesak dan Duka
Joko Pinurbo Wafat, Pernah Bakar Sajak-Sajaknya yang Dirasa Gagal
Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Warganet Ungkap Kesedihan dan Doa Terbaik untuk Sang Maestro Kata
Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Ini 3 Puisinya yang Mengisahkan Pandemi COVID-19
Liga Inggris
Prediksi Liga Inggris Nottingham Forest vs Manchester City: Waspada Ancaman Tim Papan Bawah
Prediksi Liga Inggris Tottenham vs Arsenal: Derby London Utara Beda Kepentingan
Drama Gol Dianulir, Chelsea Gagal Menang Lawan Aston Villa
Manchester United Ditahan Burnley, Ten Hag Sentil Onana dan Wasit
Hasil Liga Inggris: Chelsea Beri Sedikit Pertolongan pada Manchester United
Hasil Liga Inggris Manchester United vs Burnley: Setan Merah Gagal Kalahkan Calon Degradasi
Thomas Cup
Hasil Piala Thomas 2024: Hanya Kehilangan 1 Gim, Tim Putra Indonesia Sikat Inggris
Jadwal dan Link Siaran Langsung BWF Thomas & Uber Cup 2024 di Vidio
PP PBSI Rilis Skuad Indonesia untuk Piala Thomas dan Uber 2024, Ada Kejutan di Tim Putri
Thomas dan Uber Cup 2024: Hasil Drawing dan Link Streaming di Vidio
Hasil Drawing Thomas dan Uber Cup 2024: Tim Putra Tantang Juara Bertahan, PBSI Klaim Indonesia Bisa Unggul
Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis untuk Putra adalah Thomas Cup, Kenali Sejarahnya
BRI Liga 1
Paul Munster Ingin Persebaya Akhiri Musim Kompetisi dengan Kebanggaan Menang Lawan Persik
Klasemen BRI Liga 1: Persaingan Tiket Championship Series dan Degradasi Menuju Klimaks
Hasil BRI Liga 1 RANS Nusantara vs Persija Jakarta: Macan Kemayoran Jerumuskan The Prestige Phoenix ke Zona Merah
Hasil BRI Liga 1: Hajar Persikabo, PSIS Masih Jaga Asa ke Championship Series
Hasil BRI Liga 1 2023/2024: Arema Jauhi Zona Degradasi, Persib Sikat Borneo FC
Hasil BRI Liga 1: Dewa United vs Madura United Imbang, Tiket Terakhir Championship Series Masih Diperebutkan
TOPIK POPULER
Populer
NaOH Adalah Asam atau Basa? Pahami Ciri, Manfaat, dan Bahayanya
Viral di Medsos Es Krim Rasa Jeans dari Jepang, Begini Rasanya
8 Potret Topi dengan Tulisan Nyeleneh Ini Bikin Geleng Kepala
8 Potret Putri Isnari Bareng Tiga Ibu Mertua, Keluarga Crazy Rich Haji Alwi
6 Potret Mesra Kim Soo Hyun dengan Lawan Mainnya dalam Drama, Nggak Cuma Kim Ji Won
8 Kisah Absurd Bapak-bapak di Twitter, Agak Lain Tingkahnya
120 Quotes Broken Home Tapi Tidak Cerai Bahasa Inggris, Bikin Semakin Tegar
Bahasa Inggrisnya Bayi Baru Lahir, Ini 100 Contoh Ucapannya
Memaknai Pelestarian Alam dari Para Perempuan Perajin Batik Tulis Kebon Indah Klaten
7 Potret Celana Jeans Nyeleneh dengan Model Tak Biasa Ini Bikin Geleng Kepala
Gempa Garut
VIDEO: Guncangan Gempa Garut Terasa hingga Jakarta, Penghuni Apartemen Kalibata City Panik
10 Daerah Terdampak Gempa Garut M6,2, Ini Rekomendasi PVMBG untuk Wilayah Jabar Selatan
BNPB Umumkan Update Parameter Gempa Garut, dari 6.5 Magnitudo jadi 6.2 Magnitudo
Hengky Kurniawan Ungkap Situasi Rumah Saat Gempa Garut Melanda, Aksi Gercep Si Sulung Gendong Adik Tuai Pujian
Update Gempa Garut: 53 Bangunan Rusak di Jabar, Ini Wilayah Sebarannya
Gempa Magnitudo 6,5 Guncang Garut, Bagaimana Kondisi Jalan Tol Cipularang dan Padaleunyi?
Berita Terkini
Sebelum Ditemukan Tewas Diduga Bunuh Diri, Brigadir RAT Izin Kunjungi Kerabat di Jakarta Sejak 10 Maret
Wali Kota Denpasar Sebut Tak Ada Aturan Jam Operasional Warung Madura
8 Potret Putri Isnari Bareng Tiga Ibu Mertua, Keluarga Crazy Rich Haji Alwi
Esports Mulai Jadi Program Ekstrakurikuler Sekolah di Jabar dan Jatim
Gempa Guncang Jabar Selatan, Ini Perintah Sekda Herman
5 Pernyataan Warga hingga Keluarga Usai Anggota Polresta Manado Ditemukan Tewas Diduga Bunuh Diri
VIDEO: Harga Sembako Masih Tinggi, Bawang Merah di Mojokerto Dijual Rp60.000 per Kilogram
Halal Bihalal PBNU, Gus Yahya: Prabowo-Gibran Hadir Sebagai Keluarga Besar NU
Huawei Pamerkan Mobil Listrik Stelato S9 untuk Saingi Mercedes-Benz dan BMW
AirAsia Kembali Gelar Promo Tiket Pesawat ke Luar Negeri Mulai Rp1, Mana Saja Rutenya?
Anak 9 Tahun Mampu Angkat Beban 75 Kg, Dikenal dengan Hercules Muda
VIDEO: Guncangan Gempa Garut Terasa hingga Jakarta, Penghuni Apartemen Kalibata City Panik
Petani di Bekasi Mengeluh, Harga Rumput Laut Anjlok
Xi Jinping Rombak Besar-besaran Militer China Demi Persiapan Perang di Masa Depan
Artis Rio Reifan Kembali Ditangkap, Polisi Sita Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras