uefau17.com

Apa yang Dimaksud Tawakal? Ketahui Dalil, Keutamaan Serta Contoh dalam Kehidupan Sehari-hari - Hot

, Jakarta Apa yang dimaksud tawakal? Tawakal adalah istilah dalam bahasa Arab yang memiliki makna "menyerahkan diri," "mengandalkan," atau "bergantung sepenuhnya." Dalam konteks agama Islam, tawakal mengacu pada tindakan seseorang yang menyerahkan segala urusan, perencanaan, dan hasil kehendak Allah SWT. 

Apa yang dimaksud tawakal? Tawakal dalam agama Islam memiliki makna yang dalam dan luas, dan mengandung konsep keyakinan, upaya, dan penerimaan. Tawakal didasarkan pada keyakinan bahwa Allah SWT adalah Sang Pencipta, dan pengatur segala hal di alam semesta. Manusia meyakini bahwa Allah memiliki rencana yang lebih besar dan sempurna, dan mereka mempercayai bahwa apa pun yang terjadi adalah bagian dari kehendak-Nya.

Apa yang dimaksud tawakal? Tawakal adalah konsep penting dalam agama Islam, yang menggambarkan kombinasi antara tindakan manusia dan keyakinan pada kehendak Allah. Ini mengajarkan individu untuk berusaha dengan sungguh-sungguh, sambil tetap merasa tenang dan percaya bahwa hasil akhir, adalah hasil dari rencana Ilahi yang lebih besar.

Berikut ini dalil dan keutamaan tawakal yang rangkum dari berbagai sumber, Selasa (22/8/2023). 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengenal Arti Tawakal

Tawakal berasal dari kata وكل (wakala) yang berarti menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan urusan kita kepada orang lain. Dalam kaitan ini penyerahan tersebut adalah kepada Allah SWT dengan tujuan untuk mendapat kemashlahatan dan menghilangkan kemudharatan. Apa yang dimaksud tawakal? Secara istilah arti tawakkal adalah menyerahkan suatu urusan kepada kebijakan Allah SWT yang mengatur segalanya-galanya. 

Kata tawakal berasal dari bahasa Arab dengan kata dasarnya, 'wakilun'. Dalam kamus-kamus bahasa, seperti kamus Al-Munjid disebutkan, kata wakil/wakilun diartikan sebagai menyerahkan, membiarkan, serta merasa cukup. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata tawakal artinya berserah (kepada kehendak Tuhan), dengan sepenuh hati percaya kepada Tuhan terhadap penderitaan, percobaan dan apa pun yang terjadi di dunia ini.

Pengertian tawakal menurut ulama, di antaranya:

Imam Al Ghazali

Menurut ulama Imam Al Ghazali mendefinisikan pengertian tawakal sebagai penyandaran diri kepada Allah SWT sebagai satu-satunya al-wakiil (tempat bersandar) dalam menghadapi setiap kepentingan, bersandar kepada-nya saat menghadapi kesukaran, teguh hati ketika ditimpa bencana, dengan jiwa yang tenang dan hati yang tentram.

Ahmad bin Hambal

Menurut Imam Ahmad bin Hambal, pengertian tawakal adalah perbuatan yang dilakukan oleh hati bukan sesuatu yang diucapkan oleh lisan. Bukan juga sesuatu yang dilakukan oleh anggota tubuh. Tawakal juga bukan merupakan sebuah keilmuan dan pengetahuan. Menurut Imam Ahmad bin Hambal, tawakal bukan hanya berdia diri tanpa usaha, bukan juga kepasrahan tanpa upaya.

Ibnu Qoyim Al Jauzi

Menurut Ibnu Qoyim Al Jauzi, pengertian tawakal adalah amalan dan ubudiyah (penghambaan) hati dengan menyandarkan segala sesuatu hanya kepada Allah, tsiqah terhadap-Nya, berlindung hanya kepada-Nya dan rida atas sesuatu yang menimpa diri Anda.

 

3 dari 4 halaman

Dalil dan Keutamaan

Tawakal disebut dalam firman Allah SWT pada Surat Al Maidah ayat 23 dengan terjemahan sebagai berikut:

Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah Telah memberi nikmat atas keduanya: “Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, Maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. dan Hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman”. (QS. Al-Maidah [5]:23)

Dapat diketahui ayat tersebut menegaskan hanya kepada Allah-lah seharusnya seorang hamba bertawakal, berserah, percaya jika memang hamba tersebut adalah orang yang beriman. Artinya berserah kepada Allah SWT adalah tanda mutlak seorang yang beriman. Selain itu, ada pula firman Allah SWT dalam Surat Ali Imran ayat 159 dengan terjemahan sebagai berikut:

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran [3]:159)

Berdasarkan pengertian ayat tersebut, dapat diketahui Allah SWT menghendaki hamba-Nya berkelakuan baik dan berusaha yang terbaik. Kemudian jika sudah, maka serahkan segala urusan lain yang berada di luar kendali kepada Allah SWT. Pasalnya, Allah SWT sangat menyukai ketika hamba-Nya berserah kepada-Nya. Adapun keutamaan bertawakal di antaranya:

1. Memperoleh kecukupan dari Allah

Orang yang bertawakal dijamin mendapatkan rasa cukup dari Allah SWT. Hal ini lantaran, orang yang bertawakal telah menyerahkan diri kepada Allah. Sehingga, dia akan meyakini bahwa Allah SWT telah menjamin rezeki untuk umatnya. Keutamaan ini tercantum dalam surah At Talaq ayat 6 yang berbunyi:

"Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu."

2. Meningkatkan Keimanan

Seperti yang disinggung sebelumnya, tawakal menjadi salah satu bagian dari keimanan seorang muslim. Hal ini seperti yang tercantum dalam surah Al Maidah ayat 23 yang berbunyi:

"Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat oleh Allah, 'Serbulah mereka melalui pintu gerbang (negeri) itu. Jika kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman'."

3. Mendapatkan kebaikan dunia akhirat

Keutamaan ketiga dari arti tawakal bagi muslim adalah akan mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat. Hal ini seperti yang difirmankan Allah SWT dalam surah Nahl ayat 41 - 42 yang artinya berbunyi:

“Dan orang yang berhijrah karena Allah setelah mereka dizalimi, pasti Kami akan memberikan tempat yang baik kepada mereka di dunia. Dan pahala di akhirat pasti lebih besar, sekiranya mereka mengetahui, (yaitu) orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal."

 

4 dari 4 halaman

Macam dan Contoh

Tawakal jika dilihat dari segi objeknya dibagi menjadi dua macam, di antaranya:

1. Tawakal kepada Allah SWT Semata

Tawakal kepada Allah SWT semata adalah menyerahkan diri dan segala urusan hanya kepada Allah SWT. Perintah tawakal dapat ditemui di beberapa ayat dalam Al-Quran. Satu di antaranya terdapat di dalam QS. At-Taubah:51. Menurut ayat tersebut, dapat disimpulkan bahwa iman akan menjadi sempurna apabila tawakal hanya dilakukan kepada Allah SWT.

2. Tawakal kepada Selain Allah SWT

Tawakal kepada selain Allah SWT dibagi menjadi dua macam. Berikut rinciannya:

  1. Tawakal kepada selain Allah dalam hal-hal yang menjadi urusan Allah SWT. Contohnya adalah menyerahkan urusan rezeki dan pertolongan kepada arwah para kiai, yang sudah wafat dan patung berhala. Hukum dari tawakal tersebut adalah haram.
  2. Tawakal kepada selain Allah SWT dalam hal-hal yang termasuk urusan manusia. Contohnya adalah menyerahkan masalah keamanan, perekonomian, dan kesehatan kepada orang lain tanpa mengaitkannya kepada Allah SWT.

Beberapa tindakan yang dikategorikan sebagai tindakan tawakal yakni sebagai berikut:

  1. Menyadari dirinya lemah dan Allah SWT Yang Maha Kuasa.
  2. Mengakui manusia dapat mengalami kegagalan karena memiliki keterbatasan dalam beberapa hal di luar kendalinya.
  3. Setiap keberhasilan adalah karena upaya manusia itu sendiri, tetapi disertai kehendak dan kuasa Allah SWT.
  4. Manusia yang selalu melakukan yang terbaik dan teliti dengan apa yang dikerjakannya, kemudian menyerahkan sisanya kepada Allah SWT.
  5. Manusia yang menunggu keberhasilan setelah seluruh aspek lain diusahakannya dengan baik.
  6. Manusia itu berdoa kepada Allah SWT memohon pertolongan atas seluruh keterbatasan pikiran dan kemampuannya.

 

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat