, Jakarta Ki Hajar Dewantara merupakan bapak pelopor pendidikan di Indonesia. Banyak yang mengenali beliau dari semboyan khas, “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”. Agar bisa lebih mengenalinya, simak biografi Ki Hajar Dewantara singkat ini.
Biografi Ki Hajar Dewantara singkat ini menjelaskan perjalanan hidupnya sejak lahir hingga wafatnya. Pendidikan yang ia tempuh di sekolah Belanda hingga terpaksa dikeluarkan dari sekolah kedokteran karena kondisi kesehatannya.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya soal pendidikan karena sebelum benar-benar berkiprah di dunia pendidikan, Ki Hajar Dewantara memulainya dari dunia jurnalistik. Melakukan protes kepada Belanda melalui tulisan kritisnya. Hingga biografi Ki Hajar Dewantara singkat ini menunjukkan pengasingan karena kekritisannya.
Berikut ulas biografi Ki Hajar Dewantara singkat dari berbagai sumber, Selasa (8/9/2020).
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Biografi Ki Hajar Dewantara Singkat dari Pendidikan
Ki Hajar Dewantara lahir dengan nama Raden Mas (R.M.) Suwardi Suryaningrat. Beliau lahir pada Kamis Legi, 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Ki Hajar Dewantara berasal dari keluarga bangsawan Puro Pakualaman Yogyakarta.
Ayahnya adalah Kanjeng Pangeran Ario (K.P.A.) Suryaningrat dan Ibunya bernama Raden Ayu (R.A.) Sandiah. K.P.A. Suryaningrat sendiri merupakan anak dari Paku Alam III. Julukan Ki Hajar Dewantara saat masih kecil adalah Denmas Jemblung (buncit) karena saat bayi perutnya buncit.
Menjadi keluarga bangsawan, membuatnya mendapat pendidikan yang berkecukupan. Ki Hajar Dewantara bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah dasar milik Belanda di kampung Bintaran Yogyakarta. Lulus dari ELS Suwardi Suryaningrat masuk ke Kweekschool, sebuah sekolah guru di Yogyakarta.
Ki Hajar Dewantara pun mendapat tawaran beasiswa sekolah kedokteran. Tepatnya di sekolah dokter Jawa di Jakarta bernama STOVIA (School Fit Opleiding Van Indische Artsen). Sayangnya 4 bulan kemudian beasiswanya dicabut karena kesehatan Ki Hajar kurang baik.
Beberapa hari sebelum pencabutan, dampratan dari Direktur STOVIA juga ia dapatkan. Hal ini disebabkan karena Ki Hajar Dewantara dianggap membangkitkan radikalisme terhadap Pemerintahan Hindia Belanda. Radikalisme ini konon disebarkan melalui sajak yang ia bawakan di sebuah pertemuan.
Advertisement
Biografi Ki Hajar Dewantara Singkat dari Dunia Jurnalistiknya
Lepas dari STOVIA Ki Hajar Dewantara mendapat Surat Keterangan Istimewa atas kemahirannya berbahasa Belanda. Ki Hajar juga menjadi jurnalis di Surat Kabar Bahasa Jawa “Sedyotomo”, kemudian Surat Kabar Bahasa Belanda “Midden Java di Yogyakarta, dan “De Express” di Bandung.
Berkat tulisan-tulisannya yang bagus, pada 1912 ia diminta mengasuh Harian “De Express” Bandung oleh Dr. E.F.E. Douwes Dekker. Tulisan pertamanya berjudul “Kemerdekaan Indonesia”. Bahkan ia pun menjadi Anggota Redaksi Harian “Kaoem Muda” Bandung, “Oetoesan Hindia” Surabaya, “Tjahaja Timoer” Malang. Begitu juga pada tahun 1912, Ki Hajar Dewantara menerima tawaran dari HOS.
Puncak karir Suwardi Suryaningrat dalam jurnalistik adalah saat menulis Als ik eens Nederlander was pada Buletin Bumi. Buletin ini dicetak 5.000 eksemplar dan menjadi terkenal di kalangan masyarakat. Hal ini disebabkan karena tulis-tulisan yang berupa kritikan tersebut dinilai sangat pedas. Hingga akhirnya Ki Hajar Dewantara, dr. Cipto Mangunkusumo, dan Dr. E.F.E. Douwes Dekker ditangkap lalu dipenjara.
Dunia jurnalistik yang ditekuni Suwardi Suryaningrat membuat pergaulannya lebih luas pandangan politiknya juga lebih berkembang. Ia dapat mengutarakan pemikiran dan persoalan bangsanya melalui ulisan-tulisan di berbagai surat kabar, majalah, dan brosur dan memberi penerangan pada bangsanya yang sedang dirundung kegelapan.
Biografi Ki Hajar Dewantara Singkat dari Pengasingannya
Di dalam masa pengasingannya, Ki Hadjar Dewantara aktif bersosialisai di dalam organisasi pelajar asal Indonesia, yaitu Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia).
Ki Hajar Dewantara banyak mendapat pengetahuan dan pemahaman sejarah sosial pendidikan yang yang mencerahkan saat ia menjalani masa pengasingan di Belanda. Di sanalah beliau banyak mempelajari masalah pendidikan dan pengajaran dari Montessori, Dalton, Frobel, pesantren, dan asrama.
Pada tahun 1913, Ki Hadjar Dewantara mendirikan Indonesisch Pers-bureau, atau kantor berita Indonesia. Di sinilah ia kemudian merintis cita-citanya untuk memajukan pendidikan masyarakat Indonesia.
Ia pun berhasil mendapatkan sebuah ijazah pendidikan bergengsi di Belanda, yang dikenal dengan nama Europeesche Akta. Ijazah itulah yang kemudian dapat membantunya mendirikan berbagai lembaga pendidikan di Indonesia.
Saat ia berusia 40 tahun, ia mengganti namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara tak lagi Suwardi Suryaningrat. Begitu juga tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ditujukan agar ia dapat secara bebas dekat dengan rakyatnya.
Advertisement
Biografi Ki Hajar Dewantara Singkat dari Kiprah Dunia Pendidikan
Pengalaman mengajar ini kemudian digunakannya untuk mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang ia dirikan pada tanggal 3 Juli 1922: Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa.
Sekolah pertama yang didirikan adalah taman indria (taman kanak-kanak) dan kursus guru, kemudian diikuti taman muda (SD), dan taman dewasa (SMP merangkap taman guru). Setelah itu, diikuti pendirian taman madya (SMA), taman guru (SPG), prasarjana, dan sarjana wiyata. Dalam waktu 8 tahun, Perguruan Tamansiswa telah hadir di 52 tempat.
Ada empat strategi pendidikan Ki Hadjar Dewantara:
- Pertama: pendidikan adalah proses budaya untuk mendorong siswa agar memiliki jiwa merdeka dan mandiri.
- Kedua: membentuk watak siswa agar berjiwa nasional, namun tetap membuka diri terhadap perkembangan internasional.
- Ketiga: membangun pribadi siswa agar berjiwa pionir-pelopor.
- Keempat: mendidik berarti mengembangkan potensi atau bakat yang menjadi Korat Alamnya masing-masing siswa.
Dalam kabinet pertama Republik Indonesia, Ki Hadjar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia. Beliau adalah Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama. Pada tahun 1957 ia mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari Universitas Gadjah Mada.
Semboyannya yang terkenal hingga saat ini adalah Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani yang artinya di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan.
Jejak-jejak peninggalan Ki Hajar Dewantara terpampang rapi di Museum Dewantara Kirti Griya yang berlokasi di Jalan Taman Siswa Yogyakarta. Museum yang diresmikan Nyi Hadjar pada 2 Mei 1970 diberi nama sesuai fungsinya semula. Kirti berarti kerja dan griya bermakna rumah. Bangunan ini dulu merupakan tempat tinggal Ki Hajar Dewantara bersama keluarga.
Terkini Lainnya
Biografi Soekarno Singkat yang Tunjukkan Rasa Nasionalismenya
Biografi Singkat BJ Habibie, Presiden Republik Indonesia ke-3
Kemendikbud: Merdeka Belajar Terinspirasi Filosofi Ki Hadjar Dewantara
Biografi Ki Hajar Dewantara Singkat dari Pendidikan
Biografi Ki Hajar Dewantara Singkat dari Dunia Jurnalistiknya
Biografi Ki Hajar Dewantara Singkat dari Pengasingannya
Biografi Ki Hajar Dewantara Singkat dari Kiprah Dunia Pendidikan
Ada empat strategi pendidikan Ki Hadjar Dewantara:
Biografi Ki Hajar Dewantara Singkat
Biografi Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara
Profil Ki Hajar Dewantara
Euro 2024
Spanyol Vs Jerman: Der Panzer Manfaatkan Status Tuan Rumah
Timnas Spanyol Percaya Diri Jelang Duel Perempat Final Euro
Prediksi Euro 2024 Spanyol vs Jerman: Duel Kelas Berat di Stuttgart
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Pertandingan 8 Besar Euro 2024
Copa America 2024
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador di Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Jadwal Siaran Langsung Argentina vs Ekuador di Perempat Final Copa America 2024 di Vidio
Prediksi Copa America 2024 Argentina vs Ekuador: Semuanya Memihak Tim Tango
Timnas Ekuador Siap Berjuang Mati-matian di Perempat Final Copa America 2024
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Demokrat Rekomendasikan Dukungan ke 3 Paslon Ini untuk Pilkada Papua Barat, Babel, dan Jambi
Coklit Pilkada 2024 Sudah Sasar 16,6 Juta Pemilih di Jatim, Target Tuntas di Hari ke-20
Kata Sekjen PKS soal Kaesang Disodorkan Jokowi untuk Maju di Pilkada Jakarta 2024
Survei Warna Research Center: Tingkat Elektabilitas Hendy Siswanto dan Faida Tinggi Jelang Pilkada Jember 2024
Respons Jokowi soal Kabar Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024, Benarkah Sodorkan ke Parpol?
Ridwan Kamil Dianggap Masih Kuat di Pilkada Jawa Barat, Bawa Untung Buat Golkar
TOPIK POPULER
Live Streaming
Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari Berujung Dipecat
Populer
May I Help You (2022) adalah Drakor Horor dan Komedi, Beda Kasus Tiap Episode
Resep Daging Sapi Kuah Bening, Gurih, Segar, dan Mantap
5 Resep Daging Kerbau Sederhana dan Enak, Jadi Menu Favorit Keluarga
5 Potret Artis Bakal Jadi Bridesmaid Pernikahan Aaliyah dan Thariq, Ada Mahalini
11 Profesi yang Sering Dikira Pengangguran, Tapi Ternyata Penghasilannya Fantastis
Brontosaurus, Dinosaurus Sauropoda Terbesar yang Pernah Hidup
Profil Yakob Sayuri dan Perjalanan Karirnya, Pemuda Papua yang Bersinar di Piala AFF
7 Potret Sandy Kristian, Peserta Clash of Champions dengan IPK 5,0
6 Potret Shabira Alula yang Kini Sudah Lulus TK, Pernah Viral di Usia 3 Tahun
6 Potret Benda Rusak Tapi Estetik Ini Bikin Salfok, Tak Terlihat Ada Kerusakan
Ketua KPU
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
HEADLINE: Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang Dipecat DKPP, Berujung Proses Pidana?
7 Respons Berbagai Pihak Mulai Parpol, KPU, hingga Jokowi Usai DKPP RI Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari
Berita Terkini
Wapres Ma’ruf: Pemerintah Komitmen Evaluasi dan Tingkatkan Pendanaan Industri Siber
7 Potret Julia Prastini Lahiran Anak Ketiga, Ditemani Na Dae Hoon dan Buah Hati
Hujan Picu Banjir India-Bangladesh, 9 Orang Tewas dan 3 Juta Warga Terdampak
Spanyol Vs Jerman: Der Panzer Manfaatkan Status Tuan Rumah
Emotional Intimacy atau Physical Intimacy: Kenapa Anda Membutuhkan Keduanya dalam Pernikahan
5 Destinasi Wisata di Lamongan yang Menarik Dikunjungi Saat Liburan Sekolah
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Ini 3 Rekomendasi Blush On yang Cocok untuk Kulit Orang Indonesia
Cerita Unik Atlet Pencak Silat Banting Stir jadi AO PNM Mekaar
7 Potret Salshabilla Adriani dan Ibrahim Risyad Disebut Bakal Menikah, Sebar Undangan
Jadwal MotoGP Jerman 2024 di Sachsenring, Dapatkan Link Live Streaming Vidio
Lagu Tema Film 'My Hero Academia The Movie 4: You’re Next' Karya Vaundy
7 Tips Mencegah dan Meringankan Nyeri Otot
Bukchon Hanok Village di Seoul Bakal Batasi Jam Kunjungan Turis demi Kurangi Sampah dan Suara Berisik
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan