, Jakarta Speech delay terjadi ketika ada keterlambatan pada perkembangan bicara dan bahasa anak jika dibandingkan dengan anak lain seusianya. Selain dilihat dari usia, keterlambatan bicara juga dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin, adat istiadat, dan kecerdasannya.
Padahal periode perkembangan emas anak berada pada 5 tahun pertamanya. Karenanya, sangatlah penting bagi orang tua untuk memantau berbagai aspek tumbuh kembang anak secara berkala, baik dari sisi fisiologis, psikologis, motorik, sensorik, maupun kemampuan berbicaranya. Hal ini dilakukan demi tercapainya tumbuh kembang optimal sang buah hati.
Baca Juga
Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), terdapat 5-8 persen anak prasekolah yang mengalami speech delay. Bahkan, khusus di Jakarta, tercatat ada 21 persen anak yang mengalaminya.
Advertisement
Dokter Spesialis Anak RS Pondok Indah - Pondok Indah, Rosary mengatakan, masalah perkembangan anak, seperti terlambat bicara/speech delay ini sebaiknya dipantau oleh dokter dan orang tua sejak dini.
"Pemantauan tersebut dapat dilakukan dengan pengamatan langsung kepada bayi atau anak dengan didampingi oleh dokter. Dokter juga biasanya akan memberikan kuesioner atau buku kesehatan ibu dan anak untuk dipantau bersama oleh dokter dan orang tua," ujarnya, dikuti dari website resmi RS Pondok Indah, Sabtu (30/7/2022).
Lebih lanjut, Rosary menjelaskan beberapa penyebab speech delay di antaranya:
Faktor medis:
- Gangguan pada mulut: sumbing pada bibir/langit-langit lidah pendek, kelainan bentuk rahang
- Gangguan pendengaran: tuli, adanya riwayat infeksi telinga
- Gangguan pada fungsi pada otak, baik reseptif (penerimaan informasi), ekspresif (cara bicara), maupun proses di antaranya. Anak dengan gangguan ini biasanya mengalami autisme, ADHD (attention deficit hyperactivity disorder), palsi serebral, atau retardasi mental
Faktor lingkungan:
- Stimulasi tidak memadai: anak jarang diajak bicara atau berinteraksi
- Screen time: paparan terhadap gawai atau televisi yang cukup lama membuat komunikasi satu arah tanpa adanya interaksi
- Adanya trauma
- Nutrisi yang tidak memadai
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Alasan si Kecil Terlambat Bicara
Pada umumnya, kata Rosary, gejala speech delay pada si kecil dapat dikenali dengan kurangnya respons si kecil terhadap suara pada segala usia.
"Misalnya, jika si kecil jarang terlihat kaget saat mendengar suara keras. Pertanda lain yang dapat menjadi gejala keterlambatan bicara adalah kurangnya respons si kecil ketika berinteraksi dengan orang lain," jelasnya.
Dilihat dari usianya, beberapa tanda speech delay yang perlu diwaspadai pada si kecil antara lain:
Di usia 18 bulan, tidak mencari sumber suara dari samping/belakang
Di usia 29 bulan, tidak respons apabila dipanggil, belum ada babbling
Di usia 12-18 bulan, belum dapat menyebutkan kata yang bermakna, belum mengerti instruksi sederhana
Di usia 24 bulan, tidak dapat mengucapkan kalimat dua kata yang dapat dimengerti
Di usia 3 tahun, belum dapat menyebutkan kalimat tiga kata atau lebih
Di usia 4-5 tahun, belum dapat bercerita atau menyebutkan kalimat panjang (lebih dari 4 kata)
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Mendiagnosis dan mengatasi speech delay
"Sebagai upaya preventif dan deteksi speech delay yang disebabkan oleh faktor medis, usahakan agar si kecil melakukan screening uji pendengaran sejak dini. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sejak bayi baru lahir, dan sebaiknya segera dijadwalkan sebelum si kecil berusia 2 tahun," jelas Rosary.
Selain itu, lanjutnya, orang tua juga sebaiknya mempelajari tahapan perkembangan bicara normal anak sesuai usia, serta mewaspadai tanda-tanda keterlambatan bicara (red flag) di atas. "Apabila ditemukan kecurigaan terjadi speech delay pada si kecil, orang tua sebaiknya berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis anak untuk memastikan diagnosis dan menentukan tata laksana yang sesuai."
"Diagnosis dapat dilakukan sesuai temuan pada pemeriksaan anak, baik melalui pemeriksaan fisik, maupun alat-alat atau kuesioner screening perkembangan anak lainnya. Setelah itu, tata laksana dapat dilakukan sesuai penyebabnya. Semakin dini hal ini dilakukan, maka akan lebih cepat pula anak dapat mengejar keterlambatannya," tuturnya.
Mengatasi speech delay pada anak
Untuk mengatasi speech delay pada anak, beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:
- Rajin berbicara dan berkomunikasi.
Hal ini dapat dilakukan sejak masa bayi. Kata-kata yang mudah anak dengarkan akan menjadi bekal saat ia bicara nantiMembacakan cerita. Hal ini merupakan salah satu cara yang baik untuk meningkatkan kosakata anak. Ia dapat diajak menunjuk gambar dan menyebut nama benda yang ditunjuk
- Mengajak si kecil bernyanyi
- Membatasi screen time
- Bermain pura-pura/pretend play, misalnya bermain boneka dan bermain masak-masakan
- Apabila orang tua terlambat mendeteksi keterlambatan bicara pada anak, dampaknya dapat berupa:
a. Keterlambatan berbicara yang tidak ditangani sebagian bisa menetap
b. Gangguan bahasa dapat menimbulkan kesulitan belajar, misalnya masalah membaca, menulis, memahami kalimat, yang berpengaruh pada hasil akademik dan pekerjaan saat dewasa nanti
c. Memengaruhi kemampuan bersosialisasi dengan teman-temannya dan kurang percaya diri
d. Berhubungan dengan gangguan emosi/mental, seperti kecemasan dan depresi, karena sulit mengekspresikan apa yang diinginkan atau dirasakan
Advertisement
Mencegah speech delay
"Anda dapat melakukan komunikasi dua arah dengan anak sejak dini dengan intonasi, kontak mata, dan ekspresi wajah yang sesuai untuk mencegah keterlambatan bicara pada anak," jelas Rosary.
Selain itu, orang tua juga dapat meminimalkan distraksi saat berkomunikasi dengan anak, misalnya tidak sambil mengoperasikan gadget, seperti ponsel atau komputer. "Pantau perkembangan bicara anak sesuai dengan usianya. Apabila ditemukan tanda bahaya atau red flag, segera konsultasikan dengan dokter spesialis anak."
Selanjutnya, Rosary menekankan, apabila anak Anda memiliki riwayat terlambat bicara dan sudah melakukan terapi wicara, serta telah memperlihatkan kemajuan komunikasi yang baik, Anda harus tetap memantau perkembangannya.
"Memperhatikan prestasi akademik anak, terutama yang berhubungan dengan membaca, menulis, memahami kalimat, perkembangan emosi, hingga mencermati perilaku anak dan hubungan anak dengan teman sebayanya, merupakan beberapa jenis pemantauan yang dapat dilakukan. Pemantauan orang tua perlu terus dilakukan agar si kecil tetap berada pada kondisi perkembangan yang optimal," pungkasnya.
Terkini Lainnya
Mengenal dan Mencegah Speech Delay pada Anak
Ria Ricis Bangun Sekolah Anak Usia Dini dengan Oki Setiana Dewi, Ada Kelas Content Creator dan Parenting
Waspada Speech Delay Pada Anak, Dialami Moana Anak Ria Ricis
Alasan si Kecil Terlambat Bicara
Mendiagnosis dan mengatasi speech delay
Mengatasi speech delay pada anak
Mencegah speech delay
speech delay
Keterlambatan Bicara
keterlambatan bicara pada anak
Rekomendasi
Ria Ricis Bangun Sekolah Anak Usia Dini dengan Oki Setiana Dewi, Ada Kelas Content Creator dan Parenting
Waspada Speech Delay Pada Anak, Dialami Moana Anak Ria Ricis
Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Drama VAR, Ekuador Lolos ke Perempat Final Singkirkan Meksiko, Venezuela Hajar Jamaika
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024 Argentina vs Peru dan Kanada vs Cile: La Albiceleste Juara Grup, Les Rouges Dampingi ke Perempat Final
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Minggu 30 Juni di Indosiar dan Vidio
Prediksi Copa America 2024 Argentina vs Peru: Kesempatan Pelapis Tim Tango
Timnas Indonesia U-16
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Garuda Nusantara Dilarang Takut
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Lupakan Euforia, Nova Arianto Minta Skuad Timnas U-16 Fokus di Semifinal Piala AFF U-16
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Pesta Gol, Garuda Nusantara Lolos ke Semifinal
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Sempat Tertinggal, Garuda Nusantara Unggul 4-1 di Babak Pertama
Dapatkan Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos, Sesaat Lagi Tayang di Indosiar dan Vidio
Judi Online
80 Ribu Pelajar Kecanduan Judi Online, Komnas PA Bandar Lampung Minta Cek Aktivitas Daring Anak
Promosikan Situs Judi Online, Belasan Selebgram Lampung Kena Batunya
Kepala Desa di Sampang Diminta Jadi Pelopor Pencegahan Judi Online
Hoaks Terkini Seputar Judi Online, Simak Biar Tak Terpengaruh
Punya Ayah Kecanduan Judi dan Menafkahi Keluarga dari Uang Haram, Bagaimana Buya?
Top 3 News: Tangani 23 Kasus Judi Online, Polda Metro Jaya Sebut Semua Bandar Ada di Luar Negeri
Pilkada 2024
Jokowi Effect Disebut Masih Ada di Pilkada 2024, PDIP Andalkan Ini
Pilkada 2024, PDIP Buka Peluang Kerja Sama dengan Gerindra sampai PKB
Bukan di Jakarta, Golkar Pastikan Ridwan Kamil Menang di Pilkada Jawa Barat
Ribuan Petani Kumpul di Semarang Minta Sudaryono Maju Gubernur Jawa Tengah
LSI Sebut Jokowi Effect Pengaruhi Pemilih di Pilgub Jateng 2024
Visi Eman Suherman Majukan Majalengka dengan Kolaborasi Disebut Menuai Dukungan Besar
TOPIK POPULER
Populer
Rambut Rontok Bikin Panik? Simak 6 Kemungkinan Penyebab dan Cara Mengatasinya
Dokter Sarankan Jangan Tunda Periksa Mata untuk Cegah Kebutaana Mata untuk Cegah Kebutaan
Kronologi Bayi Asal Sukabumi yang Meninggal Usai Mendapatkan Imunisasi
Antusiasme Fans Meluap! Yoshi TREASURE Ajak Teume Jakarta Nyanyi Bareng Lagu STUPID
Bayi Asal Sukabumi Meninggal Beberapa Jam Usai Imunisasi, Komnas KIPI Angkat Bicara
Belanja Terus Menerus tapi Tetap Nggak Puas? Kenali 7 Gejala Kecanduan Belanja
Mengoptimalkan Perkembangan Anak Usia Dini Perlu Kolaborasi Multisektor
Waspada Flu Singapura atau HFMD di Musim Liburan, Kasus Rentan Naik
[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama: 5 Hal tentang Bakteri Pemakan Daging dan 7 Langkah Antisipasi Berbagai Negara
Jangan Buru-Buru Marah, Ini 3 Langkah Menghadapi Pasangan yang Ketahuan Berbohong
Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Slovenia: Andalkan Pilar Utama
Prancis Bersiap Hadapi Belgia di 16 Besar Euro 2024
Laga Dramatis, Inggris Berhasil Redam Slovakia 2-1
Bungkam Georgia, Spanyol Tantang Jerman di Perempat Final Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Berita Terkini
HUT ke-78 Bhayangkara, Kompolnas Minta Polri Makin Transparan dan Merespons Cepat Masyarakat
8 Uang Tebusan Terbesar yang Didapat Hacker dari Serangan Ransomware
Jarang Diketahui, Karomah Kewalian Mbah Moen Diungkap Ustadz Adi Hidayat
Momen Lucu Treasure dan Teume Ngomongin Ketoprak Saat Konser di Jakarta
Top 3: Profil Jamal Musiala, Pemain Timnas Jerman di Jajaran Top Skor Euro 2024
PLN Indonesia Power Cetak Laba Bersih Rp 8,19 Triliun pada 2024, Ini Pendorongnya
6 Momen Rachel Vennya dan Salim Nauderer Rayakan 3 Tahun Pacaran
Berdiri di Jantung Kota Jakarta, Ini yang Ditawarkan BYD Harmony Sudirman
6 Potret Lawas Keluarga Kecil Reza Artamevia dan Mendiang Adjie Massaid
Potret Ayu Ting Ting Pakai Baju Kurung Maroon, Dipuji Mirip Permaisuri Brunei
Menunggu Data Inflasi, Rupiah Menguat Tipis
IHSG Sentuh Posisi 7.100, Harga Saham GOTO Stagnan Hari Ini 1 Juli 2024
Pebulu Tangkis China Meninggal usai Pingsan di BAJC 2024 Yogyakarta, Ini Penjelasan Badminton Asia dan PBSI
Istri Kanye West Digugat karena Dugaan Mengirimkan Film Porno ke Staf Yeezy