, Jakarta Mungkin Anda pernah melihat ada remaja bahkan anak mulai merokok. Ada yang diam-diam sampai terang-terangan merokok meski dilarang oleh orangtuanya.
Berawal dari coba-coba, merokok bisa berujung seseorang menjadi pecandu rokok di kemudian hari. Penting bagi orangtua untuk mengetahui apa saja laasan remaja mulai merokok. Mulai dari faktor teman hingga paparan konten.
Baca Juga
Berikut penjelasan masing-masing penyebabnya:
Advertisement
1. Lingkungan Pertemanan
Faktor yang satu ini memang umum terjadi pada anak mau pun remaja. Para ahli pun juga membenarkan bahwa faktor lingkungan pertemanan juga sangat memungkinkan sang anak atau remaja mulai menjadi seorang perokok aktif.
"Lingkungan juga berpengaruh. Biasanya pada remaja ini, biasanya lingkungan nih yang paling berperan," ungkap psikiater I Gusti Ngurah Agastya dari klinik Angsamerah Jakarta mengutip Antara.
Faktor pertemanan juga dapat menjadi pendorong seorang anak atau remaja untuk mulai merokok. Sebab, seorang anak terutama remaja sangat membutuhkan penerimaan atau pengakuan dari lingkungannya.
Sehingga pada saat ikut merokok dengan teman-teman, dia pun akan merasa diakui dan diterima oleh lingkungannya seperti disampaikan psikolog klinis Liza Marielly Djaprie.
"Kedua bisa juga karena pengaruh lingkungan di lingkungan remaja atau anak-anak. Karena kalau berbicara anak dan remaja, khususnya remaja, mereka itu kan punya kebutuhan yang sangat besar untuk bisa diterima lingkungan," ujar Liza.
"Sehingga ketika lingkungannya, khususnya teman-teman mereka yang terdekat merokok tuh mereka jadi berpikir 'Kayaknya gue mesti ikutan'. Apalagi kalau teman-temannya juga ngejek-ngejek. Jadi bisa karena pengaruh itu juga," sambungnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani resmi menaikkan tarif cukai rokok. Kenaikan cukai rokok tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 152 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
2. Proses Berpikir Kurang Tepat
Ketika seorang anak atau remaja sering melihat lingkungannya baik teman atau keluarga merokok. Hal tersebut bisa membuat seseorang menjadi memiliki proses berpikir yang kurang tepat atau disebut Cognitive Disorder.
"Kalau kita berbicara hubungan antara anak remaja dengan perilaku merokok, itu sebenarnya banyak faktor yang terlibat. Bisa karena mereka terekspos sejak dini akan perilaku merokok orang-orang sekitarnya. Sehingga mengalami yang kalau di psikologi itu namanya Cognitive Dissonance," jelas Liza kepada Antara.
Cognitive Disonance adalah proses berpikir yang kurang tepat. Seseorang yang mengalami hal ini biasanya memiliki proses berpikir yang salah menjadi benar dan sebaliknya.
Menurut Liza, hal tersebut karena anak dan remaja sering melihat orang-orang yang dituakan dalam keluarga seperti orang tua, kakak, dan lain sebagainya memiliki kebiasaan merokok. Hal inilah yang mengakibatkan sang anak berpikir bahwa kebiasaan merokok tidak apa-apa untuk dilakukan.
"Jadi, bayangkan kalau anak kecil sangat terbiasa melihat orang-orang terdekatnya, apalagi figur yang dituakan merokok kan asumsinya karena ini adalah figur orang yang dituakan, biasanya anak atau remaja cenderung melihat mereka sebagai orang yang sudah pasti benar," kata Liza.
Advertisement
Faktor Genetik
Agastya mengatakan bahwa faktor genetik pun juga dapat menjadi alasan seorang remaja untuk mulai merokok.
"Bisa juga dari secara biologis memang ada juga nih yang dialami sama remaja tersebut. Jadi secara genetiknya memungkinkan seseorang lebih berisiko untuk memulai merokok," tuturnya.
Paparan Konten
Psikolog dari Universitas Indonesia A. Kasandra Putranto mengatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan sangat berperan untuk menimbulkan kebiasaan merokok. Akan tetapi, kebiasaan untuk merokok juga dapat timbul dari konten-konten yang dilihat oleh sang anak baik dari media sosial atau media formal.
"Banyak kemungkinan terkait alasan anak atau remaja merokok. Mulai dari aspek genetik, pola asuh, hasil belajar, sampai peran lingkungan termasuk konten media baik media formal mau pun media sosial," kata Kasandra.
Pernyataan itu juga dijelaskan oleh Liza. Menurutnya, saat seorang anak atau remaja sudah terpapar oleh konten-konten merokok, hal tersebut pun sudah terprogram secara tidak langsung di otak mereka.
Sehingga, hal ini juga berkenaan dengan tingkat stres mereka. Saat sang anak atau remaja merasa stres, mereka akan langsung mengaktivasi program merokok yang telah mereka miliki di dalam otaknya. Oleh sebab itu, hal inilah yang menyebabkan mereka mencoba untuk mulai merokok.
"Bisa juga karena stres. Karena tidak ada exposure dari lingkungan, dari kecil tidak ada ejek-ejekan dari teman, tapi kan dia sering melihat orang merokok. Jadi program merokok itu sudah ada di kepala. Sudah ada di otak. Tinggal tunggu aktivasinya nih," papar Liza.
"Nah ketika dia merasa stres, bisa teraktivasi 'Merokok saja kali ya, enak". Itu karena dia sudah sering melihat mungkin di film atau apa pun itu yang berkaitan dengan orang merokok," tutupnya.
Perokok di RI Terus Bertambah, Aneka Penyakit Mengintai
![Ilustrasi asap rokok](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/2Lobfz2a1zLEL_-l5WVf5Z5vYzA=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3581684/original/043577800_1632450991-pexels-pixabay-70088.jpg)
Riskesdas juga menunjukkan bahwa jumlah perokok di Indonesia masih sangat tinggi. Jumlah ini mencapai lebih kurang 33,8 persen atau 1 dari 3 orang di Indonesia merokok.
“Ini memberikan kontribusi besar pada kejadian Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Perokok pria berjumlah 63 persen atau 2 dari 3 pria di Indonesia adalah perokok,” kata Wamenkes RI Dante Saksono dalam seminar daring beberapa waktu lalu.
Peningkatan prevalensi merokok cenderung lebih tinggi pada usia remaja yakni 10 sampai 18 tahun sekitar 7,2 persen. Jumlah ini naik jadi 9,1 persen di 2018 atau hampir 1 dari 10 anak di Indonesia adalah perokok.
“Jika kebiasaan merokok diteruskan selama bertahun-tahun maka risiko PPOK dapat terjadi di usia dewasa atau di usia produktif. Sehingga, implikasi kesehatan dapat terhambat dengan adanya paparan rokok pada anak. Ini masih menjadi PR bersama,” pungkasnya.
![Infografis: Redam Kanker dengan Cukai Rokok ( / Abdillah)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/KiBk2TtE5Npv5DeiTkFBoHLcGsY=/640x640/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3858938/original/041694600_1640823712-220103_special_content__Redam_Kanker_dengan_Cukai_Rokok_S.jpg)
Terkini Lainnya
Pakar Kesehatan Internasional: Hasil Studi, Swedia Berhasil Turunkan Angka Merokok Diganti Vape
Yuk Bisa Yuk! 8 Makanan Ini Bisa Hentikan Kebiasaan Merokok
Tren Vape Sekali Pakai Justru Picu Peningkatan Penggunaan Nikotin di Inggris, Kok Bisa?
2. Proses Berpikir Kurang Tepat
Faktor Genetik
Perokok di RI Terus Bertambah, Aneka Penyakit Mengintai
merokok
alasan merokok
berhenti merokok
Remaja
Rekomendasi
Yuk Bisa Yuk! 8 Makanan Ini Bisa Hentikan Kebiasaan Merokok
Tren Vape Sekali Pakai Justru Picu Peningkatan Penggunaan Nikotin di Inggris, Kok Bisa?
Setop Merokok di Dekat Anak dan Ibu Hamil, Pakar: Bisa Tingkatkan Risiko Sindrom Kematian Bayi Mendadak
5 Tantangan Indonesia dalam Lindungi Anak dan Remaja dari Bahaya Rokok Menurut Pakar
Indonesia Darurat Perokok Anak, Mayoritas Mulai Merokok di Umur 15 – 19 Tahun
Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Menkes Budi: Merokok Harus Kita Hindari agar Panjang Umur dan Sehat
Lebih Banyak Bahayanya, Ini Efek Samping Nikotin dalam Rokok yang Diklaim Bermanfaat
Benarkah Vape Meningkatkan Risiko Terkena Kanker Paru-Paru Dibanding Rokok Tembakau?
Peneliti Indonesia Unjuk Gigi di Tokyo, Ungkap Kunci Atasi Masalah Rokok
Copa America 2024
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Hasil Copa America 2024: Uruguay Singkirkan Amerika Serikat, Panama Melenggang ke Perempat Final
Bermain Imbang Lawan Meksiko, Ekuador Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Drama VAR, Ekuador Lolos ke Perempat Final Singkirkan Meksiko, Venezuela Hajar Jamaika
Timnas Indonesia U-16
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Link Siaran Langsung Vietnam vs Indonesia di Vidio: Perebutan Peringkat 3 AFF U-16 2024
Ini Penyebab Kekalahan Lawan Australia Menurut Pelatih
Timnas Indonesia Gagal Pertahankan Gelar Piala AFF U-16, Nova Arianto Tetap Beri Apresiasi
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Dapat Kartu Merah dan Kebobolan 5 Gol, Garuda Nusantara Gagal ke Final
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Dapat Kartu Merah, Garuda Nusantara Paksa Skor Imbang di Babak Pertama
Judi Online
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Menko PMK Pastikan Pelaku Judi Online Dihukum Berat dan Tak Dapat Bansos
Puan Minta MKD Buka Daftar Anggota DPR yang Diduga Terlibat Judi Online
Dewan Pers Minta Kapolri-Kapolda Usut Kebakaran Rumah Wartawan di Karo
MKD: 2 Anggota DPR dan 58 Staf Terlibat Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 1,9 Miliar
Pilkada 2024
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
Survei: Elektabilitas Helldy Agustian Tertinggi di Pilwalkot Cilegon
KPU RI Resmi Terbitkan Peraturan Anyar soal Batasan Usia Kepala Daerah, Ini Isinya
Puan Sebut PDIP Pertimbangkan Kaesang Maju Pilkada Jateng
Hasto PDIP: Coklit Ini Penting Dalam Menjamin Hak Konstitusional Warga
PPP Sebut Pernyataan KPU soal Usia Cagub-Cawagub Bukan Hanya untuk Kaesang
TOPIK POPULER
Populer
Liburan Sekolah Banyak Anak Jalani Sunat, Adakah Usia Terbaik untuk Khitan?
Jemaah Haji yang Baru Tiba di Tanah Air Dianjurkan Jaga Kebugaran dengan Olahraga Ringan
8 Masalah Organ Reproduksi yang Wajib Diwaspadai, Segera Cek dan Jangan Tunggu Sakit!
Latihan dan Olahraga untuk Meningkatkan Sirkulasi Darah ke Kulit Kepala
Daun Salam: Pahlawan Tak Terduga dalam Perang Melawan Kolesterol, Begini Cara Merebusnya
Orang di Atas 50 Tahun yang Kesepian Kronis Berisiko Lebih Tinggi Terkena Stroke
Migrain Rentan Terjadi di Usia 20-30an, Dokter Sebut Tidak Dapat Disembuhkan
Konsumsi Bawang Putih Bisa Turunkan Kolesterol, Bagaimana Caranya?
Dokter Ungkap Bahaya Henti Jantung Setelah Tragedi Zhang Zhi Jie, Begini Cara Menyelamatkannya
Efek Samping Obat-obatan Terhadap Pertumbuhan Rambut
Euro 2024
Link Live Streaming Euro 2024 Austria vs Turki, Sebentar Lagi Tanding
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Hasil Euro 2024: Cody Gakpo dan Donyell Malen Menyala, Belanda Sikat Rumania 3-0 untuk Tiket Perempat Final
Tonton Live Streaming Euro 2024 Rumania vs Belanda, Segera Dimulai
Link Live Streaming Euro 2024 Austria vs Turki, Rabu 3 Juli Pukul 02.00 WIB: Siapa Lolos ke 8 Besar?
Berita Terkini
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Interaksi Paula Verhoeven dan Baim Wong di Acara Wisuda Kiano Jadi Sorotan
Korupsi Dana APBK Rp394 Juta, Mantan Kepala Kampung di Way Kanan Ditangkap Polisi
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
5 Komet Paling Terang hingga Saat Ini
2 Kawah Danau Kelimutu Mendadak Berubah Warna, Ada Apa?
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Rabu 3 Juli 2024
PKB Lirik Sandiaga Uno Maju Pilkada Jawa Barat 2024
Warung Dekat Markas Polisi di Bone Bolango Bebas Jualan Miras, Ada Beking Oknum?
Korban Tewas Insiden Terinjak-injak di Acara Keagamaan India Bertambah Jadi 116 Orang
Sarana Air Besi PNM untuk Warga Ngeco Bantul
Link Live Streaming Euro 2024 Austria vs Turki, Sebentar Lagi Tanding
Benarkah Syaikh Abdul Qadir al-Jilani Menentang Aqidah Asy'ariyah? Ini Kata Buya Yahya
Usai Masjidil Haram, Jemaah Haji Sakit Kini Difasilitasi Ziarah ke Nabawi
Mirip 'University War', Simak 5 Fakta Menarik Clash Of Champions