uefau17.com

106 Dokter Spesialis Paru Positif COVID-19 dan 5 Meninggal Dunia per 6 Januari 2021 - Health

, Jakarta - Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menyatakan bahwa per hari ini, Rabu, 6 Januari 2021, sebanyak 106 dokter spesialis paru di Indonesia terkonfirmasi positif COVID-19. Dan, lima orang di antaranya meninggal dunia.

Berdasarkan data yang diperoleh dari PDPI, 106 dokter spesialis paru tersebut berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. Tiga provinsi menjadi penyumbang kasus COVID-19 terbanyak, yaitu:

- DKI Jakarta dengan 22 dokter

- Jawa Barat 18 dokter

- Jawa Timur sebanyak 15 dokter

Sementara lima dokter spesialis paru yang meninggal akibat COVID-19 dilaporkan berasal dari:

- Aceh : 1

- DKI Jakarta : 1

- Kalimantan Selatan : 1

- Sumatera Utara : 2

Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Dr dr Agus Dwi Susanto, mengatakan, 106 dokter yang terkonfirmasi positif COVID-19 tersebut didapatkan dari hasil swab test Polymerase Chain Reaction (PCR). Ada yang karena kontak erat, ada yang bergejala, dan ada yang karena skrining.

"Prihatin untuk teman-teman yang positif terkena COVID-19, tapi Alhamdulillah sebagian sudah sembuh dan sudah beraktivitas kembali dan sudah melayani pasien COVID-19 kembali untuk yang ditugaskan di rumah sakit yang memberi pelayanan. Saya apresiasi," ujarnya saat dihubungi Health melalui sambungan telepon pada Rabu siang, 6 Januari 2021.

 

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

PDPI Menyambut Baik Vaksinasi COVID-19 di Indonesia

Dalam perbincangan tersebut, Agus menyinggung rencana vaksinasi COVID-19. Menurut Agus, PDPI menyambut baik akan dilaksanakannya vaksinasi Virus Corona dalam waktu dekat.

Agus mengatakan bahwa PDPI telah memberikan surat rekomendasi ke Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terkait rencana vaksinasi COVID-19.

"Vaksinasi harus dilakukan sebagai upaya pencegahan di tingkat populasi untuk mengurangi kasus-kasus di masyarakat. Vaksin yang dipilih tentu harus terbukti efektif dan telah melalui uji klinis dan di-acc Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan) Indonesia," kata Agus.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, disebut Agus, harus melakukan sosialisasi lebih luas ke masyarakat, terkait kriteria penerima vaksin Corona.

"Seharusnya membuat mana yang boleh, mana yang tidak, dan itu seharusnya diinfokan secara luas. Kemudian, IDI sebagai induk profesi juga harus bisa membuat panduan kepada nakes (tenaga kesehatan) yang bisa berperan dalam memberikan vaksin di lapangan," Agus menambahkan.

 

3 dari 3 halaman

Rencana Vaksinasi COVID-19

Sebelumnya, Indonesia telah merencanakan akan memulai vaksinasi COVID-19 di 2021. Pada 31 Desember 2020, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mengirimkan pemberitahuan ke masyarakat melalui pesan singkat (short messaging service atau SMS) kepada kelompok prioritas penerima vaksin COVID-19.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan menjadi orang pertama di Indonesia yang menerima vaksin Virus Corona. Vaksinasi dirinya akan disiarkan secara langsung untuk meyakinkan masyarakat bahwa vaksin COVID-19 aman, yang direncanakan pada 13 Januari 2021.

Kasus positif COVID-19 di Indonesia per Selasa, 5 Januari 2021, mencapai total 779.548 jiwa, dengan 23.109 kasus kematian. Sementara untuk pasien sembuh dari COVID-19 mencapai 6.643 pasien.

Penulis : Rizki Febianto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat