uefau17.com

Percantik Lekuk Tubuh dan Feed Instagram Dengan Kalistenik - Health

, Jakarta - Ketika berencana menurunkan berat badan, wanita selalu bertanya olahraga apa yang kira-kira cocok untuk mereka lakukan.

Seringkali yang tercetus pertama kali dari mulut wanita lain adalah olahraga jenis kardio. Jarang atau bisa dihitung jari yang menyebut olahraga beban.

Tak bisa dipungkiri masih banyak miskonsepsi mengenai olahraga beban atau olahraga kekuatan atau strength training pada kaum Hawa. Enggan angkat yang berat-berat karena takut badan jadi berotot kayak pria.

Mungkin mereka tak tahu kalau olahraga beban tidak melulu harus menggunakan beban yang berat, seperti barbel maupun dumbbell. Padahal, strength training juga bisa dilakukan bermodalkan tubuh sendiri.

Salah satu jenis olahraga kekuatan menggunakan beban tubuh sendiri yang bisa wanita coba adalah kalistenik.

Teuku Aufra Maretto, seorang praktisi kalistenik yang juga pendiri Asosiasi Kalistenik & Street Workout Indonesia (AKSI), menjelaskan, kalistenik adalah metode olahraga yang pada dasarnya memanfaatkan tubuh sendiri sebagai beban.

Kalistenik, kata Aufra, berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas kallos (keindahan) dan sthenos (kekuatan),"Sehingga kalau dilihat, gerakan kalistenik itu memadukan dua unsur tersebut, kelihatan indah dan juga kuat.".

 

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kalistenik, Olahraga untuk Semua Orang

Lebih lanjut, olahraga kalistenik dapat dilakukan semua orang, tanpa melihat batasan umur maupun jenis kelamin. Tak hanya buat pria, olahraga ini aman buat wanita.

"Aman banget," kata Aufra saat melakukan siaran langsung di akun Instagram Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia @apki_indonesia pada Sabtu, 12 September 2020.

Bahkan, belakangan ini sudah cukup banyak kaum Hawa yang ikut latihan bersama AKSI atau komunitas kalistenik lainnya di seluruh wilayah Indonesia.

"Mungkin sekitar lima tahun lalu, masih banyak cewek yang takut latihan beban. Akan tetapi semakin ke sini, semakin banyak yang tahu bahwa strength training itu perlu untuk menjaga massa otot, memperkuat tulang, dan menjaga berat badan," kata Aufra.

"Nah, kalistenik bisa menjadi pilihan latihan beban yang menggunakan berat badan sendiri sehingga tidak perlu angkat beban tapi tetap pakai beban, bingung, kan?" Aufra melanjutkan sambil tertawa.

Banyak kelebihan yang bisa diperoleh dari rutin berolahraga kalistenik. Namun, Aufra, menekankan, kelebihan tersebut hanya akan diperoleh kalau yang bersangkutan benar-benar menyukai kalistenik.

Menurut Aufra, kalau dari hati tidak menyukai kalistenik, dilatih sesering apa pun manfaat itu tidak akan dia dapat.

"Bagaimana juga kita latih, kalau hatinya enggak suka, akan susah. Jadi, harus suka dulu," ujarnya.

 

3 dari 4 halaman

Keuntungan Berlatih Kalistenik Baik untuk Pria Maupun Wanita

Pada dasarnya keuntungan berlatih kalistenik adalah tidak memerlukan banyak peralatan dan bisa latihan di mana saja. Tak perlu dumbbell dan barbel, yang dibutuhkan hanya berat badan sendiri.

Meskipun, kata Aufra, ada beberapa peralatan tambahan yang bisa digunakan supaya latihannya lebih optimal, kayak pull-up bar.

"Tapi basically tidak perlu menggunakan peralatan," katanya.

Selanjutnya, berlatih kalistenik dijamin tidak membosankan. Aufra, mengatakan, banyak sekali yang bisa dijadikan target, tidak cuma mengejar repetisi dan punya badan bagus saja, tapi juga mencoba gerakan-gerakan yang tingkatannya lebih sulit lagi.

"Mungkin yang suka freestyle bisa ke arah freestyle, yang suka strength bisa fokus ke situ," ujarnya.

Kalistenik, lanjut Aufra, adalah olahraga berbasis komunitas. Salah satunya komunitas yang dia dirikan, AKSI.

 

 
 
 
View this post on Instagram

A short clip of what went down yesterday in the third batch of @StrongSisters.id's Calisthenics for Woman workshop at @FitnessEmbassy, March 15th, 2020. Taught by: Coach @imelwiseso Big thank you to these strong ladies for coming, bringing their awesome energy, and making the learning session fun. Let’s keep getting stronger together, learn from, and continue to support and empower one another. If you missed this workshop, stay tuned for more info on the next batch! @aksi.indonesia @apki_indonesia . 🎥: @weightlifty . #StrongSistersID #ACT1 #APKIFamily #APKIEducation #AKSIIndonesia #LetActionBeTheNoise #Calisthenics #StreetWorkout

A post shared by 🇮🇩 Kalistenik & Street Workout (@aksi.indonesia) on

Bagi Aufra yang pada dasarnya suka berorganisasi, dengan bergabung ke dalam komunitas akan mendapatkan keuntungan.

"Sambil latihan bisa tambah teman, tambah saudara baru. Dan, menurutku lebih memotivasi untuk latihan. Kalau temanku bisa gerakan ini, aku harus bisa, dan bisa belajar dari dia yang sudah bisa," kata Aufra.

Lebih lanjut Aufra mengatakan bahwa penggiat olahraga kalistenik juga dituntut lebih kreatif,"Kalau angkat beban biasa, progresnya gampang, tinggal angkat beban yang lebih besar. Kalau di kalistenik, kita harus mencari variasi gerakan yang bertujuan untuk menguasai gerakan tersebut.".

Contohnya saja planche, salah satu gerakan yang paling banyak diminati oleh praktisi kalistenik. Untuk bisa melakukan gerakan ini dengan form yang baik dan aman, kata Aufra, banyak hal yang harus dipersiapkan dan tentunya butuh waktu yang tidak sebentar.

Aufra, menjelaskan, salah satu gerakan yang harus dikuasai apabila mau belajar planche adalah tuck planche hold. Melatih gerakan ini berguna untuk membiasakan otot dan persendian kita dengan gerakan planche secara bertahap.

Mulai dari otot dan sendi bahu, posisi tulang belikat, bisep, siku, forearms, pergelangan tangan, dan sebagainya yang nantinya akan berlanjut ke progresi gerakan latihan planche yang lebih sulit.

"Nah, keuntungan dari belajar kalistenik yang paling penting adalah bisa foto keren di Instagram," kata Aufra tertawa.

 

4 dari 4 halaman

AKSI, Asosiasi Kalistenik & Street Workout Indonesia

AKSI didirikan untuk mengembangkan olahraga kalistenik di Indonesia dengan menghubungkan komunitas-komunitas yang ada.

Aufra, mengatakan, AKSI berdiri di atas tiga pilar yaitu komunitas, kompetisi, dan edukasi.

Untuk komunitas, AKSI cukup rutin melakukan jaming. Namun, selama pandemi COVID-19, tidak pernah mengadakan kumpul antar komunitas lagi.

AKSI juga sering mengadakan kompetisi berbagai tingkatan, mulai dari daerah, nasional bahkan inernasional yang diadakan setiap tahun di Bali.

"Terakhir edukasi. Kita berusaha mengedukasi praktisinya atau orang-orang yang ingin tahu tentang kalistenik itu sendiri," katanya.

"Ada workshop, dapat sertifikasi hasil kerjasama dengan APKI sebagai provider, dan buat teman-teman yang ingin belajar kalistenik lebih jauh," katanya.

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat