, Jakarta Dulu ada anggapan yang beredar di masyarakat, kualitas ikan jelek karena ikan disimpan dengan menggunakan es batu. Anggapan yang beredar disebabkan pada waktu nelayan melaut, ikan hasil tangkapan tidak segera disimpan dalam balok es. Di kapal atau perahu, nelayan tidak membawa balok es.
Baca Juga
Advertisement
Penggunaan es batu baru dilakukan saat nelayan tiba di pantai dan turun dari perahu. Es batu ini membuat ikan tampak lebih segar. Perilaku nelayan inilah yang memunculkan persepsi, ikan tampak segar disimpan dalam es, yang membuat masyarakat jadi berpikir bahwa ikan sebenarnya sudah rusak (kualitasnya jelek).
Direktur Pemasaran Ditjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia, Machmud menceritakan, masih ada masyarakat yang tidak menggunakan es untuk menyimpan ikan hasil tangkapan. Contohnya di Pacitan, Jawa Timur.
Artikel terkait: Konsumsi Ikan Beku, Tubuh Tak Dapat Gizi Sama Sekali?
Ketika ditanya, ‘kenapa tidak menggunakan es?’, mereka menjawab, 'kalau pakai es batu, pembeli tidak datang karena ikannya sudah tidak segar'. Padahal, itu tidak benar.
Es batu justru mempertahankan dan menjaga ikan tetap segar, bukan mengubah kualitas ikan jadi jelek.
“Image (anggapan, persepsi) masyarakat harus diubah lagi. Es batu itu digunakan dari ikan sudah ditangkap sampai ikan masuk pasar dan siap dipasarkan,” jelas Machmud usai acara diskusi di Kementerian Kesehatan, Jakarta pada Kamis, 11 Oktober 2018.
Artikel terkait: Ikan Kembung Justru Lebih Kaya Gizi Ketimbang Salmon
Satu cara mempertahankan kualitas ikan adalah es batu. Es batu dapat diterapkan saat nelayan menangkap ikan di kapal atau perahu. Ketika ikan diturunkan dari kapal atau perahu, ikan harus tetap disimpan menggunakan es. Pun begitu saat ikan didistribusikan ke berbagai tempat, seperti supermarket. Ikan disimpan dalam es.
Jika harus menyimpan ikan dalam keranjang, maka harus dilengkapi dengan es batu. Tidak boleh di keranjang tanpa ada es batu. Dalam hal ini, penyimpanan ikan dengan menggunakan es batu dikenal proses sistem rantai dingin (cold chain system). Adanya proses rantai dingin untuk menjaga kualitas dan kesegaran ikan. Penanganan rantai dingin tepat dilakukan mulai ikan ditangkap dari laut sampai ikan siap tersedia untuk dibeli masyarakat.
Menilik ikan sebagai pemenuhan protein hewani, jurnalis mengangkat liputan khusus tentang ikan. Artikel ini merupakan tulisan PERTAMA dari tiga rangkaian. Tulisan pertama membahas seluk-beluk es batu yang bermanfaat menjaga kualitas ikan, bukan membuat kualitas ikan jadi jelek.
Simak video menarik berikut ini:
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Cegah ikan jadi rusak
Sistem rantai dingin ikan menggunakan es batu juga dipengaruhi atas lamanya waktu nelayan di laut. Untuk memastikan kesegaran ikan, nelayan perlu menggunakan es batu. Penyimpanan ikan dalam es batu membuat ikan tetap segar setidaknya selama kurang dari dua minggu. Penelitan menemukan, ikan yang ditangkap di perairan tropis dapat tetap dikonsumsi aman bahkan untuk periode yang lebih lama ketika disimpan pada suhu dingin.
Pembekuan cepat dan penyimpanan dingin adalah cara terbaik agar ikan tidak rusak. Saat ikan baru ditangkap, ikan harus dibekukan dengan cepat dan disimpan pada suhu rendah di atas kapal. Nelayan yang menggunakan perahu atau kapal penangkap ikan bisa aman dan tetap berada di daerah penangkapan ikan sampai ikan yang dikumpulkan penuh.
Berdasarkan laporan Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, ikan yang telah dibekukan di laut memiliki kualitas yang sangat baik ketika mendarat di pantai. Ini meningkatkan ekonomi penangkapan ikan dan memungkinkan ikan didistribusikan ke pasar yang lebih luas. Kualitas ikan baik saat sampai di lokasi distribusi.
“Ikan punya protein tinggi, terlebih lagi ikan laut. Tapi saat musim tertentu, ikan bisa langka. Nelayan mungkin akan lebih lama di laut untuk mencari ikan lebih banyak. Dengan penyimpanan rantai dingin (menggunakan es), ikan tetap terjamin baik (ketika mendarat),” lanjut Machmud.
Pembekuan di laut berperan penting bagi sektor perikanan di dunia. Hanya pembekuan cepat dan penyimpanan suhu rendah menggunakan es yang sejauh ini memenuhi kebutuhan masyarakat agar kualitas ikan terjaga. Masyarakat dapat mengonsumsi ikan dengan aman.
Advertisement
Atasi kehilangan protein hewani
Selain mencegah ikan rusak, penanganan dan penyimpanan ikan menggunakan es batu juga bertujuan menekan nilai susut hasil pasca panen perikanan (fish losses). Susut pasca panen perikanan adalah keseluruhan nilai kerugian pasca panen hasil perikanan akibat terjadinya kerusakan fisik dan kemunduran mutu ikan. Ini terjadi mulai saat ikan ditangkap sampai ke tangan konsumen.
“Susut pasca panen ikan bisa dilihat dari susut volume (physical volume). Susut volume artinya ikan tercecer dan terbuang. Ini mungkin cara menangkap tidak benar. Misal, pakai jaring trawls. Jaring trawls sudah tidak boleh digunakan karena jarring itu mengangkut semua ikan, bahkan ikan-ikan kecil ikut terangkut,” Machmud melanjutkan.
Kalau ikan kecilnya terangkut, ikan kecil akan dibuang (dilepas) lagi ke laut. Volume tangkapan pun berkurang. Ada juga susut mutu (quality losses) berkaitan dengan penanganan dan penyimpanan ikan. Setelah ikan ditangkap tidak boleh dibiarkan tergeletak begitu saja di kapal atau perahu. Ikan harus disimpan dalam es batu. Cara menaruh di dalam es batu harus benar dengan berlapis-lapis. Es batu-ikan-es batu-ikan. Penempatan tidak boleh ditumpuk. Kalau menumpuk seenaknya ikan bisa hancur.
“Kalau ikannya hancur harus dibuang juga. Artinya, volume hilang, mutunya juga hilang. Penanganan yang benar, ikan pas diturunkan dari kapal harus tetap dalam keadaan tertutup. Jangan sampai kena matahari. Kalau kena matahari, ikan harus dimasukin ke kotak pendingin (cold box). Mobil juga berpendingin,” tambah Machmud.
Adanya kerugian pasca panen ikan berujung pada kehilangan pemenuhan protein hewani. Pemenuhan protein hewani dari ikan akan berkurang. Berdasarkan data Dalberg tahun 2017, Indonesia menderita kerugian pasca panen ikan segar mencapai 25 persen atau 75.000-125.000 setiap tahun. Jika kerugian pasca panen dihitung menjadi protein hewani yang hilang, maka masyarakat Indonesia kehilangan protein sebesar 16.500-27.500 ton per tahun. Padahal, protein hewani dari ikan sebesar itu seharusnya mampu memenuhi ketercukupan nutrisi 2,7-4,4 juta anak.
Mesin pembuat es dan tol laut
Untuk menangani susut hasil pasca panen perikanan dan mencegah kehilangan protein hewani dari ikan, penggunaan es batu terhadap penyimpanan ikan perlu diperhatikan. Kementerian Kelautan dan Perikanan punya program pemberian mesin pembuat es. Mesin pembuat es ini dibagikan kepada penjual dipasar-pasar, khususnya pasar tradisional dan nelayan. Mereka diarahkan menggunakan es agar kualitas ikan terjamin baik saat dibeli masyarakat.
“Dengan adanya mesin pembuat es, dalam waktu kurang dari 8 menit, es batunya sudah jadi. Saat nelayan melaut, mereka bisa menyimpan ikan menggunakan es. Dalam waktu 7 hari, es batu yang dibuat dari mesin pembuat es tidak akan mencair, tapi penyimpanannya harus benar,” Machmud memaparkan.
Masyarakat masih banyak berpendapat es curah gampang meleleh. Ini karena menyimpannya salah. Yang benar, setelah es batu dibuat di mesin pembuat es, kemudian es dimasukkan ke cold box khusus es. Es di dalam cold box bisa langsung dibawa nelayan ke laut. Ketika es akan digunakan, es dapat dikeluarkan. Hingga sekarang Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah membagikan sekitar 335 unit mesin pembuat es.
“Es batu itu satu-satunya cara mempertahankan mutu ikan hasil tangkap. Pemanfaan mesin pembuat es bagus kualitasnya sehingga bisa dipertahankan,” ujar Machmud.
Tak hanya mesin pembuat es, keterjaminan ikan hasil tangkap berkualitas juga dipengaruhi kehadiran tol laut. Tol laut mengangkut barang dari area barat ke timur dan sebaliknya. Ini juga bisa mengangkut komoditas hasil sumber daya alam di wilayah timur ke ke barat yang menjadi tujuan pemasaran.
Untuk ikan yang didatangkan dari timur ke barat masih mahal harganya. Berkat adanya tol laut harga ikan bisa lebih murah dan kualitas ikan terjamin baik. Hal ini juga menekan harga ikan sehingga masyarakat dapat membeli ikan dengan harga murah dan terjangkau. Pemenuhan protein hewani tercukupi.
Terkini Lainnya
Indonesia Kaya Ikan tapi Stunting Masih Tinggi, Cek Sebabnya
Ribuan Bakteri Tumbuh di Ikan Hasil Tangkapan yang Tak Segera Didinginkan
Masyarakat Palu Tak Perlu Khawatir Makan Ikan, Asal...
Cegah ikan jadi rusak
Atasi kehilangan protein hewani
Mesin pembuat es dan tol laut
es batu
Ikan
Rekomendasi
Asal-usul Pecel Lele, Makanan Favorit Naufal Hafidz Si Jenius dari ITB
Tidak Ada yang Namanya Ikan Segar Kecuali Masih Hidup, Mengapa?
KKP Usulkan Ikan Masuk Menu Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran
KKP Bidik Investasi Ikan Tuna di Indonesia Capai Rp 9 Triliun
Kiat Memilih Ikan Layak Konsumsi Berdasarkan Tempat Membelinya
Penampakan Penemuan Piranha Jenis Baru, Punya Gigi Manusia dan Mata Sauron
3 Resep Praktis Pecak Khas Betawi Berbahan Ikan Tembang hingga Terung yang Mulai Langka
Budidaya Ikan Dalam Ember, Jaga Ketahanan Pangan Rumah Tangga
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Uruguay vs Brasil, Segera Dimulai
Ketua KPU
Pasca Hasyim Asy’ari Dipecat, Mahfud Sarankan Seluruh Komisioner KPU RI Diganti
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
DPD PSI Jakbar Usul Kaesang hingga Deddy Corbuzier Maju Pilgub Jakarta 2024
Maju Pilkada 2024, Eman Suherman Berkomitmen Tulus Bantu Warga Majalengka
KPU Diminta Perkuat Iman Usai Tercoreng kasus Asusila Hasyim Asy'ari
Lumayan! Ini Besaran Gaji PPS Pilkada 2024 dan Masa Kerjanya, Simak Cara Daftarnya
Bawaslu Sulut Pastikan Pengungsi Gunung Ruang Punya Hak Pilih dalam Pilkada 2024
Nadiem Makarim Masuk Daftar Usulan Cagub DKI dari PSI Jakut
TOPIK POPULER
Populer
Jadi Tipe Idaman Cowok Indonesia, Ini 5 Jurus Rahasia Xaviera Clash of Champions Fasih Bahasa Korea
Ibrahim Risyad dan Salshabilla Adriani Resmi Menikah, Kompak Unggah Foto di Instagram
SMK Mitra Industri MM2100, Sekolah Pertama di Asia Tenggara dengan Spesialisasi Cat
Manfaat Tidur untuk Kesehatan Mental, Salah Satunya Bisa Meningkatkan Suasana Hati
4 Pasangan Zodiak yang Paling Berpotensi dari Sahabat Jadi Cinta, Kamu Salah Satunya?
Cara Siapkan Anak Kembali ke Sekolah Usai Libur Panjang, Orangtua Bisa Terapkan Ini
Mengenal Perawatan Kulit Wajah Trilogy 2.0 yang Kini Hadir di Jambi
Apa Itu Cryptarithm? Game Angka yang Bikin Sandy dan Axel Gampang Tumbangkan Tim Jessica Clash of Champions
Cegah Keparahan dengan Deteksi Dini, Fatty Liver Apa Bisa Sembuh?
BMKG Prediksi Hujan Guyur Kota-Kota Besar Hari Ini, Pakar Bagikan Kiat Jaga Kesehatan di Musim Pancaroba
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Tampil Kompak, Ini 7 Potret Andrea Dian dan Ganindra Bimo Nonton Euro 2024 di Jerman
Berita Terkini
Apa Itu Cryptarithm? Game Angka yang Bikin Sandy dan Axel Gampang Tumbangkan Tim Jessica Clash of Champions
Satgas Damai Cartenz Tangkap KKB Basoka Lawiya di Nabire Papua Tengah
Laju IHSG Bervariasi, Harga Saham INTP Menghijau
Intip Spesifikasi Realme 13 Pro Plus yang Memukau dan Bikin Heboh, Seperti Apa?
Anggaran Pendidikan 20% dari APBN Tersebar di Kementerian dan Lembaga, Jadi Tak Efisien
Tatkala Aisyah Istri Nabi jadi Korban Hoaks, Dituduh Selingkuh dengan Sahabat Terpercaya
Saatnya Vote Talenta Industri Kreatif Favorit Kamu di Telkomsel Awards 2024!
Salshabilla Adriani dan Ibrahim Risyad Menikah 7 Juli 2024, Pamer Buku Nikah Sambil Kutip Ayat Alquran
Usai Bertemu Jokowi, Grand Syekh Al-Azhar Akan Isi Kuliah Umum di UIN Jakarta Besok
Tarif Tol Jakarta Bandung Golongan 1, Wajib Diketahui Warga Ibukota Sebelum Liburan
BMKG Prediksi Hujan Guyur Kota-Kota Besar Hari Ini, Pakar Bagikan Kiat Jaga Kesehatan di Musim Pancaroba
Resep Asam Manis Daging Kambing, Olahan Daging Kurban Simple
Dalai Lama Bantah Rumor Kesehatannya yang Memburuk pada Ulang Tahun ke-89
Lagu BTS yang Membahas Tentang Kesehatan Mental, Penuh Pesan Positif
Bursa Saham Asia Bervariasi, Investor Cermati Data Inflasi China hingga AS