Dua oarfish raksasa ditemukan di pantai California, Amerika Serikat hanya selang beberapa hari. Baru-baru ini ikan mirip ular sepanjang 4,3 meter ditemukan di kota Oceanside, 5 hari setelah penemuan spesimen yang lebih besar (5,5) meter di Pulau Santa Catalina.
Temuan dua makhluk yang dijuluki 'ular laut' itu memicu rumor di media sosial. Sebagian pengguna internet mengaitkannya dengan pertanda gempa. Terutama terkait mitos di Jepang yang mengaitkan penampakan oarfish yang langka dengan aktivitas tektonik.
Apalagi, California beberapa kali diguncang lindu hebat. Misalnya pada Rabu, 18 April 1906, gempa dengan kekuatan hampir 8 skala Richter mengguncang San Francisco, California dan pantai California Utara. Dipicu pergeseran lempeng San Andreas.
Puluhan ribu bangunan hancur, kebakaran tak terkendali, ribuan orang tewas -- diperkirakan setidaknya 3.000 nyawa melayang.
Juga gempa bumi berkekuatan 7,2 skala Richter di Baja, California pada Minggu 4 April 2010. Setidaknya dua orang tewas dan 100 orang terluka dalam musibah itu.
Namun, para ilmuwan masih skeptis dengan anggapan bahwa oarfish adalah petanda gempa.
Bagaimanapun, para ilmuwan mengaku bingung, bagaimana bisa 2 ikan langka yang hidup di kedalaman air laut, bisa terdampar di pantai.
Apalagi, oarfish yang lebih besar di Santa Catalina, ditemukan dalam kondisi cukup makan, sehat, dengan sedikit tanda penyakit. Fakta itu diperoleh melalui proses pembedahan.
"Terlihat cukup layak dimakan. Jika Anda punya penggorengan selebar 13 kaki (3,9 meter)," kata ahli biologi, Ruff Zetter, seperti dimuat BBC, 22 Oktober 2013.
Para ahli juga sudah melakukan uji radiasi, menyusul kembali bocornya reaktor nuklir di Fukushima, Jepang, di seberang Samudera Pasifik.
Di sisi lain, terdamparnya 2 oarfish, merupakan kesempatan langka untuk mengumpulkan informasi tentang spesies yang melayang-layang secara vertikal di kedalaman laut, yang baru sedikit diketahui dari sisi sains.
Salah satu yang sudah terungkap, oarfish, yang bisa tumbuh hingga sepanjang 15 meter, hidup di kedalaman laut hingga 1.000 meter.
Oarfish 'Pertanda' Gempa Jepang
![](https://cdn-e.production.liputan6.static6.com/legacy-medias/201310/pertanda-badai-131022c-i.jpg)
Apakah benar ada kaitannya temuan 2 oarfish dengan potensi gempa di California, biar waktu yang akan membuktikan.
Namun, tak salah jika kita menengok ke belakang, ke bencana dahsyat gempa bumi 8,9 skala Richter dan tsunami yang menerjang pantai timur Jepang pada 11 Maret 2011 silam.
Tak ada yang meragukan sistem peringatan dini yang dimiliki Negeri Sakura, namun alam memberikan petunjuk dengan caranya sendiri.
Seminggu sebelum gempa, sekelompok oarfish ditemukan terdampar di pantai Jepang. Beberapa tersangkut di jaring nelayan.
Sudah lama diyakini penduduk Jepang, oarfish yang berenang ke permukaan -- dari dasar laut yang dalam --adalah pertanda datangnya gempa bumi.
Laman The Telegraph juga pernah memuat artikel tentang oarfish yang muncul ke permukaan sebelum terjadi gempa besar di Chile dan Haiti pada 2010 silam.
"Mungkin itu hanya kebetulan belaka," kata Rick Feeney, dari Natural History Museum of Los Angeles County, seperti kutip dari CBS, 21 Oktober 2013.
Apalagi, tambah dia, 4 penampakan oarfish telah dilaporkan sejak 2010 dari selatan Central Coast, termasuk Malibu pada 2010 dan Lompoc pada 2011.
"Kami pikir, ikan-ikan itu terdampar di pantai dan mati karena mengalami tekanan tertentu, yang belum kita pahami," kata Feeney, menambahkan oarfish bisa jadi kelaparan atau mengalami disorientasi.
Hewan Sensitif Gempa
Tak cuma oarfish, bahwa hewan sensitif terhadap gempa sudah lama diketahui. Misalnya, beberapa hari sebelum gempa dahsyat 7,8 Skala Richter mengguncang China Mei 2008, ribuan katak membanjiri jalanan di salah satu provinsi terparah.
Dan, dalam hitungan jam sebelum lindu meremukkan bangunan, hewan-hewan koleksi kebun binatang Wuhan, yang berada 600 mil dari pusat gempa, mulai bertingkah aneh.
Zebra membenturkan kepalanya ke pintu, gajah menggoyangkan belalainya dengan liar nyaris menghantam staf kebun binatang. Sebanyak 20 singa dan macan yang biasanya tidur di siang hari, berkeliaran dengan gelisah. Lima menit sebelum gempa, lusinan burung merak mengeluarkan lengkingannya.
Namun, Roger Musson, seismolog dari British Geological Survey mengatakan, belum ada bukti sahih untuk menjelaskan kaitan hewan dengan aktivitas tektonik itu.
Tapi, ada beberapa alasan masuk akal untuk menjelaskan polah aneh binatang sebelum gempa terjadi. Yang paling mungkin adalah, "pergerakan batuan bawah tanah sebelum gempa menghasilkan sinyal listrik yang bisa dirasakan beberapa hewan." Teori lain mengatakan, hewan bisa merasakan guncangan lemah sebelum gempa bumi bisa dirasakan manusia.
Sementara seperti diungkap dalam situs Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), referensi awal perilaku binatang yang tak biasa sebelum gempa besar terjadi ditemukan di Yunani, yakni pada 373 Sebelum Masehi. Tikus, musang, ular, dan lipan dilaporkan meninggalkan sarangnya beberapa hari sebelum gempa.
Dimuat situs sains, Life's Little Mysteries, hanya sedikit manusia yang mampu menyadari gelombang P yang ukurannya lebih kecil, tapi bergerak paling cepat dari sumber gempa, dan tiba sebelum gelombang S lebih besar dirasakan. Namun, banyak binatang yang lebih sensitif dengan gelombang P.
Teori yang populer adalah mengaitkan iklan binatang peliharaan yang hilang di Jose Mercury News dan tanggal terjadinya gempa di area San Francisco Bay, meski analisis ilmiah yang di terbitkan jurnal California Geology tahun 1988 menyimpulkan, itu tak ada kaitannya.
Teori lain diungkap sebuah makalah yang diterbitkan dalam sebuah jurnal ilmiah di AS. Bahwa semua hewan punya naluri alamiah melindungi diri dari predator. Mungkin "peringatan dini" dari peristiwa seismik berkaitan dengan evolusi genetik respon terhadap predator. (Ein/Mvi)
Temuan dua makhluk yang dijuluki 'ular laut' itu memicu rumor di media sosial. Sebagian pengguna internet mengaitkannya dengan pertanda gempa. Terutama terkait mitos di Jepang yang mengaitkan penampakan oarfish yang langka dengan aktivitas tektonik.
Apalagi, California beberapa kali diguncang lindu hebat. Misalnya pada Rabu, 18 April 1906, gempa dengan kekuatan hampir 8 skala Richter mengguncang San Francisco, California dan pantai California Utara. Dipicu pergeseran lempeng San Andreas.
Puluhan ribu bangunan hancur, kebakaran tak terkendali, ribuan orang tewas -- diperkirakan setidaknya 3.000 nyawa melayang.
Juga gempa bumi berkekuatan 7,2 skala Richter di Baja, California pada Minggu 4 April 2010. Setidaknya dua orang tewas dan 100 orang terluka dalam musibah itu.
Namun, para ilmuwan masih skeptis dengan anggapan bahwa oarfish adalah petanda gempa.
Bagaimanapun, para ilmuwan mengaku bingung, bagaimana bisa 2 ikan langka yang hidup di kedalaman air laut, bisa terdampar di pantai.
Apalagi, oarfish yang lebih besar di Santa Catalina, ditemukan dalam kondisi cukup makan, sehat, dengan sedikit tanda penyakit. Fakta itu diperoleh melalui proses pembedahan.
"Terlihat cukup layak dimakan. Jika Anda punya penggorengan selebar 13 kaki (3,9 meter)," kata ahli biologi, Ruff Zetter, seperti dimuat BBC, 22 Oktober 2013.
Para ahli juga sudah melakukan uji radiasi, menyusul kembali bocornya reaktor nuklir di Fukushima, Jepang, di seberang Samudera Pasifik.
Di sisi lain, terdamparnya 2 oarfish, merupakan kesempatan langka untuk mengumpulkan informasi tentang spesies yang melayang-layang secara vertikal di kedalaman laut, yang baru sedikit diketahui dari sisi sains.
Salah satu yang sudah terungkap, oarfish, yang bisa tumbuh hingga sepanjang 15 meter, hidup di kedalaman laut hingga 1.000 meter.
Oarfish 'Pertanda' Gempa Jepang
![](https://cdn-e.production.liputan6.static6.com/legacy-medias/201310/pertanda-badai-131022c-i.jpg)
Apakah benar ada kaitannya temuan 2 oarfish dengan potensi gempa di California, biar waktu yang akan membuktikan.
Namun, tak salah jika kita menengok ke belakang, ke bencana dahsyat gempa bumi 8,9 skala Richter dan tsunami yang menerjang pantai timur Jepang pada 11 Maret 2011 silam.
Tak ada yang meragukan sistem peringatan dini yang dimiliki Negeri Sakura, namun alam memberikan petunjuk dengan caranya sendiri.
Seminggu sebelum gempa, sekelompok oarfish ditemukan terdampar di pantai Jepang. Beberapa tersangkut di jaring nelayan.
Sudah lama diyakini penduduk Jepang, oarfish yang berenang ke permukaan -- dari dasar laut yang dalam --adalah pertanda datangnya gempa bumi.
Laman The Telegraph juga pernah memuat artikel tentang oarfish yang muncul ke permukaan sebelum terjadi gempa besar di Chile dan Haiti pada 2010 silam.
"Mungkin itu hanya kebetulan belaka," kata Rick Feeney, dari Natural History Museum of Los Angeles County, seperti kutip dari CBS, 21 Oktober 2013.
Apalagi, tambah dia, 4 penampakan oarfish telah dilaporkan sejak 2010 dari selatan Central Coast, termasuk Malibu pada 2010 dan Lompoc pada 2011.
"Kami pikir, ikan-ikan itu terdampar di pantai dan mati karena mengalami tekanan tertentu, yang belum kita pahami," kata Feeney, menambahkan oarfish bisa jadi kelaparan atau mengalami disorientasi.
Hewan Sensitif Gempa
Tak cuma oarfish, bahwa hewan sensitif terhadap gempa sudah lama diketahui. Misalnya, beberapa hari sebelum gempa dahsyat 7,8 Skala Richter mengguncang China Mei 2008, ribuan katak membanjiri jalanan di salah satu provinsi terparah.
Dan, dalam hitungan jam sebelum lindu meremukkan bangunan, hewan-hewan koleksi kebun binatang Wuhan, yang berada 600 mil dari pusat gempa, mulai bertingkah aneh.
Zebra membenturkan kepalanya ke pintu, gajah menggoyangkan belalainya dengan liar nyaris menghantam staf kebun binatang. Sebanyak 20 singa dan macan yang biasanya tidur di siang hari, berkeliaran dengan gelisah. Lima menit sebelum gempa, lusinan burung merak mengeluarkan lengkingannya.
Namun, Roger Musson, seismolog dari British Geological Survey mengatakan, belum ada bukti sahih untuk menjelaskan kaitan hewan dengan aktivitas tektonik itu.
Tapi, ada beberapa alasan masuk akal untuk menjelaskan polah aneh binatang sebelum gempa terjadi. Yang paling mungkin adalah, "pergerakan batuan bawah tanah sebelum gempa menghasilkan sinyal listrik yang bisa dirasakan beberapa hewan." Teori lain mengatakan, hewan bisa merasakan guncangan lemah sebelum gempa bumi bisa dirasakan manusia.
Sementara seperti diungkap dalam situs Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), referensi awal perilaku binatang yang tak biasa sebelum gempa besar terjadi ditemukan di Yunani, yakni pada 373 Sebelum Masehi. Tikus, musang, ular, dan lipan dilaporkan meninggalkan sarangnya beberapa hari sebelum gempa.
Dimuat situs sains, Life's Little Mysteries, hanya sedikit manusia yang mampu menyadari gelombang P yang ukurannya lebih kecil, tapi bergerak paling cepat dari sumber gempa, dan tiba sebelum gelombang S lebih besar dirasakan. Namun, banyak binatang yang lebih sensitif dengan gelombang P.
Teori yang populer adalah mengaitkan iklan binatang peliharaan yang hilang di Jose Mercury News dan tanggal terjadinya gempa di area San Francisco Bay, meski analisis ilmiah yang di terbitkan jurnal California Geology tahun 1988 menyimpulkan, itu tak ada kaitannya.
Teori lain diungkap sebuah makalah yang diterbitkan dalam sebuah jurnal ilmiah di AS. Bahwa semua hewan punya naluri alamiah melindungi diri dari predator. Mungkin "peringatan dini" dari peristiwa seismik berkaitan dengan evolusi genetik respon terhadap predator. (Ein/Mvi)
Terkini Lainnya
oarfish
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Faldo Maldini Pamitan ke Jokowi Sebelum Maju Pilkada Tangerang
Pilkada Sulteng 2024, PKS Beri Surat Rekomendasi untuk Pasangan Anwar-Reny
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
Puan Respons Wacana Duet Anies-Andika di Pilkada Jakarta 2024: Menarik
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
5 Juli 2019: Gempa Bumi M6,9 di California, Bangunan Bergoyang dan Terjadi Kebakaran
Populer
Warga Negara Baru Amerika Serikat Siap Berikan Suara dalam Pilpres AS
Studi: Jalan Kaki Terbukti Bisa Bantu Atasi Masalah Nyeri Punggung
Mengenal Asteroid Ryugu, Lebih Tua dari Matahari
Indonesia Siap Bagi Pengalaman Keharmonisan Antar Umat Beragama di Konferensi Internasional Ini
Model di Inggris Jual Wine Pakai Anggur yang Diinjak Kakinya, Harganya Rp2 Juta Per Botol
Profil Keir Starmer, PM Inggris Baru Pengganti Rishi Sunak yang Punya Gelar 'Sir'
Gunung Etna Meletus, Semburan Abu Vulkanik dan Lava Picu Bandara Catania Ditutup
Balas Kematian Komandan Top, 200 Roket dan 1 Skuadron Drone Peledak Hizbullah Serang Israel
Ilmuwan Temukan Perubahan Iklim Buat Jamur Lebih Beracun untuk Manusia
Mengenal 55 Cancri e, Planet Berlian
Euro 2024
Hasil Euro 2024: Pedri Cedera, Spanyol Permalukan Jerman 2-1 untuk Tiket Semifinal
Dapatkan Link Live Streaming Perempat Final Euro 2024 Portugal vs Prancis, Tayang Sesaat Lagi
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Link Live Streaming Euro 2024 Spanyol vs Jerman, Sebentar Lagi Tanding
Link Live Streaming Euro 2024 Portugal vs Prancis, Sabtu 6 Juli Pukul 02.00 WIB
Berita Terkini
Sahroni DPR Puji Kinerja Kejagung yang Terus Membaik
Siswi SMK di Lampung Diperkosa dan Dibunuh Pamannya, Berawal dari Tumpangan Saat Pulang Sekolah
Bahaya Minum Obat Pereda Nyeri Migrain Secara Berlebihan, Begini Anjuran Dokter Syaraf
Hasil Euro 2024: Pedri Cedera, Spanyol Permalukan Jerman 2-1 untuk Tiket Semifinal
Dapatkan Link Live Streaming Perempat Final Euro 2024 Portugal vs Prancis, Tayang Sesaat Lagi
Jangan Sampai Terlewat! Ini Amalan Terbaik Malam 1 Suro, Perspektif Islam
10 Hiu Prasejarah yang Luar Biasa, Bentuknya Sangat Aneh
Pemkot Tangerang Siap Gelar Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis
Polisi Gagalkan Peredaran 7.200 Botol Oli Palsu Asal Tangerang di Bandar Lampung
Ilmuwan Temukan Perubahan Iklim Buat Jamur Lebih Beracun untuk Manusia
13 Hewan Purba Tertua di Dunia yang Masih Hidup Sampai Sekarang
UAH Kisahkan Nabi Ayub AS yang Menolak Mengeluh saat Diuji Allah, Ini Hikmahnya
6 Hewan yang Berkaitan dengan Dewa-Dewi Mesir Kuno, Bahkan Menjadi Simbol
KRI Dewaruci Bersama Laskar Rempah Singgah di Tanjung Uban, Kepri
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final