Bahkan sebelum akselelator paling hebat sejagad, Large Hadron Collider (LHC) dinyalakan, beredar rumor bahwa pemecah partikel itu bisa menciptakan lubang hitam (black hole) mini yang bisa menghancurkan Bumi. Memicu kiamat.
Para fisikawan pun bermunculan untuk membantah klaim itu. Untuk sebuah alasan, alam semesta punya banyak akselelator yang jauh lebih kuat dari LHC -- supernova dan bahkan lubang hitam itu sendiri, yang mengirim partikel-partikel yang terus-menerus menghantam atmosfer Bumi.
Kita, manusia, selamat, dari sinar-sinar kosmik itu, jadi kita pun bakal selamat dari eksperimen LHC. Tapi bagaimana jika kita ingin menciptakan lubang hitam? Seberapa bahayanya?
Seperti disampaikan ilmuwan Matthew Francis, yang dimuat BBC, Selasa 16 Juli 2013, lubang hitam punya medan gravitasi sedemikian kuat, tak ada yang bisa melarikan diri dari tarikannya, bahkan cahaya sekalipun. Itu kalau ukurannya besar.
Lubang hitam yang kita kenal selama ini muncul dari kematian sebuah bintang, yang bahkan lebih massif dari Matahari. Atau yang terbentuk dalam proses awal alam semesta, yang belum kita pahami benar bagaimana pembentukannya. Tapi ada juga yang ukurannya kecil.
Seperti layaknya obyek astronomi, setiap lubang hitam belum tentu terlihat massif, tidak menutup kemungkinan lubang hitam sangat rendah massa --terutama jika mereka dapat diproduksi dengan cara lain selain kematian bintang.
Dari sudut pandang fisika partikel, kita bisa mengandaikan lubang hitam kecil sebagai partikel jenis baru, yang diatur oleh gravitasi.
Menurut teori diterima secara luas (meskipun belum teruji) -- kematian lubang hitam melalui proses radiasi Hawking -- yang namanya diambil dari fisikawan Stephen Hawking. Di mana tingkat radiasi dan kerusakan tergantung pada ukuran lubang hitam. Lubang hitam besar rusak dan mati dalam waktu sangat lambat dan yang lebih kecil menguap dengan cepat.
Itulah alasan utama mengapa kita tidak perlu takut menciptakan lubang hitam di LHC. Kalaupun fisikawan berhasil membuatnya, lubang hitam sangat kecil itu akan lenyap dalam sepersekian detik. "Waktu yang terlampau sedikit untuk menimbulkan bahaya bagi partikel dalam ruang deteksi, apalagi terhadap dunia sekitarnya," kata Matthew Francis.
Dan kalaupun gagal untuk menciptakan lubang hitam mini sekalipun, proses itu akan memberitahu kita sesuatu tentang sifat gravitasi.
Gugatan Ditolak
Sebelumnya, seorang perempuan yang khawatir LHC bisa memicu terciptanya lubang hitam dan menghancurkan Bumi -- mengajukan tuntutan hukum ke pengadilan untuk menutup fasilitas pemecah atom itu. Dan kalah.
Menurut Phys Org, pengadilan administrasi di Muenster, Jerman, menolak klaim warga negaranya itu bahwa LHC akan merusak planet ini. Upaya perempuan ini sebelumnya ke pengadilan di Swiss juga dimentahkan hakim.
"Dalam laporan kajian keamanan CERN tahun 2003 dan 2008, potensi bahaya akselelator proton itu secara ilmiah tidak dimungkinkan," tulis Kementerian Kehakiman Rine-Westphalia utara.
LHC terletak di perbatasan antara Prancis dan Swiss. Terdiri dari terowongan sepanjang 27 kilometer, berupa cincin yang terdiri dari 9.000 magnet lebih dan ditenagai 1.700 sirkuit elektrik, untuk menghancurkan partikel dalam kecepatan tinggi. Tujuannya adalah mengungkap misteri teori asal usul alam semesta, Big Bang. Juga tentang asal usul massa dan pertanyaan dasar fisika lain.
LHC sempat menjadi sorotan dunia terkait temuan partikel diduga Higgs boson, partikel yang secara teoritis memberi massa pada partikel lain. Atau yang tenar mendunia sebagai "partikel Tuhan".
Kekhawatiran wanita itu sesungguhnya bukan yang pertama. Pada 2010 lalu, sebelum akselelator LHC berputar, para penentang menyuarakan ketakutan, bahwa instrumen itu bisa berujung ke konsekuensi bencana katastropik.
Yang paling populer, pernyataan bahwa kolider itu akan menciptakan lubang hitam mini yang akan menyedot Bumi. Namun, para ahli terkemuka mengatakan, itu tak masuk akal.
Dan, meskipun kolider itu ternyata bisa menciptakan lubang hitam mikroskopis, para peneliti mengatakan, itu akan menguap hanya dalam waktu antara sepertriliun atau sepermiliar detik.
Teori lain menyebut, LHC mungkin akan menciptakan strangelet, partikel yang secara teoritis bisa mengubah materi lain menjadi strangelet. Hingga akhirnya seluruh materi bumi menjadi materi strangelet tanpa sisa. Namun teori terakhir dimentahkan oleh dua tahun proses riset di LHC itu karena tanpa bukti. (Ein/Yus)
Para fisikawan pun bermunculan untuk membantah klaim itu. Untuk sebuah alasan, alam semesta punya banyak akselelator yang jauh lebih kuat dari LHC -- supernova dan bahkan lubang hitam itu sendiri, yang mengirim partikel-partikel yang terus-menerus menghantam atmosfer Bumi.
Kita, manusia, selamat, dari sinar-sinar kosmik itu, jadi kita pun bakal selamat dari eksperimen LHC. Tapi bagaimana jika kita ingin menciptakan lubang hitam? Seberapa bahayanya?
Seperti disampaikan ilmuwan Matthew Francis, yang dimuat BBC, Selasa 16 Juli 2013, lubang hitam punya medan gravitasi sedemikian kuat, tak ada yang bisa melarikan diri dari tarikannya, bahkan cahaya sekalipun. Itu kalau ukurannya besar.
Lubang hitam yang kita kenal selama ini muncul dari kematian sebuah bintang, yang bahkan lebih massif dari Matahari. Atau yang terbentuk dalam proses awal alam semesta, yang belum kita pahami benar bagaimana pembentukannya. Tapi ada juga yang ukurannya kecil.
Seperti layaknya obyek astronomi, setiap lubang hitam belum tentu terlihat massif, tidak menutup kemungkinan lubang hitam sangat rendah massa --terutama jika mereka dapat diproduksi dengan cara lain selain kematian bintang.
Dari sudut pandang fisika partikel, kita bisa mengandaikan lubang hitam kecil sebagai partikel jenis baru, yang diatur oleh gravitasi.
Menurut teori diterima secara luas (meskipun belum teruji) -- kematian lubang hitam melalui proses radiasi Hawking -- yang namanya diambil dari fisikawan Stephen Hawking. Di mana tingkat radiasi dan kerusakan tergantung pada ukuran lubang hitam. Lubang hitam besar rusak dan mati dalam waktu sangat lambat dan yang lebih kecil menguap dengan cepat.
Itulah alasan utama mengapa kita tidak perlu takut menciptakan lubang hitam di LHC. Kalaupun fisikawan berhasil membuatnya, lubang hitam sangat kecil itu akan lenyap dalam sepersekian detik. "Waktu yang terlampau sedikit untuk menimbulkan bahaya bagi partikel dalam ruang deteksi, apalagi terhadap dunia sekitarnya," kata Matthew Francis.
Dan kalaupun gagal untuk menciptakan lubang hitam mini sekalipun, proses itu akan memberitahu kita sesuatu tentang sifat gravitasi.
Gugatan Ditolak
Sebelumnya, seorang perempuan yang khawatir LHC bisa memicu terciptanya lubang hitam dan menghancurkan Bumi -- mengajukan tuntutan hukum ke pengadilan untuk menutup fasilitas pemecah atom itu. Dan kalah.
Menurut Phys Org, pengadilan administrasi di Muenster, Jerman, menolak klaim warga negaranya itu bahwa LHC akan merusak planet ini. Upaya perempuan ini sebelumnya ke pengadilan di Swiss juga dimentahkan hakim.
"Dalam laporan kajian keamanan CERN tahun 2003 dan 2008, potensi bahaya akselelator proton itu secara ilmiah tidak dimungkinkan," tulis Kementerian Kehakiman Rine-Westphalia utara.
LHC terletak di perbatasan antara Prancis dan Swiss. Terdiri dari terowongan sepanjang 27 kilometer, berupa cincin yang terdiri dari 9.000 magnet lebih dan ditenagai 1.700 sirkuit elektrik, untuk menghancurkan partikel dalam kecepatan tinggi. Tujuannya adalah mengungkap misteri teori asal usul alam semesta, Big Bang. Juga tentang asal usul massa dan pertanyaan dasar fisika lain.
LHC sempat menjadi sorotan dunia terkait temuan partikel diduga Higgs boson, partikel yang secara teoritis memberi massa pada partikel lain. Atau yang tenar mendunia sebagai "partikel Tuhan".
Kekhawatiran wanita itu sesungguhnya bukan yang pertama. Pada 2010 lalu, sebelum akselelator LHC berputar, para penentang menyuarakan ketakutan, bahwa instrumen itu bisa berujung ke konsekuensi bencana katastropik.
Yang paling populer, pernyataan bahwa kolider itu akan menciptakan lubang hitam mini yang akan menyedot Bumi. Namun, para ahli terkemuka mengatakan, itu tak masuk akal.
Dan, meskipun kolider itu ternyata bisa menciptakan lubang hitam mikroskopis, para peneliti mengatakan, itu akan menguap hanya dalam waktu antara sepertriliun atau sepermiliar detik.
Teori lain menyebut, LHC mungkin akan menciptakan strangelet, partikel yang secara teoritis bisa mengubah materi lain menjadi strangelet. Hingga akhirnya seluruh materi bumi menjadi materi strangelet tanpa sisa. Namun teori terakhir dimentahkan oleh dua tahun proses riset di LHC itu karena tanpa bukti. (Ein/Yus)
Terkini Lainnya
Partikel Tuhan
Lubang Hitam
Black Hole
Rekomendasi
DJ Rayhan Arsya dan Rapper Vije Khant Rekam Lagu Black Hole, Hadirkan Suasana Pesta dan Serunya Dansa
NASA Bagikan Pengalaman Masuk ke Dalam Lubang Hitam
Copa America 2024
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Hasil Copa America 2024: Uruguay Singkirkan Amerika Serikat, Panama Melenggang ke Perempat Final
Bermain Imbang Lawan Meksiko, Ekuador Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
Timnas Indonesia U-16
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia: Penghiburan Medali Perunggu
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Link Siaran Langsung Vietnam vs Indonesia di Vidio: Perebutan Peringkat 3 AFF U-16 2024
Ini Penyebab Kekalahan Lawan Australia Menurut Pelatih
Timnas Indonesia Gagal Pertahankan Gelar Piala AFF U-16, Nova Arianto Tetap Beri Apresiasi
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Dapat Kartu Merah dan Kebobolan 5 Gol, Garuda Nusantara Gagal ke Final
Judi Online
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Menko PMK Pastikan Pelaku Judi Online Dihukum Berat dan Tak Dapat Bansos
Puan Minta MKD Buka Daftar Anggota DPR yang Diduga Terlibat Judi Online
Pilkada 2024
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
Survei: Elektabilitas Helldy Agustian Tertinggi di Pilwalkot Cilegon
KPU RI Resmi Terbitkan Peraturan Anyar soal Batasan Usia Kepala Daerah, Ini Isinya
Puan Sebut PDIP Pertimbangkan Kaesang Maju Pilkada Jateng
Hasto PDIP: Coklit Ini Penting Dalam Menjamin Hak Konstitusional Warga
TOPIK POPULER
Live Streaming
Pencadangan Data Pasca Serangan Ransomeware, Kesiapan atau Keterlambatan?
TODAY IN HISTORY
2 Juli 1881: Penembakan Tragis Presiden ke-20 Amerika Serikat James A. Garfield di Hadapan Anaknya
Populer
PM Lebanon Sebut Negaranya Sedang Berperang, Buntut Konflik Israel Vs Hamas Meluas ke Hizbullah
Kekurangan Pasukan, Ukraina Berikan Narapidana Pembebasan Bersyarat untuk Ikut Berperang
Hizbullah: Kami Akan Berhenti Menyerang Israel Bila Gencatan Senjata Tercapai di Gaza
Indonesia Diskusi Bareng Taliban di Pertemuan Doha III, Cari Solusi Akhiri Krisis Multidimensi Rakyat Afghanistan
3 Juli 2022: Tragedi Longsor Gletser Gunung Marmolada di Pegunungan Alpen Italia, 10 Pendaki Tewas
Warga Korea Utara Mulai Wajib Kenakan Pin Kim Jong Un
Utang Negara-negara di Afrika Makin Parah Akibat Bunga Pinjaman dari China
Jutaan Nyamuk Wolbachia Dilepas di Hawaii, Demi Selamatkan Spesies Burung dari Kepunahan
Hubungi Prabowo Subianto, PM Malaysia Doakan Pulih dari Operasi Kaki-Bersedia Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza
Euro 2024
Di Istanbul, Suporter Sambut Meriah Kemenangan Turki atas Austria
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
Bungkam Rumania 0-3, Belanda Raih Tiket Perempat Final Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Waspada Belanda, Turki Bikin Pelatih Austria Ralf Rangnick Menyesal Tak Bisa Lanjut di Euro 2024
Berita Terkini
Rekomendasi Set Top Box untuk TV Tabung Bersertifikat Kominfo, Simak Cara Memasangnya
Harga Emas Antam Turun Tipis Hari Ini, Cek Rinciannya
Zonasi Penjualan Rokok di RPP Kesehatan, Paguyuban Pedagang Madura: Bukti Pemerintah Tak Peka
Sempat Dikira Kambing, Korban Tewas Kebakaran SPBU di Pati Ternyata Sopir Espass
Kecelakaan Pesawat Jet Militer Subsonik Su-25 Georgia Saat Latihan, Pilot Tewas
Terlihat Sepele, Ternyata Paparan Cahaya Sepanjang Hari Bisa Mempengaruhi Kesehatan Mental Anda
Di Istanbul, Suporter Sambut Meriah Kemenangan Turki atas Austria
Seorang Jemaah Haji Pasuruan Meninggal di Jedah Usai Terjatuh di Kamar Mandi
Infografis Pasca-Serangan Ransomware ke PDN, Kementerian dan Lembaga Negara Wajib Cadangkan Data
Hijaukan Labuan Bajo, 18 Duta Besar Tanam Pohon Tabebuya di Bukit Parapuar
Dukung PSN Smelter Merah Putih Kolaka, Menteri ESDM Resmikan 2 Masjid
7 Komplikasi Kesehatan yang Sering Dialami Anak dengan Down Syndrome, Jangan Diabaikan
Dan Ashworth Beres, Manchester United Langsung Incar Mantan Petinggi Chelsea
Aksi Warga Muna Barat Jebak dan Tangkap Buaya Raksasa