uefau17.com

Dubes Vasyl Hamianin Berharap Indonesia Gabung dalam KTT Perdamaian yang Digagas Ukraina - Global

, Jakarta - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menyampaikan harapannya bahwa Indonesia dapat bergabung dalam KTT Perdamaian yang digagas Ukraina, dan rencananya diselenggarakan di Switzerland.

Namun sejauh ini, Indonesia belum menjawab undangan tersebut.

"Saya masih berharap pemerintah Indonesia menunjuk utusannya atau wakil pemerintah, yang akan mengikuti platform ini untuk berdiskusi atau sekadar observasi," kata Vasyl dalam press briefing bersama media secara daring, Jumat (19/1/2024).

Menurut Vasyl, kehadiran Indonesia sebagai salah satu negara dengan kekuatan besar di dunia diperlukan dalam forum tersebut.

"Kami sangat berharap agar Indonesia, negara berkekuatan global yang bebas, mandiri dan besar, akan ikut serta dalam KTT Perdamaian ini," tambahnya.

Sejauh ini, baru dua negara ASEAN yang telah menyatakan akan berpartisipasi dalam forum tersebut yakni Filipina dan Thailand. Sementara negara lain yang juga sudah menyatakan kesediaan bergabung adalah Nigeria, Brazil, India, Rwanda, Republik Korea, Arab Saudi, Afrika Selatan, Meksiko dan lainnya.

KTT Perdamaian itu, sebut Vasyl, merupakan wadah untuk berdiskusi dan mengamati proses perdamaian yang tidak hanya penting bagi Ukraina, tapi juga banyak negara di dunia termasuk Palestina.

"Ini akan menjadi pertemuan para pemimpin dunia mewakili negara-negara yang memiliki niat baik, mewakili negara-negara demokratis, bebas dan mandiri yang siap membela prinsip-prinsip dan nilai-nilai perdamaian di seluruh dunia," kata dia.

Vasyl mengatakan bahwa pertemuan tersebut menjadi upaya bersama untuk mendorong diakhirinya perang yang terjadi, termasuk perang dengan Rusia

"Upaya ini secara global harus diperkuat secara signifikan untuk mengakhiri perang dengan cara yang adil dan komprehensif," sambung Vasyl.

"Tugas masyarakat dunia tidak hanya mengakhiri perang tetapi juga mengatasi akibat dari semua krisis yang diakibatkan di seluruh dunia," tuturnya.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Switzerland Tawarkan Diri Jadi Tuan Rumah KTT Perdamaian Pertama

Dilansir AP, Jumat (19/1), Presiden Switzerland Viola Amherd mengatakan pada Senin (15/1), saat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berkunjung ke Bern, bahwa negaranya telah menawarkan untuk menyelenggarakan KTT Perdamaian.

"Saya mengonfirmasi kepadanya bahwa Swiss siap menyelenggarakan konferensi,” kata Amherd saat konferensi pers bersama dengan Zelenskyy.

"Kami sepakat bahwa kami akan mengkaji rincian langkah selanjutnya secara mendalam untuk memastikan bahwa proses perdamaian berhasil."

Kedua presiden mengatakan bahwa Ukraina dan Swiss akan memulai persiapan untuk KTT Perdamaian Global di Swiss pada Selasa. Tidak ada rincian yang diberikan mengenai kapan atau bagaimana pertemuan puncak tersebut akan diadakan.

3 dari 4 halaman

Harapan Zelenskyy

Zelenskyy menyebut bahwa tujuan utama dari KTT tersebut adalah untuk mengupayakan perdamaian dari perang secara adil.

"KTT ini dimaksudkan untuk memberikan energi yang diperlukan ke dalam segala hal yang telah dicapai dan untuk menentukan bahwa akhir perang harus adil, dan pemulihan kekuatan hukum internasional harus dilakukan secara menyeluruh," kata Zelenskyy.

Sementara mengenai siapa saja yang mungkin hadir, Zelenskyy mengatakan Ukraina terbuka "untuk semua negara di dunia yang menghormati kedaulatan dan integritas wilayahnya."

"Jadi buatlah kesimpulan tentang siapa yang kami undang," kata dia.

Ia menyampaikan keinginan kuat Ukraina agar negara-negara "Global South" bisa hadir.

4 dari 4 halaman

Dukungan Switzerland untuk Ukraina

Rusia telah berulang kali mengkritik Switzerland karena mengabaikan netralitasnya sejak dimulainya perang dengan Ukraina.

Pada hari Selasa, Moskow mengatakan KTT yang digagas Ukraina, yang telah dilakukan Kyiv dan Bern, "tidak ada gunanya dan berbahaya".

Menanggapi hal tersebut, Amherd menegaskan posisi tegas Switzerland untuk mendukung Ukraina.

"Ketika Anda berada di pihak warga sipil, Anda berada di pihak yang benar,” kata Amherd di sela-sela pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos.

"Swiss selalu berpihak pada hukum humaniter internasional," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat