, Jakarta - Negara-negara di dunia didesak untuk segera bertindak setelah deklarasi penting tentang pertanian berkelanjutan dan sistem pangan di COP28. Pemimpin penelitian menekankan perlunya melindungi petani dan kelompok rentan dari dampak perubahan iklim.
Deklarasi COP28 di Uni Emirat Arab tentang pertanian berkelanjutan, sistem pangan berketahanan, dan aksi iklim ditandatangani oleh 134 pemimpin dunia pada awal KTT iklim PBB di Dubai. Hal ini merupakan deklarasi pertama yang diumumkan oleh presiden COP pada Jumat, 1 Desember 2023.
Pernyataan tersebut berkomitmen untuk meningkatkan langkah-langkah adaptasi guna mengurangi kerentanan petani, nelayan, dan produsen pangan terhadap perubahan iklim.
Advertisement
Melansir dari Phys.org, Rabu (13/12/2023), Presidensi COP28 mengumumkan bahwa komunitas global telah mengumpulkan lebih dari US$2,5 miliar (sekitar Rp39 triliun) untuk mendukung program tentang pangan dan iklim.
"Deklarasi ini memberikan sinyal politik untuk mengubah sistem pertanian guna menghadapi perubahan iklim, dan merupakan hal yang baik jika banyak negara telah mengumumkan kontribusi finansial mereka untuk mengaktifkannya," ujar Zitouni Ould-Dada, wakil direktur perubahan iklim, keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup di Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO).
Menurut Zitouni Ould-Dada, terdapat elemen penting yang mendukung negara dan petani kecil melalui bantuan teknis, dukungan terhadap inovasi, serta peningkatan dalam pembiayaan.
"Tapi saat ini, yang diperlukan bukan hanya pernyataan, melainkan juga implementasi nyata. Ini diperlukan untuk melindungi kelompok yang rentan seperti petani kecil dan perempuan dari dampak perubahan iklim pada sektor pertanian. Pentingnya munculnya banyak proyek yang mendukung ketahanan pangan dalam menghadapi perubahan iklim tidak bisa diabaikan," jelasnya.
Petani kecil di negara-negara berkembang merupakan salah satu kelompok yang paling merasakan dampak dari perubahan iklim, dengan hampir setengah dari mereka yang bekerja adalah perempuan.
"Tujuan utama dari deklarasi ini adalah untuk meningkatkan investasi dalam teknologi dan pendekatan yang akan membantu petani dan nelayan skala kecil membangun ketahanan dalam menghadapi guncangan iklim," tutur Aditi Mukherji, direktur Platform Aksi Dampak Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim di CGIAR.
Aditi Mukherji menambahkan, "Ini termasuk populasi yang paling terkena dampak perubahan iklim, seperti perempuan, anak-anak, dan masyarakat adat."
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Menggerakkan Transformasi Sistem Pangan dan Kemitraan Inovatif
![COP28](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/Jl4KOVsLe4QBB7OvV5slR2X8V9I=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4671029/original/026684900_1701432665-000_346L3H7.jpg)
UEA mengumumkan partisipasinya dalam CGIAR, sebuah kerja sama riset global yang fokus pada transformasi sistem pangan, lahan, dan air di tengah tantangan iklim.
Selain itu, negara ini juga memulai kemitraan baru dengan Bill and Melinda Gates Foundation, berkomitmen menyumbangkan US$200 juta (sekitar Rp3 triliun) untuk inovasi pertanian, sistem pangan, dan upaya terkait perubahan iklim.
"Di CGIAR kami berupaya menciptakan berbagai solusi untuk memerangi perubahan iklim, mulai dari bibit tanaman yang tahan iklim dan tahan terhadap kekeringan, banjir, salinitas, dan suhu ekstrem, hingga alat dan teknologi baru untuk petani kecil seperti pemantauan tanaman berbasis satelit dan AI. deteksi penyakit tanaman berbasis," jelas Aditi Mukherji.
Menurutnya, banyak dari teknologi tersebut yang siap untuk dikembangkan namun memerlukan pendanaan tambahan untuk melakukannya.
"Dengan memusatkan sistem pangan pada diskusi iklim, kami berharap lebih banyak pendanaan akan mengalir ke bidang ini dan akan ada lebih banyak investasi dalam inovasi yang dapat membantu petani kecil," tuturnya.
Advertisement
Pendanaan Mutlak Dibutuhkan Guna Mendukung Lebih Banyak Inovasi
![sagu](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/XDCnNvG3D2rwgAVqp4GIyasgi6I=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3139339/original/094499100_1590744095-sagu.jpg)
Aditi Mukherji mengatakan deklarasi tersebut bukanlah sebuah perjanjian tetapi sebuah pernyataan "niat."
"Oleh sebab itu, tidak ada tenggat waktu yang pasti, meskipun visinya adalah mencapai kemajuan menuju tujuan-tujuan tersebut pada tahun 2030, ketika SDGs juga harus dicapai," tambahnya.
Menurut Aditi Mukherji, pendanaan yang lebih besar mutlak dibutuhkan, "Itulah sebabnya CGIAR meluncurkan program investasi untuk mengamankan US$4 miliar (sekitar Rp62 triliun) bagi portofolio penelitian baru kami, guna mendukung lebih banyak inovasi untuk sistem pangan yang berkelanjutan, berketahanan, dan adil."
Deklarasi tersebut menegaskan komitmen negara-negara untuk meningkatkan manajemen air secara menyeluruh dalam sistem pertanian dan pangan di semua tingkat, bertujuan untuk menjaga keberlanjutan dan mengurangi dampak yang merugikan terhadap masyarakat.
Rachael McDonnell, wakil direktur jenderal penelitian di CGIAR International Water Management Institute, menjelaskan bahwa manajemen air yang terpadu melibatkan seimbang antara ketersediaan air dengan kebutuhan beragam sektor masyarakat, dengan cara yang adil dan inklusif.
"Tujuh puluh persen air dunia digunakan untuk pertanian," ujarnya.
Keanekaragaman Hayati, Perlindungan Lahan, dan Transformasi Sistem Pangan dalam Era Krisis Iklim
![Ilustrasi Keanekaragaman hayati](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/0IN3NOSohoNKM98I4GfX0o2uiJU=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4652996/original/028909000_1700222011-vbr.jpg)
Para penandatangan deklarasi tersebut berkomitmen untuk memanfaatkan potensi iklim dan lingkungan dengan menjaga, melindungi, serta memulihkan lahan dan ekosistem alam. Mereka juga bertujuan untuk meningkatkan kesehatan tanah dan keanekaragaman hayati, serta mengubah cara produksi dan konsumsi agar lebih berkelanjutan, mengurangi emisi gas rumah kaca.
Menurut Cargele Masso dari CGIAR International Institute of Tropical Agriculture, keanekaragaman hayati dan iklim memiliki hubungan yang erat dan saling mendukung.
"Dalam sistem pangan, adaptasi dan mitigasi iklim sangat bergantung pada perlindungan lahan, pemulihan ekosistem, dan pelestarian keanekaragaman hayati, yang juga merupakan suatu keharusan bagi ketahanan pangan dan nutrisi serta penghidupan jutaan petani kecil di seluruh dunia," jelas Cargele Masso.
Dia menyatakan bahwa penggunaan pendekatan sistem dan mengandalkan prinsip alam seperti agroekologi akan menjadi sangat krusial dalam menanggapi tantangan krisis iklim.
“Tidak diragukan lagi bahwa deklarasi tersebut, ditambah dengan kerangka keanekaragaman hayati global Kunming-Montreal, akan mendorong lebih banyak tindakan untuk memprioritaskan investasi pada perlindungan lahan, restorasi ekosistem, serta menjaga, meningkatkan, dan memulihkan keanekaragaman hayati untuk adaptasi dan mitigasi iklim yang efektif, khususnya dalam sistem pangan,” jelas Cargele Masso.
![INFOGRAFIS JOURNAL_Konflik Ukraina dan Rusia Ancam Krisis Pangan di Indonesia?](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/oZSpqfa7kCODvTkZJrPW__2ocAg=/640x640/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4070984/original/048795400_1656838836-220703_HOURNAL__Lonjakan_Harga_Pangan_di_DKI_Jakarta_S2.jpg)
Terkini Lainnya
Menggerakkan Transformasi Sistem Pangan dan Kemitraan Inovatif
Pendanaan Mutlak Dibutuhkan Guna Mendukung Lebih Banyak Inovasi
Keanekaragaman Hayati, Perlindungan Lahan, dan Transformasi Sistem Pangan dalam Era Krisis Iklim
COP28
Perubahan Iklim
Sistem pangan
Sektor Pertanian
Berita Terkini
Climate Change
perubahan
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Copa America 2024: Laga Brasil Melawan Kolombia Berakhir Tanpa Pemenang
Hasil Copa America 2024: Kolombia Jadi Juara Grup Usai Tahan Imbang Brasil, Kosta Rika Tekuk Paraguay
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Timnas Indonesia U-16
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Timnas U-16 Indonesia Vs Vietnam: Nova Arianto Yakin Garuda Muda Bisa Bangkit
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Rabu 3 Juli Pukul 15.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Rekor Pertemuan Indonesia vs Vietnam di Piala AFF U-16, Kembali Adu Penalti?
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia: Penghiburan Medali Perunggu
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Judi Online
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Menko PMK Pastikan Pelaku Judi Online Dihukum Berat dan Tak Dapat Bansos
Pilkada 2024
PDIP: Mantan Panglima TNI Andika Perkasa Lebih Cocok Jadi Bakal Cagub daripada Wagub di Pilkada Jakarta 2024
Pilkada 2024, Burhanuddin Didukung Maju Jadi Cabup Bombana
PKPU soal Syarat Eks Napi Koruptor Maju Pilkada Harus dengan Catatan
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
Survei: Elektabilitas Helldy Agustian Tertinggi di Pilwalkot Cilegon
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
3 Juli 2022: Tragedi Longsor Gletser Gunung Marmolada di Pegunungan Alpen Italia, 10 Pendaki Tewas
Populer
Rusia Klaim Hancurkan 5 Jet Militer Ukraina di Pangkalan Udara, Kemampuan Kyiv Jaga Pesawat Bantuan Diragukan
Kisah Izumo Kotanya Para Jagoan IT di Jepang, Mayoritas dari Eropa Timur
Korea Selatan Ragukan Klaim Korea Utara soal Rudal Baru dengan Hulu Ledak Super Besar
Indonesia Diskusi Bareng Taliban di Pertemuan Doha III, Cari Solusi Akhiri Krisis Multidimensi Rakyat Afghanistan
Kekurangan Pasukan, Ukraina Berikan Narapidana Pembebasan Bersyarat untuk Ikut Berperang
3 Juli 2022: Tragedi Longsor Gletser Gunung Marmolada di Pegunungan Alpen Italia, 10 Pendaki Tewas
Mengapa Negara-negara Eropa Timur Banyak yang Jago IT? Ini Alasannya
Petaka Pertemuan Keagamaan di India, 87 Orang Tewas Terinjak Akibat Berdesakan
Euro 2024
Di Istanbul, Suporter Sambut Meriah Kemenangan Turki atas Austria
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
Bungkam Rumania 0-3, Belanda Raih Tiket Perempat Final Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Berita Terkini
3 Resep Sop Kepala Kambing Bening yang Lezat, Sajikan dengan Nasi Hangat
Nonton Film Animasi Peter Rabbit di Vidio, Kelinci Nakal yang Mencuri Hati
Islamic Coin Dapat Pengakuan dari Indonesia dan Kenya
Sinergi Kilang Pertamina Plaju dan Pemprov Sumsel Bangun Taman Rawa di Kawasan Jakabaring, Tanam 55 Spesies Pohon Langka
PKB: Cuma Anies yang Punya Elektoral di Jakarta, Ridwan Kamil Enggak Ada Nama
Terapkan ESG, Lippo Karawaci Mampu Daur Ulang 3.159 Ton Limbah Non-B3
Berfoto dengan Pakaian Formal, Scarf yang Dipakai Prilly Latuconsina Disebut Punya Dikta
8 Potret Nikita Mirzani di Rumah Masa Kecil yang Terbengkalai, Langganan Banjir
Teuku Wisnu Ungkap Foto Masa Lalu, dari Zaman Sekolah hingga Menikah
5 Cara Agar Tak Mudah Lelah Saat Naik Tangga, Anti Ngos-Ngosan
Korea Selatan Ragukan Klaim Korea Utara soal Rudal Baru dengan Hulu Ledak Super Besar
PPP Sambut Hangat Tawaran PKB soal Sandiaga Maju Pilkada Jabar
Jangan Lewatkan FTV Kisah Nyata Sore Spesial di Indosiar, Rabu 3 Juli 2024 Via Live Streaming Pukul 15.30 WIB