uefau17.com

5 Mei Diperingati Hari Bidan Sedunia, Ternyata Begini Sejarahnya - Global

, Jakarta - Tanggal 5 Mei diperingati sebagai Hari Bidan Sedunia atau yang disebut International Day of The Midwife setiap tahunnya. Penetapan ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 80-an, namun kemudian baru diresmikan pada tahun 1992. 

Dilansir dari laman National Today, Jumat (5/5/2023), hari ini diperingati untuk menghormati pekerjaan bidan dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya bidan dalam memberikan perawatan bagi ibu dan bayi yang baru lahir.

Selain itu, ini adalah kesempatan bagi masyarakat untuk menghargai upaya para bidan atas kontribusinya di dunia kesehatan. 

Sementara menurut laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Hari Bidan Sedunia juga dimanfaatkan sebagai tolak ukur peningkatan kualitas bidan yang ada saat ini, di mana bidan memiliki peran yang sangat penting tidak hanya untuk wanita hamil tetapi juga untuk keluarga di Indonesia.

Kebidanan didefinisikan sebagai kemampuan perawatan yang terampil, kompeten, dan penuh kasih sayang untuk wanita hamil, bayi baru lahir, dan keluarga selama kehamilan, kelahiran, pasca persalinan, dan minggu-minggu awal setelah bayi lahir. 

Maka dari itu, tujuan lain diperingatinya Hari Bidan Sedunia juga untuk mengkampanyekan peran penting bidan dalam kehidupan manusia terutama yang berhubungan dengan persalinan dan kesehatan reproduksi.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peran Penting Bidan bagi Wanita

Bidan tidak hanya punya peran yang sangat krusial untuk memeriksa, membantu merawat, dan juga membantu persalinan untuk wanita hamil.

Menurut Head of Reproductive Health and Andalan Business Unit Aditya Anugrah Putra, bidan juga berperan dalam meningkatkan derajat wanita, seperti melalui pelayanan kontrasepsi, memberikan imunisasi kepada bayi, dan menurunkan angka kematian ibu (AKI).

Hasil survey pada tahun 2012 menunjukkan bahwa angka kematian ibu di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu 359 jiwa setiap 100 ribu kelahiran hidup. Salah satu kendala yang menyebabkan AKI di Indonesia cukup tinggi adalah distribusi jumlah bidan kompeten yang belum merata.

Pemenuhan kebutuhan bidan di Indonesia dapat dilakukan dengan membuka dan memberikan izin perguruan tinggi dengan jurusan kebidanan yang berkualitas.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat