, Naypyidaw - Korban tewas akibat serangan udara militer Myanmar di Kanbalu, wilayah Sagaing, pada Selasa (11/4/2023) dilaporkan meningkat menjadi sedikitnya 133 orang. Hal tersebut diungkapkan Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) Aung Myo Min.
NUG sendiri merupakan pemerintah bayangan Myanmar sebagai bagian dari perlawanan terhadap junta militer.
Menurut laporan CNN pada Rabu (12/4), tim penyelamat belum dapat kembali ke lokasi serangan udara karena pesawat militer terus terbang, meski tidak ada serangan lebih lanjut.
Advertisement
Kelompok aktivis Kyunhla yang berada di lokasi kejadian serangan udara mengklaim bahwa sedikitnya 20 anak tewas dalam serangan tersebut, sementara korban luka mencapai 50 orang.
Terdapat sekitar 300 orang berkumpul di Desa Pa Zi Gyi pada Selasa pagi untuk merayakan peresmian kantor administrasi lokal di bawah NUG - sebelumnya disebutkan pembukaan kantor pasukan pertahanan rakyat (PDF). Orang-orang dari desa-desa terdekat menempuh perjalanan untuk menghadiri acara tersebut, di mana teh dan makanan disajikan dan bertepatan dengan dimulainya perayaan Tahun Baru Thingyan.
"Kami tidak mendapat peringatan apapun," ungkap seorang saksi mata seperti dilansir CNN, Kamis (13/4). "Sebagian besar penduduk desa larut dalam acara, jadi mereka tidak memerhatikan keberadaan pesawat."
Saksi mata menuturkan bahwa tepat sebelum pukul 08.00 waktu setempat, sebuah pesawat militer Myanmar mengebom lokasi acara. Kemudian helikopter Mi35 berputar dan menembaki desa.
"Ketika saya tiba di lokasi, kami mencoba mencari orang-orang selamat," kata dia. "Semuanya mengerikan. Orang-orang sekarat saat diangkut dengan sepeda motor. Anak-anak dan wanita. Beberapa kehilangan kepala... Saya melihat 'daging' di jalanan."
Lebih lanjut saksi mata mengungkapkan bahwa dia melihat puluhan mayat pasca serangan, termasuk anak-anak usia lima tahun. Saksi mata kehilangan empat anggota keluarganya dalam serangan biadab tersebut.
"Saya melihat banyak orang datang ke tempat kejadian untuk mencari anak-anak mereka, mereka menangis dan menjerit," sebut dia.
Pada hari yang sama, sekitar pukul 17.30, jet militer Myanmar kembali dan menembaki tempat lokasi yang sama.
Penuturan saksi mata disebut cocok dengan laporan media lokal dan pernyataan NUG.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Pengakuan Junta Militer
![Myanmar Gelar Parade Militer di Hari Angkatan Bersenjata](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/o49QEYgwilgXJkq7vgIEc43K4HQ=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3412765/original/043332000_1616829244-AP21086228668293.jpg)
Juru bicara junta militer Myanmar Mayjen Zaw Min Tun mengonfirmasi serangan udara di Desa Pazigyi. Dia mengatakan, jatuhnya korban sipil dikarenakan mereka dipaksa untuk membantu teroris.
Junta militer Myanmar telah menetapkan NUG dan kelompok PDF sebagai teroris.
"Pada pukul 08.00... NUG dan PDF melakukan upacara pembukaan kantor administrasi publik di Desa Pazigyi. Kami telah meluncurkan serangan terhadap mereka. Kami diberi tahu bahwa PDF terbunuh dalam serangan itu. Mereka menentang pemerintah kita," ujar Zaw Min Tun.
Serangan itu dikecam dunia internasional. Pelapor khusus PBB untuk Situasi HAM di Myanmar Tom Andrews mengatakan, ketidakpedulian global terhadap situasi di Myanmar berkontribusi terhadap serangan itu.
"Serangan militer Myanmar terhadap orang-orang tidak berdosa, termasuk serangan udara hari ini di Sagaing, dimungkinkan oleh ketidakpedulian dunia dan mereka yang memasok senjata," tutur Andrews.
"Berapa banyak anak-anak Myanmar yang harus mati sebelum para pemimpin dunia mengambil tindakan yang kuat dan terkoordinasi untuk menghentikan pembantaian ini?"
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Amerika Serikat (AS) mengatakan sangat prihatin dengan serangan udara militer Myanmar dan meminta rezim junta militer untuk menghentikan kekerasan yang mengerikan.
"Serangan kekerasan ini semakin menggarisbawahi pengabaian rezim terhadap kehidupan manusia dan tanggung jawabnya atas krisis politik dan kemanusiaan yang mengerikan di Myanmar pasca kudeta Februari 2021," kata Kemlu AS.
Serangan Udara dan Darat untuk Membungkam Lawan
Sudah lebih dari dua tahun sejak militer Myanmar merebut kekuasaan, menggulingkan pemerintah yang sah dan memenjarakan pemimpinnya Aung San Suu Kyi. Junta militer dilaporkan secara teratur melancarkan serangan udara dan darat terhadap target yang mereka sebut "teroris".
Serangan-serangan itu disebut menewaskan warga sipil, termasuk anak-anak, dan menargetkan sekolah, klinik, rumah sakit, dan infrastruktur sipil lainnya.
Advertisement
Situasi di Myanmar Jauh Lebih Buruk
![FOTO: Aksi Protes Kudeta Militer Myanmar Terus Berlanjut](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/iI2WZhFI5eLFYw017HykTDjfAhY=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3384551/original/064461400_1614061546-20210223-Protes-Kudeta-Militer-Myanmar-6.jpg)
Pertempuran antara militer dan kelompok perlawanan terjadi setiap hari di seluruh Myanmar. Kelompok-kelompok pemberontak ini, beberapa di antaranya telah bersekutu dengan beberapa milisi etnis yang telah lama berdiri di negara itu, secara efektif menguasai bagian-bagian negara di luar jangkauan junta.
Kelompok perlawanan dan organisasi kemanusiaan telah berulang kali menuduh militer Myanmar melakukan pembunuhan massal, serangan udara, dan kejahatan perang terhadap warga sipil di wilayah di mana pertempuran berkecamuk. Tuduhan tersebut berulang kali dibantah oleh junta, meski disebut ada bukti yang semakin banyak.
"Mereka kehilangan kendali atas negara. Mereka kehilangan pijakan. Segalanya jauh lebih tidak stabil di lapangan daripada sebelumnya," jelas Andrews. "Akibatnya, mereka semakin sering menggunakan kekuatan udara dan tentu saja, saat mereka melakukannya, semakin banyak warga sipil yang terbunuh."
Menurut media lokal Myanmar Now dan The Irrawaddy, pada Senin (10/4), serangan udara menghantam Kota Falam di Negara Bagian Chin, menewaskan sembilan orang ketika bom dijatuhkan di sebuah sekolah.
Pekan lalu, Departemen Hubungan Masyarakat Kantor Provinsi Tak, Thailand, mengungkapkan via Facebook bahwa 8.000 pengungsi di Negara Bagian Karen, Myanmar, telah melarikan diri dari pertempuran di Myawaddy melintasi perbatasan ke Thailand.
Pada Maret, setidaknya 22 orang, termasuk tiga biksu, tewas di sebuah biara di Negara Bagian Shan. Dan serangan udara militer di sebuah sekolah di Sagaing pada September 2022 menewaskan sedikitnya 13 orang, termasuk tujuh anak.
Saksi mata serangan pada Selasa mengatakan bahwa situasi di Myanmar sekarang lebih buruk.
"Orang-orang sekarat seperti anjing atau sapi. Kami tidak memiliki senjata untuk dibandingkan dengan apa yang dimiliki militer. Kami membutuhkan bantuan komunitas internasional," imbuhnya.
Terkini Lainnya
Pengakuan Junta Militer
Situasi di Myanmar Jauh Lebih Buruk
53 Orang Tewas dan 40 Terluka dalam Serangan Udara Militer Myanmar
10.000 Warga Myanmar Melarikan Diri ke Thailand Pasca Pertempuran Militer Vs Kelompok Etnik Bersenjata
Malaysia Repatriasi 12.380 Warga Negara Asing, Mayoritas dari Indonesia, Filipina dan Myanmar
Myanmar
Junta Militer Myanmar
Junta Militer
Serangan Udara
Militer Myanmar
Rekomendasi
DPR Usul Dibentuk Task Force dalam Forum AIPA untuk Myanmar
Di Oslo Forum, Menlu Retno Desak Negara di Dunia Berkontribusi Wujudkan Perdamaian Dunia
Junta Militer Myanmar Bom Pesta Pernikahan Warga, 20 Orang Tewas
Mengenal Ibu Kota Myanmar, Sepi Penduduk Meski Wilayahnya Tergolong Luas
Kekerasan Meningkat di Rakhine Myanmar, Lebih dari 45.000 Warga Rohingya Mengungsi
Turbulensi Parah hingga Tewaskan 1 Orang, Pesawat Singapore Airlines SQ321 Mendarat di Bangkok
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Bermain Imbang Lawan Meksiko, Ekuador Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Drama VAR, Ekuador Lolos ke Perempat Final Singkirkan Meksiko, Venezuela Hajar Jamaika
Hasil Copa America 2024 Argentina vs Peru dan Kanada vs Cile: La Albiceleste Juara Grup, Les Rouges Dampingi ke Perempat Final
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Minggu 30 Juni di Indosiar dan Vidio
Timnas Indonesia U-16
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia, Senin 1 Juli Pukul 19.30 di Indosiar dan Vidio
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Garuda Nusantara Dilarang Takut
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Lupakan Euforia, Nova Arianto Minta Skuad Timnas U-16 Fokus di Semifinal Piala AFF U-16
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Pesta Gol, Garuda Nusantara Lolos ke Semifinal
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Sempat Tertinggal, Garuda Nusantara Unggul 4-1 di Babak Pertama
Judi Online
Heru Budi Telusuri Oknum ASN Pemprov Jakarta Terlibat Judi Online
Judi Online di Minahasa Selatan, 2 Wanita Ditangkap
Catatan IPW untuk Polri di HUT ke-78 Bhayangkara
Kominfo: Telegram Sudah Respons Penghapusan Judi Online Usai Diberi Surat Peringatan
Judi Online Berdampak Buruk bagi Keluarga, Bisa Menghancurkan Moral Lintas Generasi
Pilkada 2024
Sandiaga Tunggu Penugasan PPP untuk Maju Pilkada 2024
Heru Budi Respons Peluang Maju Pilkada Jakarta 2024: Saya ASN, Tidak Pengalaman di Bidang Politik
Tiga Menteri Jokowi Disiapkan PDIP Maju Pilkada 2024, Ini Daftarnya
Jokowi Effect Disebut Masih Ada di Pilkada 2024, PDIP Andalkan Ini
Pilkada 2024, PDIP Buka Peluang Kerja Sama dengan Gerindra sampai PKB
Bukan di Jakarta, Golkar Pastikan Ridwan Kamil Menang di Pilkada Jawa Barat
TOPIK POPULER
Live Streaming
Presiden Jokowi Pimpin Upacara HUT KE-78 Bhayangkara
TODAY IN HISTORY
1 Juli 2023: Bus Pariwisata Hangus Terbakar Usai Tabrak Pembatas Jalan di Maharashtra India, 25 Orang Tewas
Populer
Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Konsumsi Gula Terlalu Banyak? Ini Penjelasannya
Zelenskyy Kembali Minta Dikirimkan Bantuan Pertahanan Udara
5 Orang Tewas dalam Ledakan di Gudang Kembang Api Filipina
Dikira Alkohol, 4 Nelayan di Sri Lanka Tewas Usai Minum Air dari Botol yang Ditemukan di Laut
Korea Utara Luncurkan 2 Rudal Balistik, Tensi dengan Korea Selatan Makin Panas
7 Tumbuhan Tertua yang Masih Hidup hingga Saat Ini, Ada yang Berusia 14.000 Tahun
4 Museum di Ibu Kota Rusia Ini Wajib Dikunjungi
Cerita Penyandang Disabilitas dan Lansia di Desa Besmarak NTT Bertahan Hidup dari Efek Perubahan Iklim
Korea Utara Sebut Hubungan AS, Jepang, dan Korea Selatan bak NATO Versi Asia
Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Prancis vs Belgia: Les Bleus Jadi Ancaman Serius De Rode Duivels
Persiapan Portugal Jelang Hadapi Slovenia di Babak 16 Besar Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Slovenia: Andalkan Pilar Utama
Prancis Bersiap Hadapi Belgia di 16 Besar Euro 2024
Laga Dramatis, Inggris Berhasil Redam Slovakia 2-1
Berita Terkini
Menuju Indonesia Emas Germas Cinta Banua, Gubernur Kalsel Pimpin Turdes ke 11 Kabupaten
Libur Sekolah, Puluhan Anak Disabilitas di Sidoarjo Ikuti Khitan Massal
Melihat Kemiripan Alice Norin dan Davina Karamoy Bagaikan Anak Kembar
Antraks adalah Penyakit Infeksi Bakteri dari Hewan Ternak, Pahami Penularannya
CIMB Niaga Bakal Sasar Nasabah Millenial dan Gen Z Pasarkan KPR Hijau
Profil Zhang Zhi Jie, Atlet Bulutangkis China yang Meninggal Dunia Saat Bertanding
Ragam Atraksi Meriahkan HUT ke-78 Bhayangkara di Banda Aceh
Anak Perusahaan Bank Mandiri Group, Go Beyond! Berhasil Catatkan Kinerja Positif di Kuartal I 2024
Zhang Zhi Jie Meninggal Dunia, PBSI Klaim Tim Medis Sudah Sesuai Prosedur
Harga Beras Mahal, Petani Makin Sejahtera?
Turis Asing Melancong ke Indonesia Sentuh 1,15 Juta pada Mei 2024, Wisman Ini Mendominasi
Kode Redeem FF Hari Ini 1 Juli 2024: Dapatkan Item Menarik dan Gratis di Free Fire!
Daftar Tanggal Merah Juli 2024, Berapa Banyak Hari Libur?
Cak Imin: Anies Masih Terkuat untuk Maju Pilkada Jakarta
Momen Davina Karamoy Bertemu Alice Norin, Auto Dikira Anak Kembar