uefau17.com

Latihan Gabungan Militer Korea Selatan-AS Jadi Ancaman atau Perkuat Kawasan? - Global

, Jakarta - Aksi mengecam yang dilakukan oleh Korea Utara atas rangkaian latihan militer yang dilakukan oleh Korea Selatan bersama sekutunya, Amerika Serikat.

Salah satu contoh latihan gabungan yang dilakukan AS-Korsel tercatat pada Agustus 2021. Kala itu, Korea Utara memperingatkan bahwa latihan militer tersebut bisa merusak hubungan antar-Korea.

Sementara itu, contoh lain dari latihan gabungan juga dilakukan Agustus tahun 2022, dalam merespons upaya menjaga kawasan.

Serangkaian latihan militer yang dilakukan oleh sejumlah negara di kawasan Asia-Pasifik tentu menjadi kekhawatiran bagi banyak pihak.

Muncul rasa khawatir bahwa latihan gabungan militer ini bisa menjadi ancaman keamanan.

Menjawab ini, Diplomat Korea Selatan Choi Shin-hye menyebut bahwa fokus utama dari latihan gabungan yang dilakukan oleh Korsel bersama parthner-nya di kawasan bukan bertujuan untuk menakut-nakuti melainkan upaya kerja sama keamanan dan politik.

"Strategi baru kami ini lebih fokus pada kerjasama keamanan dan politik dengan negara-negara lain di kawasan ini," ujar Choi Shin-hye, Diplomat untuk Kedubes Korsel di Jakarta pada workshop kelima Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea Batch 2 yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bersama Korea Foundation, Senin (5/12/2022).

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Fokus di Area Ekonomi

Shin-hye juga menegaskan bahwa fokus pada kerjasama ekonomi juga ditekankan negaranya. Apalagi dengan negara-negara ASEAN yang visi indo pasifik baru ini akan fokus ke kerjasama politik dan isu-isu sekuritas.

"Itu sebabnya saya sebut bahwa ini berkaitan dengan keamanan maritim dan peningkatan kesadaran maritim akan menjadi area baru bagi semua negara terkait untuk lebih banyak bekerja sama," kata Shin-hye.

"Isu-isu maritim yang bisa kita kerjasamakan dalam hal ini dan latihan gabungan kita yang dilakukan oleh beberapa negara mitra di kawasan bukanlah latihan ofensif, melainkan dilakukan dengan cara defensif."

"Ini adalah cara lain untuk mempromosikan keamanan maritim kita di kawasan."

3 dari 4 halaman

Seputar Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea

Tahun ini, Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bersama Korea Foundation kembali menyelenggarakan Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea Batch 2, setelah sukses di tahun sebelumnya.

Program ini merupakan wadah bagi jurnalis profesional di Indonesia untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang hubungan Indonesia-Korea yang masih kurang terjamah karena keterbatasan akses informasi.

Pada pembukaan dan workshop pertama Founder and Chairman of FPCI, Dino Patti Djalal menyampaikan sambutannya secara virtual.

Dino Patti Djalal menyambut ke-15 jurnalis terpilih dalam program tahun ini.

"Program ini terselenggara atas kerja sama FPCI bersama Korea Foundation. Tujuan utama program ini adalah membangun kemitraan strategis antara Indonesia-Korea lewat level people to people," kata Dino Patti Djalal, Jumat (26/8/2022).

"Indonesia dan Korea punya potensi luar biasa dan hubungan dekat. Ini jadi kesempatan luar biasa bagi jurnalis Indonesia tahu lebih dalam soal Korea. Ini akan jadi program yang menyenangkan. Nantinya para jurnalis akan mengunjungi Korea, dan peserta tahun sebelumnya telah mengunjungi Korea Selatan."

"Sekali lagi saya ucapkan selamat kepada jurnalis yang terpilih," ujar Dino Patti Djalal.

4 dari 4 halaman

Kehadiran Korea Foundation

Turut membuka Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea Batch 2, hadir pula Director of Korea Foundation Jakarta Office, Choi Hyunsoo.

"Korea Foundation Jakarta Office selalu mempromosikan pertukaran kerja sama antara Korea dan Indonesia. Sejak 1963, hubungan Indonesia dan Korea Selatan selalu tumbuh dari berbagai bidang," kata Choi Hyunsoo.

"Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea dibentuk bagi mempererat hubungan kedua negara. Melalui sejumlah workshop dan menulis artikel dari paparan narasumber. Saya berharap ini menciptakan pemahaman bagi warga kedua ngeara."

Pada tahun 2022, program ini memilih 15 jurnalis terpilih untuk berpartisipasi dalam program peningkatan kapasitas.

Jurnalis akan mengikuti serangkaian workshop di Jakarta di mana mereka akan memiliki kesempatan untuk terlibat dalam diskusi mendalam dengan para ahli, pembuat kebijakan, dan praktisi Indonesia dan Korea Selatan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat