uefau17.com

Seperti Putri Mako, Keempat Bangsawan Wanita Jepang Ini Kehilangan Gelar Demi Cinta - Global

, Jakarta - Keponakan Kaisar Naruhito yang baru saja menikah pada Selasa 26 Oktober 2021, Putri Mako, tengah jadi sorotan. Pasalnya ia mengucap sumpah sehidup semati dengan sosok bukan bangsawan.

Demi keputusan menikah dengan Kei Komuro, atas nama cinta, Putri Mako rela kahilangan gelar bangsawan sebagai salah satu putri Jepang. Kisah cintanya yang berakhir di pelaminan meski menuai kontroversi pun disandingkan dengan pasangan kerajaan dari Inggris yakni Pangeran Harry dan Meghan Markle --yang akhirnya memutuskan hengkang dari kerajaan pimpinan Ratu Elizabeth II.

Selain Mako, berikut ini tiga tiga putri Jepang lain yang telah lebih dulu mengorbankan takhta demi cinta, dikutip dari SCMP, Jumat (29/10/2021):

1. Putri Atsuko

Putri Atsuko dari Jepang. (Public Domain)

Putri Kaisar Jepang Hirohito berusia 21 tahun pada Oktober 1952 ketika menikah dengan seorang peternak sapi perah bernama Takamas Ikda --yang empat tahun lebih tua darinya. Banyak anggota keluarga kerajaan menghadiri pernikahan mereka, tetapi tidak dengan ayahnya.

Tapi, bukan karena ketidaksetujuannya yang membuatnya menjauh melainkan akibat flu parah yang dideritanya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Putri Sayako

Putri tunggal Kaisar Jepang Akihito dan Permaisuri Michiko, Putri Sayako, pada November 2005 menyerahkan gelarnya demi cinta kepada seorang perencana kota, Yoshiki Kuroda.

"Saya ingin belajar berbagai hal baru, dan saya menantikan kehidupan baru," katanya.

Sayako kehilangan posisinya di keluarga kekaisaran dan harta yang menyertainya. Keputusannya, menurut hukum Jepang, yang mengharuskan putri – tetapi bukan pangeran – melepaskan gelar kerajaan mereka dalam kondisi seperti itu.

Bangsawan wanita "kehilangan gelar, status, dan tunjangan mereka".

Dengan anggun, Sayako meyakinkan publik dan keluarganya dengan satu-satunya kata yang dia bisa: Saya menghargai "dalam hati saya kehidupan yang telah saya jalani sampai sekarang dengan keagungan mereka dan keluarga saya".

Terlepas dari ketidaksetujuan mereka, keluarganya bergabung dengan pasangan itu di upacara pernikahan.

3 dari 4 halaman

3. Putri Ayako

Pada Oktober 2018, Putri Jepang Ayako, anak perempuan Putri Hisako dan Pangeran Takamado, menikah dengan Kei Moriya, seorang karyawan perusahaan pelayaran. Itu adalah urusan yang mewah dan indah, tetapi sama seperti bangsawan lainnya dipaksa untuk menyerahkan gelarnya, begitu juga Ayako.

"Saya kagum dengan betapa diberkatinya saya," kata Ayako di hari pernikahannya. "Saya akan meninggalkan keluarga kekaisaran hari ini, tetapi saya akan tetap tidak berubah dalam mendukung yang Mulia."

4 dari 4 halaman

4. Putri Mako

Akhirnya, putri modern lainnya yang telah melangkah untuk cinta dan meninggalkan takhta adalah Putri Mako dengan sang pujaan hati Kei Komuro.

Kedua sejoli muda itu memutuskan untuk mengambilnya perlahan: "Itu karena ketidakdewasaan kami," jelas mereka.

Mako menambahkan, "Saya ingin memikirkan pernikahan lebih dalam dan konkret dan memberikan waktu yang cukup untuk mempersiapkan pernikahan kami setelah pernikahan."

Awalnya tanggal pernikahan mereka ditetapkan pada tahun 2020, namun ditunda dan dilangsungkan pada 26 Oktober lalu. Pernikahan digelar secara sederhana dengan tradisional.

Sebelum pernikahan digelar, Putri Mako terlihat mengunjungi kedua orangtuanya, Putra Mahkota Fumihito dan Putri Mahkota Kiko, untuk berpamitan pada pagi ini, sekitar pukul 10.00, waktu Tokyo. Ia membungkukkan badan beberapa kali kepada orangtua dan adik perempuannya, Putri Kako, sebelum meninggalkan kediamannya di Tokyo.

Putri Kako tampak memeluk kakaknya sebelum Putri Mako pergi memasuki mobil menuju sebuah hotel di Tokyo untuk menemui wartawan bersama suaminya. Sedangkan, sang ibu terlihat mengedipkan matanya dengan cepat, seperti menahan air mata.

Keluarganya melambaikan tangan hingga kendaraan yang ditumpangi Putri Mako tidak nampak. Sekitar sepuluh pejabat negara hadir di kediaman tersebut untuk mengantarnya pergi.

Pengantin baru ini tampil bersama di depan awak media pada Selasa sore untuk pertama kalinya dalam empat tahun. Namun, mereka memberi sambutan pembukaan dan membagikan jawab tertulis atas lima pertanyaan terpilih yang diajukan media dan bukan seperti konferensi pers biasanya.

Keputusan itu diambil mengingat Putri Mako yang telah lama menderita kondisi kesehatan mental akibat kritikan publik terhadapnya. Ia "merasa sangat cemas" membayangkan harus menjawab pertanyaan secara lisan, kata agensi dalam pengumuman mendadak pada Senin malam, 25 Oktober 2021.

Dalam sambutan pembukaannya kepada awak media, putri berusia 30 tahun ini menyampaikan Komuro adalah orang yang "tak tergantikan". Ia juga mengungkapkan pernikahan mereka adalah "pilihan yang penting".

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat