, Jakarta - Di tata surya kita ada miliaran, mungkin triliunan, objek yang mengorbit matahari. 'Penghuni' angkasa luar ini terlalu kecil untuk disebut planet, sehingga ada yang diberi nama komet, asteroid, meteoroid, meteor dan meteorit.
Dengan begitu banyak julukan, arti dari masing-masing nama tidak mudah diingat oleh awam. Sebelum menjelaskan lebih jauh, berikut definisi singkat dari benda-benda antariksa itu, seperti dikutip dari Live Science, Senin (10/9/2019):
Baca Juga
1. Asteroid
Advertisement
Ini adalah sisa bebatuan dari pembentukan planet-planet di tata surya. Mereka kebanyakan mengorbit matahari di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter, dengan ukuran berkisar sebesar mobil hingga planet kerdil.
2. Komet
Komet bisa diartikan sebagai "bola salju ruang angkasa yang kotor". Sebagian besar komet terbentuk dari es dan debu yang berasal selama kelahiran tata surya pada periode 4,6 miliar tahun silam.
Kebanyakan komet memiliki orbit yang stabil di bagian luar tata surya dengan melewati Neptunus.
3. Meteoroid, Meteor, Meteorit
Meteoroid adalah asteroid kecil atau remah-remah komet atau planet yang pecah. Ukurannya mulai dari sebutir pasir hingga batu selebar 1 meter.
Ketika meteoroid bertabrakan dengan atmosfer sebuah planet, mereka berubah menjadi meteor.
Jika meteor ini berhasil melewati atmosfer dari sebuah planet dengan selamat dan kondisinya masih utuh, maka disebut meteorit.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
1. Asteroid
![Asteroid](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/XA411bB8zXCyRHZypXPuU_g3Hqw=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1776298/original/077578100_1548992846-asa.jpg)
Pada pandangan pertama, asteroid mungkin tampak seperti batu ruang angkasa berusia miliaran tahun, tetapi sisa-sisa tata surya kuno ini muncul dalam segala bentuk, ukuran dan warna.
Meskipun perawakannya kecil, asteroid juga disebut planet minor atau planetoid. Ukuran mereka berkisar antara 3 kaki (1 meter) hingga hampir seperempat ukuran Bulan (diameter sekitar 590 mil atau 950 kilometer), seperti Ceres.
Karena posturnya yang besar, Ceres menerima predikat sebagai planet kerdil pada 2006 --perbedaan kontroversial yang sama yang diberikan kepada Pluto.
Sebagian besar asteroid terlihat seperti kentang antariksa raksasa, dengan bentuk dan permukaan lonjong yang ditandai oleh banyak kawah yang disebabkan oleh tabrakan dengan asteroid lainnya.
Hanya sejumlah kecil asteroid yang cukup besar yang gravitasinya bisa membentuk mereka menjadi seperti bola, seperti Ceres.
Komposisi asteroid umumnya berasal dari reruntuhan puing berbatu yang terdiri dari tanah liat dan batu silikat, hingga penggabungan logam yang terang dan padat seperti besi atau nikel, menurut NASA.
Hampir semua asteroid ditemukan di daerah berbentuk donat antara Mars dan Jupiter, yang disebut sabuk asteroid. Sabuk itu terbentuk tidak lama setelah kelahiran Yupiter, ketika gravitasi planet raksasa itu menjebak sisa-sisa pembentuk planet, menyebabkan mereka bertabrakan satu sama lain dan membentuk jutaan asteroid yang kita lihat pada hari ini.
Advertisement
2. Komet
![Komet Kucing](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/lBOM3b-5EoeumCKUagEtG36QpV0=/640x640/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2848704/original/036362200_1562671323-komet_kucing.jpg)
Selama ribuan tahun, penampakan sebuah komet menimbulkan ketakutan dan kekaguman di kalangan umum. Astronom pada zaman dulu percaya bahwa kemunculan komet menubuatkan kematian pangeran dan menentukan hasil perang.
Sedangkan para astronom modern tahu bahwa komet adalah sisa lapisan es dari bahan yang membentuk tata surya kita pada miliaran tahun lalu.
Fred Whipple adalah ilmuwan yang pertama menggambarkan komet sebagai "bola salju kotor" atau konglomerat (massa atau campuran yang terjadi dari bermacam-macam unsur) gas dingin dan debu beku.
Bola salju itu kemudian membentuk inti pusat sebuah komet, yang ukurannya kurang dari beberapa mil, menurut NASA. Ketika sebuah komet mendekati matahari, nukleus (inti) memanas dan es mulai menyublim dari padat menjadi gas.
Proses itu menghasilkan atmosfer di sekitar komet yang dapat tumbuh hingga ribuan mil, yang kemudian disebut coma. Tekanan radiasi dari matahari mengembuskan partikel debu dalam coma untuk menghasilkan ekor komet yang panjang dan cerah.
Sedangkan ekor kedua terbentuk ketika partikel surya berenergi tinggi mengionisasi gas, menciptakan ekor ion terpisah.
Perbedaan antara komposisi asteroid dan komet kemungkinan berasal dari "cara" dan "tempat" keduanya dilahirkan, tulis Britt Scharringhausen, seorang profesor astronomi di Beloit College di Wisconsin.
"Meski asteroid dan komet terbentuk pada saat yang sama, namun mereka tidak tercipta dengan kondisi yang sama," kata Scharringhausen.
"Tata surya terbentuk dari nebula matahari, awan gas dan debu. Di pusat nebula, matahari dilahirkan melalui keruntuhan gravitasi. Karena keruntuhan inilah, yang melepaskan panas, wilayah pusat nebula lebih panas dan lebih padat, sedangkan daerah luar lebih dingin."
Asteroid terbentuk di dekat pusat nebula, di mana hanya batuan atau logam yang bisa tetap solid di bawah suhu ekstrem.
Komet terbentuk di luar frost line, tempat yang cukup dingin bagi air cair dan gas --seperti karbon dioksida-- untuk membeku. Karena itu, komet umumnya hanya ditemukan di ujung tata surya, di dua daerah bernama Kuiper Belt dan Oort Cloud.
3. Meteoroid, Meteor dan Meteorit
![Hujan Meteor Leonid](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/toMTizUobXazP_mP_VcQq7oC4iI=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2389438/original/034737900_1540196248-hujan_meteor_Leonid.jpeg)
Meteoroid adalah batuan ruang angkasa yang asal mulanya dari tata surya. Tidak lebih besar dari satu meter dan kadang-kadang hanya seukuran sebutir debu.
Meteoroid terlalu kecil untuk dianggap asteroid atau komet, tetapi banyak juga meteoroid yang merupakan pecahan dari asteroid atau komet. Beberapa meteoroid berasal dari puing-puing yang terlontar yang disebabkan oleh gesekan atau tabrakan pada planet atau Bulan dengan objek tertentu.
Jika meteoroid masuk ke atmosfer sebuah planet, seperti halnya Bumi, mereka menjadi meteor atau biasa disebut bola api (bolide). Cahaya berapi yang dilepaskan oleh meteor ketika mereka terbakar di atmosfer bisa tampak lebih terang daripada planet Venus, itulah sebabnya mereka mendapat julukan "bintang jatuh," menurut NASA.
Para ilmuwan memperkirakan lebih dari 48 ton (43.500 kilogram) material meteoritik jatuh ke Bumi setiap hari. Jika sebuah meteor mampu bertahan saat melalui atmosfer dan sampai di tanah, maka itu disebut meteorit.
Ketika Bumi melewati jejak puing-puing yang ditinggalkan oleh sebuah komet, maka kita di Bumi akan disuguhi pemandangan hujan meteor.
Hujan meteor Perseid adalah salah satu yang paling spektakuler, yang terjadi setiap tahun sekitar 12 Agustus. Pada puncaknya, 50 hingga 75 meteor per jam dapat dilihat jika langit cerah. Perseid disebabkan oleh meteoroid yang terputus dari komet Swift-Tuttle.
Terkini Lainnya
Inovasi Material Berpori Penyimpan Gas Rumah Kaca, Lebih Cepat dari Kerja Pohon
Studi: Jalan Kaki Terbukti Bisa Bantu Atasi Masalah Nyeri Punggung
Mengapa Anda Ingin Bersin Saat Terpapar Sinar Matahari? Ini Penjelasannya
1. Asteroid
2. Komet
3. Meteoroid, Meteor dan Meteorit
Asteroid
Komet
Meteor
Sains
Rekomendasi
Studi: Jalan Kaki Terbukti Bisa Bantu Atasi Masalah Nyeri Punggung
Mengapa Anda Ingin Bersin Saat Terpapar Sinar Matahari? Ini Penjelasannya
Peneliti Ungkap Senyawa pada Kulit Jeruk yang Bermanfaat bagi Kesehatan Tubuh
Studi Jerman Ungkap Alasan Minum Alkohol di Pesawat Mungkin Buruk bagi Kesehatan
Ahli Sebut Produksi Buah Alpukat Menyusut, Ternyata Ini Penyebabnya
Peneliti Ungkap Kurang Tidur Meningkatkan Risiko Terkena Diabetes Tipe 2
Waspada, Ahli Ungkap Kemungkinan Seseorang Menderita Alzheimer Tanpa Gejala
Ilmuwan China Temukan Cara Bikin Baterai Lebih Efisien Pakai Air, Ini Penjelasannya
Studi: Gajah Afrika Panggil Kawanannya Pakai Nama Seperti Manusia
Euro 2024
Sudah 39 Tahun, Cristiano Ronaldo Beri Bocoran Terkait Masa Depannya di Portugal
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Tekel Keras Gelandang Jerman Akhiri Kiprahnya di Euro 2024, Pedri Kirim Pesan pada Toni Kroos
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Copa America 2024
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Kinerja Sudah Terbukti, Anwar Hafid Disebut Paket Komplit Cagub Idaman Warga Sulteng
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
Kaesang Pangarep Ungkap PSI-PKS Jalin Kerja Sama di Pilkada untuk 3 Wilayah Ini
Kapan Pilkada 2024? Simak Jadwal Persiapan dan Penyelenggaraannya
Jelang Pilkada 2024, Masyarakat Aceh Barat Diminta Tak Terprovokasi Hoaks
Proses Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Simak Tanggung Jawab dan Masa Kerjanya
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
8 Juli 1972: Penulis dan Revolusioner Palestina Ghassan Kanafani Tewas di Tangan Israel
Populer
Turki Siap Pulihkan Hubungan dengan Suriah, Ini Kata Erdogan
Pistol Napoleon Bonaparte Dilelang Seharga Rp29,7 Miliar
Indonesia Kecam Serangan Udara Tentara Israel ke Sekolah Palestina
Netanyahu Ogah Hentikan Perang di Jalur Gaza
3 Anak Tewas dalam Insiden Kebakaran Rumah, Seorang Pria Diamankan Polisi Australia
Kampung UFO Pertama Hadir di Indonesia pada Hari UFO Nasional
Kejutan di Pemilu Prancis 2024, Sayap Kiri Unggul dalam Perolehan Suara
Jumlah Anak Putus Sekolah di Pakistan Mengalami Peningkatan
Sejumlah Kereta Subway di Boston Dipasangi Wajah Lucu, Tujuannya Supaya Bikin Orang Senyum
Pegi Setiawan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Profil Eman Sulaeman, Hakim PN Bandung yang Kabulkan Praperadilan Pegi Setiawan
5 Fakta Terkait Pegi Setiawan Bebas dari Tahanan, Kabulkan Gugatan Praperadilan
Pegi Setiawan Bakal Dibebaskan, Komnas HAM Pastikan Penyelidikan Kasus Vina Cirebon Berlanjut
Hotman Paris Ajak Pegi Setiawan Makan Ramen Setelah Status Tersangka Kasus Vina Cirebon Batal
Berita Terkini
Menpora: Presiden Jokowi Lepas Kontingen Olimpiade Paris 2024 pada 10 Juli
Peristiwa Dahsyat dan Menakjubkan Di Bulan Muharram, Bulan Keberkahan bagi Para Nabi
Respons Golkar soal Nagita Slavina Diusulkan Jadi Wagub Sumut Pendamping Bobby Nasution
Top 3 Berita Hari Ini: Turis Indonesia Rugi hingga Rp20 Juta Saat Liburan ke Jepang, Beri Saran Pesan Tiket Pesawat Lintas Kota
Pria Mabuk Tikam Bayi Berulang-ulang di Indragiri Hilir hingga Tewas
Adhi Karya Minta PMN Rp 2 Triliun Buat Garap Tol Joglosemar
Kinerja Sudah Terbukti, Anwar Hafid Disebut Paket Komplit Cagub Idaman Warga Sulteng
Kepastian Hukum jadi Kunci Picu Kinerja Industri Manufaktur di Indonesia
Orang Tua di Jepang Tuai Kecaman Usai Biarkan Anaknya di dalam Mobil demi Konten
Industri Plastik Lokal Terancam Gulung Tikar, Ini Sebabnya
Jokowi Sebut Cuti Melahirkan 6 Bulan untuk Ibu Hamil Sangat Manusiawi
Kemendagri Bersama KPK dan BPKP Perkuat Fungsi APIP untuk Berantas Praktik Korupsi di Pemda
Hidrogen jadi Energi Alternatif Tekan Emisi Karbon
Bos Hutama Karya: Korupsi Pengadaan Tanah Tak Gunakan Dana PMN
Mahasiswa Unesa Peraih Medali AUG 2024 Diganjar Beasiswa dan Bebas Skripsi