, Oslo - Peringatan badai geomagnetik atau badai matahari telah dikeluarkan oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), menyusul tiga gelombang energi matahari yang disebut coronal mass ejections atau lontaran massa korona (CME) --berasal dari bintik matahari raksasa.
CME adalah lontaran massa dari korona matahari, terutama proton, dengan kecepatan tinggi. CME bisa menyambar satelit komunikasi atau sampah-sampah antariksa yang berada di luar orbit Bumi.
Baca Juga
CME berasal dari atmosfer luar matahari dan CME merupakan wilayah yang memiliki medan magnet yang sangat kuat. Ketika medan ini ditutup, area tersebut dapat mengeluarkan materi dalam ledakan besar secara tiba-tiba. Terkadang, tiap satu miliar tonnya, disemburkan ke angkasa, memengaruhi objek apa pun yang ditemuinya.
Advertisement
Ketika CME meledak ke arah Bumi, material matahari berinteraksi dengan atom dan molekul di atmosfer kita. Tabrakan pun menghasilkan aurora.
Space Weather Prediction Center atau Pusat Prediksi Cuaca Antariksa NOAA mengatakan bahwa badai matahari minor diperkirakan berlangsung sepanjang 15 hingga 16 Mei 2019 Universal Time (UT).
Akibat dari badai tersebut, bagian utara Amerika Serikat dapat melihat Aurora Borealis selama beberapa malam setelah badai minor tersebut terjadi. Itu artinya, pancara cahaya yang biasanya hanya bisa dilihat di negara-negara Skandinavia ini akan bersinar lebih terang dari biasanya.
Tiga CME yang bertanggung jawab atas badai matahari terbaru berasal dari kelompok bintik matahari Region 2741. Rangkaian CME ini dimulai pada 10 Mei dan dua materi dari tiga CME tersebut diprediksi sampai Bumi pada 15 Mei. Sedangkan yang ketiga kemungkinan akan mencapai planet kita pada 16 Mei.
"Sumber kemunculan CME dikaitkan dengan menghilangnya solar filaments (DSF) di sepanjang area garis netral magnetik di sekitar bintik matahari unipolar, Region 2741," kata NOAA dalam sebuah pernyataan tertulis, yang dikutip dari Newsweek, Jumat (17/5/2019).
DSF adalah awan gas terionisasi di atas permukaan matahari yang terhimpit di antara daerah magnet dan polaritas berlawanan.
DSF lebih dingin dan lebih padat dibandingkan plasma di bawah dan sekitarnya, sehingga tampak sebagai garis-garis gelap ketika diamati pada piringan matahari dan sebagai gumpalan-gumpalan terang ketika diamati dekat tepi piringan matahari (dinamakan prominensa).
NASA mencatat bahwa filamen ini dapat mengambang seperti selama berhari-hari sebelum akhirnya menghilang.
"Kadang-kadang mereka juga meletus ke antariksa, melepaskan elemen matahari atau berhamburan di angkasa luar, menjadi awan bergerak yang dikenal sebagai CME," catat badan antariksa itu.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Mengganggu GPS
![Badai Matahari](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/WmaoRz_ic9HT7rrU6Rv84gKt0Uo=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/690168/original/solar-flare-june11-2014.jpeg)
Menurut SpaceWeather, bintik matahari yang berasal dari tiga CME tersebut nampaknya hancur dan tidak lagi dapat menghasilkan CME besar yang menimbulkan risiko bagi Bumi.
Ketika matahari menghasilkan ledakan besar, badai geomagnetik yang kuat berpotensi menyebabkan gangguan pada sistem GPS, satelit, dan jaringan listrik.
Saat ini, matahari berada dalam periode tenang yang dikenal sebagai solar minimum --jumlah bintik matahari berkurang hingga titik terendahnya. Sedangkan pada periode teraktif atau solar maximum, jumlah bintik matahari bertambah hingga puncaknya.
Kedua siklus matahari ini terjadi tiap sebelas tahun sekali, ketika jumlah bintik matahari bervariasi.
Sementara itu, maksimum matahari berikutnya diperkirakan mencapai puncaknya sekitar tahun 2024.
Advertisement
Daerah Penampakan Aurora
![Cara Peselancar Nikmati Keindahan Aurora di Norwegia Utara](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/CHHijRFHXRe5GERAP6gUpRJzvd4=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1993423/original/010289500_1521001423-20180314-Surfer-AFP3.jpg)
Space Weather Prediction Center atau Pusat Prediksi Cuaca Antariksa NOAA menyebut, 75 persen badai matahari diakibatkan oleh serangkaian letusan dari tiga gelombang energi matahari atau CME.
Pada hari Selasa, agensi itu merilis pernyataan yang menyebut, gelombang pertama mengenai perisai pelindung Bumi atau magnetosfer pada 15 Mei. Sedangkan beberapa putaran CME diperkirakan akan berlangsung hingga hari ini, Jumat, 17 Mei.
Aurora borealis sendiri diprediksi akan menyala di atas lingkaran Arktik dan bagian Amerika Utara, termasuk utara Amerika Serikat seperti Montana, Dakota Utara dan Minnesota.
Bukan hanya di AS, aurora juga diperkirakan bakal terlihat di Rusia bagian tengah, Finlandia, Swedia dan Norwegia, serta Skotlandia bagian paling utara.
Terkini Lainnya
Benarkah Badai Matahari Berbahaya bagi Manusia di Bumi? Ini Penjelasannya
Mengenal Aurora Borealis, Fenomena Alam yang Muncul di Beberapa Negara
Apa Itu Aurora, Fenomena Alam yang Hiasi Langit Malam Akibat Badai Matahari
Mengganggu GPS
Daerah Penampakan Aurora
Aurora Borealis
Sains
Badai Matahari
Rekomendasi
Mengenal Aurora Borealis, Fenomena Alam yang Muncul di Beberapa Negara
Apa Itu Aurora, Fenomena Alam yang Hiasi Langit Malam Akibat Badai Matahari
Aurora Australis Terlihat Lebih Banyak dari Biasanya di Langit Australia, Indah tapi Pertanda Bahaya
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Copa America 2024: Laga Brasil Melawan Kolombia Berakhir Tanpa Pemenang
Hasil Copa America 2024: Kolombia Jadi Juara Grup Usai Tahan Imbang Brasil, Kosta Rika Tekuk Paraguay
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Timnas Indonesia U-16
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Timnas U-16 Indonesia Vs Vietnam: Nova Arianto Yakin Garuda Muda Bisa Bangkit
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Rabu 3 Juli Pukul 15.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Rekor Pertemuan Indonesia vs Vietnam di Piala AFF U-16, Kembali Adu Penalti?
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia: Penghiburan Medali Perunggu
Judi Online
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Menko PMK Pastikan Pelaku Judi Online Dihukum Berat dan Tak Dapat Bansos
Pilkada 2024
PDIP: Mantan Panglima TNI Andika Perkasa Lebih Cocok Jadi Bakal Cagub daripada Wagub di Pilkada Jakarta 2024
Pilkada 2024, Burhanuddin Didukung Maju Jadi Cabup Bombana
PKPU soal Syarat Eks Napi Koruptor Maju Pilkada Harus dengan Catatan
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
Survei: Elektabilitas Helldy Agustian Tertinggi di Pilwalkot Cilegon
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
3 Juli 2022: Tragedi Longsor Gletser Gunung Marmolada di Pegunungan Alpen Italia, 10 Pendaki Tewas
Populer
Hizbullah Serang Israel Utara dengan Puluhan Roket Katyusha, Balas Kematian Warga Sipil
Hujan Badai di China Picu 242.000 Orang Dievakuasi, Ketinggian Air Sungai Yangtze Kian Mengkhawatirkan
Kecelakaan Pesawat Jet Militer Subsonik Su-25 Georgia Saat Latihan, Pilot Tewas
Israel Disebut Buang Limbah Cemari Aliran Air Al-Auja Spring, Kesehatan Warga Palestina di Desa Al-Auja Kian Terancam
Tak Tampil Maksimal di Debat Perdana Capres 2024, Joe Biden Ngaku Jet Lag
Istri Presiden Pertama RI Ratna Sari Dewi Sukarno ke Lokasi Gempa Hualien Taiwan, Beri Donasi Rp1 Miliar
92 Negara Sepakati Komunike KTT Perdamaian Ukraina, Dubes Vasyl: di PBB Selalu Temui Jalan Buntu
7 Fenomena Astronomi Juli 2024, Ada 2 Hujan Meteor
Korban Tewas Insiden Terinjak-injak di Acara Keagamaan India Bertambah Jadi 116 Orang
14 Negara Keluarkan Imbauan, Minta Warga Hindari Lebanon Imbas Tensi Tinggi Konflik Israel-Hizbullah
Euro 2024
Daftar Tim 8 Besar Euro 2024 Beserta Ranking Masing-masing, Cek di Sini
Di Istanbul, Suporter Sambut Meriah Kemenangan Turki atas Austria
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
Bungkam Rumania 0-3, Belanda Raih Tiket Perempat Final Euro 2024
Berita Terkini
Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan Diperiksa KPK Terkait Korupsi LNG Pertamina
Harga Sapi Kurban Atta Halilintar Tahun 2024, Disumbangkan ke Palestina dan Sumatera
Daftar Tim 8 Besar Euro 2024 Beserta Ranking Masing-masing, Cek di Sini
SBY Bakal Tampil di Konser Musik Pestapora 2024
Indonesia Dijagokan jadi Raja Industri Kendaraan Listrik Asia Tenggara
Detective Chinatown, Kisah Detektif Jenius dan Pamannya yang Lucu
DKPP Resmi Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Gegara Tindak Asusila
Rekrutmen Calon Pimpinan dan Dewan Pengawas KPK Sepi Peminat, Apa Benar?
Jepang Catat Rekor Baru, Kecepatan Internet Tembus 402 Terabit per Second
Sri Mulyani Ingin LPEI Dapat Tambahan PMN Rp 10 Triliun, Begini Reaksi DPR
Potret Zaskia Gotik dan Putri Sambung yang Sudah Remaja, Tingginya Sama
11 Gambar Lucu Hewan Kurban Idul Adha, Kasihan Tapi Bikin Ngakak
Tak Tampil Maksimal di Debat Perdana Capres 2024, Joe Biden Ngaku Jet Lag
Catat, 6 Kuliner Nikmat Restoran Sunda di Bandung