uefau17.com

Jangan Campur Pisang dengan Buah Ini dalam Smoothie, Ini Alasannya - Citizen6

, Jakarta - Sebagai orang yang sibuk, tentunya Anda ingin mencari sarapan yang ringkas, singkat, dan bisa dikonsumsi di mana saja. Maka tidak heran jika smoothie menjadi salah satu alternatif pilihan sarapan yang sehat dan mudah sekaligus untuk memperbanyak konsumsi buah dan sayur.

Nah, siapa di sini yang suka minum smoothie setiap hari? Jika Anda salah satunya, tentu Anda ingin mengetahui kombinasi yang tepat dan penting supaya mendapatkan manfaat kesehatan yang begitu maksimal dari minuman sehat yang satu ini.

Sebab, mencampur buah dan sayuran ke dalam smoothie memang tidak boleh sembarangan. Alasannya karena mencampur bahan-bahan tertentu dalam smoothie dapat mempengaruhi nutrisi oleh tubuh.

Seperti salah satu contohnya, penggunaan pisang dan blueberry untuk smoothie mungkin merupakan kombinasi yang buruk. Menurut sebuah penelitian baru, menambahkan pisang ke dalamnya ternyata dapat menurunkan kadar flavanol dalam smoothie serta penyerapannya di dalam tubuh.

Studi yang dilakukan para peneliti di University of California, Davis, seperti dilansir dari TheHealthSite, Senin (11/9/2023), menemukan bahwa polyphenol oxidase atau polifenol oksidase (PPO), enzim yang ditemukan dalam pisang dan banyak buah serta sayuran lainnya, memengaruhi kadar flavanol dalam smoothie untuk diserap tubuh.

Flavanol adalah senyawa bioaktif yang secara alami ditemukan dalam apel, pir, blueberry, blackberry, anggur, dan kakao (bahan smoothie yang umum) dan diketahui bermanfaat bagi kesehatan jantung dan kognitif. 

Polifenol oksidase juga ditemukan pada apel dan buah beri. Namun dalam jumlah sedikit. Maka, setelah Anda mengiris apel atau mengupas pisang, buahnya akan cepat berubah warna menjadi coklat. Hal ini terjadi ketika polifenol oksidase yang ada dalam makanan tersebut terkena udara.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Haruskah Menghindari Smoothie Berbahan Dasar Pisang?

Para peneliti ingin mengetahui bagaimana meminum smoothie yang dibuat dengan buah-buahan berbeda yang mengandung PPO memengaruhi jumlah flavanol yang tersedia untuk diserap oleh tubuh.

Mereka menemukan bahwa partisipan yang meminum smoothie pisang, yang secara alami memiliki aktivitas PPO tinggi, memiliki kadar flavanol 84% lebih rendah dalam tubuhnya dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi smoothie yang dibuat dengan campuran buah beri, yang secara alami memiliki aktivitas PPO rendah. Para peserta juga meminum kapsul flavanol bersama dengan sampel smoothie.

Penulis utama Javier Ottaviani menyatakan bahwa menambahkan satu buah pisang dapat dengan cepat menurunkan kadar flavanol dalam smoothie dan kadar flavanol yang diserap dalam tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi bahan tertentu dapat memengaruhi penyerapan senyawa pangan dalam makanan.

Jika Anda menyukai smoothie dengan pisang, jangan gabungkan dengan buah-buahan kaya flavanol lainnya seperti beri, anggur, dan kakao. Hal yang sama berlaku untuk buah-buahan dan sayuran dengan aktivitas PPO tinggi lainnya seperti sayuran bit, kata para peneliti.

Ini berarti memadukan buah-buahan dengan aktivitas PPO tinggi seperti pisang dengan buah-buahan kaya flavanol seperti beri, anggur, dan kakao dalam smoothie mungkin merupakan kombinasi yang buruk.

3 dari 3 halaman

Cara Meningkatkan Kadar Flavanol dalam Tubuh

Lalu, setelah tahu akan hal ini, bagaimana cara mengonsumsi buah dan sayur yang mengandung flavanol yang aman? Dan bagaimana cara meningkatkan kadar flavanol dalam tubuh?

Jawaban dari Academy of Nutrition and Dietetics merekomendasikan konsumsi 400 hingga 600 miligram flavanol setiap hari untuk kesehatan kardiometabolik.

Sementara itu, dalam meningkatkan asupan flavanol, Ottaviani menyarankan menyiapkan smoothie dengan menggabungkan buah-buahan kaya flavanol seperti beri dengan bahan-bahan seperti nanas, jeruk, mangga, atau yogurt yang juga memiliki aktivitas PPO rendah.

Alternatif lainnya, teh juga merupakan sumber flavanol yang baik. Akan tetapi menurut Ottaviani, seberapa banyak flavanol yang tersedia untuk diserap bergantung pada cara penyiapannya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat