uefau17.com

Percepat Transformasi Digital, Puspenkum Kejaksaan Agung Gandeng Digi-X - Citizen6

, Jakarta Kemajuan teknologi informasi sudah menyentuh seluruh sendi kehidupan kita. Transformasi digital harus dipercepat dalam bentuk yang lebih kreatif, termasuk dalam sisi kehumasan yang menjadi ujung tombak pendistribusian informasi.

Melihat pentingnya transformasi digital, Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung bekerjasama dengan mengadakan program Digi-X (Digital Experience) untuk pegawai Kejaksaan Agung. Para kasi Intel dan kasi Penkum dari Kejati dan Kejari wilayah Indonesia Timur secara aktif mengikuti kelas Digi-X yang digelar dalam sistem hybrid, luring dan daring di waktu bersamaan.

Kapuspenkum Kejaksaan Agung, Ketut Sumedana, berharap personel Adhiyaksa dapat melakukan transformasi digital guna beradaptasi dengan kemajuan teknologi informasi yang bergerak cepat. "Kesenjangan informasi pusat dan daerah harus diperkecil, sehingga memudahkan penyebarkan info ke media, otomatis ke masyarakat," ujar Kapuspenkum Kejagung dalam pembukaan Digi-X, Selasa (18/10/2022).

Transformasi digital akan membuat citra lembaga semakin kuat. "Kegiatan ini sangat positif. Jangan lupa menjaga integritas, bagaimana mem-branding terkait pembentukan citra Kejaksaan," tambah Ketut.

Pelaksanaan program Digi-X dilakukan dalam dua batch. Gelombang pertama sudah berlangsung pada 18-19 Oktober 2022. Sementara batch 2 baru berlangsung 25-26 Oktober 2022 yang akan diikuti kasi Intel dan kasi Penkum Kejaksaan Agung wilayah Indonesia Barat .

Kurikulum Digi-X (Digital Experience) terdiri dari 9 materi. Mulai dari Mobile Journalism (Mojo), teknik videografi, presenting and public speaking, teknik fotografi, ilmu dasar jurnalistik, membuat siaran pers, SEO dalam jurnalistik, personal branding dan media sosial. Semuanya disampaikan oleh praktisi berpengalaman di bidangnya.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mengenal MoJo dan Berhadapan dengan Publik

Materi pertama dalam program Digi-X mengulas dinamika mobile journalism (mojo). Pesatnya perkembangan teknologi memaksa perubahan pola produksi dan konsumsi berita yang ada di masyarakat. "Reportase bisa dilakukan secara mandiri dan langsung dari sebuah smartphone," ujar Yoga Nugraha, Redaktur Pelaksana Multimedia di sesi pertama program Digi- X.

Memahami kebutuhan akses informasi dan berita, dibutuhkan teknik dasar videografi dalam penyajiannya. "Gambar harus diupayakan berkualitas, namun yang lebih penting, pesan harus sampai dengan baik dan benar," jelas Riki Dhanu, Produser .

Para personel Adhyaksa terlibat langsung dalam pembuatan video yang diarahkan Riki. Praktik pengambilan gambar, urutan peristiwa dan penyuntingan gambar dilakukan secara mandiri. Di akhir sesi videografi, beberapa video kiriman peserta dievaluasi bersama.

Memasuki sesi ke-2 hari pertama, materi presenting dan public speaking disajikan. Kali ini Telni Rusmintantri, Redaktur Pelaksana Showbiz dan Ratu Annisaa Suryasumirat, Presenter berkolaborasi sesuai kapabilitas dan pengalamannya dalam presenting dan berhadapan dengan publik. Banyak tips dilontarkan. "Kalau kita menguasai materi yang akan disampaikan, rasa grogi akan berkurang," ujar Telni. Di kesempatan yang sama salah seorang peserta luring terlibat dalam simulasi presenting.

Hari pertama program Digi-X diakhiri dengan pengenalan teknik fotografi. Fotografer , Johan Tallo menyampaikan ragam yang perlu diperhatikan dalam penggunaan kamera DSLR maupun smartphone. "Teknik dan fiturnya sama. Tapi kita bisa menghasilkan karya yang baik bila mau meriset lebih dahulu. Setidaknya kita punya bayangan apa yang akan kita dapatkan dan apa yang harus dilakukan. Tidak ada yang baru di bawah matahari. Tinggal amati, tiru dan modifikasi," ujarnya. 

3 dari 3 halaman

Mengenal Kerja Media

Di era digital, media siber berkembang pesat. Setidaknya ada 50 ribu media yang bergerak mendistribusikan berita. Namun hanya 500 media yang terverifikasi Dewan Pers.

Lalu lintas informasi yang begitu cepat sering membuat pembaca tersesat. Berita yang berseliweran tidak jarang tergolong berita bohong alias hoaks. Penting bagi warganet bisa memilih berita yang benar, tanpa missinformasi ataupun disinformasi.

Di hari kedua program Digi-X bersama Kejagung, diungkap bagaimana perusahaan media bekerja. Kode etik jurnalistik jadi acuan dalam menghasilkan berita yang benar. "Bagaimana mengoleksi dan menseleksi media maupun berita jadi bagian penting kejaksaan semua lembaga A1. Kurasi berita juga penting," jelas Harun Mahbub, Redaktur Pelaksana Regional yang menyampaikan materi tentang penulisan jurnalistik.

Efektivitas siaran pers juga menjadi penting dalam mengelola berita. Performa sebuah institusi tak akan bernilai bila informasinya tidak bisa didistribusikan ke warganet. Siaran pers tidak lagi harus berbentuk hard news, dan pola bercerita yang lebih humanis juga bisa dilakukan. "Cerita restorative justice punya nilai tinggi di mata pembaca," ujar Edu Krisnadefa, Redaktur Pelaksana Cek Fakta yang membawakan materi membuat siaran pers.

Demi mengoptimalkan distribusi berita, jurnalistik modern tidak bisa terlepas dari mesin pencari. Bekal pengetahuan search engine optimation sangat diperlukan. Perang kata kunci sudah pasti terjadi, namun semua itu bisa dibuatkan strateginya. "Kata kunci jadi kunci utama dalam perang SEO," ujar Raden Trimutia Hatta, Redaktur Pelaksana Global  di kelas SEO dalam dunia jurnalistik.

Dua sesi terakhir di hari kedua mengangkat tema tentang personal branding dan media sosial. Citra seseorang terbentuk karena karakter dasar orang tersebut seperti yang diungkapkan Evanggala Rasuli, GM Marketing Emtek Digital. Sementara konten yang bisa menyesuaikan audiennya punya potensi untuk diterima lebih baik sebagaimana yang disampaikan Manager Media Sosial KLY, Eko Setiawan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat