uefau17.com

Terbesar dalam Sejarah, Maskapai Arab Saudi Beli 105 Airbus dengan Nilai Fantastis - Bisnis

, Jakarta Perusahaan maskapai penerbangan nasional Arab Saudi, Saudia Group telah memesan 105 unit pesawat Airbus. Pemesanan ini menandai pembelian terbesar dalam sejarah penerbangan negara tersebut.

Sebagai informasi, Saudia Group merupakan pemilik maskapai penerbangan Saudia dan maskapai penerbangan bertarif rendah Flyadeal yang dijalankan pemerintah Arab Saudi.

Dikutip dari CNN Business, Selasa (21/5/2024) Direktur jenderal Saudia Group, Ibrahim Al-Omar mengatakan bahwa pesawat pertama akan dikirim pada kuartal pertama 2026.

"Saudia Group hari ini mengumumkan kesepakatan terbesar dalam sejarah penerbangan Saudi," kata Ibrahim dalam pidato di Future Aviation Forum di Riyadh, mengacu pada kontrak dengan Airbus.

Armada Saudia Group saat ini terdiri dari 93 pesawat Airbus dan 51 pesawat Boeing.

Al-Omar tidak merinci apakah jumlah pesawat yang dipesan atau nilai total pesanan yang menjadikannya pembelian terbesar di Arab Saudi. Namun, dalam siaran persnya, penyelenggara Future Aviation Forum mengatakan pesanan baru tersebut senilai USD 19 miliar atau setara Rp 304,3 triliun.

Dalam pernyataan terpisah, Ibrahim mengatakan tatanan baru ini akan membantu mewujudkan Visi Arab Saudi 2030, sebuah program yang bertujuan untuk mendiversifikasi perekonomian negara dari minyak. 

"Saudia memiliki tujuan operasional yang ambisius untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat," jelas dia.

"Kami meningkatkan kapasitas penerbangan dan kursi di lebih dari 100 destinasi kami di empat benua, dengan rencana untuk perluasan lebih lanjut," terang dia.

Arab Saudi sendiri mentargetkan untuk menarik 150 juta wisatawan per tahun pada tahun 2030, menurut Strategi Pariwisata Nasionalnya.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Robin Hayes Jadi CEO Baru Airbus, Intip Profil dan Kekayaannya

Mantan CEO JetBlue, Robin Hayes akan bergabung dengan Airbus sebagai pemimpin produsen pesawat tersebut di Amerika Serikat.

Hayes telah menjabat sebagai CEO JetBlue selama sembilan tahun, kemudian mengundurkan diri dari jabatannya pada 12 Februari lalu.

Melansir CNN Business, Selasa (24/4/2024) Hayes akan mengambil alih peran ketua dan CEO Airbus Americas dari Jeff Knittel, yang mengumumkan pengunduran dirinya pada Senin, 23 April 2024.

Penunjukan Hayes terjadi pada saat yang penting bagi Airbus, karena produsen pesawat asal Eropa tersebut berupaya memenangkan bisnis dari pesaing mereka di Amerika Serikat, Boeing, setelah serangkaian kesalahan langkah yang dilakukan pesaingnya.

Airbus melaporkan rekor pesanan jet tahunan pada 2023, tetapi dalam sebuah pernyataan, CEO Airbus Guillaume Faury mengisyaratkan rencana untuk ekspansi lebih lanjut di Amerika Utara.

"Bersama dengan tim kepemimpinan, kami menantikan Robin dan pengalaman industrinya yang luas untuk lebih mewujudkan tujuan strategis kami di kawasan ini di seluruh bisnis Airbus dan semakin mengembangkan jejak kami di Amerika Utara," kata Faury dalam keterangan resminya.

Penunjukan Hayes di Airbus terjadi dua bulan setelah dia melepas jabatannya di JetBlue, yang memiliki armada pesawat Airbus. Ia mengatakan, keputusan itu diambil berdasarkan saran dokternya dan setelah berbicara dengan istrinya.

"Tantangan dan tekanan luar biasa dari pekerjaan ini telah berdampak buruk," kata Hayes dalam pernyataannya pada Januari 2024.

"Sudah waktunya saya lebih fokus pada kesehatan dan kesejahteraan saya," ungkap dia saat itu.

Setelah penunjukkan di Airbus, Robin Hayes mengatakan dia bersemangat untuk bergabung setelah mengambil cuti.

Sebagai ketua dan CEO bisnis Amerika Utara, Hayes akan memimpin bisnis pesawat komersial Airbus dan mengawasi helikopter serta bisnis luar angkasa dan pertahanan perusahaan di kawasan Amerika Utara.

3 dari 3 halaman

Profil Robin Hayes

Mengutip Market Screener, Robin N. Hayes dikenal sebagai Direktur Independen di KeyCorp dan Chief Executive Officer & Direktur di JetBlue Airways Corp. 

Selain itu, ia juga memimpin The Partnership for New York City, The Wings Club, International Air Asosiasi Transportasi dan Airlines for America, Inc.

Dia sebelumnya bekerja sebagai Wakil Presiden Eksekutif-Amerika di British Airways Plc. Sebelum berkarir di industri penerbangan, Robin Hayes menempuh pendidikannya diUniversity of Bath. Hayes diketahui memiliki kekayaan senilai USD 6 juta atau setara Rp 97,3 miliar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat