, Jakarta Salah satu kapal selam kebanggaan Indonesia, KRI Nanggala 402 dinyatakan tenggelam di laut utara Bali. 53 awak Hiu Kencana dinyatakan gugur.
Bicara soal KRI Nanggala 402, bukan asal-asalan Indonesia memilih membeli kapal selam jenis tersebut dari Jerman. Ternyata, banyak keunggulan yang dimiliki kapal selam jenis 209-Class dibanding kapal selam dikelasnya.
Dikutip dari buku “Kapal Selam Indonesia” yang ditulis oleh Indroyono Soesilo dan Budiman pada tahun 2008 diceritakan, Rabu (28/4/2021), saat itu ada beberapa pilihan kapal selam yang bisa dibeli Indonesia.
Advertisement
Salah satunya tipe Kilo-Class. Tipe ini mulai dikenalkan pada pertengahan 1980. Tipe ini diklaim punya kenyamanan tinggi, salah satunya soal kebisingan ruang kabin yang sudah berkurang dibanding produksi sebelumnya.
Kapal selam ini berbobot 2.350 ton pada posisi kapal berada di permukaan laut dan 2.126 ton saat menyelam. Jenis ini memiliki kecepatan maksimal 12 knot di permukaan laut dan 20 knot saar menyelam.
Angka ini jelas kalah cepat jika dibandingkan kapal selam jenis 209-Class seperti KRI Nanggala 402. 209-Class memiliki bobot 1.100 ton di permukaan dan 1.207 ton saat menyelam. Selain itu, kapal selam ini memiliki kecepatan 11,5 knot di permukaan dan 22 knot saat menyelam. Kelincahan ini mendorong berbagai negara seperti Yunani, Korea Selatan, Venezuela, Turki dan India menggunakan kapal selam jenis ini sebelum akhirnya Indonesia juga menjadi penggunanya pada 1981.
Soal kedalaman, Kilo-Class yang memiliki panjang 73,8 m ini bisa menyelam hingga kedalaman 300 m. Angka ini juga masih kalah jika dibandingkan tipe 209-Class yang mampu menyelam hingga 320 m.
Dalam hal menggendong torpedo atau senjata penghancur musuh, Kilo-Class memang lebih unggul dengan mampu membawa 16 torpedo. Sedangkan 209-Class hanya dilengkapi 14 torpedo. Hal ini disebabkan badan Kilo-Class lebih besar ketimbang 209-Class.
Usai kapal selam jenis 209-Class dikirim dari galangan kapal Howaldtswerke Deutsche Werft, Kiel, Jerman Barat ke Indonesia, kapal selam ini telah ditropikalisasi dan lebih canggih dalam sistem pengendalian. Dengan demikian cocok dioperasikan di perairan yang beriklim tropis dengan suhu perairan yang relatif hangat.
Disamping itu, kapal selam ini lebih unggul dalam rancang bangun badan tekan jika dibandingkan dua kapal selam yang dimiliki Indonesia sebelumnya yang diproduksi Uni Soviet.
Kapal selam Uni Soviet badan tekannya dibagi-bagi dalam ruangan-ruangan yang kedap air. Hal in berbeda dengan kapal selam produksi Jerman yang memiliki ruangan berbentuk silinder baja tanpa sekat-sekat melintang berupa dinding ruangan yang kedap air.
Peluncur torpedo kapal selam produksi Uni Soviet terletak di haluan dan burutan kapal. Sedangkan 209-Class hanya berada di haluan kapal. Soal baling-baling pendorong, kapal Uni Soviet berjumlah dua buah, yang berada di kanan dan kiri. Sedangkan 209-Class baling-baling tunggal yang terletak di tengah.
Sejumlah spesifikasi inilah yang menjadikan Indonesia memilih 209-Class dibanding Kilo-Class yang sama-sama buatan Jerman, dan menggantikan dua kapal selam Whiskey-Class produki Uni Soviet yang sebelumnya sudah dioperasikan oleh awak kapal selam Hiu Kencana Indonesia. Dua kapal selam baru saat itu bernama KRI Cakra 401 dan KRI Nanggala 402.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto Minggu (25/4) sore menyatakan KRI Nanggala 402 telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur. Begini penampakan kapal tersebut di dasar lautan.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Sejarah Kapal Selam Indonesia, Sempat Jadi Armada Terbesar di Asia Tenggara
![nanggala](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/2vh4COfObhM14AbpH7c0VIiYz4w=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3440350/original/089155800_1619446147-NGL_402.jpg)
Indonesia tengah diselimuti duka atas hilangnya kapal selam KRI Nanggala 402. Kabar terbaru, TNI Angkatan Laut (AL) telah menemukan serpihan kapal selam KRI Nanggala 402 di perairan Bali. Tentunya banyak pihak yang turut berduka cita dan mendoakan agar kapal dan para awak segera ditemukan.
Tahukah Anda, ternyata Angkatan Laut Republik Indonesia yang merupakan cikal bakal TNI Angkatan Laut pernah mengalami masa kejayaan di era 1966. bahkan kekuatan angkatan laut Indonesia di masa itu terbesar di Asia Tenggara.
Dikutip dari buku “Kapal Selam Indonesia” yang ditulis oleh Indroyono Soesilo dan Budiman pada tahun 2008 menceritakan sejarah keandalan Angkatan Laut Indonesia dalam beroperasi melumpuhkan musuh-musuhnya di lautan.
Ketika itu, Indonesia memiliki kapal selam jenis Whiskey Class buatan Uni Soviet, dua kapal induk untuk kapal selam yaitu KRI Ratulangi dan KRI Thamrin, dua kapal penangkap torpedo (KPT), dan satu kapal penyelamat.
Kehadiran armada perang tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki kekuatan angkatan laut terbesar di Asia Tenggara. Sayangnya, predikat itu kian memudar seiring dengan menyusulnya jumlah kapal selam yang ada saat ini.
Bisa dibilang, keperkasaan Angkatan Laut Indonesia itu tak terlepas dari lobi hebat yang dilakukan Presiden Pertama RI, Soekarno.
Bayangkan, dengan kondisi ekonomi yang terbatas, ditambah dengan hiruk-pikuknya suasana politik ketika itu, Indonesia mampu meyakinkan Uni Soviet untuk pengadaan kapal selam jenis Whiskey-Class yang tergolong memiliki teknologi canggih.
Di sisi lain, seluruh armada perang tersebut merupakan pinjaman lunak Uni Sovyet kepada Indonesia guna membantu operasi militer merebut Irian Barat. Bahkan untuk menunjang pengoperasian kapal selam, Uni Soviet juga membangun Sionbankasel (Stasiun Bantu Kapal Selam) yang digunakan mengisi baterai-baterai kapal selam. Seluruh bantuan itu mencapai USD 1 miliar kala itu.
Tentunya, dengan kehadiran 12 kapal selam, dua kapal induk kapal selam, dua kapal penangkap torpedo, dan satu kapal penyelamat dalam komando jenis kapal selam itu, menjadikan Angkatan Laut RI kian berwibawa.
Berikut kapal perang dalam komando jenis kapal selam yang pernah dimiliki Indonesia, diantaranya kapal selam RI Tjakra (TJK) 401, RI Nanggala (NGL) 402, RI Nagabanda (NBD) 403, RI Trisula (TSL) 404, RI Tjandrasa (TNS) 405, RI Nagarangsang (NRS) 406, RI Hendradjala (HAD) 407, RI Alugoro (AGR) 408, RI Widjajadanu (WDU) 409, RI Pasopati (PST) 410, RI Tjudamani (TDN) 411, RI Bramastra (BMA) 412.
Lalu ada kapal induk untuk kapal selam, yakni RI Ratulangi (RLI) 4101, RI Thamrin (THA) 4102, RI Buaja (BJA) 4103, RI Binjawak (BNK) 4104, RI Rantekambola (RKB) 4105.
Advertisement
Belanda Menyerah
![KRI Nanggala 402](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/dZTKs_pXNrC8fcC0opyNih3vlWE=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3436876/original/046194300_1619086249-057857700_1619063574-000_98F9MX.jpg)
Bahkan dengan kemampuan Angkatan Laut RI membuat Belanda menyerah. Atas prestasi itu, tentu saja, kita layak berbangga. Betapa tidak, pada saat itulah Angkatan Laut RI menjadi angkatan laut terbesar di Asia Tenggara.
Tentunya, kehadiran kapal-kapal selam RI, saat Operasi Trikora, sukses mengepung Irian Barat, mengadakan operasi pengintaian dan menyusupkan pasukan komando ke daratan Irian. Sukses ini membuat Belanda mengurungkan niat berperang terbuka dengan Indonesia.
Terbukti, kita ditakuti beberapa negara. Pasukan Belanda akhirnya menyerah dan memilih mengembalikan Irian Barat ke tangan Indonesia
Bahkan jika ada yang berani sembarangan melewati perairan Nusantara tanpa izin. Betapa kapal induk Inggris, HMS Victorious, harus siaga penuh saat melewati Selat Lombok pada 1964, namun tetap saja bisa dicegat olch kapal selam Indonesia. Mereka tak berani sembarangan karena dibayang-bayangi terus sampai meninggalkan perairan Nusantara.
Di lain kesempatan, kapal selam Indonesia, dengan mudah, bisa menyusup ke perairan pantai utara Australia. Lalu, berikutnya bisa masuk ke pelabuhan Singapura. Kapal-kapal selam itu bisa leluasa berkeliaran di perairan tersebut tanpa terdeteksi.
Kapal selam tersebut juga unjuk kebolehan di antara kapal-kapal niaga yang sedang sandar di sana untuk kemudian menghilang lagi ke dasar laut.
Tak terbayangkan pula, kapal selam-kapal selam Indonesia generasi 1960-an juga telah dilengkapi peluru kendali, mirip rudal Polaris, seperti yang dimiliki kapal-kapal selam modern Angkatan Laut Amerika Serikat. Kondisi seperti ini tentu membuat negara lain lebih berhati-hati jika harus berurusan dengan Indonesia.
Keandalan kapal selam Indonesia generasi Whiskey-Class itu lalu dilanjutkan generasi berikutnya, 209-Class buatan Jerman Barat. Kapal selam yang benar-benar baru ini lebih modern dan nyaman dari generasi sebelumnya. Ruang kabin sudah dipasangi penyejuk udara (AC) sehingga para awak kapal tidak lagi kepanasan seperti ketika mengoperasikan Whiskey-Class.
Lebih hebat lagi, senjata torpedo yang dipanggul kapal selam 209-Class adalah buatan PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) Bandung (kini PT Dirgantara Indonesia) sebagai karya unggul putra-putri Indonesia. Hasil uji coba memperlihatkan bahwa tingkat akurasi torpedo SUT (Surface Underwater Target) buatan Indonesia mencapai 100 persen.
Riset Laut
![Kapal selam KRI Nanggala 402](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/_p9ViVE3q-UMCPQOPNpJ2jL0GOY=/167x88:673x373/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3435923/original/003393400_1619014925-053721700_1410008171-KRI_Nanggalan_402.jpg)
Penulis menyebut, tidak hanya di dunia militer, ternyata Indonesia juga merupakan sebagian kecil bangsa di dunia yang telah melaksanakan riset dasar laut dan riset laut dalam (deep sea) dengan menggunakan kapal selam riset Jepang, Shinkai 6500.
Terdapat enam ilmuwan Indonesia dan mitranya ilmuwan Jepang menyelam pada kedalaman lebih dari 2.000 meter di Palung Jawa pada Oktober 2002.
Para ilmuwan itu mencari jawaban ilmiah terhadap Patahan Sumatera, tentang endapan gas methana di dasar laut, serta keberadaan biota laut dalam yang hidup di wilayah tanpa cahaya sinar matahari itu. Merekalah ilmuwan pionir yang berhasil mendeteksi gempa Jawa Selatan (2006), dan pascatsunami Aceh (2004).
Demikian penulis mengatakan, keberadaan kapal selam diharapkan bisa menambah kewibawaan Indonesia. Lebih dari itu, kehadirannya sekaligus bisa menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menangkal ancaman dari luar.
Terkini Lainnya
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sejarah Kapal Selam Indonesia, Sempat Jadi Armada Terbesar di Asia Tenggara
Belanda Menyerah
Riset Laut
Kapal Selam
KRI Nanggala 402
Indonesia
TNI
KRI Nanggala
KRI Nanggala tenggelam
torpedo
TNI AL
Hiu Kencana
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
HEADLINE: Rivalitas Ronaldo vs Messi di Fase Final Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Unggul di Usia Senja?
Copa America 2024: Laga Brasil Melawan Kolombia Berakhir Tanpa Pemenang
Hasil Copa America 2024: Kolombia Jadi Juara Grup Usai Tahan Imbang Brasil, Kosta Rika Tekuk Paraguay
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Timnas Indonesia U-16
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Timnas U-16 Indonesia Vs Vietnam: Nova Arianto Yakin Garuda Muda Bisa Bangkit
Judi Online
Polres Kota Dumai Razia Judi Online di Telepon Genggam Anggota, Hasilnya?
Muhammadiyah: Judi Online Harus Diberantas
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Pilkada 2024
Jelang Pilkada 2024, Bacagub NTB Lalu Muhamad Iqbal Bertemu Kaesang
Kinerja Pj Walikota Pekanbaru Muflihun Dinilai Jadi Tolak Ukur di Pilkada 2024
Komisi II DPR Pastikan Pemberhentian Ketua KPU Hasyim Asy'ari Tak Ganggu Proses Pilkada
Sosok Sudaryono di Mata Menantu Habib Luthfi Bin Yahya Pekalongan
Jelang Pilkada 2024, Pemkot Mojokerto Minta Masyarakat Manfaatkan Klinik Hoaks
Bawaslu Ungkap Potensi Kerawanan Pilkada Jakarta, Heru Budi: Akan Dianalisis
TOPIK POPULER
INFO LOWONGAN KERJA
Lowongan Kerja Pegadaian Lulusan D3 dan S1, Simak Syaratnya
10 Provinsi dengan Jumlah Lowongan Kerja Terbanyak
Lowongan Kerja bagi Lulusan SMA/SMK, D3 hingga S1, Cek Syaratnya
Populer
Harga Minyak Mentah Lengser dari Puncak Meski Perang Israel dan Hizbullah Memanas
Bos Garuda Indonesia: Kita Sudah Jadi Perusahaan Untung pada 2023 Seperti Janji saat PKPU
Perbandingan Harga Pasar Maarten Paes vs Lionel Messi, Bakal Setim di MLS All-Star 2024
Jadi Megaproyek Perdana, Donald Trump Mau Bangun Gedung Mewah di Arab Saudi
Pengusaha Minta Dilibatkan Soal Bea Masuk Barang China 200%
Impor Keramik Asal China Meresahkan, Industri Lokal Minta Minta Pemerintah Gerak Cepat
Pekerja Tekstil yang Dipecat Tak Dapat Jaminan Kehilangan Pekerjaan, DPR Minta BPJS Telusuri
Mau Liburan ke Bali, Ini Cara Biar Dapat Tiket Pesawat Garuda Indonesia Lebih Murah
Peritel Berpotensi Rugi Rp 20 Triliun Imbas Ketentuan Ini
Garuda Indonesia Pangkas Harga Tiket Pesawat Domestik untuk Rute Tertentu
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
HEADLINE: Rivalitas Ronaldo vs Messi di Fase Final Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Unggul di Usia Senja?
Legenda Jerman Remehkan Skuad Spanyol di Euro 2024, Dianggap Tim Bau Kencur
Cristiano Ronaldo Mau Pensiun? Euro 2024 Jadi Laga Terakhir Membela Portugal
Manchester United Naksir Bintang Turki di Euro 2024, Harganya Masih Murah Meriah
Berita Terkini
Viral! Paduan Suara SMK di Sukabumi Bernyanyi Lagu Sunda 'Jang', Instrumen dan Dirigen Energik Jadi Sorotan
Sentilan Gus Baha, Mak Jleb! Ingat Allah kok Gara-Gara Utang Jatuh Tempo
Kejagung dan Polri Bantah Tutup Pintu Koordinasi, Ghufron KPK: Kami Anggap Itu Sebuah Komitmen
David Beckham Balas Dendam Setelah Diabaikan Pangeran Harry Atas Permintaan Meghan Markle
5 Kapten Terbaik Manchester United: Pemimpin yang Menginspirasi di Old Trafford
Nenek 66 Tahun di Lampung Tengah Dianiaya Oknum Bidan, Ini Kronologinya
Apakah Bumi Bisa Hancur karena Ledakan Supernova?
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Kamis 4 Juli 2024
Fakta Jambret CFD: Pakai Kode Saat Beraksi hingga Minggat Usai Viral
Bidan di Lampung Tengah Diduga Aniaya Nenek Hingga Bersimbah Darah, Videonya Viral
Kisah Iblis Terbakar oleh Kekuatan Doa Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani
Guru TK di Jambi Dituntut Kembalikan Uang Rp75 Juta ke Negara, Dede Yusuf Salahkan BKD
Polisi Tangkap Pengirim Narkoba Dalam Paket Ayam Jago Melalui Bandara Pekanbaru
Mengenal Planet Kerdil Ceres yang Diduga Dihuni Alien
Ayu Ting Ting Batal Nikah padahal Sudah Lamaran, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?