uefau17.com

Barang Impor Milik Pekerja Migran Menumpuk di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Ada Apa? - Surabaya

, Jakarta Barang impor yang dikirim oleh Pekerja Imigran Indonesia (PMI) menumpuk di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Penumpukan terjadi lantaran pihak jasa Ekspedisi atau PJT, belum mengirimkan dokumen Consignment Note ke Bea Cukai.

"Memang betul ada penumpukan dan teman-teman Pemeriksa Barang Bea Cukai Tanjung Perak tidak bisa memeriksa," ujar Kepala Kantor Bea Cukai Tanjung Perak, Dwijanto Wahjudi, Senin (13/11/2023).

Barang-barang tersebut tidak diajukan CN-nya oleh Ekspedisi, atau dalam bahasa mudahnya, masih dalam kewenangan penguasaan Ekspedisi dan belum diserahkan ke Bea Cukai.

Dwijanto membantah jika pihaknya sengaja menahan barang milik Pekerja Imigran Indonesia di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

"Tidak ada perintah penahanan barang, karena memang untuk kami, tidak ada kepentingan dengan penahanan barang tersebut, dan tentunya bertentangan dengan semangat kami yang ingin mempercepat dwelling time," ucapnya.

Dwijanto menjelaskan, belum diterimanya Dokumen Consignment Note (CN) oleh Bea Cukai Tanjung Perak, membuat proses pemeriksaan barang kepabeanan terhambat, lantaran barang impor tersebut, masih dalam kewenangan penguasaan Ekspedisi dan belum diserahkan ke Bea Cukai.

"Per 10 November kemarin, kami sudah menyampaikan surat kepada setiap pengelola Jasa Ekspedisi atau PJT, untuk segera menyampaikan CN ke kami sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96 Tahun 2023 tentang Ketentuan Kepabeanan, Cukai, dan Pajak Dalam Rangka Impor dan Ekspor Barang Kiriman (PMK-96)," ucapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sosialisasi PMK-96

Padahal pihak Bea Cukai Tanjung Perak sebelumnya telah melakukan sejumlah upaya dalam rangka sosialisasi PMK-96, di antaranya sosialisasi mengupas ketentuan baru Impor Barang Kiriman bersama seluruh Ekspedisi atau Perusahaan Jasa Titipan (PJT).

Dimana dalam pertemuan tersebut, seluruh pengelola Jasa Ekspedisi atau PJT dan BP2MI yang diwakili oleh BP3MI Jawa Timur, bersepakat untuk menaati ketentuan baru tersebut.

"Kami harap, seluruh pengelola Jasa Ekspedisi atau PJT dapat mematuhi kesepakatan yang telah dibuat, agar kami dapat segera melakukan pemeriksaan kepabeanan, sebagaimana semangat kami yang ingin mempercepat Dwelling Time," ujar Dwijanto. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat