, Malang - Tak mudah mengibarkan sang saka merah putih di puncak Everest yang ketinggiannya mencapai 8.848 meter di atas permukaan laut (mdpl). Salah satu orang Indonesia yang berhasil melakukannya, adalah Asmujiono, warga Dusun Kebonsari, Kecamatan Tupang, Malang, Jawa Timur.
Asmujiono memekikkan "merdeka" saat dirinya mengenakan baret merah yang identik dengan satuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat, ketika menyapa warga RW 01, Desa Tumpang yang bersiap melaksanakan upacara peringatan ulang tahun ke-78 Indonesia.
Baca Juga
Jokowi Pastikan Pilkada Berjalan Lancar Usai Ketua KPU Diberhentika Dewan Kehoermatan
Wahana Banana Boat di Pantai Pasir Putih Trenggalek Dihentikan Buntut Wisatawan Terjatuh dan Meninggal
VIDEO: Jadi Anggota Gangster dan Tawuran, Pelajar di Surabaya Diguyur Ibu Gunakan Air Cucian
Tampak rasa bangga pada raut wajah pria kelahiran Kota Malang, 1 September 1971 itu ketika hendak memperingati kemerdekaan. Semangat itu menggelora, meskipun saat ini ia tidak lagi menjadi anggota Kopassus sejak 2011, karena pensiun dini dengan pangkat terakhir sersan kepala (serka).
Advertisement
Asmujiono mengikuti pendidikan Kopassus tahun 1993 dan lulus pada 1994. DIa kemudian mendapatkan tugas pertama di wilayah Timor Timur. Pada perjalanannya, Asmujiono mendapatkan pengalaman berharga, saat bergabung dalam tim Everest 1997.
Tim Everest 1997 itu dibentuk dengan misi untuk mengibarkan Merah Putih pada puncak tertinggi di dunia melalui arahan dari Prabowo Subianto yang saat itu menjabat sebagai Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus.
Sebelum terpilih masuk dalam tim Everest 1997 tersebut, Asmujiono harus bersaing dengan sejumlah personel Kopassus lain, untuk membuktikan bahwa ia layak diberikan kesempatan menaklukkan puncak tertinggi di dunia itu.
Pada akhirnya, Asmujiono menjadi salah satu anggota tim yang saat itu 43 orang. Tim itu terdiri dari berbagai unsur, yakni Kopassus Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) dan masyarakat sipil dan diberangkatkan ke Nepal, pada November 1996.
Tim tersebut juga mendatangkan pelatih Anatoly Boukreev dan dokter dari Rusia, termasuk didampingi sherpa terbaik dari Nepal. Tim tersebut melakukan aklimatisasi atau penyesuaian pada kondisi lingkungan, sebelum melakukan pendakian ke Everest.
Tim yang beranggotakan 43 orang tersebut, kembali harus melakukan seleksi sebelum dipastikan mampu melakukan pendakian Everest yang berisiko tinggi. Proses seleksi tersebut dilakoni dengan cukup berat hingga batas kemampuan manusia.
Pada akhirnya, jumlah personel yang dinilai mampu melakukan pendakian Everest saat itu diputuskan sebanyak 16 orang. Dari 16 orang tersebut, 10 di antaranya merupakan anggota Kopassus TNI AD dan sisanya masyarakat sipil.
Tim tersebut, kemudian dibagi menjadi dua kelompok, yakni Tim Utara dan Tim Selatan. Tim Utara beranggotakan enam orang, sementara Tim Selatan 10 orang. Dibentuknya dua tim tersebut bertujuan untuk menaklukkan Everest dari dua arah.
Asmujiono yang saat itu berpangkat prajurit satu (pratu), bergabung dengan Tim Selatan bersama Sersan Satu (Sertu) Misirin dan Letnan Satu (Lettu) Iwan Setiawan. Dari 10 orang di Tim Selatan, hanya tiga orang itu yang dinyatakan siap untuk mendaki puncak Everest.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Terkena Gejala Radang Dingin
Pada saat melakukan persiapan untuk pendakian Everest, tiga orang tersebut melakukan latihan perjalanan dari sejumlah titik kumpul (basecamp). Pada saat menjalani sesi persiapan tersebut, Asmujiono sempat terkena gejala radang dingin atau frostbite.
Perjalanan tim Everest 1997 menuju puncak tertinggi dunia dari basecamp 4, dilakukan pada 26 April 1997 kurang lebih pukul 00.00 waktu setempat. Asmujiono sempat merasakan nyeri di punggung dan masalah pada tabung oksigen miliknya sebelum melakukan pendakian tersebut.
Dalam pendakian tersebut, Asmujiono, Misirin dan Iwan Setiawan didampingi oleh dua orang sherpa, serta pelatih dan dokter dari Rusia. Tujuh orang tersebut, memulai perlahan pendakian untuk mencapai atap dunia tersebut.
Pendakian yang menjadi perjuangan hidup mati demi berkibarnya Merah Putih di Puncak Everest tersebut, dilalui Asmujiono dan rekan-rekannya dengan tidak mudah. Lintasan-lintasan berat, harus dihadapi tim yang membawa nama baik Indonesia itu.
Asmujiono beberapa kali sempat diperingatkan oleh pelatih dan sherpa untuk kembali turun karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan. Namun, keinginan Asmujiono untuk mengibarkan Merah Putih di puncak Everest, masih tetap tinggi.
Pada titik itu, Asmujiono juga sempat berpikir jika ia kembali turun dan tidak mampu mencapai puncak, maka hanya kegagalan yang ia terima. Namun, jika memaksakan diri dan meninggal dunia, itu sebuah risiko dalam melaksanakan tugas.
"Kalau meninggal, itu risiko melaksanakan tugas, karena semboyan Kopassus, lebih baik pulang nama, daripada gagal tugas," kata Asmujiono.
Ia bahkan sempat terpisah dengan Misirin dan Iwan Setiawan. Misirin pada awalnya berada di depan Asmujiono, namun kesulitan untuk melanjutkan pendakian akibat kondisi yang berat. Sementara Lettu Iwan Setiawan juga terjatuh dan tidak bisa melanjutkan perjalanan.
Dengan tenaga tersisa, Asmujiono mengerahkan kemampuan terakhir untuk mencapai puncak. Mendaki dengan gontai, Asmujiono terjatuh dan merasa kesakitan di kakinya. Asmujiono seperti hilang semangat pada saat terjatuh pada detik-detik akhir pendakian itu.
Namun, pelatih dan sherpa yang berada di belakangnya, berteriak "Asmujiono, summit!" (puncak). Asmujiono berhasil mencapai Puncak Everest pada 26 April 1997, pukul 15.45 waktu Nepal.
Advertisement
Perjuangan Mengibarkan Merah Putih
Sadar dirinya sudah berada di puncak dunia, ia kemudian mengamankan diri dengan sebuah tali yang diikat pada badannya karena angin berhembus sangat kencang. Kemudian, ia mengambil bendera Merah Putih yang ada di dalam tas, untuk dipasang di Puncak Everest.
Dalam kondisi yang ekstrem tersebut, Asmujiono juga menyempatkan diri untuk mengenakan baret merah kebanggaan Kopassus. Ia juga berkeinginan untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya dari ketinggian 8.848 mdpl itu.
Namun, karena kondisi yang sulit, Asmujiono pada akhirnya menyanyikan lagu Padamu Negeri di dalam hati di Puncak Everest. Rasa bangga membalut Asmujiono karena telah mampu menyelesaikan tugas mengibarkan Merah Putih di puncak dunia.
"Perasaan saat mengibarkan Merah Putih, itu antara hidup dan mati, haru dan sedih. Namun saya merasa bangga. Terharu dan bangga, sebagai anak yatim piatu, saya bisa mengibarkan Merah Putih di puncak tertinggi dunia, dan mewujudkan keinginan Indonesia," kata Asmujiono.
Dalam peringatan ulang tahun ke-78 Indonesia, Asmujiono berpesan kepada generasi muda untuk bisa berkarya yang membanggakan diri sendiri, bangsa, dan negara. Tekad dan kemampuan yang kuat menjadi kunci untuk mencapai mimpi-mimpi anak-anak muda Indonesia.
Terkini Lainnya
Jokowi Pastikan Pilkada Berjalan Lancar Usai Ketua KPU Diberhentika Dewan Kehoermatan
Wahana Banana Boat di Pantai Pasir Putih Trenggalek Dihentikan Buntut Wisatawan Terjatuh dan Meninggal
VIDEO: Jadi Anggota Gangster dan Tawuran, Pelajar di Surabaya Diguyur Ibu Gunakan Air Cucian
Terkena Gejala Radang Dingin
Perjuangan Mengibarkan Merah Putih
Surabaya
malang
Berita Surabaya
Everest
Asmujiono
Rekomendasi
Wahana Banana Boat di Pantai Pasir Putih Trenggalek Dihentikan Buntut Wisatawan Terjatuh dan Meninggal
330 Pengantin Ikuti Isbat Nikah Massal di Surabaya, Dikirab dari Balai Pemuda ke Taman Surya
Ikut Arahan Kaesang, Bos Kebab Baba Rafi Hendy Setiono Daftar Calon Wali Kota Surabaya ke PSI
Tren Kasus Uroginekologi pada Wanita Meningkat di Surabaya, Apa Penyebabnya?
Kepala Desa di Sampang Diminta Jadi Pelopor Pencegahan Judi Online
Menikmati Paket Wisata Kota Lama Surabaya, Keliling Naik Jeep Cuma Rp45 Ribu
39 Mahasiswa Berprestasi dan Kurang Mampu Dapat Beasiswa dari Dana Abadi UB Malang
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Pertandingan 8 Besar Euro 2024
Terkesan Penampilannya di Euro 2024, Real Madrid Ingin Datangkan Rekan Setim Jude Bellingham
Top 3: Pola Makan Nabati Bisa Perlambat Perkembangan Kanker Prostat
Top 3 Berita Bola: Timnas Belanda Lolos ke Perempat Final Euro 2024, Ronald Koeman Malah Menyesal
Copa America 2024
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador di Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Jadwal Siaran Langsung Argentina vs Ekuador di Perempat Final Copa America 2024 di Vidio
Prediksi Copa America 2024 Argentina vs Ekuador: Semuanya Memihak Tim Tango
Timnas Ekuador Siap Berjuang Mati-matian di Perempat Final Copa America 2024
Copa America 2024 Argentina Vs Ekuador: Tim Tanggo Didukung Rekor Apik
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Demokrat Rekomendasikan Dukungan ke 3 Paslon Ini untuk Pilkada Papua Barat, Babel, dan Jambi
Coklit Pilkada 2024 Sudah Sasar 16,6 Juta Pemilih di Jatim, Target Tuntas di Hari ke-20
Kata Sekjen PKS soal Kaesang Disodorkan Jokowi untuk Maju di Pilkada Jakarta 2024
Survei Warna Research Center: Tingkat Elektabilitas Hendy Siswanto dan Faida Tinggi Jelang Pilkada Jember 2024
Respons Jokowi soal Kabar Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024, Benarkah Sodorkan ke Parpol?
Ridwan Kamil Dianggap Masih Kuat di Pilkada Jawa Barat, Bawa Untung Buat Golkar
TOPIK POPULER
Populer
Jatim Digoyang 564 Gempa Sepanjang Juni 2024, Didominasi Magnitudo Kecil
Disebut Intervensi Kasus Pemecatan Dekan FK Unair, Menkes: Saya Tidak Ada Kontak Apapun dengan Unair
Wahana Banana Boat di Pantai Pasir Putih Trenggalek Dihentikan Buntut Wisatawan Terjatuh dan Meninggal
Surabaya Halal Fest Tagetkan 1.000 UMKM Kantongi Sertifikat Halal
Sabet 84 Emas, Indonesia Makin Dekat Juara Umum AUG 2024
Gerindra Dukung Maidi Duet dengan Ketua PSI Bagus Panuntun pada Pilkada Kota Madiun 2024
Jakarta Tertinggi dan Jateng Terendah, Daftar Lengkap UMP 2024 di 38 Provinsi di Indonesia
Proses Produksi Pabrik Narkoba di Malang Dipandu Virtual, Zoom Meeting hanya Audio
Drop Jelang Pulang ke Tanah Air, Jemaah Haji Asal Kota Madiun Wafat di Tanah Suci
Dekan Fakultas Kedokteran Unair Dipecat Karena Tolak Dokter Asing
Ketua KPU
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
HEADLINE: Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang Dipecat DKPP, Berujung Proses Pidana?
7 Respons Berbagai Pihak Mulai Parpol, KPU, hingga Jokowi Usai DKPP RI Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari
Jokowi Sebut Keppres Pemberhentian Hasyim Asy'ari dari Ketua KPU Masih Diproses
DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari, Jokowi Pastikan Pilkada 2024 Jujur dan Adil
Berita Terkini
Respons BEI Terkait Saham Emiten Baru Banyak yang Loyo
Mengintip Pesona Sanghyang Heuleut, Wisata Alam Indah di Bandung Barat
Wali Kota Depok Sudah Serahkan Rancangan Perda Pertanggungjawaban APBD 2023
Perusahaan Kripto di AS Wajib Lapor Pajak pada 2026
Sudah Ditaksir Manchester United 2 Tahun, Bintang Euro 2024 Malah Lebih Tertarik Gabung Real Madrid
Bukan Cuma Perawatan Medis, Anak dengan Kanker Perlu Dapat Dukungan Psikososial
Jokowi Pastikan Pilkada Berjalan Lancar Usai Ketua KPU Diberhentika Dewan Kehoermatan
3 Resep Mi Tahu Fantasi, Bisa Jadi Camilan sampai Ide Jualan
Jepang Bakal Kekurangan 1 Juta Pekerja Asing pada 2040
5 Juli 2019: Gempa Bumi M6,9 di California, Bangunan Bergoyang dan Terjadi Kebakaran
Demokrat Rekomendasikan Dukungan ke 3 Paslon Ini untuk Pilkada Papua Barat, Babel, dan Jambi
Momen Gus Baha Bertemu Muslimah yang Tak Berbusana Islami di Masjid, Reaksinya jadi Sorotan
Penampakan Afif Maulana saat Pose Memegang Pedang Panjang
Video Viral Pemilik Restauran di Hanoi Vietnam Mengusir Influencer Yahudi untuk Tunjukan Dukungan pada Warga Palestina
Wahana Banana Boat di Pantai Pasir Putih Trenggalek Dihentikan Buntut Wisatawan Terjatuh dan Meninggal