, Surabaya - Kampung kadang dinilai sebagai kawasan permukiman yang kumuh dan padat penduduk. Akan tetapi, ternyata kampung yang memiliki kesan seperti itu bisa di sulap menjadi kawasan objek wisata yang menarik. Di Surabaya, Jawa Timur, ada sebuah kampung yang di desain dengan bagusnya.
Kampung itu bernama Kampung Lawas Maspati, berjarak 500 meter dari Tugu Pahlawan, tepatnya di Jalan Maspati V, Bubutan, Surabaya, Jawa Timur. Di sana, terdapat sejumlah bangunan-bangunan asli perkampungan tempo dulu yang masih dipertahankan. Demikian mengutip dari berbagai sumber, Rabu 7 Agustus 2019.
Bangunan itu di jadikan sebagai daya tarik utama wisata di Kampung Lawas Maspati. Objek wisata kampung ini diresmikan pada 2016 oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dan Toto Heli Yanto selaku Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum PT Pelabuhan Indonesia III.
Advertisement
Baca Juga
Bangunan bersejarahnya antara lain rumah bekas kediaman Raden Sumomiharjo (keturunan Keraton Solo yang menjadi mantri kesehatan di kampung itu). Selanjutnya, ada Sekolah Ongko Loro yang yang merupakan bekas sekolah rakyat.
Ada pula rumah era 1907, yaitu bangunan yang dulunya digunakan oleh para pemuda Surabaya untuk menyusun strategi peperangan 10 November 1945.
Mengutip kampunglawas.com, ada bangunan bekas pabrik roti milik Haji Iskak yang menjadi dapur umum saat pertempuran bersejarah pada 10 November 1945. Dengan tegel antic dan detail unik, bangunan itu sejak 1958 hingga kini beralih fungsi menjadi Losmen Astri. Juga masih banyak bangunan peninggalan kolonial lain dengan langgam arsitektur khas Indis hingga ekletis (campuran). Sampai kini, bangunan-bangunan tersebut masih berdiri dengan kokohnya.
Warga kampung Maspati sendiri yang berinisiatif untuk menghias kampung tersebut. Mereka bergotong-royong membuat kampungnya menjadi kawasan yang kreatif, ramah, edukatif, dan menginspirasi untuk para pengunjung.
Kampung Maspati Surabaya dihiasi oleh tumbuhan obat yang berada di masing-masing teras rumah warga. Warga kampung di sini memang mempunyai konsep penghijauan dengan menggunakan tanaman obat.
Selain untuk penghijauan, tanaman ini nantinya akan mempunyai nilai jual, sehingga perekonomian warga bisa terbantu. Jalanan-jalanan di kawasan ini di hiasi gambar 3D dengan bermacam-macam tema, hingga jalanan menjadi spot foto yang mampu menarik minat para pengunjung.
Di kawasan Kampung Maspati Surabaya juga disediakan pemandu wisata yang akan menjelaskan secara detail mengenai bangunan-bangunan dan kegiatan apa saja yang rutin dilakukan oleh warga sekitar. Kampung Lawas Maspati terbagi atas lima rukun tetangga (RT). Mengutip kampunglawas.com, warga kampung lawas terdiri dari 350 KSK dan 1.350 jiwa.
Tiap-tiap RT mempunyai keunggulan tersendiri. Ada yang memproduksi tumbuhan obat, makanan, minuman, serta membuat sesuatu menjadi barang yang mempunyai nilai jual. Wisatawan yang datang ke sana bisa belajar membuat produk-produk unggulan kampung itu, seperti membuat sirup markisa dan cincau.
Kampung ini juga mendapatkan sejumlah prestasi mulai dari Juara Green and Clean 2015 kategori maju, berkembang, pemula, maju. Selain itu, Juara Yel-Yel tingkat Surabaya, Juara Musik Patrol Tingkat Surabaya, Juara Merdeka, Juara Green and Cleand Kategori The Best, Juara Super Lantas, Juara Safety Riding, Juara Kampung Ramah dan Siaga.
Selain itu mendapatkan penghargaan dari ITS Surabaya, Universitas Petra, Universitas Airlangga Surabaya, Universitas Hang Tuah, Kyai Haji Mustofa Bisri, dan Wali Kota Surabaya Earth Hour Surabaya Atropologi Exploration of Surabaya Kampung.
Terbukti, sebuah kampung yang dipercantik dapat memiliki potensi bagus untuk meningkatkan perekonomian warga di Surabaya.
(Wiwin Fitriyani, mahasiswi Universitas Tarumanagara)
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Sementara sembilan negara asing dan lima perwakilan dari dalam negeri menampilkan tarian khas negara masing-masing.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Tiket Pengunjung
![Kampung Lawas Maspati](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/6FJ-orz60crrtpa-t6fgqdSMq8g=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1219370/original/034487200_1461928852-20160429-rumah_kuncen-makam_maspati-surabaya.jpg)
Bagi Anda yang ingin mengunjungi Kampung Lawas Maspati ada tiket yang dikenakan kepada pengunjung seperti dikutip dari www.kampunglawas.com:
Paket I : Rp 5.000 (Minimal 5 Orang)
- Tidak Ada Fasilitas
Paket II : Rp 15.000 (Minimal 10 Orang)
- Didampingi Tour Guide
Paket III : Rp 20.000 (Minimal 10 Orang)
- Didampingi Tour Guide
- Masuk Rumah Lawas
- Masuk dirana Permainan Lawas
Paket Spesial (Rombongan) Rp 2.000.000 (Minimal 2.000.000)
Fasiltias Paket Spesial :
- Tour Guide
- Musik Patrol
- Masuk Rumah Lawas
- Masuk Produksi House
- Masuk Rumah daur Ulang
- Permainan Lawas
- Souvener
Dana tersebut kembali ke warga untuk pemerdayaan ekonomi kampung
Advertisement
Menikmati Wisata Religi di Masjid Cheng Ho Surabaya
![Masjid Cheng Ho Surabaya](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/8NOnDNNWHaTi1rj5cVwmVs9xX3I=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/907773/original/078482700_1435032257-masjid_cheng_ho_2.jpg)
Sebelumnya, Masjid Muhammad Cheng Ho, ya nama masjid ini memang terdengar unik. Lalu, bagaimana dengan segala aksesori dan arsitektur yang ada di dalamnya?
Masjid ini merupakan hasil perpaduan dari budaya China dan Islam. Mengutip dari Buku Travelicious, Jalan Hemat, Jajan Nikmat karya Ariyanto, ada banyak orang China yang berperan dalam penyebaran agama Islam di Jawa, salah satunya adalah Laksamana Haji Muhammad Cheng Ho alias Sam Poo Kong, ia pun menganut agama Islam.
Cheng Ho bersama armadanya datang dari Yunnan, China Selatan, pada abad ke-15, tepatnya pada masa Dinasti Ming. Mereka masuk ke Jawa melalui Semarang, kemudian berkunjung ke Kerajaan Majapahit, dengan tujuan untuk menyebarkan agama Islam.
Masjid Muhammad Cheng Ho dibangun sebagai bentuk penghormatan kepada Cheng Ho yang telah berperan besar dalam menyebarkan agama Islam. Masjid ini berada di belakang Makam Pahlawan Kusuma Bangsa, tepatnya di Jalan Gading No.2, Surabaya, Jawa Timur.
Pembangunan masjid tersebut tidak lepas dari dukungan organisasi Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) di Jawa Timur, juga dukungan dari warga sekitar. Lin Puk San, selaku Ketua Harian Masjid Cheng Ho, menyampaikan, tujuan berdirinya masjid ini yaitu sebagai tempat pendidikan, dan juga untuk memperkenalkan Cheng Ho kepada khalayak luas.
Masjid Cheng Ho berdiri di atas tanah seluas 21x11 meter dengan luas bangunan utama 99 meter persegi. Ornamen atap masjid ini dibentuk persegi delapan, sehingga menyerupai sarang laba-laba, karena bagi masyarakat Tionghoa, angka delapan merupakan angka keberuntungan, sedangkan sarang laba-laba merupakan tanda yang menyelamatkan Nabi Muhammad dari kejaran kaum Quraish.
Masjid ini didominasi oleh warna merah, hijau, dan kuning. Merah memiliki makna kebahagiaan, dan warna kuning artinya kedamaian. Ornamennya kental dengan nuansa Tiongkok lama, terlihat dari pintu masuknya yang menyerupai pagoda.
Anak tangga di pintu kanan dan kiri Masjid Cheng Ho berjumlah 5 dan 6. Angka-angka tersebut menyimbolkan rukun Islam dan rukun iman. Selanjutnya, pintu masjid ini di bangun tanpa menggunakan daun pintu, hal itu sebagai penanda bahwa Masjid Cheng Ho Surabaya terbuka untuk siapa saja.
Begitu damainya jika ada toleransi di antara semua orang. Tanpa memandang perbedaan suku, ras, dan juga agama.
(Wiwin Fitriyani, mahasiswi Universitas Tarumanagara)
Terkini Lainnya
Surabaya Cetak Inflasi Juli 0,11 Persen, Terendah di Jawa Timur
Warga Darmokali Surabaya Menggantungkan Nafkah Jualan Bendera
6 Fakta Roeslan Abdulgani, Tokoh Penting Konferensi Asia Afrika
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Tiket Pengunjung
Menikmati Wisata Religi di Masjid Cheng Ho Surabaya
Surabaya
Info Surabaya
kampung wisata
Kampung Lawas Maspati
Copa America 2024
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Uruguay vs Brasil, Segera Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Maju Pilkada 2024, Eman Suherman Berkomitmen Tulus Bantu Warga Majalengka
KPU Diminta Perkuat Iman Usai Tercoreng kasus Asusila Hasyim Asy'ari
Lumayan! Ini Besaran Gaji PPS Pilkada 2024 dan Masa Kerjanya, Simak Cara Daftarnya
Bawaslu Sulut Pastikan Pengungsi Gunung Ruang Punya Hak Pilih dalam Pilkada 2024
Nadiem Makarim Masuk Daftar Usulan Cagub DKI dari PSI Jakut
Hasil Mukerwil DPW PPP Sulsel: Dukung Kepemimpinan Mardiono hingga Sepakat Sukseskan Pilkada 2024
TOPIK POPULER
Populer
Survei Indikator: Kaesang Jadi Sosok Bacagub Terpopuler Kedua di Pilkada Jateng Setelah Raffi Ahmad
Bulog Tulungagung Sediakan Beras dan Jagung Murah, Pembeli Bisa Pre Order
Satu Korban Longsor di Blitar Akhirnya Ditemukan Setelah 8 Hari Pencarian
Buktikan Mutu, Politeknik Enjiniring Kementan Jalani Asesmen Lapang Akreditasi
Satpol PP Surabaya Gencarkan Patroli di Kota Lama Antisipasi Aksi Vandalisme dan Pencurian
Coklit Data Pemilih di Pilkada Banyuwangi 2024 Capai 50 Persen
Pencarian Korban Tanah Longsor di Dusun Sekorejo Blitar Diperpanjang Dua Hari
Jokowi Ajak Umat Islam Jadikan Momen Tahun Baru Islam untuk Meningkatkan Takwa
Gus Jaddin-Arismaya Dinyatakan Tak Lolos Verifikasi Faktual Dukungan Perorangan di Pilkada Jember
Tarif Tol Surabaya-Mojokerto Naik Jadi Rp43.500 Mulai 9 Juli
Euro 2024
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Tampil Kompak, Ini 7 Potret Andrea Dian dan Ganindra Bimo Nonton Euro 2024 di Jerman
Top 3: Zodiak yang Paling Suka Traveling
Top 3 Berita Bola: Prancis Rebut Tiket Semifinal Euro 2024 usai Menang Dramatis atas Portugal Lewat Adu Penalti
Berita Terkini
Dirga Wira Berjaya di Indonesian Grandprix 2024, Gondol Piala Kemenpora
Prakiraan Cuaca Bandung Raya 7-9 Juli, Potensi Hujan dan Suhu Minimum
PBNU Tetapkan 1 Muharram 1446 H Senin 8 Juli 2024, Ini Perhitungannya
BNPB: Gempa Batang Sebabkan Bangunan Rusak dan 4 Warga Luka-Luka
Hasil IBL 2024: Menang Dramatis atas Pelita Jaya, Satria Muda Rebut 10 Kemenangan Beruntun
Hasil PLN Mobile Proliga 2024: Sikat PBS, LavAni Juara Putaran Pertama Final Four
Potret Han So Hee Kembali Potong Rambut Pendek Setelah 3 Tahun Panjang, Dipuji Makin Cantik
PBSI Masih Tunggu Keputusan Keluarga soal Jenazah Zhang Zhi Jie
Antisipasi Bencana, Sekda Sebut Jabar Perlu Manajemen Penanggulangan Super Team
Satu Korban Longsor di Blitar Akhirnya Ditemukan Setelah 8 Hari Pencarian
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Final Four PLN Mobile Proliga 2024: Siapa Rebut Gelar Juara?
Buka Layanan Paspor 'After Hour', Imigrasi Tanjungpandan Raih Penghargaan di Belitung Expo 2024
Dihadiri 2.022 Orang, Pagelaran Reuni Akbar Jemaah Umrah di TMII Pecahkan Rekor MURI
Tambang Emas Suwawa Longsor, Puluhan Orang Dilaporkan Tertimbun
Jokowi Khawatir Dampak Perubahan Iklim, PAN Komitmen Percepat Transisi Energi