uefau17.com

UBC Medical Indonesia IPO, Incar Modal Kerja Rp 73,5 Miliar - Saham

, Jakarta PT UBC Medical Indonesia Tbk (LABS) berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Pada aksi tersebut, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 7 juta saham dengan nilai nominal Rp 20 per saham.

Jumlah saham yang ditawarkan itu sebanyak-banyaknya setara 17,72 persen dari total modal disetor setelah IPO. Harga penawaran dipatok sekitar Rp 100- Rp 150 per saham. Dengan demikian, perseroan berpotensi mengantongi Rp 70 miliar hingga sebanyak-banyaknya Rp 73,5 miliar dari IPO.

Melansir prospektus perseroan dari laman e-ipo, Senin (17/6/2024), perseroan berencana mengalokasikan seluruh dana yang diperoleh dari IPO untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional dan pengembangan bisnis perseroan. Antara lain untuk biaya operasional seperti pembelian barang dagangan, biaya angkut, biaya kantor, biaya penjualan, biaya sewa dan lainnya, serta pelunasan hutang usaha kepada pemasok.

Setelah IPO, perseroan berencana melakuka pembayaran dividen sebanyak-banyaknya 20 persen mulai 2027 berdasarkan laba bersih tahun buku 2026. Pembayaran dividen di masa yang akan datang akan bergantung pada beberapa faktor. Antara lain, saldo laba, kinerja operasional dan keuangan, kondisi keuangan, kondisi likuiditas, dan prospek bisnis di masa yang akan datang.

Selain itu, juga mempertimbangkan kebutuhan kas, kebutuhan modal kerja, dan pengeluaran atau belanja modal (capital expenditure/capex), peluang bisnis, serta kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Tidak ada jaminan bahwa perseroan akan mampu membayar dividen di masa yang akan datang.

Selanjutnya, berikut jadwal IPO PT UBC Medical Indonesia Tbk:

  • Masa penawaran awal: 19-16 Juni 2024
  • Tanggal efektif: 28 Juni 2024
  • Maa penawaran umum: 2-4 Juli 2024
  • Tanggal penjatahan: 4 Juli 2024
  • Tanggal distribusi saham secara elektronik: 5 Juli 2024
  • Tanggal pencatatan saham di Bursa: 8 Juli 2024

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Reksa Dana Pasar Uang atau Deposito, Mana yang Lebih Menguntungkan?

Di era suku bunga tinggi, deposito acapkali menjadi pilihan bagi masyarakat untuk berinvestasi. Alasannya, deposito adalah instrumen ivestasi yang aman, namun masih mendapatkan imbal hasil yang menarik.

Reksa dana pasar uang sebagai salah satu instrumen investasi, seringkali disandingkan dengan deposito karena memiliki tingkat risiko dan potensi imbal hasil yang kurang lebih sama.

Lalu mana yang lebih baik, reksa dana pasar uang atau deposito? Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Dimas Ardhinugraha memberikan penjelasan berikut ini:

Potensi imbal hasil

Reksa dana pasar uang dan deposito seringkali dibanding-bandingkan karena keduanya termasuk instrumen pasar uang dan memiliki tingkat risiko serta potensi imbal hasil yang hampir sama. Jika digali lebih dalam lagi, satu hal yang membedakan adalah yang satu produk investasi (reksa dana pasar uang), sementara satunya lagi adalah produk perbankan (deposito).

Sebagai produk investasi, reksa dana pasar uang memiliki potensi imbal hasil yang kompetitif dengan deposito. Kinerja reksa dana pasar uang setahun terakhir tercatat cukup tangguh menandingi bunga deposito bank-bank besar.

Misalnya Reksa Dana Manulife Dana Kas II (MDK II) di kisaran 4,25% selama setahun terakhir (per April 2024, bukan objek pajak).

Sementara, bunga aktual dari deposito berjangka 1 bulan di bank-bank besar di Indonesia saat ini memberikan bunga di kisaran 2,02% per tahun (setelah dipotong pajak 20%).

Aman

Reksa dana pasar uang dan deposito merupakan produk investasi dan produk perbankan yang sama-sama diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Khusus deposito, untuk setiap simpanan nasabah dengan nilai maksimum Rp2 miliar, masih dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

3 dari 4 halaman

Penempatan dana dan fleksibilitas

Di reksa dana pasar uang, masyarakat bisa mulai berinvestasi hanya mulai dari Rp 10 ribu saja (untuk beberapa produk pasar uang), sementara di deposito beberapa bank mensyaratkan minimum penempatan mulai dari Rp 5 juta.

Reksa dana pasar uang juga memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi (dari sisi jumlah dana – bisa menambah nilai investasi ataupun mencairkan hasil investasi/termasuk pencairan sebagian tanpa biaya; dan jangka waktu – jangka waktu bebas, sesuaikan dengan tujuan), sehingga membuat reksa dana pasar uang ideal digunakan sebagai sarana penyimpanan dana yang akan digunakan dalam waktu sangat dekat, atau dana darurat yang harus siap setiap saat.

Berbeda dengan produk deposito, ada jangka waktu penempatan yang sudah ditetapkan sesuai aturan (mulai dari satu bulan, tiga bulan, enam bulan, hingga 12 bulan). Jika dana dicairkan sebelum jatuh tempo, maka nasabah akan dikenakan penalti.

 

4 dari 4 halaman

Sesuaikan dengan tujuan dan rencana keuangan masing-masing

Setelah melihat perbandingan antara reksa dana pasar uang dan deposito, mana yang lebih baik? Jawabannya dikembalikan lagi kepada tujuan dan rencana keuangan dari masing-masing individu. Reksa dana pasar uang, idealnya digunakan untuk menumbuhkan modal dalam jangka pendek.

Dana untuk keperluan jangka pendek sebaiknya tak rentan terpapar fluktuasi. Ketika sebagian besar orang memilih tabungan karena likuid, produk ini menawarkan lebih: likuiditas dan potensi imbal hasil lebih tinggi yang secara fakta lebih menguntungkan investornya.

Di sisi lain, jika pilihannya adalah untuk menyimpan dana, dan tidak ingin diambil sebelum waktunya tiba, deposito adalah pilihannya.

Jadi, pilih yang mana?

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat