uefau17.com

PTPP Kantongi Kontrak Baru Rp 8,9 Triliun hingga Mei 2024 - Saham

, Jakarta - PT  PP  (Persero) Tbk (PTPP) mencatatkan nilai kontrak baru senilai Rp  8,9  triliun hingga Mei 2024.  Pencapaian tersebut meningkat sebesar 31,35 % dibandingkan periode sama pada tahun lalu (yoy) senilai Rp 6,7 triliun. 

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (10/6/22024), perolehan nilai kontrak tersebut didominasi oleh proyek dengan sumber dana Pemerintah sebesar 53,02%, BUMN sebesar 32,49% dan dari sumber dana swasta sebesar 14,49%.

Adapun perolehan nilai kontrak tertinggi yaitu pada sektor jalan dan jembatan dengan presentase mencapai 55,06%, sektor gedung sebesar 39,30%, pelabuhan sebesar 3,84%, industri sebesar 1,09%, oil & gas sebesar 0,53% dan power plant sebesar 0,18%.

Pencapaian perolehan nilai kontrak PTPP pada Mei 2024 adapun di antaranya yaitu Proyek Peningkatan Jalan di dalam KIPP Ibu Kota Nusantara; Kawasan West Residence sebesar Rp 732 miliar, Proyek Portsite Accomodation Complex Construction Freeport sebesar Rp 326 miliar, serta perolehan   kontrak  baru dari Anak Perusahaan sebesar Rp 1.36 Triliun. Progres Proyek Ibu Kota Negara PTPP terus meningkatkan komitmen untuk menyelesaikan dan mendukung pembangunan infrastruktur termasuk proyek di Ibu Kota Negara (IKN). 

Beberapa proyek di kawasan IKN telah berhasil diselesaikan dengan baik oleh PTPP dengan progres 100% yaitu Proyek Penyiapan KIPP Fase 1, Proyek Penyiapan KIPP Fase 2, Proyek Dermaga Logistik IKN dan Proyek Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat Tahap 1.

Adapun progres Proyek Pembangunan Istana Negara dan Lapangan Upacara Kawasan Kepresidenan telah mencapai 69,4% atau melampaui 1,3%  dari target progres yang direncanakan. Selanjutnya Proyek Gedung Kantor Presiden juga menunjukkan progres positif dengan realisasi progres sebesar 89,9% atau melampaui 0,7%  dari target yang direncanakan.

“Dengan pencapaian kontrak baru sampai dengan Mei ini, kami semakin optimis dapat meraih target di tahun 2024. PTPP terus berkomitmen mendukung pemerintah untuk menyelesaikan proyek – proyek strategis nasional terutama yang akan segera difungsikan pada tahun ini,” ujar Bakhtiyar Efendi selaku Senior Vice President Corporate Secretary PTPP.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

PTPP Kantongi Kontrak Kontrak Baru Sebesar Rp 4,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Sebelumnya, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) berhasil mengantongi nilai kontrak baru sebesar Rp 4,9 triliun pada kuartal I 2024. Direktur Utama PT PP, Novel Arsyad mengatakan beberapa proyek yang sudah dalam proses tender akan masuk di kuartal II 2024.

Adapun hingga Maret 2023 telah mengantongi kontrak senilai Rp 11,23 triliun dari proyek di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur.  

Direktur Operasi Bidang Infrastruktur PT PP Yul Ari Pramuraharjo menuturkan, saat ini masih banyak proyek perseroan di IKN yang sedang dalam proses konstruksi.

Ada beberapa proyek yang telah rampung yaitu, Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) 1 dengan nilai kontrak Rp 100 miliar, serta KIPP 2 dengan nilai kontrak Rp 335 miliar. Adapun beberapa proyek lainnya ditargetkan rampung pada Agustus 2024.

"Jadi untuk progresnya seperti itu, tiga paket sudah 100% sisanya bervariasi, ada yang di atas 10% sampai 50% dengan total kira-kira sampai Maret," ucap Yul dalam konferensi pers, Rabu (24/4/2024).

Daftar Proyek

Yul menambahkan, proyek konstruksi lain yang juga tengah digarap saat ini adalah Bandara VVIP, Tol 3B, Sumbu Kebangsaan Barat, dan Tol 6C.

Adapun, Perseroan juga menggarap sejumlah proyek gedung. Direktur Operasi Bidang Gedung PTPP Yuyus Juarsa menyebut, proyek gedung yang tengah digarap adalah Istana Presiden, Kantor Presiden, rusun ASN-Hankam, komplek perkantoran Bank Indonesia (BI), dan Gedung Kementerian PUPR.

 

 

3 dari 4 halaman

PTPP Absen Tebar Dividen, Ini Penyebabnya

Sebelumnya, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) memutuskan untuk tidak membagikan dividen untuk tahun buku 2023. Perseroan mengungkapkan saat ini fokus untuk memperkuat struktur permodalan. 

Direktur Keuangan PT PP Tbk, Agus Purbianto menuturkan, tren suku bunga akibat isu domestik dan global membuat Perseroan harus memperkuat kas untuk tidak menambah utang.

"Dengan adanya penguatan cash flow untuk tidak menambah utang, upaya yang dilakukan adalah dengan tidak membagi dividen,” kata Agus dalam konferensi pers, Rabu (24/4/2024). 

Agus menambahkan, suku bunga naik akan berimbas untuk pendanaan Perseroan yang jangka menengah dan panjang, terutama obligasi. 

"Tapi untuk perbankan tidak serta merta naik, jadi biasanya kita negosiasi. Untuk mitigasi, term-nya kita pendekin," kata Agus. 

Adapun, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu, 24 April 2024, PTPP menyetujui beberapa perubahan susunan pengurus perusahaan. 

Hasil RUPST menyetujui pengangkatan Pundjung Setya Brata sebagai Komisaris Independen perseroan yang baru, menggantikan Loso Judijanto. 

Untuk jajaran direksi, RUPST menyetujui pemberhentian dengan hormat Sinurlinda Gustina sebagai Direktur Strategi Korporasi dan Human Capital Management dan Eddy Herman Harun selaku Direktur Operasi Bidang EPC. 

RUPST juga menyetujui pengangkatan I Gede Upeksa Negara sebagai Direktur Korporasi dan Human Capital Management Perseroan dan menetapkan Tommy Wiranata Anwar sebagai Direktur Manajemen Risiko dan Legal.

 

4 dari 4 halaman

PTPP Akui Bisnis Propertinya Lesu,Bagaimana Strategi pada 2024?

Sebelumnya, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mengakui bisnis properti lesu sepanjang 2023. Hal ini berimbas pada susutnya laba tahun berjalan pada 2023 menjadi Rp 127,09 triliun dari Rp 365,74 triliun pada 2022.

Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi mengatakan, hal itu utamanya disebabkan lesunya bisis properti yang dijalankan anak usah perseroan.

Meski begitu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 77,17 persen menjadi Rp 481,37 miliar. Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2022 tercatat sebesar Rp 271,7 miliar.

"Laba 2023 kalau konsolidasi seluruh PP grup termasuk 60 anak usaha memang menurun jadi Rp 127 miliar, tapi di induknya sektor konstruksi naik sekitar 70 persen dari tahun lalu. Ini ada sedikit permasalahan di anak usaha terutama di sektor property yang masih agak berat bisnisnya," kata Bakhtiyar kepada wartawan di kawasan Jakarta Selatan, dikutip Jumat (22/3/2024).

Tahun lalu, perseroan juga melakukan penyehatan pada bisnis properti, di mana beberapa pengembangan properti sudah hentikan. Sehingga memang penjualan yang taadinya prediksi tidak tercapai. Sementara beban keuangannya masih tetap bergulir.

"Tapi di tahun 2024 kita rencananya sehatkan lagi. Jadi kita refinancing, kita efisienkan di sektor properti. Jadi kemarin kita cukup bagus di sisi induk, PTPP di bisnis konstruksi. Cuma di investasinya agak kurnag bagus, itu yang membuat (laba) konsolidasian sedikit turun di 2023," kata Bakhtiyar.

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat