uefau17.com

Energi Mega Persada Bidik Produksi Migas Tumbuh 15 Persen pada 2023 - Saham

, Jakarta - PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menargetkan kenaikan produksi minyak dan gas (produksi migas) hingga 15 persen pada 2023.

Dengan begitu, perseroan berharap kinerja keuangan juga mampu terkerek. "Kami targetkan kenaikan produksi 10 persen hingga 15 persen, kombinasi dari minyak dan gas. Diharapkan dari kenaikan produksi migas bisa menaikkan penjualan dan laba bersih perseroan tahun depan," kata Direktur PT Energi Mega Persada Tbk, Edoardus Ardianto dalam paparan publik perseroan, Kamis (17/11/2022).

Adapun untuk tahun ini, perseroan menargetkan produksi minyak dan gas mencapai 40 ribu barel setara minyak per hari (barrel oil equivalent per day/BOEPD). Hingga kuartal III 2022, perseroan telah mencatatkan total produksi 39.237 BOEPD.

"Proyeksi target produksi tahun ini masih inline dengan target full year 2022. Kami targetkan sekitar 40 ribu-an BOEPD, gabungan antara minyak dan gas," ujar Edoardus.

Adapun produksi minyak hingga September 2022 tercatat sebesar 5.148 BOEPD, sisanya 34.089 BOEPD merupakan jumlah produksi gas.

Penjualan minyak dan gas pada periode ini mencapai USD 344 juta. Terdiri dari penjualan minyak senilai USD 98 juta dengan harga penjualan rata-rata USD 86,49 per barel. Sedangkan penjualan gas tercatat sebesar USD 246 juta dengan harga rata-rata USD 6,16 per MMBTU.

"Mengingat masih terjadi situasi geopolitik dan krisis energi di Eropa, kami harapkan harga minyak masih bisa stabil untuk beberapa tahun ke depan. Terutama untuk gas mengingat produksi perseroan didominasi oleh gas," ujar dia.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Belanja Modal 2023

Sebelumnya, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) atau EMP menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD 150 juta atau sekitar Rp 2,35 triliun (kurs Rp 15.670 per USD).

Direktur PT Energi Mega Persada Tbk, Edoardus Ardianto mengatakan, mayoritas belanja modal akan dialokasikan untuk pengembangan blok-blok eksisting.

"Capex 2023 sekitar USD 150 juta, dominan akan dipakai untuk pengembangan blok-blok yang saat ini sudah ada di perseroan. Termasuk Malacca Strait, Bentu, Blok B, Tonga, South CPP, dan Sengkang,” kata Edoardus dalam paparan publik perseroan, Kamis (17/11/2022).

Edoardus menambahkan, perseroan telah mempersiapkan rencana pengembangan pada 2023. Termasuk melakukan drilling dari sumur-sumur eksplorasi dan sumur-sumur pengembangan untuk meningkatkan cadangan dan produksi perseroan tahun depan.

Adapun hingga September 2022, perseroan telah merealisasikan sekitar USD 81 juta atau 81 persen dari belanja modal yang disiapkan untuk tahun ini.

"Capex tahun ini USD 100 juta. Per September 2022, realisasinya sudah mencapai 81 persen dari apa yang dianggarkan perseroan,” kata dia.

Pada sisa tahun ini, perseroan akan melanjutkan pengembangan di blok Malacca Strait, blok Bentu, dan blok ‘B’ dengan melakukan pengeboran dua sumur eksplorasi serta enam sumur pengembangan. Perseroan memiliki komitmen kontrak penjualan dengan perusahaan berskala besar untuk masing-masing blok yang saat ini dikelola EMP.

Untuk blok Bentu, pembeli yakni PT Kilang Pertamina Internasional, PT PLN (Persero), PT Riau Andalan Pulp and Paper, dan PT Pertamina (Persero). Kemudian blok Kangean, yakni PT Petrokimia Gresik, PT PLN (Persero), dan PT Pertamina. Untuk blok Malacca Strait, pembeli yakni Lukoil Asia Pacific Pte. Ltd., PT Kilang Pertamina Internasional, dan PT PLN (Persero). Sementara blok Korinci Baru dan Sengkang pembelinya yakni PT PLN (Persero).

3 dari 5 halaman

Kinerja hingga September 2022

Sebelumnya, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mengumumkan kinerja perusahaan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2022. Pada periode ini, PT Energi Mega Persada Tbk mencatatkan penjualan sebesar USD 344,01 juta atau sekitar Rp 5,37 triliun (kurs Rp 15.619 per USD).

Penjualan Energi Mega Persada naik 16,38 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 295,59 juta. Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan naik menjadi USD 200,19 juta dari USD 175,17 juta pada September 2021.

Meski begitu ,perseroan masih mengantongi laba bruto USD 143,81 juta, naik dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD 120,17 juta, Mengutip laporan keuangan perseroan, pada periode ini perseroan mencatatkan beban usaha sebesar USD 11,88 juta, naik dari USD 19,64 juta pada September 2021. Sehingga perseroan mencatatkan laba usaha sebesar USD 131,93 juta, naik 20,18 persen dibandingkan September 2021 sebesar USD 109,78 juta.

Setelah dikurangi beban lain-lain dan beban pajak penghasilan, perseroan mampu mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 44,14 juta atau sekitar Rp 689,48 miliar. Laba ini naik 138,38 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 18,52 juta.

"Kami mencatatkan kenaikan penjualan dan laba bersih yang signifikan dari periode yang sama di tahun lalu. Hal ini disebabkan karena peningkatan produksi dan harga jual minyak dan gas kami,” kata Direktur dan CFO PT Energi Mega Persada Tbk, Edoardus Ardianto dalam keterangan resmi, Selasa (1/11/2022).

Kinerja Operasional hingga September 2022

Sementara itu, produksi gas perseroan mencapai 204,5 juta standar kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMSCFD), tumbuh 18,41 persen dibandingkan periode sembilan bulan pada tahun lalu sebesar 172,7 MMSCFD. Rata-rata harga gas uakni USD 6,16 per mcf, naik dari USD 5,47 per mcf pada periode yang sama tahun lalu.

4 dari 5 halaman

Kinerja Operasional

Sementara produksi minyak tumbuh 9,65 persen menjadi 5.148 barrel per hari dari 4.695 barel per hari pada September 2021. Dengan rata-rata harga minyak mencapai USD 86,46 per barel dari USD 65,85 per barrel pada periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama sekaligus CEO PT Energi Mega Persada Tbk, Syailendra Bakrie menambahkan, perseroan berkomitmen untuk menambah nilai bagi para pemegang saham dan berencana untuk memproduksikan aset-aset migas yang baru diakuisisi dalam jangka waktu pendek dan menengah ke depannya.

"Kami juga akan terus mengembangkan bisnis Perseroan melalui peningkatan produksi dari aset-aset yang sudah ada dan akuisisi atas aset-aset baru di masa mendatang,” kata dia.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan September 2022 tercatat sebesar USD 1,23 miliar, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar USD 1,06 miliar. Terdiri dari aset lancar senilai USD 208,76 juta dan aset tidak lancar USD 1,02 miliar.

Liabilitas sampai dengan September 2022 tercatat sebesar USD 735,34 juta, naik dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar USD 614,61 juta. Terdiri dari liabilitas jangka pendek USD 377,15 juta dan liabilitas jangka panjang USD 358,19 juta. Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 naik menjadi USD 1,23 miliar dari USD 1,06 miliar pada Desember 2021.

5 dari 5 halaman

Selanjutnya

Sebelumnya, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menargetkan produksi tumbuh 15-20 persen. Hal ini seiring pengembangan blok perseroan ke depan.Manajemen PT Energi Mega Persada Tbk menyatakan dalam dua tahun terakhir cukup aktif akuisisi aset baru untuk menambah cadangan dan produksi ke depan.

"Target ke depan pertumbuhan produksi 15 sampai 20 persen," ujar CFO PT Energi Mega Persada Tbk, Edoardus Ardianto dalam acara Indonesia Invesment Education secara virtual ditulis Minggu (17/7/2022).

Perseroan berencana mengembangkan sejumlah proyek antara lain Malacca Straits, Bentu dan wilayah kerja B yang berada di Aceh. Selain itu mengembangkan aktivitas pengeboran di Tonga dan South CPP PSC di Sumatera. Perseroan akan menyelesiakan seismic tiga dimensi di PSC.

"Untuk rencana pengembangan ke depannya, tentu kami akan mengembangkan Malacca Straits, Bentu dan wilayah kerja B yang berada di Aceh, Sumatera," ujar Edoardus.

Selain itu, perseroan juga mengembangkan Kangean PSC yang sedang dalam proses perpanjangan dari kontraknya dari pemerintah. "Akan diumumkan kalau sudah ada," kata dia.

Selain itu, perseroan terus mengembangkan Sengkang PSC di Sulawesi. Adapun pada kuartal I 2022, kenaikan produksi gas tumbuh 23 persen. Sebelumnya produksi gas sentuh 172 juta menjadi 212 juta kaki kubik gas per hari.

"Jadi untuk produksi kita sampaikan di kuartal I 2022 telah terdapat kenaikan produksi gas sebesar 23 persen dari sebelumnya 172 menjadi 212 juta kaki kubik gas per hari," tutur dia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat