uefau17.com

Gemerlap Festival Dahau dan Kerinduan Kemeriahan di Kampung Halaman - Regional

, Kutai Barat - Kegiatan festival, bagi sebagian orang di Indonesia mungkin hanya soal keramaian dan ragam pertunjukan. Tapi tidak bagi masyakarat Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur yang punya Festival Dahau.

Boleh saja membandingkan dengan Festival Erau di Kutai Kartanegara atau Bontang City Carnival di Kota Bontang. Mungkin jauh lebih meriah dan sangat atraktif.

Tapi jangan samakan dengan Festival Dahau. Festival ini punya magnet tersendiri terutama bagi warga Kabupaten Kutai Barat.

Festival yang dilaksanakan dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Kutai Barat setiap tahun itu punya kisah berbeda. Kisah tentang orang-orang yang merindukan kemeriahan di kampung halaman.

Jauh sebelum festival itu dimulai, hiruk pikuk media sosial sudah menggambarkan tentang pulang kampung. Mereka yang nun jauh di sana sudah merencanakan untuk pulang ke Kutai Barat.

“Nonton Dahau gak mesti sama kamu, yang penting aku pulang kampung,” tulis sebuah akun di aplikasi tiktok.

Konten-konten tentang perjalanan pulang mereka yang sedang tidak di Kutai Barat pun bertebaran di media sosial. Pelajar dan mahasiswa yang sedang menuntut ilmu atau pekerja yang merantau, punya tekad kuat untuk pulang ke Kutai Barat.

Tak ada alasan soal jarak. Meski itu butuh waktu 12 jam jalan darat atau nyaris 24 jam dengan menggunakan kapal menyusuri Sungai Mahakam dari Kota Samarinda.

Sekedar informasi, jarak Kota Samarinda, ibu kota Provinsi Kalimantan Timur, dengan Kabupaten Kutai Barat sekitar 300 kilometer.

Jangan bayangkan perjalanan darat sejauh dan selama itu melalui jalan yang mulus seperti di Pulau Jawa. Bagi masyarakat Kutai Barat, asal bisa dilewati, jalan itu sudah disebut bagus.

Duta Pariwisata Kutai Barat Della Fuspita mengakui hal itu. Setiap orang yang merantau jauh dari Kutai Barat sebisa mungkin harus pulang.

“Acara itu setahun sekali dan tidak sekadar keramaian, ada festival budaya di sana. Acara yang dtunggu-tunggu semua orang Kutai Barat. Sudah jadi kebiasaan dari dulu kalau Festival Dahau seperti itu karena semua orang antusias,” kata Della.

Saat ini Della juga merencanakan pulang kampung. Mahasiswi di sebuah perguruan tinggi kesehatan itu tak mau melewatkan kemeriahan Dahau.

Bupati Kutai Barat FX Yapan secara resmi membuka seluruh rangkaian kegiatan Festival Dahau Sendawar dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Kutai Barat ke-24 pada Senin (23/10/2023) lalu di Taman Budaya Sendawar.

Pembukaan ditandai dengan pemukulan gendang oleh Bupati FX Yapan, didampingi Wakil Bupati H Edyanto Arkan dan jajaran Forkopimda Kutai Barat. Tema yang dipilih tahun ini adalah Melalui Peringatan Dahau Kutai Barat Ke-24 Tahun, Kita Bersyukur Dan Mendukung Pembangunan IKN Di Provinsi Kalimantan Timur.

Bupati Kutai Barat FX Yapan mengatakan, Festival Dahau menjadi evaluasi atas pencapaian pembangunan ekonomi kerakyatan di Bumi Tanaa Purai Ngerimaan.

“Karena sesuai tujuan Dahau ini adalah untuk memperingati Hari Jadi Kutai Barat, di samping itu momen ini sebagai evaluasi atas apa yang sudah kita lakukan selama ini, termasuk untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan di Bumi Tanaa Purai Ngerimaan,” ujar Bupati Yapan.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Saatnya Pulang Kampung

Wakil Ketua Bidang Industri, Investasi, dan Hubungan Luar Negeri Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Kutai Barat, Onia Karlina Hiping menjelaskan, di Dahau itu banyak kegiatan salah satunya festival. Di dalamnya juga banyak kegiatan yang tentu saja menarik animo masyarakat Kutai Barat.

“Dan yang paling ditunggu itu pada penutupan biasanya ditampilkan tarian kolosal yang setiap perayaan Dahau itu berbeda-beda, ada saja ide-ide kreatif yang terus mengangkat Kutai Barat. Itu yang selalu berbeda dan pasti tidak sama di tahun beriutnya,” kata Onia.

Ada banyak kemeriahan yang terjadi selama Festival Dahau berlangsung. Meski dibuka tanggal 23 Oktober 2023 kemarin, namun Dahau sudah dilaksanakan sejak 13 Oktober 2023 lalu.

“Ini yang menjadi magnet, kenapa semua orang yang mungkin saat ini sedang mencari nafkah atau studi di luar Kutai Barat, mereka pasti mau sekali, jika sangat memungkinkan, harus pulang. Karena momen Festival Dahau akan pasti berbeda setiap tahunnya,” ujar Onia yang juga berprofesi sebagai dosen.

Hal itu yang kemudian terpatri dalam jiwa anak-anak Kutai Barat yang sedang dalam perantauan. Panggilan untuk pulang tentu mengalahkan keinginan banyak hal lainnya.

“Setiap membicarakan Dahau, semua orang excited membicarakan harus pulang, harus pulang. Karena banyak yang ditunggu di perayaan Dahau,” sebutnya.

Onia menjelaskan, untuk melihat kekayaan Budaya Kutai Barat, bisa disaksikan di Festival Dahau. Di acara tahunan ini, siapa saja bisa menyaksikan keanekaragaman budaya, terutama budaya dari ragam sub Suku Dayak.

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat