, Jakarta - Negara maritim Indonesia adalah berkah yang tidak terhindarkan dari sebuah bentuk geografis Bumi. Biru dan lengkungan cakrawala di atas permukaan laut, bagaikan garis lintang dan garis bujur pada atlas yang nampak kasat mata.
Luasnya lautan Indonesia, menjadikan isi dan kandungan samudra merupakan kekayaan natural yang nyata bagi Nusantara. Tidak kalah unggul, ikan tuna merupakan salah satu warisan alam yang dimiliki Indonesia sebagai sajian makanan terbaik dari tanah leluhur ini.
Baca Juga
Beberapa negara mengakui bahwa ikan tuna Indonesia memiliki tingkatan komposisi terbaik dari jenis varietas ikan ini. Salah satunya ikan tuna sirip biru yang manjadi primadona andalan Nusantara, yang bobotnya bisa mencapai hingga 100 kg.
Advertisement
Tak disangka, di balik berkah nikmatnya ikan tuna, ternyata memiliki manfaat lain yang bahkan menjadi indikator alami bagi perubahan iklim. Menurut hasil penelitian dari pakar oseanografi pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr Martiwi Diah Setiawati, tuna memiliki sensor terbaik dalam memberikan indikator kenaikan suhu dalam laut.
"Sebenarnya Indonesia ini, setiap tahun konsisten suhunya selalu naik di dalam laut, maka dari itu pergerakan tuna akan berbanding lurus dengan grafik pemetaan perubahan suhu di laut Indonesia," kata Tiwi, sapaan akrab Dr Martiwi Diah Setiawati, dilansir Antara.
Tingkah laku tuna selalu berganti, tergantung kondisi sekitar. Apabila dingin atau di perairan hangat, maka pada jenis tuna tertentu akan cenderung berpindah mengikuti suhu yang disukai. Tuna relatif mencari tempat yang nyaman, yaitu perairan yang cenderung kondisi suhu dingin. Oleh karena itu, melalui pengindraan jarak jauh, pergerakan tuna dapat memberikan gambaran wilayah mana saja yang mengalami kenaikan suhu. Sebab, praktis, perairan yang mengalami kenaikan suhu, maka akan semakin sedikit varietas tuna yang tinggal di dalamnya, dan tentunya akan bermigrasi.
Secara kualitas, Tiwi menjelaskan bahwa pengindraan jarak jauh dapat memetakan kondisi laut dan insturmen yang dapat dideteksi, misalnya suhu, clorofil, salinitas atau tingkat kepekatan air garam, di mana instrumen tersebut dipetakan dengan pengindraan jarak jauh, yang dintegrasikan dengan pemetaan jalur migrasi ikan tuna, sehingga dapat disimpulkan nanti hasil dari pergerakan perubahan suhu di laut yang menentukan tingkat perubahan iklim.
Meskipun tuna memiliki banyak varietas, namun rata-rata tuna selalu bermigrasi dari suhu hangat menuju ke suhu yang lebih dingin. Sehingga kaitan pergerakan ikan tuna di samudra dengan grafis perubahan iklim dari suhu lautan sangat erat kaitannya, bahkan bisa diukur serta diprediksi.
Secara general, semua spesies tuna menghindari suhu di atas 29 derajat celcius. Lautan yang dekat dengan daerah perkotaan memiliki tekanan panas yang jauh lebih tinggi dibandingkan daerah lain karena efek urban heat island. Tanpa adanya perubahan kebijakan, perluasan level tekanan panas tertinggi (level tekanan sangat kuat), maka kondisi terburuk dari pemanasan global akan ada peningkatan, setidaknya lebih dari dua kali lipat pada Tahun 2030, dengan skenario perubahan lahan dan perubahan iklim. Bahkan, saat kondisi ekstrem, level tekanan panasnya akan meningkat satu level lagi di atasnya ( tekanan panas extreme).
Namun, upaya pencegahan juga harus diterapkan dan kendalanya adalah, tuna bukanlah jenis ikan yang dibudi daya, sehingga pertumbuhan dan perkembangbiakan mereka akan alami dalam ekosistem. Dalam upaya pencegahan peningkatan suhu lautan, dapat dilihat dari kacamata biogeokimia.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Siklus Karbon di Laut
![Ikan tuna dan cakalang. (Dok KKP)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/GXhSOaWhDMQUCNu7Y8e3sK-2D2s=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3386982/original/097276500_1614253764-FOTO_001.jpg)
Peneliti ahli madya bidang Biogeokimia Laut Dr. A’an Johan Wahyudi memberikan jawaban adalah, karbon yang beredar di laut harus diatur agar dapat mengurangi pemanasan global yang berasal dari laut.
"Bidang riset saya adalah biogeokimia laut, yaitu salah satu cabang ilmu interdisipliner yang mempelajari proses pertukaran atau perubahan yang berlaku terus menerus antara komponen abiotik dengan komponen biotik," ujarnya.
Secara khusus, biogeokimia mempelajari transfer unsur materi (misalnya karbon, nitrogen, oksigen, air, dan lainnya) antarkompartemen lingkungan.
Siklus karbon di laut memiliki faktor kuat dalam peningkatan suhu. Oleh karena itu yang harus diperhatikan kadarnya di antaranya harus mempelajari penyerapan dan emisi karbon, sistem karbonat yang berperan pada terjadinya perubahan iklim dan pengasaman laut. Siklus karbon ekosistem pesisir maupun di laut pelagis berlangsung secara dinamis, di mana proses dan variasinya saling berpengaruh dengan faktor-faktor fisis (arus, suhu, salinitas), maupun faktor kimiawi dan biologis (nutrien, logam berat, produktivitas primer dan lainnya).
Perairan laut Indonesia, terutama di kawasan Paparan Sunda, menerima input daratan yang masif. Misalnya, diperkirakan 0.5 Pg karbon organik masuk dari daratan ke pesisir setiap tahun melalui sungai-sungai. Ekstensif input dari darat, terutama Pulau Sumatra, Kalimantan dan Jawa, menyebabkan kawasan Asia Tenggara menjadi hot-spot utama untuk fluks karbon, nutrien dan logam berat. Misalnya, fluks karbon organik darat ke laut di area ini diperhitungkan sebesar 10 persen dari total input global karbon terlarut. Kondisi ini juga mempengaruhi respons perairan pesisir dan laut secara fisik, biologis dan kimiawi, misalnya blooming chlorophyll-a, anomali suhu muka laut dan pengayaan nutrien.
Pengayaan karbon dan nutrien, baik disebabkan oleh pola variabilitas musiman laut maupun input dari daratan, menyebabkan respons langsung dan tidak langsung. Respons langsung, misalnya peningkatan produktivitas primer, biomass plankton, berkurangnya kecerahan perairan pesisir, atau terjadinya kondisi oksigen minimum. Respons tidak langsung, misalnya perubahan signifikan ekosistem pesisir (mangrove, terumbu karang, padang lamun) dan kejadian luar biasa marak alga berbahaya atau ubur-ubur.
Secara global, meningkatnya konsentrasi karbon di atmosfer secara drastis sejak masa revolusi industri, telah tampak nyata berpengaruh pada laut. Kenaikan tersebut secara simultan menyebabkan pemanasan global, kenaikan suhu permukaan laut, pengasaman laut dan penurunan kadar oksigen, di mana secara jangka panjang bisa dipastikan akan memengaruhi produktivitas perikanan maupun perekonomian berbasis laut (ocean-based economy) lainnya.
Satu hal jika ingin mengendalikan perubahan iklim adalah mampu mengontrol laju dari revolusi industri yang nantinya akan bermuara pada kelestarian lingkungan, baik di darat, maupun pesisir laut. Dengan terkendalinya laju revolusi industri, maka produksi karbon yang dapat memengaruhi kadar keasaman air laut dapat dikurangi.
Indonesia menyumbang 16% dari produksi global ikan tuna. Ternyata persentase tersebut menjadi jumlah terbesar di dunia negara penghasil ikan tuna.
Terkini Lainnya
Nelayan Maluku Utara Ngeluh Rugi Jual Ikan Tuna di Pasar
5 Resep Ikan Tuna dengan Berbagai Hidangan yang Lezat dan Sehat, Bikin Ketagihan
Ekspor Tembus Rp 14 Triliun, Pengusaha Harus Terlibat Jaga Penangkapan Tuna Indonesia
Siklus Karbon di Laut
Ikan Tuna
Perubahan Iklim
Tingkah Ikan Tuna
Rekomendasi
5 Resep Ikan Tuna dengan Berbagai Hidangan yang Lezat dan Sehat, Bikin Ketagihan
Ekspor Tembus Rp 14 Triliun, Pengusaha Harus Terlibat Jaga Penangkapan Tuna Indonesia
Copa America 2024
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Hasil Copa America 2024: Uruguay Singkirkan Amerika Serikat, Panama Melenggang ke Perempat Final
Bermain Imbang Lawan Meksiko, Ekuador Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
Timnas Indonesia U-16
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia: Penghiburan Medali Perunggu
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Link Siaran Langsung Vietnam vs Indonesia di Vidio: Perebutan Peringkat 3 AFF U-16 2024
Ini Penyebab Kekalahan Lawan Australia Menurut Pelatih
Timnas Indonesia Gagal Pertahankan Gelar Piala AFF U-16, Nova Arianto Tetap Beri Apresiasi
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Dapat Kartu Merah dan Kebobolan 5 Gol, Garuda Nusantara Gagal ke Final
Judi Online
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Menko PMK Pastikan Pelaku Judi Online Dihukum Berat dan Tak Dapat Bansos
Puan Minta MKD Buka Daftar Anggota DPR yang Diduga Terlibat Judi Online
Pilkada 2024
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
Survei: Elektabilitas Helldy Agustian Tertinggi di Pilwalkot Cilegon
KPU RI Resmi Terbitkan Peraturan Anyar soal Batasan Usia Kepala Daerah, Ini Isinya
Puan Sebut PDIP Pertimbangkan Kaesang Maju Pilkada Jateng
Hasto PDIP: Coklit Ini Penting Dalam Menjamin Hak Konstitusional Warga
TOPIK POPULER
Live Streaming
Pencadangan Data Pasca Serangan Ransomeware, Kesiapan atau Keterlambatan?
Populer
Sineas Gorontalo dan Maluku Merapat, Fesbul Buka Pendaftaran untuk Seleksi Lokus 6
BPS Catat Ada 3,85 Juta Penduduk Miskin di Jabar
Laughing Matryoshka sudah Tayang 28 Juni, Intrik Politik saat Pencarian Rahasia si Calon Perdana Menteri
Sinopsis The Scorpion King, Kisah Aksi Petualangan Dwayne Johnson
Siap Debut Solo, Lee Seung Hoon WINNER Siapkan Mini Album MY TYPE
Kenalkan 'Si Jelita', Inovasi yang Mudahkan Pustakawan Mengolah Data Besutan Orang Magelang
Gunung Marapi Turun Status dari Siaga Jadi Waspada
Mirip 'University War', Simak 5 Fakta Menarik Clash Of Champions
Liburan Sekolah, Ini 5 Spot Street Food di Kota Bandung yang Patut Dicoba
Euro 2024
Di Istanbul, Suporter Sambut Meriah Kemenangan Turki atas Austria
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
Bungkam Rumania 0-3, Belanda Raih Tiket Perempat Final Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Waspada Belanda, Turki Bikin Pelatih Austria Ralf Rangnick Menyesal Tak Bisa Lanjut di Euro 2024
Berita Terkini
KPK Sebut Korupsi di PT Pelni Rugikan Negara Rp9 Miliar
Rincian Biaya Admin BRI 2024 per Bulan, Simak Pula Bank Lainnya
IHSG Dibuka Perkasa, Sektor Saham Transportasi Menjulang Tinggi
Ribuan Buruh Mau Kepung Istana Negara, Minta PHK Sektor Tekstil hingga logistik Dihentikan
Haji Thoriq Jadi Meme di Mana-Mana, Thariq Halilintar Siapkan Umrah Gratis bagi Orang Terkreatif
Pekerja Tekstil yang Dipecat Tak Dapat Jaminan Kehilangan Pekerjaan, DPR Minta BPJS Telusuri
7 Khasiat Torpedo Sapi yang Jarang Diketahui, Tak Kalah dari Torpedo Kambing
3 Doa Pembuka Pintu Rezeki Secepat Kilat dan Pelunas Utang dari Imam Nawawi
iPhone 16 Pro Max akan Dilengkapi Baterai Berkapasitas Besar, Fans Apple Antusias!
Rekomendasi Set Top Box untuk TV Tabung Bersertifikat Kominfo, Simak Cara Memasangnya
Harga Emas Antam Turun Tipis Hari Ini, Cek Rinciannya
Zonasi Penjualan Rokok di RPP Kesehatan, Paguyuban Pedagang Madura: Bukti Pemerintah Tak Peka
Sempat Dikira Kambing, Korban Tewas Kebakaran SPBU di Pati Ternyata Sopir Espass
Kecelakaan Pesawat Jet Militer Subsonik Su-25 Georgia Saat Latihan, Pilot Tewas