, Jakarta - Stasiun televisi Inggris, BBC pada 1 April 1957 menayangkan seorang perempuan sedang memanen spageti di Ticimo, Swiss. Dengan teliti, si perempuan itu memetik setiap helai pasta itu dari pohon dan meletakkannya ke dalam baskom lalu mengeringkannya.
Mi asal Italia itu bisa langsung disantap. Atau yang menginginkan kelezatan ganda, bisa menambahkannya bumbu dan minyak zaitun.
"Bagi mereka yang menyukai makanan itu, spageti yang ditanam sendiri tak ada tandingannya," kata sang penyiar berita, Richard Dimbleby, seperti dikutip dari BBC.
Advertisement
Dimbleby menjelaskan, bahwa saat Maret tiba, spageti dalam kondisi kritis lantaran bunga es pada awal musim bisa merusak hasil panen para petani itu.
Baca Juga
Dia menambahkan, spageti bisa tumbuh dengan panjang yang sama berkat kerja keras para petani dari generasi ke generasi.
Spageti bisa tumbuh? Tentu saja itu tidak benar, meski dokumenter itu ditayangkan dalam program Panorama yang merupakan acara serius dalam stasiun berita Inggris itu.
Saat itu, spageti belum dikonsumsi secara luas oleh warga Inggris. Makanan itu pun masih menjadi hidangan eksotis yang nyatanya bisa menipu pemirsa saat itu.
Saking penasarannya mereka mencari tahu bagaimana caranya bisa mendapatkan bibit tanaman itu dan menumbuhkannya. Jawabannya, "Letakkan spageti kering di kaleng tomat dan berharap yang terbaik," demikian dikutip dari Mirror.
Sementara itu, mereka yang mengetahui tayangan itu hanya tipuan, mengkritik keras BBC. Maklum, program tersebut biasanya menayangkan berita faktual.
Tayangan panen spageti itu menjadi pemantik bagi media lain di seantero dunia untuk menayangkan April Mop, dengan gaya dan racikan yang berbeda dengan tujuan yang tak jauh berbeda: membuat jengkel.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini
Aksi itu membuat adiknya marah hingga mengaplok wajah kakaknya dan menangis.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Stoking Ajaib dari Swedia
![April Mop](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/ZxLkZMNkX2m6fJ9qXbLicc7ABsg=/0x147:1920x1229/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2766381/original/020666200_1554103604-fools-4076158_1920.jpg)
Melompat ke acara TV di Swedia. Pada 1962, negara itu hanya punya satu stasiun TV, SVT (Sveriges Television), yang ditonton dari layar hitam putih.
Lewat salah satu tayangan, diumumkan bahwa seorang ahli teknik Swedia, Kjell Stensson menemukan cara jitu mengubah layar hitam putih menjadi berwarna dengan seketika.
Kata Kjell mengatakan kepada pemirsa bahwa menutup layar TV dengan stoking nilon bisa membuat cahaya berpendar sedemikian rupa sehingga menampilkan warna-warna. Cukup siapkan gunting dan plester.
Lalu, cari sudut pandang yang pas agar warna terpampang jelas. Penjelasan disampaikan dengan melibatkan sains, hingga terdengar meyakinkan.
Ribuan pemirsa mengikuti tips itu, menggunting stoking dan menempelkannya pada layar. Tapi, keajaiban tak datang meski penonton sibuk memiringkan kepala, ke kanan lalu ke kiri, mencari posisi yang pas agar bisa menangkap warna. Mereka tak sadar kena tipu!
Sejumlah orang masih ingat adegan lucu saat orangtua mereka cepat-cepat mencari stoking untuk menutupi televisi, mereka sibuk memiringkan kepala setelahnya.
Empat tahun kemudian, saat April Mop 1966, SVT berusaha melakukan uji coba siaran berwarnanya. Tayangan televisi berwarna mulai di Swedia pada 1 April 1970.
Tayangan tipuan lainnya, juga dikabarkan BBC, adalah tampilan jam Big Ben akan diganti, dari menggunakan jarum ke digital pada 1 April 1980.
BBC Jepang juga mengabarkan jarum jam akan dilelang untuk 4 pendengar pertama yang mengontak pihak mereka. Salah satu yang kena tipu adalah pelaut Negeri Sakura, yang segera menelepon meski berada di tengah Samudera Atlantik.
Advertisement
Gunung Es
![Pariwisata Virus Corona](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/lg7yu9NfybMkBmO_Yxo9jgLwZZY=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3073780/original/027531500_1583910908-20200311-Wisata-Corona-5.jpg)
Dari stoking, kita beranjak ke negeri kanguru, Australia. Beredar kabar bahwa orang bisa melihat gunung es dari Sydney Harbour pada April 1978.
Petualang sekaligus pebisnis sukses Dick Smith, sesumbar akan menarik gunung es dari Antartika. Bongkahan besar itu akan dipecah jadi kubus-kubus kecil dan satunya dijual 10 sen.
Konon, es batu dari air murni Antartika itu akan meningkatkan rasa setiap minuman yang didinginkannya. Heboh pun terjadi, stasiun radio setempat ramai mengabarkan berita itu.
Hingga akhirnya hujan pun turun menguak fakta sebenarnya. Air yang turun dari langit mengikis es yang ternyata hanya busa pemadam kebakaran hingga menyisakan lembaran plastik putih yang dijadikan alasnya.
Kemudian, pada 1 April 1972, media di seluruh dunia mengumumkan temuan bangkai monster Loch Ness yang mengambang di air. Ternyata itu adalah gajah laut yang telah mati.
Media terkemuka Guardian tak ketinggalan melempar guyon. Pada 1977, mereka memublikasikan tentang San Serrife, negara kecil di Samudera Hindia yang terdiri dari sejumlah pulau hingga berbentuk mirip titik koma (semicolon). Dua pulau terbesarnya disebut Upper Caisse dan Lower Caisse.
Laporan dibuat meyakinkan, dilengkapi artikel sejarah, geografi, dan keseharian hidup warga di tengah pemandangan yang indah.
Akibatnya, telepon Guardian berdering sepanjang hari, para pembaca menuntut penjelasan tentang lokasi destinasi liburan yang terdengar sempurna itu.
Yang juga tak kalah heboh adalah, gambar mumi 'peri' sepanjang 8 inchi yang diunggah situs Lebanon Circle Magik Co. Akibatnya pada 1 April 2007, situs tersebut menerima puluhan ribu pengunjung dan ratusan e-mail.
Belakangan pemilik situs, Dan Baines mengaku itu adalah tipuan belaka. Meski telah berkata jujur, masih banyak orang yang menghubunginya, mereka menolak fakta bahwa peri itu nyatanya tak ada.
Sejarah April Mop
![Sejarah April Mop](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/2oDK0QwhV2QiV01dsSVQFKpIL88=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/840910/original/050526000_1427809257-april1.jpg)
Ada banyak versi tentang asal usul April Mop, yang juga dikenal sebagai April Fools’ Day atau All Fools’ Day. Warga Inggris mulai merayakannya pada 1 April 1700. Pada hari itu, orang-orang saling iseng, berbohong, atau melempar lelucon hingga tengah hari, tanpa harus merasa bersalah atau dipersalahkan.
Sejumlah sejarawan berspekulasi bahwa April Mop bisa ditelusuri pada 1582 ketika Prancis mengganti kalender, dari Julian menjadi Gregorian.
Pada Abad Pertengahan, tahun baru dirayakan pada tanggal 25 Maret di seluruh Eropa. Di sejumlah lokasi di Prancis, perayaannya bahkan hingga 1 April.
Setelah Raja Charles IX mengganti kalender, tahun baru dipindah jadi 1 Januari. Mereka yang tetap merayakan tahun baru di musim semi, atau lupa soal pergantian kalender itu dijuluki 'Poisson d'avril' atau 'April Fish' -- simbol orang yang gampang dikibuli.
Sejarawan juga mengaitkan April Mop dengan festival kuno seperti Hilaria -- yang dirayakan di Roma pada akhir Maret. Orang-orang yang datang diwajibkan memakai pakaian yang mengaburkan identitasnya.
Terkini Lainnya
Polisi Bekuk 6 Pencuri Toko Ponsel di Madiun
Bupati Ipuk Semangati Pasien Isolasi Covid-19 di Banyuwangi
Pemkot Tambah 2 Gedung di Asrama Haji Surabaya untuk Isolasi Covid-19
Saksikan Video Menarik Berikut Ini
Stoking Ajaib dari Swedia
Gunung Es
Sejarah April Mop
April Mop
BBC
Prank April
Prank April Mop
Spageti
Picture First
Copa America 2024
Bermain Imbang Lawan Meksiko, Ekuador Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Drama VAR, Ekuador Lolos ke Perempat Final Singkirkan Meksiko, Venezuela Hajar Jamaika
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024 Argentina vs Peru dan Kanada vs Cile: La Albiceleste Juara Grup, Les Rouges Dampingi ke Perempat Final
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Minggu 30 Juni di Indosiar dan Vidio
Timnas Indonesia U-16
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Garuda Nusantara Dilarang Takut
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Lupakan Euforia, Nova Arianto Minta Skuad Timnas U-16 Fokus di Semifinal Piala AFF U-16
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Pesta Gol, Garuda Nusantara Lolos ke Semifinal
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Sempat Tertinggal, Garuda Nusantara Unggul 4-1 di Babak Pertama
Dapatkan Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos, Sesaat Lagi Tayang di Indosiar dan Vidio
Judi Online
Heru Budi Telusuri Oknum ASN Pemprov Jakarta Terlibat Judi Online
Judi Online di Minahasa Selatan, 2 Wanita Ditangkap
Catatan IPW untuk Polri di HUT ke-78 Bhayangkara
Kominfo: Telegram Sudah Respons Penghapusan Judi Online Usai Diberi Surat Peringatan
Judi Online Berdampak Buruk bagi Keluarga, Bisa Menghancurkan Moral Lintas Generasi
Pilkada 2024
Sandiaga Tunggu Penugasan PPP untuk Maju Pilkada 2024
Heru Budi Respons Peluang Maju Pilkada Jakarta 2024: Saya ASN, Tidak Pengalaman di Bidang Politik
Tiga Menteri Jokowi Disiapkan PDIP Maju Pilkada 2024, Ini Daftarnya
Jokowi Effect Disebut Masih Ada di Pilkada 2024, PDIP Andalkan Ini
Pilkada 2024, PDIP Buka Peluang Kerja Sama dengan Gerindra sampai PKB
Bukan di Jakarta, Golkar Pastikan Ridwan Kamil Menang di Pilkada Jawa Barat
TOPIK POPULER
Populer
Bertabur Bintang, Intip Deretan Drakor Romantis Terbaru Netflix
Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina Terbaru per 1 Juli 2024
Ungkap Keperibadian Seseorang dengan Tulisan Tangan yang Rapi
Profil Taiki Matsuno, Pengisi Suara Karakter Laffitte One Piece Meninggal Dunia di Usia 56 Tahun
Catat, 6 Rekomendasi Kafe Menarik di Solo
Soal Sertipikat, AHY: Melindungi Masyarakat dari Praktik Mafia Tanah
Pegiat Sepak Bola Sebut Adi Saputra Sosok Visioner untuk Cawagub Sumut
Kuasa Hukum Ungkap Kejanggalan Penetapan Pegi Setiawan sebagai Tersangka
Simak Segudang Manfaat Kesehatan Jeruk Bagi Tubuh
Judi Online di Minahasa Selatan, 2 Wanita Ditangkap
Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Prancis vs Belgia: Les Bleus Jadi Ancaman Serius De Rode Duivels
Persiapan Portugal Jelang Hadapi Slovenia di Babak 16 Besar Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Slovenia: Andalkan Pilar Utama
Prancis Bersiap Hadapi Belgia di 16 Besar Euro 2024
Laga Dramatis, Inggris Berhasil Redam Slovakia 2-1
Berita Terkini
PDIP Siap Bentuk Poros Bareng PKB di Jakarta, Usung Andika Perkasa?
Sandiaga Tunggu Penugasan PPP untuk Maju Pilkada 2024
Sri Mulyani Minta Restu Pakai Dana Cadangan Buat Suntik PT KAI hingga Bank Tanah
Michael Bambang Hartono, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Pemilik Grup Djarum
Nonton Music Video Difki Khalif - Lamunan di Kota Itu di Vidio, Bawa Romansa dan Nostalgia
Neta S Station Wagon Segera Meluncur, Ketahuan Sedang Uji Coba Jalan
Heru Budi Telusuri Oknum ASN Pemprov Jakarta Terlibat Judi Online
Kuasa Hukum Ungkap Kejanggalan Penetapan Pegi Setiawan sebagai Tersangka
Ketegangan Israel-Hizbullah Meningkat, Arab Saudi Desak Warganya Tinggalkan Lebanon Sesegera Mungkin
Dua Korban Longsor di Blitar Ditemukan Meninggal Dunia, Satu Orang Lagi Masih Pencarian
Kenali Penyebab Kulit Leher Hitam dan Cara Mengatasinya
15 Atlet Terkaya di Dunia 2024, Messi dan Ronaldo Nomor Berapa?
Tingkat Kemiskinan di Kota Lebih Tinggi Dibanding Sebelum Pandemi
Sinyal Restrukturisasi Kredit Covid-19 Diperpanjang, Simak Deretan Saham Menarik Pekan Ini 1-5 Juli 2024