, Bandung - Perempuan mendominasi perebutan kursi bupati di Kabupaten Bandung. Dari 3 kandidat bupati, 2 di antaranya perempuan, Kurnia Agustina dan Yena Iskandar Masoem. Namun, gelanggang Pilkada dinilai masih pelik bagi perempuan.
Hitungan sementara, mereka tertinggal suara. Menurut pengamat, ada beberapa faktor. Salah satunya, persepsi yang menyepelekan peran perempuan. Persoalan gender ini menjadi ganjalan khusus bagi kontestan perempuan. Dalam sejarahnya, situasi demikian dimungkinkan terkondisi sejak lama.
Diketahui, tiga paslon yang berkontestasi di Pilkada Kabupaten Bandung adalah Kurnia Agustina-Usman Sayogi, Yena Iskandar Masoem-Atep dan Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan.
Advertisement
Baca Juga
Dalam riwayatnya, Pilkada Kabupaten Bandung terpantau miskin keterlibatan perempuan. Dari sekitar 31 kandidat yang pernah berkontestasi di ajang Pilkada Kabupaten Bandung sejak 2005 lalu, Kurnia dan Yena adalah perempuan pertama yang mencalonkan diri dalam ajang demokrasi itu.
Pada 2005, hanya ada dua paslon, Obar Sobarna-Yadi Srimulyadi melawan Sa'dudin-Ridho Budiman Utama. Hasilnya, Obar-Yadi menang. Diketahui, Obar adalah petahana yang sejak tahun 2000 menjabat bupati.
Pada 2010, adalah tahun dengan peserta terbanyak, ada 8 paslon yang bertarung. Adalah Marwan Efendi-Asep Nurjaman, Atori Herdianajaya-Dadi Gyardanijiwapraja, Tatang Wiraatmadja-Ujang Sutisna, Deding Ishak-Siswanda.
Selanjunya, Yadi Srimulyadi-Rusna Kosasih, Asep Soleh-Dayat Somantri, Dadang Nasser-Deden Rumaji, Ridho Budiman Utama-Dadang Rusdiana. Pemilihan ini dimenangkan oleh Dadang Nasser-Deden Rumaji.
Pada 2015, ada tiga paslon. Sofyan Yahya-Agus Yasmin, Dadang Nasser-Gungun Gunawan dan Deki Fajar-Dony Mulyana Kurnia. Kembali, Dadang melenggang mempertahankan tampuk kekuasaan.
Maka, dari tahun 2000-2020 panggung politik bupati di Kabupaten Bandung hanya menjadi ajang tempur laki-laki.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Riwayat Kepemimpinan Kabupaten Bandung Sejak 1846
Berdasarkan arsip 'Bupati Bandung dari Masa ke Masa' yang dimuat pada laman resmi Pemerintah Kabupaten Bandung, 7 Februari 2012, belum ada satupun perempuan yang menjabat Bupati Bandung dalam kurun lebih dari seabad.
Selama 174 tahun, dari 1846 hingga 2020, semua tampang bupati yang terpajang dalam arsip itu seluruhnya laki-laki. Sejak kepemimpinan Raden Wiranatakusumah IV sampai Dadang Nasser, tampuk kepemimpinan bergilir ke 16 lelaki yang didominasi kalangan bangsawan dan militer.
Sebelum kemerdekaan (1846-1945), para bupati adalah laki-laki berdarah biru. Kekuasaan berpindah dari satu raden ke raden lainnya, mulai dari Raden Wiranatakusumah IV sampai Raden Tumenggung Male Wiranatakusumah.
Memasuki kemerdekaan, tradisi itu tak pupus sama sekali. Selain status sosial bangsawan, para bupati kini berpangkat militer. Letkol R. Memed Ardiwilaga (1960-1967) adalah Bupati Bandung pertama dari kalangan angkatan bersenjata.
Setelahnya, secara bergantian jabatan berestafet kepada orang-orang militer lainnya, Kol Inf Masturi (1967-1969), Letkol Lily Sumantri (1969-1980), Kol Inf Sani Lupias Abdurrahman (1980-1985), Kol Inf D. Cherman (1985-1990), Kol Hatta Djatipermana (1990-2000).
Terakhir, Obar Sobarna (2000-2010). Obar masuk Akademi Militer tahun 1968, menjadi Anggota ABRI/TNI aktif hingga 1994. Diketahui, ia merupakan mertua Bupati Bandung saat ini, Dadang Nasser.
Sementara, Dadang bukan dari kalangan militer. Sebagai politisi, Dadang sempat menjabat Anggota DPRD Jawa Barat, setelahnya kemudian Dadang didapuk menjadi Bupati Bandung selama dua periode (2010-2020).
Dalam riwayat peralihan jabatan Bupati Bandung tersebut, baik dari kalangan bangsawan, militer maupun politikus, sosok perempuan absen sama sekali, tak pernah ambil bagian.
Advertisement
Persepsi Perempuan di Pilkada Kabupaten Bandung
Tak heran, ketika Kurnia dan Yena mencalonkan diri menjadi Bupati Bandung, sebagian publik menunggu apakah mereka sanggup mencatatkan sejarah baru menjadi bupati perempuan pertama di Kabupaten Bandung.
Namun, berdasarkan versi hitung cepat Lembaga Survei Indonesia (LSI), Rabu, 9 Desember 2020, keduanya kini tertinggal suara. Dadang-Sahrul meraih suara terbanyak 56,53 persen, Nia-Usman 30,77 persen, sementara Yena-Atep hanya mendulang 12,70 persen.
Versi lain juga menampilkan torehan yang tak jauh beda. Menurut hitungan sementara Sistem Informasi Perhitungan Suara (Situng) KPU, dua paslon itu masih kalah perolehan.
Di akses dari situs resmi KPU, Sabtu, 12 Desember 2020, pukul 14.30 WIB, Dadang-Sahrul meraup 55,1 persen (375.027 suara), Nia-Usman 31,3 persen (213.928 suara), dan Yena-Atep 13,6 persen (92.960 suara).
Perolehan tersebut memang bukan hasil akhir, baru 40,81 persen yang masuk. Suara yang dihimpun hanya dari 2.805 TPS, sementara total TPS di Kabupaten Bandung berjumlah 6.874 TPS.
Pengamat politik Universitas Parahyangan Bandung, Asep Warlan menyampaikan, terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi perolehan suara di Pilkada Kabupaten Bandung, di antaranya kejenuhan akan politik dinasti, popularitas kandidat dan komposisi partai politik, dan persepsi terhadap perempuan.
Warlan berasumsi, persepsi yang meremehkan perempuan masih subur di kalangan pemilih Pilkada Kabupaten Bandung. Kendati persoalan tersebut bukan hal tunggal yang menentukan dulangan suara, persepsi kultural semacam itu tak bisa diabaikan dalam kotretan politik.
"Jika ada laki-laki yang baik mengapa mesti perempuan. Ada persepsi agama, keyakinan seperti itu," kata Warlan kepada , Jumat (11/12/2020).
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah memiliki pendapat yang sama. Menurut Dedi, ada dominasi tinggi dari pemilih tradisional di Kabupaten Bandung yang tidak menghendaki kepemimpinan perempuan. Alhasil, paslon laki-laki diuntungkan.
"Dadang-Sahrul terimbas pilihan tersebut sebagai satu-satunya kandidat laki-laki," lanjutnya.
Budaya Patriaki di Kabupaten Bandung
Dosen Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sekaligus peneliti di Pusat Riset Gender dan Anak Unpad, Antik Bintari mencermati, persepsi pelemahan terhadap perempuan sangat mungkin dijadikan alat politik. Menurutnya, ujung pangkal dari persepsi demikian adalah budaya patriarki. Dalam budaya itu, lelaki selalu nomor wahid.
"Hulunya adalah budaya patriarki, menempatkan laki-laki itu lebih baik dan di atas segalanya, kemudian menjadi lebih penting dalam berbagai posisi struktural," katanya.
Antik menyampaikan, persepsi dan konstruksi sosial budaya yang menempatkan perempuan hanya layak berada di ranah domestik itu masih terawat. Karenanya, jangankan masuk dunia politik, ketika perempuan masuk ke wilayah publik pun masih kerap memancing perdebatan.
"Budaya patriaki itu sangat mengakar. Secara basis agama, perempuan itu dianggap bukan pemimpin atau secara kultur perempuan dinggap cuma layak di dapur saja. Perempuan hanya warga kelas dua," katanya.
Persepsi yang menyepelekan peran perempuan itu saling bertaut Dengan sejarah panjang pemindahan kekuasaan di Kabupaten Bandung yang hanya berpusar di tangan laki-laki. Masyarakat akhirnya diandaikan lebih terbiasa dipimpin oleh sosok laki-laki.
Budaya patriarki, kata Antik, setidaknya akan melahirkan ketimpangan dalam empat hal, akses, partisipasi, manfaat dan kontrol. Tak hanya dalam lingkup politik, tapi semua aspek pembangunan. Dengan demikian, itu menjadi batasan terhadap ruang gerak perempuan, akhirnya perempuan bisa kecolongan start dari laki.
"Dalam konteks kultur patriaki, Jabar termasuk provinsi yang menurut saya nilai-nilai itu masih tinggi. Jelas ini dimanfaatkan sekali. Artinya belum ada kesetaraan gender," ungkapnya.
Advertisement
Apresiasi Peserta Pilkada Perempuan
"Menurut saya, dua orang ini maju juga merupakan pendobrakan terhadap sebuah kultur. Jadi kalau lihat prosesnya mereka berani, terlepas mereka anak siapa, istri siapa," katanya.
Dalam masyarakat yang masih tumbuh dalam budaya patriarki, kata Aktik, pihak perempuan terkodisikan memiliki beban lebih. Untuk itu, Antik lebih memilih mengapresiasi keterlibatan mereka sebagai perempuan di Pilkada Kabupaten Bandung.
"Memang pendobrakan kultur, pendobrakan persepsi, itu tidak mudah," katanya.
"Mungkin masyarakat sudah terbiasa bahwa pemimpin kita itu lelaki, berbasis pada sejarah, ideologis, dan konstruksi sosial," katanya.
Tapi di lain pihak, Antik tetap melihat titik cerah. Dalam ruang demokrasi, ruang politik itu harus selalu terbuka untuk siapapun, laki-laki dan perempuan sepatutnya memiliki derajat yang sama. Secara fair dan setara, mereka layak berkontestasi. Politik itu, kata Antik, bukan hanya laki-laki.
"Tidak peduli kalah menang, bagi saya mereka sudah memenangkan sebuah pendobrakan atas sebuah nilai, kultur. Kemenangan dalam konteks lain," tutup Antik.
Terkini Lainnya
Perkenalkan Plong, Aplikasi Antidepresi Inovasi Pelajar SMAN 1 Bandung
Antisipasi Banjir, Pemprov Jabar Bangun Kolam Retensi di Baleendah Bandung
Quick Count Pilkada Kabupaten Bandung: Dadang-Sahrul Gunawan Paling Unggul
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Riwayat Kepemimpinan Kabupaten Bandung Sejak 1846
Persepsi Perempuan di Pilkada Kabupaten Bandung
Budaya Patriaki di Kabupaten Bandung
Apresiasi Peserta Pilkada Perempuan
Kabupaten Bandung
Pilkada Kabupaten Bandung
perempuan
Patriaki
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Copa America 2024: Laga Brasil Melawan Kolombia Berakhir Tanpa Pemenang
Hasil Copa America 2024: Kolombia Jadi Juara Grup Usai Tahan Imbang Brasil, Kosta Rika Tekuk Paraguay
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Timnas Indonesia U-16
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Timnas U-16 Indonesia Vs Vietnam: Nova Arianto Yakin Garuda Muda Bisa Bangkit
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Rabu 3 Juli Pukul 15.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Judi Online
Muhammadiyah: Judi Online Harus Diberantas
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Pilkada 2024
PDIP: Mantan Panglima TNI Andika Perkasa Lebih Cocok Jadi Bakal Cagub daripada Wagub di Pilkada Jakarta 2024
Pilkada 2024, Burhanuddin Didukung Maju Jadi Cabup Bombana
PKPU soal Syarat Eks Napi Koruptor Maju Pilkada Harus dengan Catatan
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
Survei: Elektabilitas Helldy Agustian Tertinggi di Pilwalkot Cilegon
TOPIK POPULER
Populer
Perjuangan Pustakawan Hery Ciptakan Inovasi Bangun Minat Baca di Parepare
Geger Penemuan Benda Diduga Granat di Jambi
Catat, 6 Kuliner Nikmat Restoran Sunda di Bandung
Siapa Brain Cipher, Peretas yang Klaim Jadi Pembobol PDNS 2?
Bupati Bandung Bertemu Ipar Raffi Ahmad, Ada Kerja Sama Politik?
Kembali Digelar, Alternativa Film Project Ajak Sineas Muda Indonesia Berkompetisi
Warung Dekat Markas Polisi di Bone Bolango Bebas Jualan Miras, Ada Beking Oknum?
Sineas Gorontalo dan Maluku Merapat, Fesbul Buka Pendaftaran untuk Seleksi Lokus 6
Tenang Harap Bersabar, Anime Kaiju No. 8 Umumkan Game Pertamanya
Euro 2024
Daftar Tim 8 Besar Euro 2024 Beserta Ranking Masing-masing, Cek di Sini
Di Istanbul, Suporter Sambut Meriah Kemenangan Turki atas Austria
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
Bungkam Rumania 0-3, Belanda Raih Tiket Perempat Final Euro 2024
Berita Terkini
Objek Pertama yang Dilihat di Ilusi Optik Ini Ungkap Keinginan Terdalammu
Cek Fakta: Hoaks Foto Vladimir Putin dan Kim Jong-un Angkat Gelas Bir di Klub Malam
SKK Migas Bidik 133 Proyek Non PSN pada 2029, Segini Nilainya
Mobil Innova dan Harganya, Jadi Terlaris Nomor 2 di Indonesia pada April 2024
Kasus Dugaan Penipuan Like Video YouTube, Polisi Buru 2 Orang di Luar Negeri
115 Penerbangan Jet Komersial Korea Selatan Terganggu Balon Sampah Korut, 10.000 Penumpang Pesawat Terdampak
Saksikan Mega Series Magic 5, di Indosiar Rabu 3 Juli 2024, via Live Streaming Pukul 17.30 WIB
Kemenag: 81 Ribu Lebih Jemaah Haji Tiba di Tanah Air
Firli Bahuri Tersandung Kasus Lagi, Polda Metro Usut soal Larangan Pimpinan KPK Bertemu Pihak Berperkara
PKB Yakin Sandiaga Sangat Siap Lawan Ridwan Kamil di Pilkada Jawa Barat
Pakai Baterai Lokal, Intip Keunggulan Mobil Listrik Hyundai Kona Electric
MIND ID Genggam Saham Mayoritas Vale Indonesia, Dapat Hak Beli Bijih Nikel Mulai 2026
Prudential Akui Lebih dari 2,5 Juta Data Nasabah dan Karyawan Disusupi Hacker
Incar Blok Migas Baru, Pertamina Internasional EP Buka Kantor Cabang di Dubai
Media Italia Bikin Heboh Bursa Transfer, Sebut Manchester United Bakal Tukar Rasmus Hojlund demi Victor Osimhen