, Purbalingga - Malam merangkak naik dan dingin kabut tipis pelan menusuk kulit di Desa Kramat, Kecamatan Karangmoncol, Purbalingga, Jawa Tengah, akhir Februari 2020. Ratusan orang tak surut semangatnya duduk melingkar bersanding kopi panas, singkong, dan kacang rebus di tengah hutan alam.
Mereka yang mayoritas anggota pecinta alam mendiskusikan upaya konservasi di benteng terakhir hutan alam Purbalingga, Jawa Tengah. Benteng terakhir itu ialah kawasan perbukitan Siregol di wilayah Desa Sirau – Kramat, Kecamatan Karangmoncol, dan Desa Langkap, Kecamatan Kertanegara.
Diskusi tersebut merupakan rangkaian acara kegiatan Rehabilitasi Hutan Lindung (RHL) Kawasan Siregol dengan penanaman 2.000 pohon pada Minggu, 1 Maret 2020. Salah satu pembicara dalam diskusi tersebut, Gunanto Eko Saputro, menyatakan bahwa keanekaragaman hayati di Hutan Siregol cukup tinggi.
Advertisement
Baca Juga
Menurutnya, minimal ada tiga satwa langka yang masih terlacak jejak keberadaaanya di Hutan Siregol, yaitu, Elang Jawa (Nizaetus bartelsii), Owa Jawa (Hylobates moloch) dan Macan Tutul (Panthera pardus). Satwa tersebut merupakan satwa langka dengan status terancam punah.
"Ini menandakan kawasan Hutan Siregol memiliki nilai penting dalam konservasi tidak hanya di Purbalingga tapi di level nasional bahkan dunia sehingga harus kita jaga bersama," kata Gunanto, aktivis Perhimpunan Pegiat Alam Ganesha Muda (PPA Gasda).
Elang Jawa yang menginspirasi lambang negara Burung Garuda, masih sering terlihat di langit Siregol. Macan Tutul kemunculanya terekam video dan menghebohkan jagat media sosial beberapa waktu lalu.
Sementara Owa masih banyak terlihat bermain dari pohon ke pohon bahkan sampai ke perbatasan dengan jalan raya. Selain satwa langka tersebut, Rimba Siregol juga kaya akan keanekagaraman hayati lainnya.
Penelitian Kelompok Studi Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas Atmajaya Yogyakarta menemukan ada minimal 8 spesies gastropoda, 11 spesies odonata (capung), 7 jenis amfibi (katak), 10 jenis anggrek dan 30 spesies aves/burung.
“Ini baru penelitian awal dan hanya beberapa point yang diteliti, sangat perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kekayaan keanekaragaman hayati di Rimba Siregol," ujar Gunanto.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Sigotak: Narasi Konservasi
![Ribuan anggota pecinta alam di Purbalingga turun melakukan penanaman 2000 pohon di Perbukitan Siregol. (Foto: /Galoeh Widura)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/LISaw_wOAWbD6KxBdUSLu9eyZ3g=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3070498/original/076889400_1583528735-HUTAN_SIREGOL_2-galuh.jpg)
Gunanto menyampaikan, ancaman terhadap kelestarian alam Hutan Siregol cukup nyata. Penyebabnya adalah potensi penebangan liar, perambahan hutan, perburuan liar, serta pengembangan wisata yang kurang memperhatikan keselarasan dengan alam. Oleh karena itu, dibutuhkan kerjasama berbagai pihak untuk bersama-sama melestarikan benteng terakhir hutan alam di Purbalingga itu.
Masyarakat setempat sudah mulai sadar akan pelestarian lingkungan. Pemuda-pemuda di Desa Kramat membentuk sebuah perkumpulan bernama "Sigotak (Siregol Argo Butak) : Narasi Konservasi" yang bergerak di bidang pelestarian dan pendidikan lingkungan.
"Kami ingin hutan yang ada di desa kami lestari dan dapat diwarisi anak cucu kita," ujar Maryono, salah satu pegiat Sigotak.
Menurut tokoh masyarakat Desa Kramat itu, Sigotak yang baru berdiri 3 tahun menginginkan Hutan Siregol bisa memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya tanpa mengesampingkan upaya pelestarian.
"Kami sangat mendukung upaya pelestarian dan pendidikan alam di Siregol," katanya.
Panitia Kegiatan RHL, Rizky Khoirudin menegaskan kelangsungan hidup satwa di Siregol memang terancam ulah tangan manusia. Wilayah jelajah mereka lambat laun menyempit karena ekspansi pengolahan lahan.
Seperti video macan kumbang yang baru-baru ini viral, terlihat berada di tepi jalan raya Kramat-Sirau. Keluarganyalah, Suli Usman warga Desa Sirau yang merekam saat melintasi jalan tersebut sekitar dua tahun silam.
"Kemunculan macan menandakan habitat dan sumber makanannya terganggu. Lebih takutnya lagi, paska viral ada tangan nakal yang berusaha memburunya," kata anggota Pecinta Alam SMK NU Maa'rif Bobotsari (Pamabos) itu.
Advertisement
Penanaman 2.000 Pohon
![Ribuan anggota pecinta alam di Purbalingga turun melakukan penanaman 2000 pohon di Perbukitan Siregol. (Foto: /Galoeh Widura)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/veTmDtJGuCyzKzKfbxsVx0bN4aI=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3070499/original/087287700_1583528735-HUTAN_SIREGOL_3-galuh.jpg)
Rizky yang juga warga Sirau kerap menyaksikan keluarga Owa Jawa bergelayut di pohon tak jauh dari jalan raya. Karena itu, aktivitas yang melibatkan banyak masa di sekitar siregol menurutnya harus diminimalkan.
"Pengembangan wisata masal misalnya, dengan aset lingkungan alam yang masih heterogen justru kontraproduktif dengan kelestarian alam itu sendiri karena sifatnya yang fragile (rapuh), sulit kembali seperti sedia kala jika sudah rusak," katanya.
Kegiatan RHL ini, menurut Rizky sebagai salah satu upaya kolaboratif dari masyarakat Pegiat Alam, Perhutani KPH Banyumas Timur, Karang Taruna, RAPI, Ormas, masyarakat sekitar, Pemerintah Desa, Kecamatan, dan Kedinasan untuk mendukung keberlangsungan satwa liar dan keheterogenan hutan Siregol.
Sementara itu, pihak Perum Perhutani juga tak tinggal diam. Berbagai upaya untuk menjaga fungsi dan kelestarian hutan lindung yang ada di wilayahnya itu terus dilakukan, salah satunya dengan program rehabilitasi hutan lindung.
"Tahun 2019 kita melakukan penghijauan seluas lebih dari 1800 hektar hutan di area hutan yang ada di wilayah KPH Banyumas Timur," ujar Sugito, Manajer Bisnis KPH Banyumas Timur.
Untuk itu, Perhutani mendukung penuh kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kawasan Siregol. Pada kesepatan tersebut, perusahaan plat merah yang bertanggungjawab atas pengelolaan hutan produksi di jawa itu menyediakan 2.000 bibit tanaman seperti ketapang, trembesi, aren, mahoni dan pucuk merah.
Acara yang bertemakan 'Melestarikan Alam, Merajut Kebersamaan' itu diikuti oleh ribuan pecinta alam. Meski banyak yang tidak ikut diskusi pada Sabtu malam, kekompakan ribuan pecinta alam tampak saat penanaman pohon pada Minggu pagi.
Wakil Kepala Administrator KPH Banyumas Timur, Rahmat Wijaya mengatakan kegiatan juga bertujuan mendidik generasi muda pencinta alam untuk melestarikan hutan dan sumber daya alam yang ada didalamnya. Apa yang dilakukan hari ini tidak serta merta bisa dinikmati sekarang. Tanaman akan tumbuh berkembang dikemudian hari dan baru akan berfungsi 10-20 tahun kedepan sebagai penyangga kehidupan.
" Gerakan reboisasi harus kita gaung kepada semua lapisan masyarakat terutama generasi muda karena hutan mempunyai fungsi sebagai penyangga kehidupan satwa dan kehidupan lainnya . Serta kehidupan masyarakat baik dihulu maupun dihilir termasuk di bawah aliran sungai," katanya.
Simak video pilihan berikut ini:
Detik-Detik Macan Tutul Tertangkap Kamera di Hutan Siregol Purbalingga
Terkini Lainnya
Solusi Hadapi Kebakaran Hutan dan Bencana Alam, Ini Tanaman Tahan Api dan Tahan Air
Kisah Guru Berbayar Ketela di Sekolah Alam Pinggir Hutan Banyumas
Cegah Bencana Alam, Hutan Pinus Sewu Ditanami Seribu Jenis Pohon Buah
Sigotak: Narasi Konservasi
Penanaman 2.000 Pohon
Hutan Lindung
Hutan Siregol
Satwa Langka
Purbalingga
Salam Pagi Indonesia
Rekomendasi
Sederet Wisata Air Terjun Populer di Lampung yang Wajib Dikunjungi, Recomended Banget
Copa America 2024
Brasil Bersiap Hadapi Uruguay di Perempat Final Copa America 2024
Bungkam Venezuela Lewat Adu Penalti, Kanada Tantang Argentina di Semifinal Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024: Diwarnai Drama Adu Penalti, Kanada Kalahkan Venezuela dan Tantang Argentina di Semifinal
Jadwal Link Siaran Langsung Copa America 2024 Venezuela vs Kanada, Sabtu 6 Juli di Vidio
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Pengamat Prediksi Demokrat Usung Calon Eksternal Ketimbang Kader di Pilgub Banten
Jelang Pilkada 2024, Diskominfo Kepulauan Babel Awasi Konten Hoaks di Ruang Digital
Dedikasi Layani Rakyat, Eman Suherman Disebut Raih Dukungan Kuat Parpol Maju Pilbup Majalengka
Jadwal Pilkada 2024 Serentak di Indonesia, Lengkap Daftar Provinsi dan Cara Cek DPT
Pastikan Hak Politik Penyandang Disabilitas Terjamin di Pilkada 2024, KPU DKI Jakarta Mutakhirkan Data Pemilih
Infografis Bursa Bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur di Pilgub Sumut 2024
TOPIK POPULER
Populer
Deretan Final Lineup Member izna, Grup Kpop Jebolan I-LAND 2
Sinopsis 'Sekawan Limo', Film Horor Komedi Bayu Skak dan Nadya Arina
5 Fakta Menarik 'Pemukiman Setan', Film Horor Maudy Effrosina Tayang di Netflix
Membanggakan, Yenny Santoso Runner-Up 1 Mrs Globe di California Amerika Serikat
Mengenal Bubur Ayam Mang H Oyo, Kuliner Legendaris di Bandung
Kisah Gias, Bocah Cilik yang Dipaksa Berjualan Demi Lunasi Utang Orang Tua
J-Site Diluncurkan, Mengenal Platform Pengembang Situs Web Perangkat Daerah Jabar
Pemprov Jabar Luncurkan Program TSA Game Fest
Catat, 6 Tempat Wisata di Bandung yang Pernah Jadi Lokasi Syuting
Antisipasi Peningkatan Jumlah Penumpang di Tahun Baru Islam, PT KA Bandung Operasikan KA Lodaya Tambahan
Euro 2024
Link Live Steaming Euro 2024 Inggris vs Swiss, Sabtu 6 Juli Pukul 23.00 WIB: Ada Kejutan Lagi?
Jamal Musiala Puji Permainan Lamine Yamal, Spanyol Permalukan Jerman 2-1 di Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Belanda vs Turki: Misi Oranje Menghindari Kejutan
Keriuhan Suporter Prancis Sambut Kemenangan Les Bleus atas Portugal
Akhir Tragis Karier Toni Kroos Bersama Timnas Jerman
Prediksi Euro 2024 Inggris vs Swiss: 3 Singa Terancam Kuda Hitam
Berita Terkini
Studi Ungkap Pola Makan di Usia 40-an Tentukan Kesehatan Saat Usia Lanjut
Ini Dia Para Pemenang AIA Healthiest School
Apple Hapus 25 Aplikasi VPN di App Store Rusia
Hari Ciuman Internasional dengan Budaya Uniknya di Tiap Negara dari Prancis hingga Ghana
Link Live Steaming Euro 2024 Inggris vs Swiss, Sabtu 6 Juli Pukul 23.00 WIB: Ada Kejutan Lagi?
48 RT di Jakarta Terendam Banjir Sore Ini, Ketinggian Air Capai 75 Cm
Son Ye Jin Nikmati Hidup Jadi Emak-Emak: Anakku Makannya Lahap Saja Aku Bahagia Banget
J-Site Diluncurkan, Mengenal Platform Pengembang Situs Web Perangkat Daerah Jabar
Krisis Iklim di Depan Mata, Mahasiswa UGM Salut dengan Program Menanam Pohon Pemprov Sulbar
Keir Starmer Jadi PM Inggris Baru, Segini Nilai Kekayaannya
Diguyur Hujan Sejak Pagi, Jalan Ciledug Raya Tergenang Air hingga 50 Sentimeter
Tebing Tol JORR Longsor, Akses Jalan Ditargetkan Kembali Normal Malam Ini
Inovasi Material Berpori Penyimpan Gas Rumah Kaca, Lebih Cepat dari Kerja Pohon
Niat dan Tata Cara Sholat Tahajud di Bulan Muharram 2024 Lengkap Doanya
Doa Akhir Tahun, Bacaan Arab dan Latin Beserta Artinya yang Bisa Kamu Baca Serta Amalannya