, Aceh - Prima facie, memasuki mulut lorong itu akan terlihat tulisan "Art KKB", "Nyak Diwan" serta "Art & Culture", dalam fon yang lebih kecil. Tulisan tersebut menampang di dinding kanan sebuah ruko bersama garis-garis hitam yang meliuk, membentuk pola satiris, manifesto buah pikir si pemegang kuas.
Mural-mural serupa terdapat hampir di semua bidang yang dapat ditemui di rumah yang ada di ujung lorong pinggiran Jalan Cut Nyak Dien, Kota Banda Aceh. Rata-rata mural di tempat itu beraliran dada dan kubis, serta surealis.
Sejumlah pemuda sore itu, Sabtu (11/1/2019), memilih berkumpul di pekarangan rumah yang diapit rumah toko dan balai milik Pemerintah Aceh. Orang-orang menyebutnya "Bivak Emperom", pangkalan para seniman yang tergabung dalam Komunitas Kanot Bu.
Advertisement
Baca Juga
Saat itu sedang ada diskusi, sebagai pembekalan pengaryaan yang akan digelar keesokan harinya. 'SakaratusSchool', demikian tajuk yang diangkat dalam diskusi tersebut, merujuk institusi pendidikan yang dinilai telah menggali kuburannya sendiri.
Para seniman ini mengklaim institusi pendidikan ada sekadar untuk status quo belaka, selaku institusi yang melembaga sejak baheula, namun, gagal berdiri sebagai wadah bagi praktik pembebasan. Bahkan berperan dalam memperpanjang siklus "penindasan."
merangkum pernyataan ketiga pembicara dalam diskusi yang dimoderatori oleh guru bernama Fatma Susanti. Fatma sendiri pernah diajak berdiskusi oleh menteri pendidikan pada 2015 karena soal ujian tak lazim yang pernah dibuatnya viral.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Belajar dengan Cengengesan
![Diskusi di Komunitas Kanot Bu (/Rino Abonita)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/UhIR4HDF6hNN2wW1oK6krWkJCZM=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3019396/original/086693200_1578808111-IMG_20200111_173219_compress3.jpg)
Lelaki gondrong yang dipanggil Dedy Besi itu sesungguhnya seorang arkeolog dan mantan anak punk di masa mudanya. Penabalan kata "besi" merujuk pada pernak-pernak seperti paku atau aksesoris liyan yang melekat di baju, identitas seorang punkers yang dulu sering dipakainya.
Bagi Dedy, jika pendidikan adalah seni, mestinya ia seperti lukisan manusia prasejarah yang ada di gua-gua, bertahan sepanjang masa, kendati dibuat di waktu dan tempat seperti itu.
"Pendidikan harus punya dampak yang tak pernah mati," ia menegaskan.
Namun, bersebab metode pembelajaran yang salah, posisi peserta didik saat ini tak ubah reseptor yang naif jika tidak disebut "benda mati." Dari sinilah siklus yang korup itu dimulai.
"Institusi pendidikan membuat orang-orang jadi pintar. Kepintaran tidak selalu berbanding lurus dengan hal-hal baik yang kita inginkan," kata pembicara selanjutnya, Aulianda Wafisa, juga mantan punkers yang kini bergabung dalam band metal "Delirium" di samping jadi pegiat di YLBHI-LBH Banda Aceh.
Ia berharap institusi pendidikan kelak jadi ruang yang merdeka. Sebuah ruang yang bebas dari segala determinisme dogma yang sekadar meletakkan murid sebagai "botol kosong" sehingga perlu dicekcoki pelbagai doktrin "prestasi", sementara, nilai-nilai liyan seperti kemanusiaan dikesampingkan.
"Agar dipandang lebih oleh orang lain, oleh orang yang tidak berpendidikan."
Menurut Aulianda, intensi-intensi semacam itu telah mendorong orang berlomba-lomba mengejar titel akademis yang prestisius belaka, namun, teralienasi dari pelbagai masalah sosial. Dengan kalimat liyan, institusi pendidikan tidak lagi mencetak manusia-manusia sensitif tapi para hipokrit.
Di antara ketiga pembicara, hanya Idrus yang tak gondrong dan pernah menjadi guru abdi. Sebagai guru, perupa bernama pena Marxause menerapkan metode belajar yang berbeda.
Idrus mengizinkan murid-muridnya membawa mainan dan boleh memainkannya pada jam-jam menjelang pulang sekolah. Ia juga pernah memukul rata nilai mata pelajaran di rapor murid-muridnya karena merasa muak dengan sistem nilai yang menurutnya tidak adil dan hanya melahirkan sekat serta pribadi-pribadi yang semakin tidak percaya diri.
"Standarnya (jangan, red) harus yang bikin mereka tidak stres," kata Idrus.
Advertisement
Freirean
![Tutup tangki air fiber di Komunitas Kanot Bu (/Rino Abonita)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/zy7aezA4-6oxdxZjRGk22Vna_RI=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3019397/original/001255000_1578808112-IMG_20200111_165845_compress99.jpg)
Apa yang diuraikan oleh ketiga pembicara tentunya tak apokromatik. Siapa saja boleh mencecar pernyataan-pernyataan tersebut, tapi, orang-orang kritis ini nyatanya tak sendiri, Paulo Freire bersama mereka.
Salah satu tokoh pendidikan Brazil yang diakui karena kontribusinya di dunia pendidikan dengan karya adiluhung "Pedagogy of the Opressed" itu menekankan pendekatan kultural dan proses dialogis dalam metode belajar mengajar.
Idealnya, pendidikan tidak menempatkan peserta didik sebagai objek investasi dan sumber deposito potensial. Sementara, guru bersulih jadi depositor dan investor, perwakilan lembaga kemasyarakatan yang berkuasa, di mana depositonya tak liyan ialah ilmu pengetahuan itu sendiri.
Dalam kacamata freire, pendidikan yang disebutnya berkonsep "bank" hanya bertugas mereproduksi ideologi kelas dominan sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan. Apa lacur, murid bak ”bejana kosong” yang akan diisi pelbagai pengetahuan sebagai sarana tabungan atau penanaman modal ilmu pengetahuan.
"Guru adalah subjek aktif, murid sebaliknya." Sebagai objek pasif, murid harus menjadi penurut, bertugas sebagai mesin penghapal.
Kondisi ini telah melahirkan orang-orang yang tidak lagi sadar akan realitas yang ada di sekelilingnya. Pada taraf tertentu, terciptalah dehumanisasi pendidikan, sehingga, pendidikan tak lebih dari menjadi usaha sadar sistematis yang melanggengkan hegemoni kelompok sosial tertentu atas kelompok sosial liyan.
Institusi pendidikan yogianya memakai metode pendekatan kultural dan proses dialogis, di mana relasi objek - subjek antara peserta didik dengan tenaga pendidik yang berlaku lazim selama ini mesti diretas, agar pendidikan kembali kepada fitrahnya sebagai wadah dari praktik pembebasan.
Metode ini tentu saja tidak berarti menyampingkan nilai-nilai etika terlebih membenarkan laku tak pantas murid kepada guru selaku orang yang sering disebut "orang tua kedua." Baik Freire maupun ketiga pembicara di Komunitas Kanot Bu sore itu hanya ingin peserta didik muncul sebagai manusia yang diberi ruang dialog secara merdeka, belajar dan sadar akan realitas, kelak hidup sesuai kodrat dan takdirnya sebagai apapun yang telah digariskan Tuhan, bukan yang dipaksa-paksakan.
"Kau suka menendang bola! Jadilah pemain sepak bola! Atau, jadilah apapun menurut hatimu!" demikian yang diucap oleh Viru Sahastrebuddhe dalam film Three Idiots saat cucunya lahir, sementara, Farhan Qureshi, sang narator bersiap-siap hendak mengutuk andai si virus mengatakan bahwa cucunya mesti jadi insinyur seperti dirinya kelak.
Simak video pilihan berikut:
aceh
Terkini Lainnya
Menanti Kehadiran Bioskop Pertama di Aceh
Misteri Penemuan Kerangka Dua Gajah Sumatra di Aceh
Masjid Takarub di Aceh Hangus Terbakar, Petugas Dalami Asal Api
Belajar dengan Cengengesan
Freirean
Komunitas Kanot Bu
Paulo Freire
Bivak Emperom
Aceh
Seniman
Seniman Aceh
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Faldo Maldini Pamitan ke Jokowi Sebelum Maju Pilkada Tangerang
Pilkada Sulteng 2024, PKS Beri Surat Rekomendasi untuk Pasangan Anwar-Reny
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
Puan Respons Wacana Duet Anies-Andika di Pilkada Jakarta 2024: Menarik
TOPIK POPULER
Populer
Kolaborasi Penyanyi dan Restoran Sushi, Ado dan Kura Sushi Sukses Garap Lagu Baru
PT KA Bandung Ubah Jadwal 3 Perjalanan Kereta Api Mulai Juli 2024
Langgar Aturan Domisili, 262 Siswa Dianulir dari PPDB Jabar 2024
Jurus Taktis Bapas Pangkalpinang Awasi 1.638 WBP, Bimbingan hingga Pendampingan
10 Sektor 'Lahan Basah' Investasi Kota Bandung: Ada Pariwisata, Fesyen, dan Infrastruktur
Baifern Pimchanok dan Nine Naphat Resmi Putus Usai Pacaran 2 Tahun
Bukan Cuma Joget-Joget, TikTok Juga Bisa Bangun Minat Baca Masyarakat
Ambung Gila, Permainan Mistis yang Libatkan Roh
Sempat Diprotes Ormas, Festival Kuliner Nonhalal di Solo Kembali Dibuka
Polisi Gagalkan Peredaran 7.200 Botol Oli Palsu Asal Tangerang di Bandar Lampung
Euro 2024
Dapatkan Link Live Streaming Perempat Final Euro 2024 Portugal vs Prancis, Tayang Sesaat Lagi
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Link Live Streaming Euro 2024 Spanyol vs Jerman, Sebentar Lagi Tanding
Link Live Streaming Euro 2024 Portugal vs Prancis, Sabtu 6 Juli Pukul 02.00 WIB
Link Live Streaming Euro 2024 Spanyol vs Jerman Jumat 5 Juli Pukul 23.00 WIB, Duel Raksasa di 8 Besar
Berita Terkini
Hasil Euro 2024: Pedri Cedera, Spanyol Permalukan Jerman 2-1 untuk Tiket Semifinal
Dapatkan Link Live Streaming Perempat Final Euro 2024 Portugal vs Prancis, Tayang Sesaat Lagi
Jangan Sampai Terlewat! Ini Amalan Terbaik Malam 1 Suro, Perspektif Islam
10 Hiu Prasejarah yang Luar Biasa, Bentuknya Sangat Aneh
Pemkot Tangerang Siap Gelar Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis
Polisi Gagalkan Peredaran 7.200 Botol Oli Palsu Asal Tangerang di Bandar Lampung
Ilmuwan Temukan Perubahan Iklim Buat Jamur Lebih Beracun untuk Manusia
13 Hewan Purba Tertua di Dunia yang Masih Hidup Sampai Sekarang
UAH Kisahkan Nabi Ayub AS yang Menolak Mengeluh saat Diuji Allah, Ini Hikmahnya
6 Hewan yang Berkaitan dengan Dewa-Dewi Mesir Kuno, Bahkan Menjadi Simbol
KRI Dewaruci Bersama Laskar Rempah Singgah di Tanjung Uban, Kepri
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Mengenal Sumur Thor, Lubang Raksasa Misterius di Tepi Laut