, Pekanbaru- Sejak abad ketujuh, janji kehadiran gajah pada malam purnama selalu tertunai di Candi Muara Takus, Kabupaten Kampar, Riau. Namun kini, peristiwa yang pernah disaksikan warga asing bernama Yzerman saat berkelana di belantara Sumatra pada 1893 itu sudah tak ada lagi.
Bukan karena keengganan tubuh bergerak melakukan puja di "kota suci" itu, melainkan jumlah yang tak seberapa lagi. Keberadaannya kian minim dari sembilan kasta hewan berbadan bongsor di Pulau Sumatra.
Cerita ini tentang gajah sumatera yang memberi penghormatan tinggi terhadap Candi Muara Takus. Sejak dulu, ketika purnama datang, kawanan gajah yang dikenal dengan kelompok sembilan selalu menghampiri candi.
Advertisement
Baca Juga
Bukan mitos atau cerita pengantar tidur, kisah ini menurut kuncen atau kunci serta juru pandu Muara Takus, Suhaimi Zen, memang benar adanya. Dia pun menjamin peristiwa itu masih berlangsung hingga kini, jika saja gajah tak diusik habitatnya.
"Saya berani jamin, kalau gajah tak dibunuh untuk diambil hutannya, bisa selfie kita sama gajah yang datang untuk melakukan pemujaan di sini. Ini bukan mitos," kata pria yang disapa Ongku Imi ini, Rabu, 22 Mei 2019.
Menurut Ongku Imi, kisah ini selalu diceritakannya sebagai pemandu kepada wisatawan di Candi Muara Takus. Pengunjung diperlihatkan pintu masuk gajah ke candi untuk melakukan pemujaan dan arah pulangnya.
"Apa yang saya sampaikan ke pengunjung hanya sekilas saja, kalau dikupas tuntas kenapa gajah bisa melakukan pemujaan di Muara Takus, itu bisa 300 lembar jika dituliskan," kata Ongku Imi.
Ongku Imi menjelaskan, ada sembilan kelompok gajah datang setiap bulannya ke Candi Muara Takus, tepatnya malam ke-14. Satu persatu gajah datang dari arah hutan lalu berkumpul di salah satu pelataran hingga larut malam menjelang.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Disambut Dewi
Gajah ini datang tanpa diundang. Begitu sampai di pelataran candi, seolah-olah ada pimpinan mengerahkan gajah lainnya setelah terlihat berkomunikasi. Di pelataran ini dimulai ritual dengan berkeliling hingga tiga kali.
"Mereka bergerak memutar sebuah tanggul, biasanya sampai tiga kali. Setelah itu masuk ke lingkungan candi," kata Ongku Imi.
Masuk ke candi, kawanan gajah ini kembali berkumpul dengan seorang pemimpin di depan. Beberapa menit kemudian gajah ini akan mengitari beberapa stupa serta bangunan candi lainnya.
Putaran seiring dengan berbaris ini dilakukan sembilan hingga tiga belas kali. Usai itu, gajah akan berhenti sejenak tanpa ada suara ataupun gerakan kaki.
"Suasana hening, barulah kemudian berputar lagi satu kali lalu ke luar dari lingkungan candi. Satu persatu kembali ke hutan," jelas Ongku Imi.
Sewaktu penunggu ataupun garis keturunan kerajaan pendiri candi masih hidup, biasanya gajah ini akan disambut beberapa orang yang disebut Dewi. Dewi ini disebut keturunan langsung dari penjaga candi.
Di dalam candi, biasanya gajah ini akan diberi pakaian berbentuk selempang. Selain disiram pakai air yang bersumber dari candi, gajah ini biasanya juga diberi makanan dan minuman.
"Begitulah penghormatan penunggu candi di sini serta masyarakat sekitar Muara Takus terhadap gajah," sebut Ongku Imi.
Selama ritual gajah ini berlangsung, keamanan masyarakat sekitar terjamin. Tidak ada gangguan dari gajah karena niatnya memang ingin berziarah sebagai penghormatan terhadap candi.
Advertisement
Asal Sembilan Gajah di Sumatra
Tak hanya gajah, Ongku Imi juga menyebut sejumlah satwa lainnya seperti harimau, rusa, kancil dan kijang, juga datang ke lokasi. Harimau selama ritual berlangsung tidak menumpahkan darah atau memangsa hewan lainnya.
"Seperti yang saya bilang, kalau gajah itu masih ada karena tidak dibunuh akibat pembukaan hutan, bisa dilihat langsung. Saya yang menjamin ini bukanlah mitos," katanya.
Menurut pria yang juga dipanggil Manglin Vbongsu ini, sembilan kelompok gajah ini juga dipercaya sebagai nenek moyang gajah di Sumatra. Beberapa gajah berkembang biak lalu menyebar ke daerah lainnya di Sumatra.
"Istilahnya sembilan induk gajah di Sumatra, ada juga disebut sembilan kasta ataupun sembilan komando," sebut Ongku Imi.
Dia menyebut gajah ini punya hubungan kuat dengan kerajaan yang membangun Candi Muara Takus. Ceritanya, gajah ini memang dibawa ke sana lalu dilepas oleh sejumlah orang yang dipanggil Dewi tadi.
"Dan setiap purnama, induk gajah kembali lagi ke candi untuk melakukan puja dan disambut Dewi tadi," terang Ongku.
Terlepas dari benar atau tidaknya cerita Ongku Imi ini, ada beberapa hal yang menjadi pelajaran. Salah satunya menjaga habitat gajah di mana Kampar dulunya dikenal sebagai salah satu kantong satwa berbelalai itu di Riau.
"Sekarang, gajah masih ada atau tidak, hutannya masih ada atau tidak sebagai tempat tinggalnya. Bukan pembukaan hutan itu namannya pembunuhan terhadap gajah," jelas Ongku Imi.
Simak video pilihan berikut ini:
Terkini Lainnya
Saat Polisi Tangkap Pria Pembawa Senjata Api yang Menyusup ke Massa Aksi 22 Mei
14 Remaja Diamankan di Sukabumi, Bawa Surat Wasiat dan Rencana Ikut Aksi 22 Mei
Tukang Ojek Dipaksa Cium Knalpot Panas Hingga Cacat
Disambut Dewi
Asal Sembilan Gajah di Sumatra
Candi Muara Takus
Perayaan Waisak
Kabupaten Kampar
Gajah Sumatera
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Uruguay vs Brasil, Segera Dimulai
Ketua KPU
Pasca Hasyim Asy’ari Dipecat, Mahfud Sarankan Seluruh Komisioner KPU RI Diganti
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
DPD PSI Jakbar Usul Kaesang hingga Deddy Corbuzier Maju Pilgub Jakarta 2024
Maju Pilkada 2024, Eman Suherman Berkomitmen Tulus Bantu Warga Majalengka
KPU Diminta Perkuat Iman Usai Tercoreng kasus Asusila Hasyim Asy'ari
Lumayan! Ini Besaran Gaji PPS Pilkada 2024 dan Masa Kerjanya, Simak Cara Daftarnya
Bawaslu Sulut Pastikan Pengungsi Gunung Ruang Punya Hak Pilih dalam Pilkada 2024
Nadiem Makarim Masuk Daftar Usulan Cagub DKI dari PSI Jakut
TOPIK POPULER
Populer
Buka Layanan Paspor 'After Hour', Imigrasi Tanjungpandan Raih Penghargaan di Belitung Expo 2024
Ada Favorit Anda di Sini? Simak 10 Anime Musim Semi 2024 versi Filmarks
Momen Kaesang Pangarep dan Erina Gudono Ikut Tapa Bisu di Kirab Malam 1 Sura Pura Mangkunegaran
Anggota DPRD Lampung Tengah Tembak Warga hingga Tewas, Terancam 20 Tahun Penjara
Tambang Emas Suwawa Longsor, Puluhan Orang Dilaporkan Tertimbun
Dampak Positif Olahraga terhadap Kesehatan Mental
Pemblokiran Jalan Desa di Tasikmalaya Berakhir, Pemilik Lahan Senyum-Senyum Dapat Duit Rp10 Juta
Berkunjung ke Sentra Kerajinan Rajapolah, Surganga Prakarya di Tasikmalaya
Seorang Warga Tewas Tertembak di Bagian Kepala, Pelakunya Diduga Anggota DPRD Lampung Tengah
Catat, 6 Rekomendasi Kuliner Nikmat di The Hallway Space Bandung
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Tampil Kompak, Ini 7 Potret Andrea Dian dan Ganindra Bimo Nonton Euro 2024 di Jerman
Berita Terkini
Memupuk Sukma dengan Senam Tera
Penjualan Bitcoin NFT Turun 48%, Kini di Bawah Ethereum
Kementerian ESDM Buka Informasi Lowongan Kerja Energi Terbarukan secara Daring, Cek Linknya
Kisah Tirakat Terberat Syaikh Abdul Qadir al-Jilani saat Berguru kepada Nabi Khidir
Timnas Indonesia PUBG Mobile Siap Taklukkan IESF World Esports Championship 2024 Riyadh!
Chand Kelvin Resmi Nikahi Dea Sahirah: Yang Dinanti Terwujud Juga
Metro Sepekan: Suami di Tangerang Tega Bakar Istri, Ini Alasannya
6 Fakta Menarik Gunung Sawal di Ciamis yang Dihuni Populasi Macan Tutul Langka
DPD PSI Jakbar Usul Kaesang hingga Deddy Corbuzier Maju Pilgub Jakarta 2024
IHSG Berpeluang Menguat Terbatas, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 8 Juli 2024
Bos Besar BYD Sambangi Dealer Baru di Jantung Kota Jakarta
Peringatan Suhu Panas Meluas di British Columbia
Netanyahu Ogah Hentikan Perang di Jalur Gaza
5 Tanda Anda Memiliki Gaya Keterikatan Cemas dalam Hubungan
Spanyol Segera Rilis Paspor Porno Digital yang Berlaku 30 Hari, Apa Fungsinya?